Anda di halaman 1dari 36

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR

MENGIKUTI PROSEDUR
KESELAMATAN, KESEHATAN
KERJA, DAN LINGKUNGAN
OTO.SM01.001.01

BUKU INFORMASI

DICETAK DAN DIPERBANYAK OLEH


CV ANUGRAH CIPTA SENTOSA
Jalan lawata No 19 D Telp 0401 3129029 Kendari Sulawesi tenggara
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 2 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................................................................................................... 1

BAB I PENGANTAR .........................................................................................2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ..................................2


1.2. Penjelasan Modul...........................................................................2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)..............................................4
1.4. Pengertian-pengertian Istilah..........................................................4

BAB II STANDAR KOMPETENSI.......................................................................6

2.1. Peta Paket Pelatihan ......................................................................6


2.2. Pengertian Unit Standar .................................................................6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .....................................................7
2.3.1. Judul Unit ......................................................................7
2.3.2. Kode Unit .......................................................................7
2.3.3. Deskripsi Unit .................................................................7
2.3.4. Elemen Kompetensi ........................................................8
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ........................................................8
2.3.6. Batasan Variabel .............................................................10
2.3.7. Panduan Penilaian ..........................................................11
2.3.8. Kompetensi Kunci ...........................................................13

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ................................................14

3.1. Strategi Pelatihan ........................................................................14


3.2. Metode Pelatihan ........................................................................15

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ...............................................................16

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ....................................................................................... 34

5.1. Sumber Daya Manusia .................................................................34


5.2. Sumber-sumber Perpustakaan .....................................................35
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ...............................................36

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 1 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh
Kriteria Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh


keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif
ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual / mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
Isi Modul

Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan
dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual /
mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :


 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 2 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)

Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 3 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 4 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan


Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul – modul lain
yang berkaitan diantaranya :
2.1.1. Buku-buku yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja

2.2. Pengertian Standar Kompetensi

Apakah Standar Kompetensi?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :


a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk


“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian


kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 5 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

2.3.1 Judul Unit : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan


Lingkungan

2.3.2 Kode Unit : OTO.SM01.001.01

2.3.3 Deskripsi Unit


Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk :
 Menghindari bahaya pada tempat kerja
 Pemeliharaan kebersihan perlengkapan area tempat kerja
 Pengidentifikasian jenis perlengkapan kebakaran dan penggunaannya
 Prosedur pelaksanaan gawat darurat
 Mengikuti prosedur keselamatan yang meliputi pertolongan pertama dan CPR

Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental
pengenalan alat ukur dan komponen-komponen mesin.
2.3.4 Elemen Kompetensi
2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Mengikuti prosedur 1.1 Bahaya pada area kerja dikenali dan dilakukan tindakan
pada tempat kerja pengontrolan yang tepat.
untuk 1.2 Kebijakan yang sah pada tempat kerja dan prosedur
mengidentifikasi pengontrolan resiko diikuti.
bahaya dan metode
menghindarinya 1.3 Tanda bahaya dan peringatan dipatuhi.
1.4 Pakaian pengamanan digunakan sesuai dengan SI
(Standard Intenational).
1.5 Teknik dan pengangkatan/pemindahan secara manual
dilakukan dengan tepat.

02 Memelihara 2.1 Perlengkapan dipilih sebelum melakukan pembersihan


kebersihan peralatan dan perawatan secara rutin.
dan area kerja 2.2 Metode yang aman dan benar digunakan untuk
pembersihan dan pemeliharaan perlengkapan.
2.3 Peralatan dan area kerja dibersihkan/dipelihara sesuai
dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala,
tempat penerapan, dan spesifikasi pabrik.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 6 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

03 Menempatkan dan 3.1 Jenis pemadam kebakaran yang sesuai diidentifikasi


meng-identifikasi dengan pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat
jenis pemadam kerja.
kebakaran, 3.2 Seluruh kegiatan penerapan pemadaman kebakaran
penggunaannya dan dan prosedur kerja dilakukan berdasarkan SOP
prosedur (Standard Operation Procedures), peraturan K3L
pengoperasi-an di (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan), dan
tempat kerja prosedur/ kebijakan perusahaan.

04 Melakukan prosedur 4.1 Prosedur perlindungan mesin diikuti pada saat tanda
darurat bahaya muncul.
4.2 Prosedur peringatan/evakuasi diikuti di tempat kerja.
4.3 Prosedur gawat darurat diikuti secara profesional
dengan tepat untuk melindungi mesin pada saat
keadaan tanda bahaya muncul.
4.4 Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk
memanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh
orang yang berwenang untuk melakukan hal tersebut.

05 Menjalankan dasar- 5.1 Kebijakan/prosedur keamanan dijalankan berdasarkan


dasar prosedur pelatihan perusahaan dan undang-undang yang
keamanan berlaku.
5.2 Seluruh keamanan yang berhubungan dengan
kejadian dicatat/dilaporkan pada formulir yang sesuai.
5.3 Seluruh staf disarankan menggunakan prosedur
keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam
penerapannya.

06 Melakukan prosedur 6.1. Seluruh kegiatan penerapan pemadaman kebakaran


penyelamatan dan prosedur kerja dilakukan berdasarkan SOP
pertama dan (Standard Operation Procedures), peraturan K3L
prosedur pe- (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan), dan
nanganan orang prosedur/kebijakan perusahaan.
pingsan (Cardio-
Pulmonary
Resuscitation, CPR)

07 Mengikuti prosedur 7.1. Tindakan pengamanan terhadap limbah, padat, cair,


pada tempat kerja gas, dan kebisingan di tempat kerja dikenali dan
untuk pengamanan dilakukan dengan tepat.
dan pengendalian 7.2. Seluruh kegiatan pengendalian dan pengamanan
limbah limbah dan polusi di tempat kerja dilakukan

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 7 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures),


peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan), dan prosedur/kebijakan perusahaan.

BATASAN VARIABEL

1. Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk jasa pelayanan pemeliharaan dan
perbaikan di bidang perbengkelan sepeda motor.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :


2.1 Spesifikasi pabrik untuk kendaraan.
2.2 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
2.3 Lembaran data keamanan material.
2.4 Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
2.5 Kebijakan/prosedur keamanan.
2.6 Prosedur/kebijakan kecelakaan.
2.7 Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
2.8 Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation).
2.9 Kode area tempat kerja.

3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:


3.1 Undang-undang tentang K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan).
3.2 Penghargaan di bidang industri.

4. Peralatan-peralatan dapat termasuk:


4.1 Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
4.2 Pakaian keamanan individual.
4.3 Perlengkapan dan bahan kebersihan.
4.4 Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
4.5 Bahan pembersih dan pelumas.
4.6 Pakaian yang aman.

5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Membersihkan peralatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau
secara manual.
5.2 Mencatat kecelakaan dan potensial terjadinya bahaya.
5.3 Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
5.4 Melakukan keputusan dalam komite manajemen K3L.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 8 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks:

1.1 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui


pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan.
1.2 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan
yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama.
Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, maka penilaian dapat
dilakukan melalui simulasi.
1.3 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa
pengawasan langsung.

2. Aspek-aspek penting:

Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan


kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang
berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut:
2.1 Pelaksanaan prosedur darurat.
2.2 Pemilihan yang tepat untuk perlengkapan kebakaran jika dibutuhkan.
2.3 Pemeliharaan kebersihan mesin, perlengkapan pada area kerja.
2.4 Pengidentifikasian dan pencegahan bahaya di tempat kerja.
2.5 Penerapan prosedur pertolongan pertama dan CPR.
2.6 Penerapan prosedur keamanan dasar.

3. Pengetahuan dasar:

3.1 Undang-undang tentang K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan


Lingkungan).
3.2 Prosedur keamanan tempat kerja.
3.3 Persyaratan pemeliharaan perlengkapan dan area kerja.
3.4 Identifikasi bahaya dan pencegahan dalam tempat kerja.
3.5 Prosedur pertolongan pertama.
3.6 Prosedur CPR.
3.7 Prosedur keamanan dasar.
3.8 Penggunaan dan penerapan alat pemadaman kebakaran yang tepat.
3.9 Prosedur penanganan secara manual.
3.10 Syarat keselamatan diri.
3.11 Simbol-simbol bahaya.

4. Penilaian praktek:

4.1 Mengakses informasi yang aman.


4.2 Memelihara catatan yang berhubungan dengan keamanan.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 9 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

4.3 Menggunakan perlengkapan dan perlengkapan yang benar.


4.4 Melaporkan dan/atau mengurangi potensial terjadinya bahaya.
4.5 Memelihara kebersihan mesin, perlengkapan dan area kerja.
4.6 Menempatkan dan mengidentifikasi perlengkapan pemadam kebakaran.
4.7 Melakukan prosedur darurat.
4.8 Melakukan prosedur keamanan dasar.
4.9 Bertindak sesuai dengan keadaan bahaya.
4.10 Menggunakan teknik penanganan secara manual.
4.11 Memperagakan prosedur pertolongan pertama dan CPR.

KOMPETENSI KUNCI :

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa 2
informasi
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan Ide dan Teknik Matematika 1
6. Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 10 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang


sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar


dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat


pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau


orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.


b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 11 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur


dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar
memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 12 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan dan sasaran umum dari undang – undang keselamatan dan kesehatan kerja
untuk semua wilayah dapat dirangkum dalam pernyataan sebagai berikut:

Apakah sasaran undang – undang tersebut :

Pada intinya undang – undang menyediakan kerangka kerja untuk meningkatkan


standart keselamatan dan kesehatan kerja, dan mengurangi kecelakaan akibat kerja
serta penyebaran penyakit.
Sasaran undang – undang tersebut adalah:
 Untuk menjaga kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan tiap orang pada saat
bekerja.
 Untuk melindungi setiap orang saat bekerja terhadap resiko pada keselamatan
dan kesehatannya.
 Untuk membantu menjaga keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
 Untuk mengurangi tiap sumber yang beresiko pada kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan orang saat bekerja.
 Untuk menyediakan kebutuhan pegawai dan perusahaan serta asosiasi yang
mewakili pegawai dan perusahaan dalam merumuskan dan mewujudkan standart
keselamatan dan kesehatan kerja.
Sasaran undang –undang sebaiknya diamati ketika diterjemahkan pada bagian lain dari
undang – undang.
Untuk hak –hak yang tidak utama bervariasi antar wilayah sesuai permohonan setiap
pembuat undang – undang yang relevan dengan pemerintah pusat dan wilayah
pemberlakuan undang - undang keselamatan dan kesehatan kerja.

Tanggung Jawab

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tanggung jawab bersama antar pengusaha
dan pegawai / karyawan.

Tanggung Jawab Perusahaan

Perusahaan menuntut tersedianya dan terpeliharanya sejauh yang dapat dilakukan


untuk para pegawai suatu lingkungan kerja yang aman tanpa resiko terhadap
kesehatannya.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 13 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Kewajiban khusus sebagai contoh tata tertib apa diperlukan untuk ditaati dengan
kewajiban umumnya termasuk :
 Penyediaan dan perawatan pabrik dan sistem kerja ( seperti : langkah kerja rutin
dan frekuensi kerja )
 Pengaturan sistem keamanan kerja dalam hubungan dengan tanaman dan zat
kimia ( seperti : toksik kimia, debu, dan serat )
 Penyediaan lingkungan kerja yang aman ( seperti : pengendalian tingkat suara
dan getaran )
 Penyediaan fasilitas kesejahteraan yang memadai ( seperti : lokasi keberihan diri,
tempat menyimpan barang, tempat makan / kantin )
 Penyediaan tempat yang memadai untuk informasi bahaya yang sesuai instruksi
latihan dan pengamatan para pegawai, yang dapat memberikan rasa keamanan
kerja.
Para pengusaha memberikan upah yang sama untuk pekerja lepas dan para pegawainya
yang bekerja ditempat bekerja. Upah tersebut dapat diperpanjang untuk urusan lebih
yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ini meliputi contoh pekerja sampingan yang
besar yang terdapat pada seluruh perusahaan dan beberapa kontraktor lepas yang
menyelenggarakan jenis pekerjaan berbeda.
Selanjutnya perusahaan diminta untuk melaksanakan semampunya untuk :

 Memonitor kesehatan pegawainya


 Simpan informasi dan rekaman tiap pegawai untuk pemeriksaan kesehatan dan
keselamatannya.
 Perusahaan atau pengguna dapat menggantikan person dengan kualifikasi yang
sesuai dengan saran yang diberikan sehubungan dengan keselamatan dan
kesehatan para pegawainya.
 Personil yang telah dipilih dengan tepat pada tingkat senioritas akan menjadi
wakil anggota diperusahaan saat muncul permasalahan keselamatan dan
kesehatan kerja atau saat anggota keselamatan dan kesehatan kerja menyimpang
dari undang – undang yang berlaku.
 Memonitor keadaan setiap tempat kerja dibawah pengendalian dan pengaturan
perusahaan.
 Menyediakan informasi untuk para pegawainya termasuk didalamnya pemakaian
bahasa yang cocok dengan sikap menghargai pada keselamatan dan kesehatan
ditempat kerja termasuk nama personil yang dibutuhkan pegawai untuk membuat
penyelidikan atau pengaduan yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.

Tanggung Jawab Pegawai

Kewajiban para pegawai seperti dinyatakan dibawah ini:


Saat bekerja seorang pegawai harus:

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 14 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

A. Memiliki sikap yang semestinya untuk peduli pada dirinya atas keselamatan dan
kesehatannya dan untuk keselamatan dan kesehatan semua orang yang mungkin
dapat terkenal dengan bertindak atau mengikuti aturan ditempat kerja.
B. Bekerjasama dengan perusahaannya dengan menghargai tindakan yang diambil
oleh perusahaan untuk diikuti dengan beberapa syarat yang ditentukan dengan
atau hukum yang berlaku.
Sebagai tambahan para pegawai tidak boleh dengan sengaja atau sembarangan
mencampuri atau menyalahgunakan peralatan keselamatan yang telah disediakan.
Para pegawai tidak boleh dengan sengaja pengambil resiko terhadap keselamatan dan
kesehatan pegawai lain.

REHABILITASI

Rehabilitasi ditujukan saat pemulihan sedekat mungkin dengan tempat yang mungkin
terjadinya luka terhadap kerja baik untuk secara psikis, psikologis, social, kejuruan, dan
kondisi ekonomi yang dialami sebelum luka maupun selama menderita.
Semua fasilitas rehabilitasi dan asosiasi disediakan dana termasuk untuk tindakan
rehabilitasi seperti konseling psikoterapi, bimbingan bidang jurusan, pelatihan relaksasi,
biro perjalanan, akomodasi, dan biaya kehadiran, pelatihan rehabilitasi, peningkatan
kecakapan kerja, atau pelatihan untuk sesuatu yang lain seperti karir, tempat kerja,
kendaraan, dan modifikasi rumah, service peralatan rumah tangga, petugas servis yang
dipanggil.

KEWAJIBAN PERUSAHAAN DAN PEGAWAI

Perusahaan harus mengusahakan segala upaya untuk menyediakan atau menempatkan


pegawai kantor untuk menolong pekerja yang mendapat luka dan bekerja sama dalam
latihan.
Pekerja yang luka harus mendapatkan perlakuan yang semestinya rehabilitasi dan
pelatihan pekerjaan yang sesuai keuntungan dapat ditinjau kembali jika upaya yang
semestinya sudah tidak dapat dilakukan.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA DI TEMPAT KERJA


Prinsip Pencegahan dan Pengendalian
Prinsip – prinsip pencegahan dan pengendalian dapat diperinci dalam 4 bagian:
1. Antisipasi
2. Identifikasi
3. Penilaian dan Evaluasi
4. Pengendalian

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 15 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Terjadinya luka dan sakit di tempat kerja

Sakit dan luka dapat dicegah dengan menjalankan praktek manajemen yang baik
dengan setiap orang yang bertanggung jawab dan tetap komitmen. Bilamana organisasi
gagal untuk mengedalikan angka jumlah luka dan penyakit sisi yang sering muncul
adalah :
1. Kurangnya komitmen untuk mengatur keselamatan dan kesehatan kerja dan
kurangnya pengertian tentang besarnya manfaat keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. Tempat kerja, lokasi pabrik., dan peralatan yang tidak aman.
3. Pegawai yang jarang dan kurang terlatih.
4. Rendahnya komunikasi, supervise, dan instruksi.

Definisi bahaya

 Segala zat kimia yang menyebabkan luka.


 Keadaan bahaya yang dapat mempengaruhi pekerja dan pekerjaannya.
 Proses kerja yang dapat menyebabkan luka.

Definisi kecelakaan

Suatu peristiwa yang tidak direncanakan atau yang tidak diharapkan yang
menyebabkan luka atau kematian.

Jenis bahaya pada tempat kerja.

1. Fisik
Suara, getaran, penerangan, listrik, panas dan dingin, debu yang mengganggu,
api / ledakan mesin gerinda, ruang kerja.
2. Kimia
Gas, debu, asap, uap dan cairan
3. Ergonomik
Rancangan perkakas, peralatan, rencana tugas / pekerjaaan, rancangan stasiun
kerja, penanganan secara manual.
4. Radiasi
Mikrovawe, infra merah, ultra violet, laser ( nono ionisasi ), dan sinar X, sinar
gamma ( ionisasi ).
5. Psikologi
Pergantian kerja, beban pekerjaan, kesepakatan dengan masyarakat, godaan,
perbedaan, perlakuan yang berbahaya, suara frekuensi rendah yang konstan.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 16 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

6. Biologis
Infeksi, bakteri dan virus seperti hepatitis.

Pencegahan dan Pengendalian Bahaya

Keselamatan dan kesehatan kerja melindungi para pekerja dari bahaya tempat kerja.
Sebagian besar kecelakaan ditempat kerja sebenarnya dapat dicegah dengan
menggunakan beberapa prinsip berikut ini:
1. Mengurangi penyebab bahaya.

Contohnya adalah : Menghilangkan bahan kimia berbahaya dari proses.


Menghilangkan suara mesin dari tempat dimana orang bekerja
dengan tenang.

2. Mengganti bahan berbahaya.

Contohnya adalah : Menggunakan pembersih yang tidak mudah terbakar.


Menggunakan peralatan hidrolik dan pneumatik sebagai
pengganti alat listrik.
Alat vakum pembersih sebagai pengganti sikat penghilang
karat.
Menggunakan alat pengangkat sebagai pengganti cara
manual.

3. Mengendalikan bahaya
Jika bahaya tidak dapat dikurangi atau digantikan cara terbaik berikutnya adalah
dengan mengendalikan sumber bahaya tersebut.

4. Melakukan kerja yang aman


Banyak variasi untuk memperkenalkan prosedur yang aman untuk meyakinkan
para pekerja sehat dan aman termasuk :
 Membeli polis asuransi untuk keamanan
 Melatih para pegawai
 Mengadakan pemutaran jadwal kerja
 Langkah khusus pencegahan pada bahan kimia dan proses kerja yang
berbahaya
 Sistem kerja untuk meyakinkan keamanan para pekerja sebagai contoh :
sistem untuk ijin kerja, prosedur penguncian dan sebagainya.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 17 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

5. Peralatan perlindungan diri.

Peralatan perlindungan diri mungkin dipandang sebagai usaha terakhir dan hanya
dipertimbangkan saat pemeriksaan sebagai langkah pengendalian yang sesuai.
Peralatan perlindungan diri meletakkan tanggung jawab kembali pada setiap
pegawai.
Penggunaan peralatan perlindungan diri sering kali dilihat sebagai barang yang
murah untuk melindungi para pekerja. Meskipun demikian langkah pengendalian
ini memiliki beberapa masalah dan biasanya diakibatkan perlindungan pekerja
yang tidak memadai. Ada beberapa alasan untuk hal itu:
Peralatan perlindungan diri mungkin tidak nyaman untuk dipakai karena itu
sering kali kesulitan mendapatkan pekerja yang memakainya.
Peralatan perlindungan diri harus cocok dengan pribadi pekerja, bila terjadi
sebaliknya itu akan menjadi tidak tepat dikenakan dan gagal melindungi
pemakainya.
Orang yang bertanggung jawab untuk memilih Peralatan perlindungan diri
hanya memiliki sedikit atau tidak memilih pengetahuan pentingnya batas –
batas penggunaan alat tersebut.
Pemeliharaan standart sering tidak baik menjadikan Peralatan perlindungan
diri tidak dapat dipakai.

6. Antisipasi

Bila organisasi melakukan persiapan menghadapi peristiwa yang tidak diharapkan


seperti kecelakaan ditempat kerja, kebakaran, kebocoran zat kimia atau ancaman
bom dampak dari peristiwa tersebut dapat diperkecil. Peristiwa itu tidak murni
karena kecelakaan yang tidak terduga hanya orang yang enggan atau tidak mau
mengantisipasi atau mempersiapkan diri.

Penataan Tempat Kerja

Adalah suatu hal yang penting dalam menata tempat kerja yang baik. Hal ini dapat
mencegah kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit.
Penataan Tempat Kerja berarti :
Semua area kerja dan area penyimpanan harus bersih, rapi, dan teratur.
Menyingkirkan barang – barang dan peralatan yang tidak penting / tidak terpakai.
Ciri – ciri penataan tempat kerja yang buruk:
1. Pencahayaan minim, kotor dan tidak rapi.
2. Bahan – bahan, peralatan dan sisa bahan terletak dilantai dan bangku kerja.
3. Antar mesin tidak terdapat tempat yang cukup untuk berjalan.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 18 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Ketidakbersihan dan ketidakrapian mungkin dapat diterima secara normal dalam tempat
kerja akan tetapi yang dibutuhkan bukan hal yang seperti itu. Setiap individu pada
tempat kerja harus berperan serta dalam mengembangkan dan menjaga penataan
tempat kerja yang sistematis.

Penataan yang bagus memungkinkan bagi setiap pekerja dapat mencurahkan


perhatiannya pada pekerjaan yang diberikan secara penuh.
Penataan tempat kerja terhadap bahan – bahan kimia harus dilihat bahayanya dengan 4
hal :
Innalasi / pernapasan ( terhirup )
Absorbsi ( mengenai kulit )
Ingesti / tenggorokan ( tertelan ).
Injeksi / tertusuk

Faktor – faktor yang mempengaruhi penataan tempat kerja


Terdapat 3 persyaratan utama untuk penataan tempat kerja yang baik.
1. Lay out yang sesuai dan penataan peralatan dan fasilitas yang baik.
2. Penanganan dan penyimpanan material yang benar.
3. Kebersihan dan kerapian.

Untuk menentukan area kerja harus diperiksa :

Apa yang harus dikerjakan untuk menyediakan ruang kerja yang cukup luas dan sesuai
dengan kebutuhan dan tempat yang cukup untuk penyimpanan seluruh peralatan dan
bahan / material dan menyediakan fasilitas yang tepat untuk pemindahan material.
Seluruh mesin – mesin, bangku – bangku kerja dan perlengkapan lain harus diatur untuk
memberikan ruang pergerakan yang cukup bagi pekerja dan peralatan – peralatan
portablenya. Seluruh barang yang tidak berguna harus disingkirkan. Material dan
peralatan portable harus hanya disimpan diruang penyimpanan.

Penataan Tempat Kerja Yang Buruk


Penataan Tempat Kerja Yang Buruk ditampakkan dari:

Tidak terpenuhinya standart lay out tempat kerja dan standart peralatan.
 Penataan ulang yang tidak sah.
Peralatan tidak terletak pada tempat yang telah ditentukan pada perencanaan
yang sudah disetujui.
 Peralatan yang rusak atau usang.
 Peralatan portable yang berceceran

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 19 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

 Kebocoran
Bahaya kebocoran angin, gas, air, atau zat pendingin.
 Tonjolan keluar
 Tumpukan barang yang tidak stabil
 Jalan kerja yang kacau
 Peralatan yang terbebani secara berlebihan
 Peralatan pengganti atau darurat
 Resiko kesehatan
 Lantai dan dinding yang kotor
 Pencahayaan yang kurang
 Peralatan kotor yang tidak perlu
 Kamar kecil yang kotor
 Perlengkapan pribadi
 Sampah dan sisa – sisa potongan bahan
 Bahaya benda – benda yang menonjol keluar.

Metode Pembersihan

Banyak orang menggunakan angin dari kompresor untuk menghilangkan debu dari
pakaian, bangku kerja, struktur, alamri dan fitting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan
berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya
dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres dapat menyebabkan kanker paru –paru. Hal ini
tidak secara luas disadari bahwa hampir semua short fibre terhirup paru –paru dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vakum cleaner yang tepat dengan alat
untuk menjangkau sudut – sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik
adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat – alat pembersih dan sabun detergen atau
larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan pindahkan material yang tidak diperlukan ketempat
dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat pembuangan
sampah. Jangan disebarkan di atas lantai.
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodic dan isinya
dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan / dianjurkan.

Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan dalah tidak cukupnya tempat atau
ruang untuk meletakkan barang – barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat
diatasi dengan menambah rak – rak peralatan dan material.
Faktor – faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang:

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 20 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.


 Barang – barang yang sering digunakan diletakkan pada tempat yang terdekat
dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
 Alarm, lampu penerangan, saklar dan kontrol panel, peralatan P3K dan fasilitas
cuci semuanya ini harus berfungsi dengan baik.
 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai / didapatkan.
 Jalan keluar / masuk kerja harus bebas hambatan.
 Tabung – tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun
disimpan didalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS
rekomendasi.
Wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan dengan peralatan
penanganan mekanik yang sesuai.
 Pipa – pipa, ruji – ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan –
lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung – ujungnya atau didalam rak.
 Lembaran baja khususnya plat tipis berbahaya jika diangkat dengan tangan harus
ditangani secara mekanik.
 Material yang mudah terbakar tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Pemeliharaan dalam penataan tempat kerja

1. Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau


memperbaiki kendaraan, peralatan – peralatan atau mesin – mesin.
 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Jika
berhubungan dengan kelistrikan, putuskan dari segala sumber listrik
 Bersihkan komponen agar tidak terkena kotoran
 Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan diatas.
 Gunakan peralatan yang cocok dan jangan sampai melebihi beban kerjanya.
 Sebelum membuka tabung tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika
tabung tersebut berisi cairan.
 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang
benar bukan dibuang pada saluran air.
 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas kedalam container
 Simpan bagian – bagian yang tidak terbungkus dalam suatu form atau urutan.
 Gunakan system pelabelan jika anda belum terbiasa dengan assembling /
perakitan.
 Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan
atau jalan masuk.
 Amankan sudut – sudut tajam, tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.
 Gunakan penutup debu jika diperlukan.
 Ganti bagian / part yang rusak.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 21 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

 Setelah merakit ulang lrpaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang
rusak.
 Hilangkan kebocoran – kebocoran.
 Buang barang yang sudah tidak digunakan lagi.

2. Bagi pekerja yang akan bekerja pada kerja bangku

 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan
setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai ditempat yang dekat
dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam
kerja.
 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempatnya.
 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang / benda kerja anda tercecer di
daerah kerja selain daerah kerja anda.
 Setiap 3 bulan cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian
dilanjutkan dengan laci dan almari anda. Simpan kembali atau buang barang
yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat –zat
kimia dan produk – produk bahan bakar.
 Hindari menghias bangku kerja, didng almari dan sebagainya dengan gambar
yang tidak sopan, pakaian dan kertas kerja.

3. Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin – mesin ( mesin pengangkat,


mesin bubut, dll )

 Gunakan rak – rak, laci dan almari untuk menyimpan alat – alat dan setiap
alat mempunyai tempat sendiri – sendiri. Simpan alat yang sering digunakan
ditempat yang dekat dan benda / alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai bekerja.
 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.
 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap 3 bulan.
 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan
segera jika timbul karat.
 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menghentikan
penyebabnya.
 Kembalikan seluruh alat ke tempatnya semula pada setiap akhir pekerjaan.
 Rawat dan perbaiki mesin saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih
diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 22 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

PENGENDALIAN POLUSI DITEMPAT KERJA

Benda –benda dapat merusak tubuh seseorang dengan 4 cara:


1. Mengambil nafas ( inhalation )
2. Bersentuhan dengan kulit ( Absorbtion )
3. Menelan ( Ingestion )
4. Terkena benda runcing ( Injection )

Bahaya

Adalah akibat yang dirasakan dalam tubuh manusia yang bisa akut atau kronis bahkan
kedua – duanya.
Bahaya yang akut adalah reaksi langsung pada bahaya yang mengenainya. Misalnya :
timbul bintik – bintik merah, batuk – batuk, sulit bernafas. Akibat terkena bahaya akut
dapat pula lama atau cacat / kerusakan yang permanen pada tubuh kita.
Bahaya yang kronis mungkin tidak segera kelihatan jelas dan akibatnya lama tidak
dirasakan si penderita. Bahaya yang kronis umumnya tidak dapat sembuh. Misalnya :
kanker yang disebabkian oleh pengaruh asbes.
Berikut ini adalah contoh – contoh garis besar akibat yang dapat timbul pada tubuh kita
dari polutan yang tidak jelas ditempat kerja:

 Polutan atmosfer
 Karat dan bahan kimia beracun
 Suara yang terlalu keras
 Radiasi
 Getaran
 Gerakan badan atau tangan yang berulang – ulang dan melelahkan
 Lingkungan yang panas atau dingin

Bahan Kimia Beracun dan Penyebab Karat

Berbagai bahan kimia dan bahan – bahan lain digunakan di tempat kerja. Banyak dari
bahan – bahan ini beracun, menyebabkan karat, atau mengandung sifat berbahaya
lainnya. Bersinggungan dengan bahan kimia harus dihindari seminimal mungkin untuk
mengurang resiko yang tidak perlu. Jangan menggunakan bahan kimia / bahan
berbahaya lain sampai anad puas betul bahwa semua syarat kesehatan telah anda
penuhi termasuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Akibat – akibat utama bahan
beracun dan penyebab karat.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 23 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Penyebab Akibat

Bahan penyebab karat Membakar kulit, mata, paru – paru


Bahan beracun Kerusakan pada tubuh yang akut dan
kronis
Bahan yang menyebabkan iritasi Sakit kulit atau kerusakan paru – paru
Bahan yang sensitive Asma dan reaksi alergi lainnya.
Bahan yang berbau menyengat Mendesak oksigen dalam paru – paru
yang mengkibatkan kekurangan oksigen
Bahan yang mudah meledak Kerusakan karena panas atau api.

Suara yang Terlalu Keras

Ada 3 bahaya yang mungkin terjadi jika kita mendengar suara yang terlalu bising /
keras:
1. Suara itu mengganggu komunikasi bicara dan tidak mendengar tanda bahaya
dan karenanya bisa menyebabkan kecelakaan.
2. suara itu menurunkan moril, efisiensi, dan kepedulian umum dari para pekerja
dan hal ini mungkin menyebabkan kecelakaan dan meningkatkan tingkat stress.
3. Suara yang tinggi berakibat langsung pada pekerja dengan pendengaran yang
tidak seimbang dan dapat mengakibatkan tunarungu dalam kasus yang serius.

Beberapa contoh kasus dari tingkat suara dan akibatnya:


Sumber Suara Tingkat Akibat yang Ditimbulkan

Percakapan pada umumnya 60 – 65 dB ( A ) Dapat mengganggu


Rata–rata mobil jarak 10 m 70 -75 dB ( A ) percakapan dan tidak
nyaman 80 dB ( A )
Pabrik pada umumnya
Grinda sudut 90 dB ( A ) Dapat menyebabkan sakit
Truk besar 90 dB ( A )
Gergaji bulat 100 dB (A )
Gergaji rantai 110 dB (A )
Pres hidrolik rivet 120 dB ( A ) Sangat menyakitkan
Hammer (Hammer keeling ) 30 dB ( A )
Mesin jet 140 dB ( A )

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 24 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Kehilangan pendengaran dapat disebabkan karena terkena puncak – puncak suara


tingkat tinggi. Kerusakan dapat disebabkan oleh terlalu dekatnya dengan ledakan atau
sumber suara.
Namun demukian kehilangan pendengaran biasanya dikaitkan dengan jumlah rata – rata
suara yang diterima oleh seseorang yang melakukan pekerjaan pada hari itu. Itulah
sebabnya maka seseorang akan mempunyai resiko lebih besar untuk kehilangan
pendengarannya dengan tingkat suara yang lebih rendah selama ia bekerja daripada
seseorang yang mendengar suara dengan tingkat lebih tinggi tetapi hanya sebentar.
Dibawah ini adalah contoh rekomendasi tingkat suara maksimum tanpa pengaman
telinga:

Jam per Hari Tingkat suara maksimum dalam dB ( A )

8 90
4 93
2 96
1 99
0,5 102
0,25 105

Berbagai cara untuk menanggulangi masalah kebisingan suara:


1. Ahli pengendali suara yang handal harus dapat mengembangkan metode
pengendalian
2. Hilangkan atau pindahkan mesin pembangkit suara itu keluar
3. Mesin atau pekerjaan yang menghasilkan kebisingan dimasukkan kedalm
ruangan kedap suara.
4. memasang peredam suara pada ruang pneumatic.
5. Perawatan peralatan yang tepat dan teratur
6. Penggantian peralatan yang bising dengan yang kurang bising

Radiasi Terionisasi

Radiasi terionisasi dihasilkan oleh peralatan sinar – X atau sinar Gamma yang
dikeluarkan oleh bahan radio aktif. Bahan radio aktif digunakan dalam peralatan teknik
dalam pengujian metal yang tidak merusak, misalnya: menguji ketebalan metal, dan
baiknya atau sempurnanya pengelasan.
Untuk melindungi pekerja waktu kerja harus dibatasi.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 25 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Radiasi yang tak Terionisasi

Gelombang radiasi elektro magnetic adalah sebagai berikut:

Gelombang frekuensi rendah – transformator, pemanas hasil induksi, radio, televisi, dan
radar.
Jika berada dekat pemancar berkekuatan tinggi seseorang dapat terkena induksi berupa
percikan dengan kemungkinan terjadinya ledakan.

Microwave - dapat menyebabkan rasa sakit dan kerusakan kulit terbatas dan juga dapat
menguapkan dan menyebabkan bahan terbakar.

Radiasi infra merah – dilepaskan oleh benda – benda panas dan yang digunakan untuk
pembakaran. Bahaya yang utama terletak pada kerusakan di belakang permukaan lensa
mata karena terkena cukup lama. Pengelasan dan pemotongan dengan gas melepaskan
infra merah.

Radiasi yang terlihat – bukan meupakan masalah yang serius, tetapi perlindungan
terhadap sinar ini harus dilakukan.

Radiasi ultra violet – las listrik, lampu UV, dan sinar matahari langsung adalah sumber
kerusakan yang umum oelh radiasi UV. Kulit dan mata dapat terkena.

Sinar laser – dipakai pada mesin potong metal, pengelasan plastic dan pengukuran
peralatan. Laser berkekuatan tinggi dapat menyebabkan cacat permanent.
Perlindungan terhadap bahaya radiasi ini biasanya dilakukan dengan perisai pencegah,
pakaian pencegah, macam – macam kacamata, krim kulit dan pengendalian pembatasan
penggunaan.

Getaran yang Berbahaya

Getaran dalam segala bentuknya ditimbulkan oleh mesin yang sedang dugunakan dan
hal ini dapat mempengaruhi keamanan mesin dengan cara sebagai berikut:
Getaran metal dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelelahan pada komponen –
komponen mesin.
Dengan getaran bagian yang terpisah pada mesin, meja kerja, dan rak dapat terjatuh
dan megakibatkan kecelakaan.
Getaran dapat mengakibatkan pengencang ( mur – baut ) terlepas yang kemudian
mengakibatakn kerusakan pada mesin atau melukai operatornya.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 26 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Getaran yang dialami para pekerja pada umumnya digolongkan dalam getaran secara
keseluruhan dan getaran tangan atau lengan.
Getaran seluruh tubuh terjadi jika jika para pekerja bekerja dengan duduk, berdiri atau
berbaring pada suatu struktur yang bergetar. Getaran yang sangat mengakibatkan
pusing, mual, dan gangguan mental.
Getaran pada tangan dan lengan dihasilkan oleh pemakaian terus – menerus dari alat –
alat tangan dengan gerak maju mundur dan gerak lingkaran, seperti gergaji, alat
pelubang, mesin penghalus, gerinda.
Getaran semacam itu dapat menghasilkan beberapa macam kekacauan pekerjaan .
Tulang yang menipis , pengerasan kulit halus pada tangan, bengkak dan sakit pada
persendian.
Strategi pengendalian getaran ditempat kerja akan diarahkan pada menghilangkan atau
mengurangi sumber getaran.
1. Mengganti mesin yang banyak getaran dengan yang sedikit getarannya.
2. memperbaiki pir kendaraan dan tempat duduk untuk mengurangi getaran.
3. Mengurangi getaran mesin dengan menggunakan alas karet
4. memperhatikan betul perawatan dan reparasi yang tepat pada mesin
5. kenakan giliran kerja dan waktu istirahat yang diatur baik.

Lingkungan yang Panas dan Dingin

Bekerja ditempat yang panas akan menghambat laju pengeluaran panas dan membuat
keadaan pekerja lebih buruk. Keadaan terlampau panas dapat menyebabkan cepat lelah
dan rasa mengantuk dimana ini meningkatkan kesalahan kerja.
Keadaan terlampau dingin pada sisi lain mengakibatkan kegelisahan dan penurunan
tingkat perhatian dimana efek mental ini mengganggu ketelitian bekerja.

PROSEDUR KESELAMATAN INDIVIDU DITEMPAT KERJA


Alat Pengaman Perorangan
Alat Pengaman Perorangan haruslah:
 cocok bagi perorangannya
 dibersihkan secara menyeluruh dan teratur
 dipelihara dengan baik
 diserahkan dengan latihan terlebih dahulu,.

Hal – hal yang memerlukan pengamanan


Masalah – masalah yang dapat berakibat dari mengabaikan pengamanan adalah:
1. Penyakit kulit ( Dermatitis )
2. Radiasi ultra violet dan unfra merah

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 27 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

3. Rasa sakit di kepala


4. Rasa sakit di mata
5. Rasa sakit di tangan
6. Rasa sakit di kaki
7. Keluhan pada alat pernafasan
8. Rasa sakit di daerah tulang belakang dan leher

1. Penyakit kulit ( Dermatitis )

Sebab – sebab dari masalah kulit dalam pekerjaan biasanya dalah sebagai berikut:
 Kerusakan secara mekanis karena luka, gesekan atau tekanan
 Tumbuh – tumbuhan dan organisme alami
 Panas, dingin dan sinar matahari yang terlalu banyak
Pencegahan terhadap penyakit kulit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
ini:
 Pemeliharaan tempat kerja
 Pakaian untuk perlindungan
 Memakai krim pencegah ( Barrier Cream )
 Melaksanakan kebersihan pribadi

2. Radiasi Ultra Violet dan Infra Merah

Mengelas dengan listrik dan gas dan memotong dengan las menghasilkan radiasi
infra merah dan radiasi ultra violet.
Kerusakan permanent pada lensa mata akibat dari melihat pada sumber ultra violet
yang kuat tanpa pelindung mata.
Sinar ultra violet dapat juga menghasilkan luka bakar dan tumor pada kulit yang
kadanag – kadang menyebabkan kematian. Khususnya mengelas dengan gas argon
merupakan sumber yang kuat dari radiasi ultra violet.
Pengaruh yang pokok dari radiasi infra merah adalah memanaskan lapisan kulit
sehingga karena tidak terlihat tanda – tanda terbakar maka tidak mungkin ada
kerusakan. Namun demikian memandang lebih lama pada infra merah dapat
berpengaruh pada lensa mata sebelah belakang.

Pokok – pokok peringatan dalam mengelas:

 Perlindungan mata
 Perlindungan kulit
 Pakaian pelindung

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 28 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Syarat – syarat pakaian pelindung:

a. Harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada


b. Ringan dan nyaman dipakai
c. Bahannya mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan
suhu
d. Dirancang untuk menghindari partikel – partikel panas.

3. Bahaya luka di kepala.

Macam perlindungan kepala yang diperlukan di tempat kerja selain tergantung di


tempat kerja, konstruksi, tergantung juga pada bahaya yang mungkin ada.

4. Cedera pada mata


Macam – macam perlindungan mata yang utama adalah:
Kacamata
Kacamata khusus
Perisai muka.

5. Luka di tangan
Kalau kita bekerja dan berhubungan denga alat atau bahan di tempat kerja tangan
kita harus dilindungi dari bahaya.
Seringkali pinggiran yang tajam atau bergerigi ditinggalkan begitu saja pada sisa
material lembaran baja yang dipotong. Jika mengerjakan pekerjaan itu sarung
tangan dari kulit yang harus dipakai.

6. Kecelakaan pada kaki


Kecelakaan pada kaki dapat digolongkan menjadi:
 Terpukul / kejatuhan benda atau tergilas benda bergerak
 Teriris / terpotong / tertusuk karena berdiri pada obyek
 Tergelincir pada permukaan yang tidak mantap
 Terbakar karena kakinya berada didalam atau kena percikan bahan yang
panas atau bahan kimia.
Sepatu dengan kualitas industri modern dipandang dari bahannya memberikan
pencegahan lebih besar bagi para pekerja.

7. Alat Pernafasan
Respirator ialah alat yang membuang pencemar udara dari udara di sekelilingnya

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 29 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Alat pernafasan ialah alat yang menyediakan bagi pemakainya persediaan udara
bersih atau oksigen

8. Rasa sakit di daerah tulang belakang dan leher


Cedera ini diakibatkan karena mengangkat atau memindahkan / menggeser benda
yang cukup berat.
Adapun cara – cara yang perlu diperhatikan dalam mengangkat atau memindahkan
tanpa alat Bantu:
 Pegangan yang benar yaitu dengan memegang dengan seluruh tangan benda
yang akan diangkat.
 Lengan harus betul – betul lekat ( Mepet ) dengan badan.
 Tarik dagu dengan sedikit memperpanjang leher.
 Belakang yang rata yaitu posisi tulang belakang harus betul – betul rata.
 Penempatan dan kekeuatan kaki harus seimbang.
 Menempatkan jarak kedua kaki selebar badan memberikan dasar yang luas dan
meletakkan satu kaki ke depan dan ke sisi dari obyek yang diangkat memberikan
dasar yang lebih luasdan keseimbanganke segala arah.
 Lutut dilipat untuk menurunkan, badan vertical.
 Gunakan beratnya obyek.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 30 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat


kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 31 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

4. Contoh tugas kerja


5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-


sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika
ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia/tidak ada.

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 32 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

Sumber – sumber bacaan yang dapat digunakan :


Judul : NEW STEP 1 Training Manual
Pengarang : Toyota Astra Motor
Penerbit : PT. Toyota Astra Motor – Training Center
Tahun Terbit : 1995

Judul : SUZUKI SJ 410 SERVICE MANUAL


Pengarang : Bag. Service Operation Suzuki
Penerbit : PT.Indo Mobil Utama
Tahun Terbit : -

Judul : TOYOTA SERVICE MANUAL


Pengarang : Toyota Astra Motor
Penerbit : PT. Toyota Astra Motor
Tahun Terbit : -

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 33 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.001.01

5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Alat yang digunakan.


a. Peralatan Perlindungan diri

2. Bahan yang diperlukan.


a. Kotak PPPK

b. Kain lap
3. Pemadam kebakaran

4. Tempat libah cair dan padat

Judul Modul: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja,


dan Lingkungan Halaman: 34 dari 34
Buku Informasi Versi: 2007

Anda mungkin juga menyukai