Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vicho Azka Putra

Kelas : X TGM 1

Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih


Alur cerita "Bawang Merah dan Bawang Putih" dimulai dengan mengisahkan kehidupan
seorang janda yang memiliki dua putri cantik bernama Bawang Merah dan Bawang Putih.
Diceritakan bahwa ibu kandung Bawang Putih telah lama meninggal dunia. Setelah si ayah
menikah lagi, tak lama kemudian ayahnya juga menyusul ibu kandungnya meninggalkan dunia
untuk selama-lamanya.
Dengan demikian, Bawang Putih harus tinggal bersama saudara tirinya Bawang Merah
dan ibu tirinya. Bawang Putih dan Bawang Merah digambarkan sebagai pribadi yang memiliki
sifat sangat bertolak belakang. Bawang Putih digambarkan memiliki sifat rendah hati, tekun,
rajin, jujur dan baik hati. Sebaliknya Bawang merah adalah pribadi yang sombong, malas, suka
berfoya-foya, tamak, dan iri hati. Sementara itu, si ibu selalu memanjakan Bawang Merah dan
membebankan semua pekerjaan rumah pada Bawang Putih.
Tak ada pilihan lain, Bawang Putih pun harus dengan sabar melaksanakan semua
tugasnya tanpa mengeluh. Hingga suatu hari, saat mencuci pakaian ibu tiri dan saudara tirinya,
Bawang Putih kehilangan sehelai kain karena terseret oleh arus sungai. Khawatir akan
kemarahan ibu tirinya, Bawang Putih mencari kain tersebut hingga bertemu dengan seorang
nenek tua di gua yang mengetahui keberadaan kain yang hanyut. Nenek tua itu pun setuju untuk
membantu Bawang Putih asalkan Bawang Putih membantu membersihkan gua tempatnya
berteduh. Tanpa berpikir panjang, Bawang Putih yang sudah biasa bekerja langsung menuruti
syarat yang diajukan si nenek tua.
Setelah Bawang Putih menyelesaikan tugasnya, nenek itu pun menepati janjinya dan
mengambilkan kain yang dicari Bawang Putih. Sebelum pulang si nenek tua memberikan dua
labu berukuran besar dan kecil sebagai hadiah untuk Bawang Putih. Bawang Putih kemudian
hanya memilih labu yang berukuran kecil untuk dibawanya pulang. Saat tiba di rumah, Bawang
Putih kena marah oleh ibu tiri dan saudara tirinya karena terlambat sampai rumah. Mereka tak
peduli dengan penjelasan Bawang Putih yang berusaha menemukan kain ibunya yang hanyut.
Saat marah, ibu tirinya merebut labu kecil dari tangan Bawang Putih lalu memecahkannya. Saat
labu itu pecah, ternyata di dalamnya terdapat perhiasan emas dan berlian.
Lagi-lagi mereka memarahi Bawang Putih setelah diceritakan bahwa dirinya memilih
labu yang kecil alih-alih yang berukuran besar. Bawang Merah yang bersifat tamak lantas
menyusul jejak Bawang Putih. Persis seperti yang dialami Bawang Putih, Bawang Merah
menghanyutkan salah satu pakaian di sungai dan bertemu dengan nenek tua yang membantu
menemukan pakaiannya. Namun, Bawang Merah menolak mentah-mentah persyaratan dari si
nenek untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya. Tak ingin berlama-lama Bawang Merah
langsung mencoba mendapatkan labu besar dari si nenek. Begitu sampai di rumah, Bawang
Merah dan ibunya dibuat terkejut dengan isi labu yang berbeda jauh dengan milik Bawang Putih.

The Story of Shallots and Garlic


The storyline of "Bawang Merah and Bawang Putih" begins by telling the story of the life
of a widow who has two beautiful daughters named Bawang Merah and Bawang Putih. It is said
that Bawang Putih's biological mother had long died. After his father remarried, not long after
his father also followed his biological mother, he left the world forever.
Thus, Bawang Putih had to live with her half-brother Bawang Merah and her
stepmother. Bawang Putih and Bawang Merah are described as individuals who have very
opposite characteristics. Bawang Putih is described as humble, diligent, diligent, honest and
kind. On the other hand, Bawang Merah is a person who is arrogant, lazy, likes to be
extravagant, greedy and jealous. Meanwhile, the mother always pampered Bawang Merah and
assigned all the housework to Bawang Putih.
Having no other choice, Bawang Putih had to patiently carry out all her duties without
complaining. Until one day, while washing the clothes of his stepmother and stepbrother,
Bawang Putih lost a piece of cloth because it was swept away by the river current. Worried about
his stepmother's anger, Bawang Putih looked for the cloth until he met an old woman in the cave
who knew the whereabouts of the cloth that had drifted away. The old grandmother agreed to
help Bawang Putih as long as Bawang Putih helped clean the cave where she was taking shelter.
Without thinking, Bawang Putih, who was used to working, immediately complied with the
conditions put forward by the old grandmother.
After Bawang Putih finished her task, the grandmother kept her promise and got the
cloth that Bawang Putih was looking for. Before going home, the old grandmother gave two
large and small pumpkins as a gift to Bawang Putih. Bawang Putih then only chose small
pumpkins to take home. When he arrived home, Bawang Putih was angry with her stepmother
and stepbrother because she was late arriving home. They didn't care about Bawang Putih's
explanation that she was trying to find her mother's cloth which had drifted away. When she was
angry, her stepmother grabbed the small pumpkin from Bawang Putih's hand and broke it. When
the pumpkin broke, it turned out that inside it was gold and diamond jewelry.
Again, they scolded Bawang Putih after being told that she chose a small pumpkin
instead of a large one. Bawang Merah, who was greedy, then followed in Bawang Putih's
footsteps. Just like what happened to Bawang Putih, Bawang Merah drowned one of her clothes
in the river and met an old grandmother who helped her find her clothes. However, Bawang
Merah flatly refused the grandmother's requirements to help her complete her work. Not wanting
to wait any longer, Bawang Merah immediately tried to get a big pumpkin from the
grandmother. As soon as they got home, Bawang Merah and her mother were surprised by the
contents of the pumpkin which was very different from Bawang Putih's.

Anda mungkin juga menyukai