I. Dasar Hukum
II. Prolog
Salah satu Hak Kekayaan Intelektual yang dilindungi dengan peraturan perundang-undangan adalah
Desain Industri. Menurut UU 31/2000, Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. Seseorang atau beberapa orang yang
menghasilkan Desain Industri disebut Pendesain.
(Pasal 11 UU 31/2000)
Permohonan tersebut diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dan ditandantangani
oleh Pemohon maupun Kuasanya kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (“Dirjen
HKI”), dan Permohonan tersebut harus memuat:
tanggal, bulan, dan tahun surat Permohonan;
nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan Pendesain;
nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan Pemohon;
nama dan alamat lengkap Kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa; dan
nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali, dalam hal
Permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
Dalam hal Permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu Pemohon,
Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu Pemohon dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari para Pemohon lain.
Dalam hal Permohonan diajukan oleh bukan Pendesain, Permohonan harus disertai
pernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa Pemohon berhak atas
Desain Industri yang bersangkutan.
CHAMBERS
Menara Rajawali Lt. 12
Jl. Dr Ide Anak Agung Gde Agung Lot #5.1
Setiabudi, Jakarta Selatan
DKI Jakarta 12950
Tlp: 021-50992333 || Website: http://legal.sandiva.co || Email: info.SLN@legal.sandiva.co
Permohonan hanya dapat diajukan untu satu Desain Industri atau beberapa Desain
Industri yang merupakan satu kesatuan Desain Industri atau yang memiliki kelas yang
sama.
Permohonan dengan menggunakan Hak Prioritas harus diajukan dalam waktu paling lama 6
(enam) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali diterima di
negara lain yang merupakan anggota Konvensi Paris atau anggota Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia, Kemudian Permohonan tersebut wajib dilengkapi dengan
dokumen prioritas yang disahkan oleh kantor yang menyelenggarakan pendaftaran Desain
Industri disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia dalam waktu paling lama 3 (tiga)
bulan terhitung setelah berakhirnya jangka waktu pengajuan Permohonan dengan Hak
Prioritas.
Selain Selain salinan surat Permohonan, Dirjen HKI dapat meminta agar Permohonan
dengan menggunakan Hak Prioritas dilengkapi pula dengan salinan lengkap Hak
Desain Industri yang telah diberikan sehubungan dengan pendaftaran yang pertama kali
diajukan di negara lain dan salinan sah dokumen lain yang diperlukan untuk
mempermudah penilaian bahwa Desain Industri tersebut adalah baru.
Apabila melansir dari situs resmi Dirjen HKI dgip.go.id , Alur dan jangka waktu proses
Permohonan Pendafataran Desain Industri adalah sebagai berikut :
2
Penjabaran dari tiap alur prosedur Permohonan Pendaftaran Desain Industri di atas menurut
UU 31/2000 jo. PP 1/2005 adalah sebagai berikut :
Jika upaya banding diterima atau tidak terdapat keberatan sehingga lolos
dalam tahap pemeriksaan substantif maka Dirjen HKI akan menerbitkan dan
memberikan Sertifikat Desain Industri paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal berakhirnya jangka waktu Pemeriksaan Substantif, dan Sertifikat
Desain Industri mulai berlaku terhitung sejak Tanggal Penerimaan.
Pasal 5 UU 31/2000 menentukan bahwa jangka waktu perlindungan terhadap Hak Desain
Industri diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal
Penerimaan Sertifikat, dan tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan dicatat
dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri.
Lingkup Hak
Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain
Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang
diberi Hak Desain Industri. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud di atas
adalah pemakaian Desain Industri untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak Desain Industri.
3
Untuk informasi lebih lanjut terkait dengan Tata Cara Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual
Desain Industri silahkan menghubungi: