KORELASI
SHANDIYANO PUTRA
VRISKA DWINANDA FITRI
Hubungan antar variabel :
a. Hubungan Simetris
b. Hubungan Asimetris
c. Hubungan Resiprokal
• suatu peristiwa atau kejadian memiliki
keterkaitan dengan peristiwa lain.
Dalam ranah metodologi situasi seperti itu dikenal dengan
sebutan Hubungan Sebab Akibat
• Hubungan atau korelasi antara kejadian satu dengan
kejadian yang lainnya dapat dinyatakan dengan
adanya perubahan nilai variabel
Misalnya :
• variabel harga (X) naik turunnya harga dinyatakan
dalam perubahan nilai X
• variabel hasil penjualan (Y) naik turunnya hasil penjualan
diperlihatkan dari perubahan pada nilai Y
Langkah
identifikasi variabel
awal
Analisis Korelasional
merupakan cara untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antar 2 variabel
Korelasi Negatif
• KP (coeficient of determination) = r2
*r = koefisien korelasi
• Kontribusi X Y = r 2 x 100%
Korelasi Product Moment
• Fungsi :
1. Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel
2. Untuk mengetahui arah atau bentuk hubungan
3. Untuk mengetahui keeratan hubungan
4. Dasar untuk melakukan prediksi
Syarat :
1. Berhadapan dengan 1 sampel yang diambil secara
random
2. Masing-masing unit analisis atau elemen sampel
memiliki 2 variabel (X dan Y)
3. Masing-masing variabel yang diukur menghasilkan data
paling rendah berskala interval
4. Data harus mengikuti garis lurus/ linier
5. Diharapkan berdistribusi normal
Tes Statistiknya:
(1) ∑xy Keterangan :
r = koefisien korelasi yang
rxy = ---------------- dihitung
x = deviasi rata-rata variabel X
√ ∑x ² . ∑y ² y = deviasi rata-rata variabel Y
(2) N ∑XY - ∑X . ∑Y
r xy = -----------------------------------------------------
√ [ n∑X ² - ( ∑ X) ² ] [( n∑Y² - (∑ Y)²]
Titik Kritis
Terletak pada Tabel Pearson atau r product moment pada berbagai n dan taraf
signfikansi
• Kelebihan:
(a) Memudahkan melakukan analisis;
(b) Tidak melibatkan penghitungan yang rumit;
(c) Secara langsung dapat diketahui kecenderungan data
sehingga dapat diidentifikasi arah/ bentuk hubungan
korelasi silang
• Operasi matematik pada korelasi mirip dengan pada konvolusi
• Konvolusi dapat digunakan untuk menentukan output suatu
sistem dengan input sinyal x(n), bila respon impuls dari sistem
h(n) diketahui
y ( n) x ( n) * h( n) x ( k ) h( n k ) h( k ) x ( n k )
k k
Contoh
Tentukan korelasi silang dari kedua sinyal berikut :
x (n ) {,0,0,2,1,3,7,1,2 3,0,0, }
y(n ) {,0,0,1,1,2,2,4,1,2,5,0,0, }
• Jawab :
Perhitungan korelasi lebih sederhana dari konvolusi, yaitu tidak
perlu dilipat, salah satu sinyal langsung digeser, dikalikan dan
dijumlahkan
0 0 2 -1 3 7 1 2 -3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 7
1 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 13
2 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -18
3 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 16
4 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -7
5 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 5
6 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 -3
7 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0 0
0 0 2 -1 3 7 1 2 -3 0 0
-1 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0
-2 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 33
-3 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 -14
-4 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 36
-5 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 19
-6 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 -9
-7 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 10
-8 0 0 1 -1 2 -2 4 1 -2 5 0 0
SIFAT-SIFAT KORELASI SILANG
• Misalkan x(n) dan y(n) adalah dua buah sinyal energi
(energinya terbatas)
Ex x (n) rxx (0)
n
2
Ey (n) ryy (0)
y 2
n
n
( n ) b 2
(n k ) 2ab x (n )y(n k ) 0
y 2
n n
y(n ) ax (n D) w (n )
TERIMA KASIH