Anda di halaman 1dari 3

Dongeng fabel anak dan pesan moral: The Ant And The Grasshopper

Dahulu kala, seekor semut dan belalang tinggal di sebuah taman dekat ladang gandum.
Belalang yang ceria selalu menghabiskan waktunya dengan bernyanyi dan menari di taman.
Temannya, si Semut kecil selalu sibuk bekerja.
A long time ago, an ant and a grasshopper lived in a garden close to some grain fields. The
happy-go-lucky and merry grasshopper always spent his time singing and dancing in the
garden. His friend, the little ant, was always busy working.
Bahkan di puncak musim panas, semut membawa biji-bijian makanan dari ladang terdekat di
punggungnya dan menyimpannya dengan aman di rumahnya. Belalang selalu mengolok-olok
Semut pekerja keras tersebut.
Even at the peak of summer, the ant carried food grains from the nearby fields on her back
and stored them safely in her home. The grasshopper always made fun of the hardworking
ant.
Dia sering memintanya meninggalkan semua pekerjaan itu dan bergabung dengannya untuk
menyanyi dan menari.
He often asked her to leave all that work and join him in singing and dancing.
“Ayo temanku! Apa perlunya berkeringat di bawah terik matahari musim panas ini?”
“Come on, my friend! What is the need to sweat it out in this hot summer sun?”
“Saya sedang mempersiapkan musim dingin,” jawab Semut.
“I am preparing for the winters,”
“Saya sedang mempersiapkan musim dingin,” jawab Semut.
Semut menolak untuk bergabung dengan belalang dan terus mengumpulkan biji-bijian. Ia
membuat dirinya sibuk dengan menyimpan persediaan makanan untuk musim dingin yang
keras ketika akan sulit baginya untuk keluar.
The ant refused to join the grasshopper and continued gathering grains instead. She kept
herself busy storing food supplies for the cold and harsh winters when it would be difficult
for her to venture out.
Belalang menertawakannya dan memberitahunya bahwa ada cukup makanan untuk seumur
hidup.
The grasshopper laughed at her and told her there was enough food for a lifetime.
Semut, bagaimanapun tidak pernah berhenti bekerja sepanjang musim panas. Belalang terus
duduk di bawah naungan pepohonan taman dan bernyanyi dengan gembira.
The ant, however, never stopped working throughout the summer. The grasshopper
continued to sit in the shade of the garden trees and sing happily.
Musim panas berangsur-angsur berakhir, namun itu tidak mempengaruhi Belalang. Hal itu
juga tidak menghentikan Semut untuk membawa biji-bijian makanan dari ladang ke
rumahnya.
Summer gradually came to an end, but that did not affect the grasshopper. It also did not
stop the ant from relentlessly carrying food grains from the fields to her home.
Ia mampir dan menasihati teman Belalangnya untuk mulai menyimpan makanan untuk
musim dingin.
She stopped by and advised her grasshopper friend to start storing food for the winter for
himself too.
“Berhentilah membuang waktumu dan mulailah mengumpulkan makanan. Kamu akan
membutuhkannya di musim dingin,” desak Semut.
“Stop wasting your time and start gathering some food. You will need it in the winters,” the
ant urged.”
Belalang hanya tersenyum dan berkata, “Masih banyak watku! Saat ini semuanya baik-baik
saja,” Semut mengangkat bahu dan melanjutkan rutinitas hariannya.
The grasshopper only smiled and said, “There’s lots of time! Right now all is fine”. The ant
shrugged away and continued with her daily routine.
Musim segera berganti. Musim dingin membawa suhu beku, dan Belalang menyadari bahwa
ia tidak memiliki makanan. Ia melihat ke sekeliling untuk menemukan beberapa makanan,
namun ia sangat kedinginan sehingga hampir tidak bisa bergerak. Semuanya tertutup salju.
The seasons soon changed. Winter brought in freezing temperatures, and the grasshopper
realised he had no food. He looked around to find some, but he was so cold that he could
hardly move. Everything was covered with snow.
Ia meringkuk sendirian untuk tetap hangat. Namun tiba-tiba ia teringat teman baiknya, Semut
dan berpikir
He snuggled all by himself to remain warm. Suddenly, he remembered his good friend, the
ant, and thought to himself,
“Ia pasti akan menawarkanku rumahnya untuk beberapa waktu. ia telah menyimpan banyak
makanan. Aku yakin ia akan menawariku itu juga.”
“She will surely offer me a roof for some time. She has saved a lot of food. I am sure she will
offer me that too.”
maka dengan cepat, Belalang menyeret kakinya ke rumah semut dan mengetuk pintunya.
He quickly dragged his cold feet to the ant’s house and knocked on her door.
“Biarkan aku masuk, aku kedinginan, lemah, lapar, sahabatku.”
“Let me in, for I am cold, weak, and hungry, my dear friend,”
Semut membuak pintu sedikit. Ia tidak membiarkan Belalang itu masuk. Ia juga menolak
menawarkan makanan padanya.
The ant opened the door just a little bit. She did not let the grasshopper in. She refused to
offer him any food too.
Belalang yang kedinginan dan kelaparan itu memohon.
The cold and hungry grasshopper was weak.
“Aku akan bernyanyi untukmu secara gratis, temanku.”
“I will sing to you for free, my friend,”
“Apakah kamu ingat betapa kerasnya aku bekerja selama musim panas?”
“Do you remember how hard I worked during the hot summers?”
“Aku melakukan itu semua untuk menyediakan makanan bagi diriku sendiri selama musim
dingin. Aku juga telah memintamu untuk melakukan hal yang sama. Namun kamu malah
mengabaikan kata-kataku dan menertawakanku. Bernyanyi untuk yang lain saja. Aku juga
minta maaf karena aku hanya punya cukup biji-bijian untuk diriku sendiri.”
“I did that to provide myself with food during the cold season. I had asked you too to do the
same. You ignored my words and laughed at me instead. Sing for someone else. I am sorry,
but I have enough grains only for myself.”
Belalang kemudian menyadari bahwa ia harusnya memanfaatkan waktunya dengan lebih baik
daripada menghabiskannya untuk bernyanyi dan bermalas-malasan di taman.
The grasshopper then realised that he should have utilised his time better instead of wasting
it on singing and lazing in the garden.
Dongeng fabel berjudul The Ant and The Grasshopper tersebut mengajarkan bahwa penting
untuk menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin dalam hidup ini. Jika kita
menghabiskan waktu untuk hal-hal yang produktif, maka kita akan menemukan waktu lebih
untuk hal-hal lain. Waktu sangatlah berharga dan kita harus memanfaatkannya dengan
melakukan hal-hal yang positif.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Semut yang menghabiskan waktunya untuk
mengumpulkan persediaan makanan saat musim dingin tiba. Janganlah meniru sifat Belalang
yang lebih memilih bermalas-malasan dan terus bernyanyi.

Anda mungkin juga menyukai