XII SMA | UTBK | Literasi Bahasa Indonesia | Subtopik : - | Pertemuan -
Teks 1
Perhatikan kutipan artikel berikut untuk
menjawab soal nomor 1 sampai 3!
Penjelasan Ilmiah soal Awan UFO di
Langit Turki
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena awan
menyerupai kendaraan alien UFO
menghebohkan Turki belum lama ini. Saksi mata
mengatakan bentuk awan tersebut tetap utuh
selama satu jam sebelum akhirnya menghilang
di langit. Diketahui awan berbentuk mirip UFO
itu muncul di barat laut kota Bursa, Turki. Awan
itu terlihat mengapung di balik gunung dan
berwarna jingga. Direktorat Meteorologi Turki
pun memberikan penjelasan mengenai
fenomena tersebut. Di mana fenomena
semacam itu disebut dengan awan lenticular
atau lentikularis dan tak ada kaitannya dengan
aktivitas makhluk luar angkasa. "Awan lenticular
terjadi ketika udara stabil dan angin bertiup
melintasi bukit dan gunung dari arah yang sama
atau serupa pada ketinggian berbeda,"
ungkapnya dikutip dari detikcom, Minggu
(12/2/2023).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pakar
Iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Emilya
Nurjani. Menurut dia, kemunculan awan tersebut
tidak terkait dengan pertanda akan terjadinya
bencana. Emilya menyebut awan lenticularis
merupakan fenomena biasa. Awan ini sering
muncul atau terbentuk di daerah pegunungan
atau gunung maupun perbukitan atau bukit.
Emilya menambahkan awan ini terbentuk
dipengaruhi oleh faktor orografis/elevasi. Oleh
karena itu, awan ini sering terbentuk di daerah
pegunungan atau gunung maupun perbukitan
atau bukit. Biasanya, awan sering terbentuk di
sisi pegunungan yang berangin atau sisi hadap
lereng (windward), tetapi awan lenticularis
terbentuk di sisi bawah angin atau sisi belakang
lereng (leeward). Dengan begitu, saat udara
lembab naik ke sisi atas gunung/bukit
mengalami pendinginan dan pemadatan
sehingga menghasilkan awan. Namun, di sisi
yang berlawanan dengan angin, udara menurun
dan menghangat sehingga terjadi penguapan.
"Dilihat dari permukaan, awan terlihat tidak
bergerak saat udara mengalir dan lapisan
pembentuk awan terlalu kering sehingga
lenticular akan terbentuk satu di atas yang lain.
Bahkan, terkadang hal ini meluas ke lapisan
stratosfer dan terlihat seperti UFO," paparnya.
Lebih lanjut, Emilya mengungkapkan,
kemunculan awan lenticularis biasanya akan
menimbulkan hujan dengan intensitas sedang.
"Hujan, tetapi intensitas tidak tinggi karena pada
dasarnya uap air sudah jatuh sebagai hujan di
sisi windward," terangnya.
Dikutip dari
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230212
122437-37-413064/penjelasan-ilmiah-soal-aw
an-ufo-di-langit-turki
1. Pernyataan yang paling sesuai dengan isi
bacaan di atas yaitu awan lenticular ….
A. sering terbentuk di sisi pegunungan
yang berangin atau sisi hadap lereng
(windward)
B. terjadi ketika udara stabil dan angin
bertiup melintasi gunung dari arah
yang sama
C. merupakan pertanda akan terjadinya
bencana sehingga harus diwaspadai
D. merupakan fenomena luar biasa
yang terjadi 100 tahun sekali
E. biasanya akan menimbulkan hujan
dengan intensitas tinggi
2. Apakah fungsi paragraf kedua dari
bacaan tersebut apabila dikaitkan dengan
paragraf pertama?
A. memberikan bukti pertentangan
yang ada di paragraf pertama
B. menyimpulkan informasi yang
disampaikan pada paragraf pertama
C. melanjutkan pokok bahasan yang
disampaikan pada paragraf pertama
D. menunjukkan gagasan utama yang
berbeda dari paragraf pertama
E. memperlemah gagasan utama yang
disampaikan pada paragraf pertama
3. Siapakah sasaran utama dari bacaan
tersebut?
A. Direktorat Meteorologi Turki
B. semua masyarakat Turki dan
Indonesia
C. Pakar Iklim Universitas Gadjah Mada
(UGM)
D. semua masyarakat yang tinggal di
sekitar pegunungan
 E. masyarakat yang percaya awan
lenticular pertanda akan bencana
Teks 2
Infografik ini digunakan untuk menjawab
soal nomor 4 sampai 6!
5.
6.
WCS Indonesia, (2018). Infografis: Gajah
Sumatera, Elephas maximus sumatranus.
Diambil pada 26 Juli 2023 dari
https://web.facebook.com/wcsindonesia/p
hotos/selamat-hari-gajah-sedunia-gajah-
sumatera-kini-populasinya-terus-menuru
n-supaya-/2085402101493521/?_rdc=1&
_rdr.
Teks 3
Perhatikan artikel berikut untuk menjawab
4. Informasi yang tidak dapat kita temukan
soal nomor 7 sampai 10!
pada infografis mengenai gajah sumatra
yaitu ….
A. populasi gajah sumatra tersebar di
Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi,
Bengkulu, Sumatra Selatan, dan
Lampung
B. habitat gajah sumatra adalah hutan
dataran rendah, beberapa di dataran
yang lebih tinggi, kawasan rawa dan
hutan gambut
C. gajah jantan siap kawin pada usia
12-15 tahun dan gajah betina siap
kawin pada usia 9-12 tahun dengan
usia kehamilan mencapai 22 bulan
D. gajah sumatra dikenal sebagai
mamalia darat terbesar di Indonesia.
Sedangkan gajah afrika masih
memegang tahta hewan darat
terbesar di dunia
E. gajah sumatra merupakan hewan
nokturnal yang aktif pada malam
hari, 16 jam untuk menjelajah
mencari makan, 4 jam tidur, dan 4
jam berkubang dan bermain
Judul yang tepat untuk infografis di atas
adalah ….
A. Gajah Sumatra dalam Kenangan
B. Gajah Sumatra, Mamalia Terbesar di
Dunia
C. Info tentang Gajah Afrika
(Loxodonta africana)
D. Pentingnya Melindungi Populasi
Gajah Sumatra
E. Info tentang Gajah Sumatra (Elephas
maximus sumatranus)
Manakah di antara pertanyaan berikut
yang jawabannya terdapat dalam
infografis?
A. Di mana persebaran gajah sumatra?
B. Mengapa gajah sumatra disebut
mamalia terbesar di dunia?
C. Apakah ada hubungan musim di
Indonesia dengan musim kawin
gajah sumatra?
D. Hubungan unik apa yang dimiliki
gajah dengan harimau sumatra?
E. Berapa jumlah anak gajah sumatra
tiap induk gajah melahirkan?
Deskripsi Gunung Lawu dalam Serat Centhini
Oleh : Rendra Agusta
Gunung Lawu adalah sebuah gunung
yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya
di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Gunung ini berketinggian 3.265 mdpl.
Gunung ini tergolong Strato Vulcano. Status
gunung ini adalah gunung api “istirahat”, terlihat
dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang
tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil
yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan
belerang (solfatara). Masyarakat setempat
sering menyebutnya Kawah Candradimuka.
Pendakian Gunung Lawu sudah dilakukan sejak
abad ke-12. Sejak zaman kerajaan
Hindu-Buddha sampai saat ini mitos-mitos yang
terkait dengan pelarian Prabu Brawijaya V di
Gunung Lawu masih dipercaya oleh masyarakat
setempat. Pada masa kolonial, eksplorasi di
Gunung Lawu didorong oleh berbagai
kepentingan mulai dari pembukaan lahan
pertanian, pemetaan, kondisi sosial dll. Saat ini
pendakian Gunung Lawu menjadi komoditas
pariwisata yang ramai. Gunung Lawu memiliki
dua jalur pendakian resmi, yaitu Cemara Sewu
(Kabupaten Magetan) dan Cemara Kandang
(Kabupaten Karanganyar). Ada beberapa jalur
pendakian lain yakni Jalur Pendakian Jagaraga,
Ngrambe, Jamus, Cetho, Tambak, Sukuh,
Pringgodani, Cemara Bulus, Mojosemi,
Sidalangu, dan Maospati. Jalur pendakian tidak
resmi ini sering digunakan masyarakat setempat
untuk mencari kayu, mencari tanaman obat,
ritual dan kepentingan tertentu lainnya. Salah
satu jalur pendakian spiritual gunung Lawu yang
tercatat dalam Serat Centhini adalah jalur
pendakian Pringgodani.
Dalam Serat Centhini Pupuh 417-421
diceritakan bahwa perjalanan Seh Amongraga
sampai di Gunung Lawu. Seh Amongraga
memulai pendakian melalui Desa Gondosuli lalu
menuju puncak Lawu. Ada beberapa tempat di
area gunung Lawu yang disebutkan dalam teks
tersebut antara lain: Blumbang, Pringgodani,
Pancot, Gandasuli Wetan, Pangaribaya,
Marcukundha, Watu Srengenge, Pakelengan,
Arga Repat Kepanasan, Arga Diyeng, Arga
Dalem, Arga Dumilah, Sela Binatur, Kawah
Candradimuka, Cakra Kembang, dan Guwa
Sigala-gala.
Prapteng tunggangan balumbang | ing
belumbang kendhiting Pringgadani | tanah
Pancot lurahipun | ing Gandasuli wetan |
mangkat sing belumbang manjat ardi Lawu |
medal ing Cemarawayang |ing Bukur
pengarip-arip || (Serat Centhini Pupuh 417
Pangkur / Pada 1)
Sampai di tunggangan Balumbang | di
Balumbang berujung Pringgadani | tanah Pancot
(ke)lurahanya | di Gandasuli Wetan | berangkat
dari Belumbang mendaki gunung Lawu | melalui
Cemarawayang | di Bukur Pangarip-arip ||.
Pertapaan Pringgodani sampai saat ini
masih menjadi tujuan para pendaki spiritual.
Pertapaan tersebut berada di Desa Blumbang,
Kec. Tawangmangu, Kab. Karanganyar. Mitos
yang berkembang di masyarakat: tempat ini
adalah tempat moksa Eyang Kancanegara (Adik
Brawijaya V). Dalam kehidupan modern,
beberapa tokoh negeri ini, seperti Soeharto dan
Soesilo Bambang Yudhoyono, juga
menempatkan Pringgodani sebagai tempat
pertapaan.
Dikutip dari Bukhori Masruri. 2021.
Benantara (Bentang Alam dalam
Gelombang Sejarah Nusantara).
Jakarta: PT Gramedia.
7. Informasi yang tidak dapat kita temukan
pada artikel di atas mengenai Gunung
Lawu yaitu …
A. Gunung Lawu terletak di perbatasan
Provinsi Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
B. Gunung Lawu memiliki status
gunung api “istirahat” yang terlihat
dari rapatnya vegetasi.
C. Eksplorasi di Gunung Lawu pada
masa kini memiliki tujuan untuk
pembukaan lahan dan pemetaan.
D. Jalur pendakian spiritual Gunung
Lawu yang tercatat dalam Serat
Centhini adalah jalur pendakian
Pringgodani.
E. Jalur pendakian tidak resmi sering
digunakan masyarakat setempat
untuk mencari kayu dan mencari
tanaman obat.
8. Kata “pupuh” pada paragraf kedua
memiliki maksud yang sama dengan ….
A. lagu
B. fabel
C. kisah
D. cerita
E. legenda
9. Jalur pendakian tidak resmi yang
disebutkan pada artikel di atas yaitu ….
A. Cemara Sewu dan Cemara Kandang
B. Cemara Sewu dan Pringgodani
C. Cemara Kandang dan Pringgodani
D. Pringgodani dan Maospati
E. Maospati dan Cemara Kandang
10. Pertanyaan yang jawabannya tidak ada
dalam artikel yaitu ….
A. Di mana letak Gunung Lawu?
B. Siapakah Eyang Kancanegara?
C. Di mana Seh Amongraga moksa?
D. Soeharto menempatkan Pringgodani
sebagai tempat?
E. Jalur pendakian tidak resmi
digunakan masyarakat setempat
untuk?