Anda di halaman 1dari 12

“ISU PENGHAPUSAN PRAMUKA”

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS 1

Nama : Shofia Sa’ida


NIM : 2310125220003
Absen : 22
Kelas : 2A

A. Sejarah Pramuka
Pramuka merupakan gerakan kepanduan yang sangat populer baik di Indonesia maupun di
dunia yang merupakan hasil peleburan dari berbagai organisasi kepnduan ynag ada sebelumnya.
Apabila ditelusuri sejarahnya, gerakan kepanduan atau pramuka pada awalnya muncul di inggris
yang diprakarsai oleh Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau bisa dikenal sebagai Sir Robert
Baden Powell yang merupakan Bapak Pramuka Dunia.

1. Sejarah Pramuka Dunia

1
Menurut Pandu (2023) Pada tanggal 25 Juli 1907, Robert Baden Powell, yang saat itu
menjabat sebagai Letnan Jenderal militer Inggris, mendirikan Gerakan Pramuka melalui
sebuah perkemahan. Sejak kecil, Baden Powell telah tertarik pada alam dan gemar menjelajahi
hutan di sekitar sekolahnya. Ketika ia menjadi perwira militer dan terlibat dalam berbagai
peperangan, tugasnya adalah memimpin kepanduan.

Setelah perang, Robert Baden Powell mengelola Aids to Scouting untuk anggota muda dan
mengadakan kegiatan perkemahan selama 8 hari di Pulau Brownsea. Pulau Brownsea
merupakan pulau terbesar di pelabuhan Poole, Dorset, Inggris. Satu tahun setelah perkemahan,
Robert Baden Powell menulis buku berjudul "Scouting for Boys" yang membahas prinsip dasar
kepramukaan. Selain itu, ia juga mendirikan gerakan kepanduan yang hanya diikuti oleh laki-
laki, yaitu Scouting for Boys. Buku panduan gerakan kepanduan ini menyebar ke seluruh dunia
dalam berbagai bahasa.

Pada tahun 1910, Robert Baden Powell memutuskan untuk pensiun dari karier militernya
dan sepenuhnya mengabdikan waktunya untuk Gerakan Pramuka. Pada tahun 1912, bersama
adiknya, Agnes, Baden Powell mendirikan Pramuka untuk perempuan yang disebut Girls
Guides, yang kemudian dikenal dengan nama Girl Scouts. Empat tahun kemudian, pada tahun
1916, didirikan kelompok Pramuka Siaga dengan nama CUB (Anak Serigala). Pedoman
kegiatannya dilaksanakan berdasarkan buku yang berjudul “The Jungle Book”, karya Rudyard
Kipling. Kepanduan yang semakin berkembang membuat Robert Baden Powell membentuk
Rover Scout, yaitu organisasi yang mewadahi pemuda yang telah berusia 17 tahun pada tahun
1918.

Pada tahun 1920, diadakan Jambore Dunia pertama yang berlangsung di Olympia Hall,
London. Robert Baden Powell mengundang pramuka dari 27 negara untuk ikut serta dalam
acara tersebut. Saat itu, Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of
The World). Sejak saat itu, rentetan tahun kegiatan Jambore Dunia terus dilakukan hingga saat
ini.

• Tahun 1920, Jambore I di Olympia Hall, London


• Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
• Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris

2
• Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
• Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
• Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
• Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
• Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
• Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
• Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
• Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
• Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
• Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
• Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran namun dibatalkan
• Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
• Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
• Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
• Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
• Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
• Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
• Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands Park Inggris
• Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby, Swedia
• Tahun 2015 Jambore XXIII di kirarahama, Jepang
• Tahun 2019 Jambore XXIV di West Virginia, Amerika Serikat
• Tahun 2023 Jambore XXV di di Saemangeum, Korea Selatan
Setelah Jambore pertama, World Organization of the Scout Movement (WOSM) atau
Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia didirikan. Pada tahun 1968, kantor sekretariatnya
dipindahkan ke Geneva, Swiss. Sebelumnya, kantor sekretariat berada di Kota London,
Inggris, dan pada tahun 1958 pindah ke Ottawa, Kanada.
Biro kepramukaan sedunia mempunyai 6 kantor kawasan, diantaranya;
• Kawasan Afrika, kantornya berada di Nairobi, Kenya.
• Kawasan Arab, kantornya berada di Kairo, Mesir.
• Kawasan Asia Pasifik, kantornya berada di Manila, Filipina.

3
• Kawasan Eurasia, kantornya berada di Kiev, Ukraina.
• Kawasan Eropa, kantornya berada di Jenewa, Swiss.
• Kawasan Inter-Amerika kantornya berada di Panama.

2. Sejarah Pramuka di Indonesia

Sejarah kepramukaan di
Indonesia sangat erat kaitannya
dengan perjuangan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Gagasan Baden
Powell yang membentuk
kepramukaan dengan cepat
menyebar ke berbagai negara,
termasuk Belanda. Di wilayah
jajahannya, termasuk Indonesia,
Belanda mendirikan organisasi
kepramukaan yang dikenal dengan
istilah NIPV (Netherland Indische Padvinder Vereniging), yang khusus untuk anak-anak
Belanda.

Pada masa pergerakan nasional di Indonesia, tokoh-tokoh terkemuka membentuk


organisasi kepanduan dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi
kader pergerakan nasional. Akibatnya, muncul berbagai organisasi kepramukaan pribumi yang
jumlahnya mencapai lebih dari seratus. Beberapa di antaranya adalah:

• JPO (Javananse Padvinders Organizatie)


• JPP (Jong Java Padvinderij)
• SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij)
• HW (Hisbul Wathon), dan lain-lain.

Sejarah kepramukaan di Indonesia terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi


kepramukaan milik pribumi yang bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk

4
melarang organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Oleh
karena itu, KH. Agus Salim menggunakan istilah “Pandu” dan “Kepanduan”.

Pada tahun 1930, timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan
organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI
merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS
(Pandu Pemuda Sumatra). Pada tahun 1931, terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu
Indonesia), yang kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan
Indonesia) pada tahun 1938.

Pada masa pendudukan Jepang, kegiatan kepanduan di Indonesia dilarang, sehingga


banyak tokoh Pandu yang bergabung dengan organisasi lain seperti Keibondan, Seinendan,
dan PETA. Setelah kemerdekaan, terbentuklah organisasi kepanduan nasional bernama Pandu
Rakyat Indonesia, yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Saat itu, Pandu
Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.

Namun, pada masa liberalisme, berbagai organisasi kepanduan kembali bermunculan,


termasuk HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, dan KBI. Jumlah
organisasi tersebut mencapai lebih dari seratus. Beberapa di antaranya tergabung dalam tiga
federasi, yaitu: IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951),
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).

Pada tahun 1953, IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal
10-20 Agustus 1955, IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar
Minggu, Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut
singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang
disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke
Jambore Dunia di MT. Makiling, Filipina.

Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang solid
sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda seperti di

5
negara komunis lainnya. Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS
melakukan berbagai upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan, termasuk upaya
untuk mendirikan Gerakan Pramuka.

Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961, Presiden Indonesia mengumpulkan tokoh-
tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut,
Presiden menyatakan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan perlu diganti, dan seluruh organisasi kepanduan yang ada harus dilebur menjadi
satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka
yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr. A. Azis Saleh, dan Menteri Transmigrasi, Koperasi, dan Pembangunan
Masyarakat Desa, Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS
GERAKAN PRAMUKA. (Alamendah, 2014)

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan
pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN
KERJA. Kemudian Pramuka didirikan pada 14 Agustus 1961 dan istilah tersebut dicetuskan
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Istilah Pramuka terinspirasi dari kata ‘Poromuka’ atau
pasukan yang terdepan dalam perang. Kata ‘Pramuka’ kemudian diciptakan sebagai singkatan
dari Praja Muda Karana yang artinya jiwa-jiwa yang berkarya. Adalah Sri Sultan
Hamengkubuwono IX yang menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama selama 13
tahun setelah Pramuka dibentuk (Nabila, 2023).

6
B. Signifikansi Pramuka di Indonesia
Pramuka merupakan salah
satu organisasi kepemudaan yang
memiliki peran penting dalam
pembentukan karakter dan
pengembangan potensi generasi
muda di Indonesia. Sebagai salah
satu pilar pendidikan nonformal,
keberadaan Pramuka telah
memberikan kontribusi yang
signifikan bagi kemajuan bangsa.
1. Pendidikan Karakter dan Keterampilan
Pramuka memiliki peran penting dalam pendidikan karakter dan pengembangan
keterampilan pada generasi muda di Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek yang
menjelaskan bagaimana Pramuka berkontribusi dalam hal ini:
a) Pembentukan Karakter:
• Pramuka bertujuan membentuk karakter yang kuat pada anggotanya.
• Melalui kegiatan seperti perkemahan, pertukaran kebudayaan, dan pelatihan
kepemimpinan, anggota Pramuka mengembangkan sikap disiplin, keberanian,
tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, dan rasa hormat terhadap diri sendiri,
sesama, dan lingkungan.
b) Pengembangan Keterampilan Sosial:
• Pramuka memberikan kesempatan bagi anggota untuk berinteraksi dengan orang
dari latar belakang yang berbeda.
• Dalam kegiatan kelompok, anggota Pramuka belajar bekerja sama, berkomunikasi
secara efektif, menghargai perbedaan, dan membangun hubungan interpersonal
yang baik.
c) Pembelajaran di Alam Bebas:
• Kegiatan Pramuka sering melibatkan alam bebas, seperti perkemahan dan
penjelajahan alam.

7
• Melalui pengalaman ini, anggota Pramuka mengembangkan rasa cinta dan
tanggung jawab terhadap alam serta belajar tentang keberlanjutan dan pelestarian
lingkungan.
d) Pelatihan Kepemimpinan:
• Pramuka menekankan pembangunan kepemimpinan pada anggotanya.
• Melalui tugas dan tanggung jawab dalam kelompok, anggota Pramuka diajarkan
untuk memimpin dengan contoh yang baik, mengambil keputusan, mengelola
konflik, dan menginspirasi orang lain.
e) Pengabdian kepada Masyarakat:
• Pramuka mengajarkan pentingnya pengabdian kepada masyarakat.
• Anggota Pramuka terlibat dalam kegiatan sosial dan proyek pengabdian, seperti
pembersihan lingkungan dan bakti sosial.
f) Membentuk Jaringan dan Persahabatan:
• Pramuka memungkinkan anggota berinteraksi dengan sesama Pramuka dari
berbagai daerah, memperluas lingkungan sosial mereka.
Dengan demikian, Pramuka bukan hanya wadah aktivitas, tetapi juga sarana
pembentukan karakter dan pengembangan keterampilan bagi generasi muda Indonesia.
2. Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
Pramuka memiliki signifikansi yang penting dalam mengajarkan semangat kebangsaan
dan cinta tanah air pada generasi muda di Indonesia. Berikut beberapa aspek yang
menjelaskan bagaimana Pramuka berkontribusi dalam hal ini:
a) Kebangsaan dan Cinta Tanah Air:
• Pramuka lahir dari semangat Emas 2045 dan kecintaan terhadap tanah air.
• Dalam kegiatan Pramuka, anggota diajarkan untuk memahami dan menghormati
keberagaman agama, menggugah kesadaran spiritual, dan membentuk karakter
yang berlandaskan moral
b) Efektivitas Pramuka:
• Pramuka secara historis telah terbukti sebagai kegiatan yang efektif dalam:
• Menanamkan rasa cinta tanah air.
• Mengajarkan semangat kemandirian dan kebersamaan.
• Melatih kepemimpinan siswa dan organisasi.

8
Oleh karena itu, Pramuka masih layak dijadikan ekstrakurikuler wajib di sekolah,
karena negara juga mengakui arti penting Pramuka dengan melahirkan UU Nomor 12/2010
3. Persiapan untuk Masa Depan
Pramuka memiliki peran penting dalam persiapan untuk masa depan generasi muda di
Indonesia. Berikut beberapa aspek yang menjelaskan bagaimana Pramuka berkontribusi
dalam hal ini:
a) Pembentukan Karakter dan Keterampilan:
• Pramuka belajar keterampilan hidup praktis seperti pertolongan pertama, memasak,
navigasi, dan pertukangan dasar.
• Keterampilan ini tidak hanya meningkatkan kemandirian tetapi juga berkontribusi
pada pertumbuhan pribadi.
b) Kewarganegaraan dan Keterlibatan Masyarakat:
• Pramuka didorong untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.
• Melalui kegiatan sosial dan kemasyarakatan, anggota Pramuka memahami
pentingnya berkontribusi dan mengabdi kepada masyarakat dan bangsa.
c) Persiapan Menghadapi Tantangan Masa Depan:
• Dengan menguasai keterampilan dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Pramuka,
generasi muda siap menghadapi berbagai tantangan di era global.
• Pramuka membentuk karakter dan kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai luhur
dan kecakapan hidup.
Melalui jiwa kepramukaan, generasi milenial diharapkan tetap memiliki sikap dan
perilaku yang berkepribadian, berkarakter, dan berjati diri dalam menghadapi masa
depan yang penuh tantangan.

C. Alasan Isu dibalik Penghapusan Ekstrakurikuler Pramuka


Menurut Kusnaryanto (2024), Pramuka tidak lagi menjadi ekskul wajib karena
Mendikbudristek Nadiem Makarim berharap para siswa memilih ekstrakurikuler yang sesuai
dengan minat dan bakat mereka. Dengan memilih ekstrakurikuler pilihan sendiri, diharapkan
siswa dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan
yang mereka pilih.

9
Sebelumnya, pramuka dijadikan sebagai ekskul wajib sesuai peraturan mendikbud
Muhammad Nuh dalam Permendikbud Nomor 63 tahun 2014. Namun, kini pramuka tidak lagi
menjadi ekskul wajib. Harapannya adalah agar siswa memilih ekstrakurikuler yang sesuai
dengan minat dan bakat mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan diri secara lebih
optimal. Ekstrakurikuler pilihan pun terdiri dari beberapa jenis yang dapat dipilih sesuai minat
dan bakat para siswa. Bagi yang menyukai kegiatan kepramukaan, tetap bisa memilih Pramuka
sebagai ekstrakurikuler pilihan. Sedangkan bagi yang kurang menyukai kegiatan
kepramukaan, bisa memilih pilihan ekstrakurikuler lain yang lebih sesuai dengan minat mereka
(Nicholas Ryan Aditya, 2024)

D. Dampak dari penghapusan Ekstrakurikuler Pramuka


Penghapusan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib memiliki beberapa dampak yang perlu
dipertimbangkan:

1. Dampak Sosial:
a. Kehilangan Identitas: Pramuka telah menjadi bagian dari budaya sekolah dan
identitas siswa selama bertahun-tahun. Penghapusan dapat mengurangi rasa
kebersamaan dan semangat kepramukaan di kalangan siswa.
b. Keterampilan Sosial: Pramuka mengajarkan keterampilan sosial seperti kerjasama,
kepemimpinan, dan kebersamaan. Tanpa Pramuka, siswa mungkin kehilangan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan ini.
2. Dampak Pendidikan:
a. Kurangnya Pembelajaran Praktis: Pramuka melibatkan kegiatan lapangan,
pengetahuan alam, dan keterampilan bertahan hidup. Penghapusan dapat mengurangi
pengalaman praktis yang berharga bagi siswa.
b. Kurangnya Pembentukan Karakter: Pramuka membantu membentuk karakter siswa
melalui nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan keberanian. Tanpa Pramuka,
siswa mungkin kehilangan aspek ini dalam pendidikan mereka.
3. Dampak Keterampilan:

10
a. Keterampilan Survival: Pramuka mengajarkan keterampilan bertahan hidup, orientasi
di alam terbuka, dan pertolongan pertama. Penghapusan dapat mengurangi
kesempatan siswa untuk memperoleh keterampilan ini.
b. Keterampilan Kepemimpinan: Pramuka melibatkan peran kepemimpinan dalam
kegiatan kelompok. Tanpa Pramuka, siswa mungkin kehilangan kesempatan untuk
mengasah keterampilan kepemimpinan.
c. Meskipun Pramuka tidak lagi menjadi ekstrakurikuler wajib, penting bagi sekolah
untuk tetap menyediakan Pramuka sebagai pilihan ekstrakurikuler. Siswa yang tertarik
dapat tetap mengikuti kegiatan Pramuka untuk memperoleh manfaat yang beragam

11
DAFTAR PUSTAKA
Alamendah. (2014, 09 05). Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia. Retrieved from
Pramuka.id: https://www.pramukaria.id/2014/05/sejarah-singkat-kepramukaan-di-
indonesia.html

Kusnaryanto, W. (2024, April 1). Mendikbudristek Nadiem Makarim Resmi Hapuskan Pramuka
dari Ekstrakulikuler Wajib di Sekolah. Retrieved from ARAH PENDIDIKAN:
https://arahkata.pikiran-rakyat.com/arahpendidikan/pr-1287917170/mendikbudristek-
nadiem-makarim-resmi-hapuskan-pramuka-dari-ekstrakulikuler-wajib-di-
sekolah?page=all#google_vignette

Nabila, F. (2023, Agustus senin). Sejarah dan Asal Usul Istilah Pramuka yang Dicetuskan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX. Retrieved from Suara.Com:
https://www.suara.com/news/2023/08/14/185921/sejarah-dan-asal-usul-istilah-pramuka-
yang-dicetuskan-sri-sultan-hamengkubuwono-ix

Nicholas Ryan Aditya, N. S. (2024, April 01). Pramuka Dihapus Jadi Ekskul Wajib, Ketua Komisi
X: Kebablasan. Retrieved from Kompa.com:
https://nasional.kompas.com/read/2024/04/01/13261671/pramuka-dihapus-jadi-ekskul-
wajib-ketua-komisi-x-kebablasan

Pandu. (2023, April 9). Sejarah Pramuka Dunia. Retrieved from GERAKAN PRAMUKA
KWARTIR CABANG BULELENG : https://pramukabuleleng.or.id/?p=1359

12

Anda mungkin juga menyukai