383-Article Text-2841-1-10-20230731
383-Article Text-2841-1-10-20230731
[1],[2]
Teknologi Laboratorium Medik, ITKES Wiyata Husada Samarinda
E-mail: rizkaadliana02@gmail.com, rifkysaldiawahid@gmail.com
KEYWORDS: ABSTRACT
Colorymetry, Complete Urine, Flow Background: According to the World Health Organization, Urinary Tract Infection (UTI) is the
Cytometry, Quality Assurance second most common infectious disease in the body with 8.3 million cases reported per year. The
gold standard for UTI examination is urine culture examination, but this examination is
expensive and takes a long time and can produce up to 60% -80% negative results. So that new
diagnostic standards are needed. (Broeren, 2010) A new diagnostic tool that works
automatically is starting to be widely used in several health centers utilizing the flow cytometry
method which can detect particles in urine including leukocytes and bacteria in a fast time, in a
study it was said that this tool has a sensitivity of 89% with a specificity 79% (Giesen, et al.,
2013). Purpose: Complete urine analysis and know the quality control in the laboratory. Method
: The method used is direct observation or laboratory observation. Procedure: Conducted from
January 2, 2023 to February 10, 2023. Results: Complete macroscopic urine examination results
obtained, normal urine color as much as 90% and clarity as much as 61%, on urine chemistry
it was found that all parameters had a higher percentage of normal values than abnormal values,
for example the ketone parameter obtained a normal value of 99%. Urine microscopy showed
abnormal results for urine bacteria as much as 45%, while the results of urine cylinder sediment
examination obtained normal results up to 100%. has been well implemented.
56
* Penulis Korespondensi (Rizka)
Email : rizkaadliana02@gmail.com
JSN : Jurnal Sains Natural, Vol. 1, No. 3, Agustus 2023, hlm. 56-63 57
keton, nitrit, blood, protein, glukosa, bilirubin, dan dengan hematuria. Hematuria sering terjadi akibat
urobilinogen dari 192 sampel keseluruhan. perubahan struktural karena cidera, infeksi, atau
1) Berat Jenis massa. Integritas membran masal glomerulus dapat
Pada pemeriksaan berat jenis urin, didapatkan dirusak oleh proses imunologis atau adanya
hasil pemeriksaan normal dengan persentase 89% inflamasi, beberapa obat dan bahan kimia dapat
dan hasil pemeriksaan abnormalnya sebanyak 11%. menyebabkan erosi pada permukaan mukosa
Peningkatan jumlah leukosit ditemukan seiring saluran kemih dan menyebabkan hematuria
dengan meningkatnya konsentrasi berat jenis urin. (Saleem & Hamawy, 2022).
Pada pasien tersangka infeksi saluran kemih 6) Protein
cenderung memiliki berat jenis urin yang tinggi Pada pemeriksaan parameter protein urin,
dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah leukosit didapatkan hasil normal sebanyak 64% sedangkan
dalam urin sebagai faktor pertahanan terhadap hasil abnormal didapatkan sebanyak 36%.
mikroorganisme yang akan merespon awal jika Normalnya pada setiap manusia yang sehat, kurang
tubuh mengalami infeksi (Astuti, 2017). lebih sekitar 150 mg protein dikeluarkan ke dalam
2) pH urin setiap harinya. jika terdapat lebih dari 150 mg
Pada pemeriksaan parameter pH urin, per hari maka disebut sebagai proteinurea, kadar
didapatkan hasil normal dengan persentase 99% normal yang diukur dalam protein urin seaktu yaitu
dan hasil abnormal sebesar 1%. Nilai pH urin <10 mg/dL. Proteinuria biasanya menandakan
normal berkisar antara 4,5-8,0. Namun, nilai rata- penyakit ginjal atau nefritis, tetapi proteinuria
ratanya adalah 6,0 dan nilai pH urin yang netral terkadang dapat ditemukan dalam urin setelah
adalah 7,0. Urin yang memiliki pH di bawah 5,0 olahraga atau aktivitas fisik (Jumaydha, Assa, &
adalah asam, sedangkan pH di atas 8,0 adalah basa. Mewo, 2016).
Faktor utama yang dapat mempengaruhi nilai pH 7) Glukosa
urin adalah dari pola makan seseorang sehari-hari Pemeriksaan parameter glukosa urin,
(Young, 2021). didapatkan hasil normal sebanyak 86% dan hasil
3) Keton abnormal sebanyak 14%. Umumnya, glukosa tidak
Pada pemeriksaan parameter keton urin, hasil ditemukan di dalam urin dikarenakan proses filtrasi
normal didapatkan sebanyak 99% dan hasil ginjal yang memungkinkan glukosa direabsorbsi
abnormal sebesar 1%. Pemeriksaan ketonuria kembali ke dalam pembuluh darah. ambang batas
sering diminta pada pasien diabeter melitus, toleransi ginjal terhadap glukosa yaitu 160 mg/dL –
terutama jika pasein datang dengan kondisi 180 mg/dL. Jika ambang batas terlampaui maka
penurunan kesadaran. Jika ditemukan keton pada glukosa akan diekskresikan ke dalam urin karena
urin pasien, disertai dengan peningkatan kadar ginjal tidak mampu menampung kadar glukosa
glukosa, hasil analisis gas darah asidosis, keton yang berlebih tersebut hingga timbul suatu keadaan
darah positif, dan riwayat diabetes melitus tidak yang dinamakan glukosuria (Rahmatullah, et al.,
terkontrol, maka kemungkinan diagnosisnya adalah 2014).
diabetes melitus dengan penyulit diabetes 8) Bilirubin
ketoasidosis (Hanggara, 2017). Pada pemeriksaan parameter bilirubin,
4) Nitrit didapatkan hasil pemeriksaan normal sebesar 94%
Pemeriksaan parameter nitrit urin, didapatkan dan hasil abnormal sebesar 6%. Bilirubin
persentase hasil pemeriksaan normal sebanyak 93% merupakan zat kuning yang dibuat oleh tubuh
dan hasil abnormal sebnayak 7%. Kehadiran nitrit selama proses pemecahan sel darah merah.
dalam urin merupakan indikator dari penyakit Pemeriksaan bilirubin pada urin seseorang
infeksi saluran kemih dan nitrit hadir dengan bertujuan untuk mengukur kadar bilirubin yang ada
bakteri gram negatif yang dapat menghasilkan dalam urin. Pengukuran ini bertujuan untuk
enzim nitrat reduktase. Sehingga hasil positif dari mengetahui tanda awal dari kondisi organ hati
pemeriksaan urin nitrit menunjukkan adanya seseorang. Normalnya urin tidak mengandung
aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim bilirubin (MedlinePlus, 2020).
reduktase, sebaliknya pemeriksaan nitrit urin 9) Urobilinogen
negatif dapat mengeklusi adanya infeksi bakteri Pada pemeriksaan urin pada parameter
(Berhandus, et al., 2016) urobilinogen, didapatkan hasil normal dengan
5) Blood persentase 98%, sedangkan hasil abnormal sebesar
Pemeriksaan parameter blood urin, didapatkan 2%. Hasil pemeriksaan urobilinogen yang terlalu
hasil normal sebesar 72% dan hasil abnormal 28%. sedikit ataupun tidak terdapat sama sekali
Terdapatnya darah dalam urin seseorang disebut urobilonogen dalam urin maka dapat dicurigai
JSN : Jurnal Sains Natural, Vol. 1, No. 3, Agustus 2023, hlm. 56-63 61
terjadinya penyumbatan di saluran yang membawa terjadi jika ditemukan dalam urin lebih dari 5
cairan empedu dari hati ke usus, atau terjadinya eritrosit/LPK. Hematuria mikroskopis sering
penyumbatan aliran darah melalui hati. Dapat juga dijumpai pada nefropati diabetic, hipertensi, dan
terjadi masalah pada fungsi hati. Sebaliknya, jika ginjal polikistik. Hematuria mikroskopik dapat
terdapat kadar urobilinogen yang berlebihan pada terjadi persisten, berulang atau sementara dan
urin dapat mengindikasikan penyakit hepatitis, berasal dari sepanjang ginjal-saluran kemih (Santhi,
sirosis, kerusakan hati akibat obat-obatan, dan Dewi, & Ap, 2016).
anemia hemolitik (MedlinePlus, 2020). 4) Silinder
Pemeriksaan sedimen silinder urin hanya
TABEL V didapatkan hasil normal dari keseluruhan sampel
HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URIN yaitu 100%. Adanya silinder eritrosit disertai
Jumlah (n) = 192 hematuria memperkuat diagnosis untuk kelainan
Parameter
Normal n (%) Abnormal n (%) glomerulus. Silinder leukosit atau silinder nanah,
terjadi ketika leukosit masuk dalam matriks silinder.
Sel epitel 178 (93.0%) 14 (7.0%)
Adanya silinder leukosit menunjukkan adanya
Leukosit 117 (61.0%) 75 (39.0%) peradangan pada ginjal, karena satu-satunya yang
Eritrosit 105 (55.0%) 87 (45.0%) membentuk silinder tersebut yaitu ginjal (Starsinger
Silinder 192 (100.0%) 0 (0.0%) & Lorenzo, 2014).
5) Kristal
Kristal 169 (88.0%) 23 (12.0%)
Pada pemeriksaan sedimen kristal urin
Bakteri 117 (61.0%) 75 (39.0%) didapatkan hasil normal sebanyak 88% dan hasil
Jamur 185 (96.0%) 7 (4.0%) abnormal sebanyak 12%. Kristal yang sering
dijumpai adalah kristal calcium oxalate, triple
Berdasarkan Tabel V, didapatkan hasil pemeriksaan phosphate, dan asam urat. Penemuan kristal-kristal
mikroskopis urin atau sedimen urin yang terdiri dari sel tersebut tidak mempunyai arti klinik yang penting.
epitel, leukosit, eritrosit, silinder, kristal, bakteri dan Namun, dalam jumlah berlebihan dan adanya
jamur dari 192 sampel keseluruhan. predisposisi antara lain infeksi, memungkinkan
1) Sel Epitel timbulnya penyakit kencing batu, yaitu
Pada pemeriksaan sedimen sel epitel urin, terbentuknya batu ginjal-saluran kemih (lithiasis) di
didapatkan hasil normal dengan persentase 93% sepanjang ginjal-saluran kemih, menimbulkan jejas,
dan hasil abbormal sebanyak 7%. Jumlah sel epitel dan dapat disertai kristaluria, dan penemuan
yang berlebihan dapat mengindikasikan infeksi kristaluria tidak harus disertai pembentukan batu
saluran kemih, penyakit ginjal, atau kondisi medis (Shanti, et al., 2015).
serius lainnya. Pasien akan di sarankan untuk 6) Bakteri
melakukan pemeriksaan epitel sel pada urin karena Pemeriksaan sedimen bakteri, didapatkan hasil
didapatkan kecurigaan adanya jumlah epitel sel pemeriksaan normal dengan persentase 61% dan
yang tidak normal pada urin seseorang. Keadaan ini hasil abnormal sebesar 39%. Meningkatnya jumlah
diiringi dengan munculnya beberapa gejala seperti bakteri pada urin, dapat disebabkan karena
buang air kecil yang sering dan/atau menyakitkan, beberapa faktor antara lain, komponen dari urin itu
sakit perut, dan sakit punggung (Hasdianah & sendiri yang banyak mengandung butrien yang
Suprapto, 2014). disukai oleh bakteri, keadaan penderita dimana
2) Leukosit terjadi penurunan fungsi bekemih yang bisa
Pemeriksaan sedimen leukosit urin, didapatkan disebabkan karena adanya sumbatan, kelainan
hasil normal sebesar 61% dan hasil abnormal struktural saluran kemih dan pemakaian kateter,
sebesar 39%. Leukosituria adalah ditemukannya sel serta kemampuan bakteri itu sendiri untuk dapat
darah putih dalam urin. Leukosituria merupakan menempel pada perineum dan mukosa uroepitelial
salah satu tanda adanya peradangan pada saluran dan menghasilkan eksotoksin (Amelia, 2011).
kemih (mencakup ginjal, ureter, kandung kemih, 7) Jamur
dan uretra), dikatakan bermakna bila ditemukan 5 Pada pemeriksaan sedimen jamur, didapatkan
leukosit/LPB pada sedimen urin (Hapsari, 2012). hasil pemeriksaan normal dengan persentase 96%
3) Eritrosit dan 4% merupakan hasil abnormal. Jamur Candida
Pada parameter sedimen eritrosit urin, albicans merupakan penyebab yang sering
didapatkan hasil normal sebanyak 55% dan hasil dijumpai pada genitalia wanita. Kelainan yang
abnormal sebanyak 45%. Hematuria mikroskopik terjadi bila terinfeksi berupa bercak putih diatas
62 JSN : Jurnal Sains Natural, Vol. 1, No. 3, Agustus 2023, hlm. 56-63