Materi 3 - Regresi Linear Berganda-3
Materi 3 - Regresi Linear Berganda-3
3.1 Materi
Regresi linear berganda merupakan model regresi yang melibatkan lebih
dari satu variabel independen X1, X2, …, Xk dan Y sebagai variabel terikat. Analisis
regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Syarifuddin, 2022).
Model umum persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai
berikut:
Yi = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + 𝛽3𝑋3𝑖 +⋯ +𝛽k𝑋ik + εi (1)
dimana:
Yi = Variabel dependen
𝑋ik = Data ke-i dari variabel independen ke-k
i = Indeks pengamatan; i=1, 2, . . ., n
𝛽0 = Konstanta/intercept (Prediksi nilai saat variabel bebas
tidak memengaruhi)
𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 ⋯ 𝛽𝑘 = Parameter model regresi
εi = Residual ke-i; εi ~ IIDN (µ,𝜎 2 )
dimana;
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Statistik uji-t (t-hitung)
𝛽̂𝑗 = Koefisien regresi variabel independen ke-j
𝑆𝐸(𝛽̂𝑗 ) = Standar residual untuk koefisien regresi ke-j
c) Daerah Kritis
Dengan taraf signifikansi α = 0,05 maka H0 ditolak jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝛼/2;𝑛−𝑘) atau p-value < α
(Richo dkk, 2015).
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) adalah ukuran yang lebih berarti daripada
koefisien korelasi karena koefisien determinasi mampu memberikan
informasi mengenai nilai dependen yang dapat dijelaskan melalui model
regresi yang telah digunakan. Koefisien determinasi merupakan ukuran yang
paling umum digunakan untuk mengukur persentase dari variasi total pada
variabel dependen yang dijelaskan oleh model regresi. Koefisien determinasi
(coefficient of multiple determination) didefinisikan sebagai berikut:
n
(Y − Yˆ )
i i
2
R =2 i =1
n
(Y − Y ) 2 (6)
i
i =1
dimana:
Yi = nilai variabel terikat Y
Yˆ = nilai rata-rata varaibel terikat Y
i
Y = nilai prediksi
(Munawaroh dkk, 2015).
Kabupaten/Kota Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Paser 71.61 9.03 72.28 5 67.22 2.22 57.36
Kutai Barat 70.69 9.15 72.57 4.86 71.65 0.47 54.97
Kutai Kartanegara 73.15 7.41 71.93 5.96 64.36 2.32 58
Kutai Timur 72.56 9.22 72.76 5.93 69.4 4.16 52.71
Berau 74.01 5.04 71.68 5.62 67.85 2.69 43.49
Penajam Paser Utara 71.13 7.4 71.05 4.76 64.81 1.1 54.47
Mahakam Ulu 66.67 11.62 71.56 4.17 79 0.83 20.92
Kota Balikpapan 79.81 2.64 74.18 9.52 64.33 1.6 55.45
Kota Samarinda 79.93 4.59 73.93 6.16 61.32 1.83 39.44
Kota Bontang 79.86 4.67 73.94 9.61 65.16 2.24 37.84
Kotawaringin Barat 72.46 4.27 70.43 3.01 72.28 3.01 63.05
Kotawaringin Timur 70.56 6.21 69.75 4.55 68.51 2.25 62.21
Kapuas 68.68 5.2 68.64 4.08 69.55 0.8 56.82
Barito Selatan 69.73 4.55 66.89 4.33 62.28 0.93 71.86
Barito Utara 69.72 5 71.28 4.34 73.97 0.69 74.77
Sukamara 67.52 3.19 71.45 4.39 74.18 3.95 56.46
Seruyan 67.04 7.43 69.24 4.4 74.9 4.21 67.84
Katingan 67.91 5.22 65.62 4.78 69.49 1.52 63.68
Barito Timur 70.82 6.56 68.06 3.5 79.09 2.83 54.08
Murung Raya 67.56 6.28 69.43 3.37 69.58 2.33 55.33
Kota Palangka Raya 80.34 3.47 73.16 5.81 62.99 2.95 64.19
Gunung Mas 70.23 5.1 70.24 2.19 75.76 2.28 65.97
Lamandau 69.7 3.15 69.31 2.42 67.93 2.86 68.63
Pulang Pisau 67.54 4.51 67.92 2.15 70.98 0.56 56.73
Kota Baru 68.32 4.52 68.72 4.07 70.25 1.69 46.71
Banjar 68.32 2.7 66.38 2.43 71.79 1.51 54.1
Barito Kuala 65.91 4.56 65.33 1.49 79.34 1.29 54.75
Hulu Sungai Selatan 68.41 5.21 65.39 1.98 72.15 1.17 53.29
Hulu Sungai Tengah 68.32 6.01 65.3 2.2 74.85 1.19 66.61
Hulu Sungai Utara 65.06 6.38 62.94 2.23 70.55 1.34 52.63
Tabalong 71.14 5.95 65.95 2.34 75.63 1.49 48.58
Tanah Bumbu 70.05 4.88 69.44 5.66 66.62 2.66 39.89
Kota Banjarmasin 76.83 4.18 70.55 5.51 65.28 1.26 40.11
Kota Banjar Baru 78.83 4.19 71.5 3.67 63.51 2.92 51.03
Tanah Laut 68.49 4.4 68.89 2.63 67.08 1.53 48.76
Tapin 69.53 3.7 69.77 3.94 70.05 1.27 42.6
Balangan 67.88 5.59 67.19 2.63 77.54 1.57 45.26
Sumber: BPS Kalimantan Timur, BPS Kalimantan Tengah, dan BPS Kalimantan
Selatan
dimana:
Y = Indeks Pembangunan Manusia (%)
X1 = Persentase Penduduk Miskin (%)
X2 = Umur Harapan Hidup (%)
X3 = Tingkat Pengangguran Terbuka (%)
X4 = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)
X5 = Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
X6 = Persentase Tamat Sekolah Menengah Pertama (%)
Penyelesaian
Syntaks Software R
library(stats)
library(car)
library(lmtest)
library(zoo)
library(stats)
#Memanggil Data
data=read.table(file.choose(),header = T)
data
#Statistika Deskriptif
summary(data)
#Model Awal
regresi1=lm(formula=Y~X1+X2+X3+X4+X5+X6,data=data)
summary(regresi1)
Pembahasan:
1. Model Awal
Estimasi Model
̂0
𝛽 45,05975
̂1
𝛽 −0,52027
̂2
𝛽 0,63831
̂3
𝛽 0,48789
̂4
𝛽 −0,23085
̂5
𝛽 0,11584
̂6
𝛽 −0,03232
4. Uji Parsial
A. Uji Parsial Persentase Penduduk Miskin
Hipotesis
𝐻0 : 𝛽1 = 0
(Tidak terdapat pengaruh antara variabel Persentase Penduduk
Miskin terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
𝐻1 : 𝛽1 ≠ 0
(Terdapat pengaruh antara variabel Persentase Penduduk
Miskin terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
Taraf Signifikansi
𝛼 = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
Daerah Kritis
𝐻0 ditolak jika 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼
Statistik Hitung
Tabel 5. Uji Parsial Persentase Penduduk Miskin
𝒑 − 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 0,0320
Keputusan
𝐻0 ditolak karena nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0,0320) < 𝛼 (0,05)
Kesimpulan
Terdapat pengaruh antara variabel Persentase Penduduk Miskin
terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia
B. Uji Parsial Umur Harapan Hidup
Hipotesis
𝐻0 : 𝛽2 = 0
(Tidak terdapat pengaruh antara variabel Umur Harapan Hidup
terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
𝐻1 : 𝛽2 ≠ 0
(Terdapat pengaruh antara variabel Umur Harapan Hidup
terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
Taraf Signifikansi
𝛼 = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
Daerah Kritis
𝐻0 ditolak jika 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼
Statistik Hitung
Tabel 6. Uji Parsial Umur Harapan Hidup
𝒑 − 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 0,0108
Keputusan
𝐻0 ditolak karena nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0,0108) < 𝛼 (0,05)
Kesimpulan
Terdapat pengaruh antara variabel Umur Harapan Hidup terhadap
variabel Indeks Pembangunan Manusia
C. Uji Parsial Tingkat Pengangguran Terbuka
Hipotesis
𝐻0 : 𝛽3 = 0
(Tidak terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Pengangguran
Terbuka terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
𝐻1 : 𝛽3 ≠ 0
(Terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Pengangguran Terbuka
terhadap variabel Indeks PembangunanManusia)
Taraf Signifikansi
𝛼 = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
Daerah Kritis
𝐻0 ditolak jika 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼
Statistik Hitung
Tabel 7. Uji Parsial Tingkat Pengangguran Terbuka
𝒑 − 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 0,1998
Keputusan
𝐻0 gagal ditolak karena nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0,1998) > 𝛼 (0,05)
Kesimpulan
Tidak terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Pengangguran
Terbuka terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia
D. Uji Parsial Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Hipotesis
𝐻0 : 𝛽4 = 0
(Tidak terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
𝐻1 : 𝛽4 ≠ 0
(Terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
Taraf Signifikansi
𝛼 = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
Daerah Kritis
𝐻0 ditolak jika 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼
Statistik Hitung
Tabel 8. Uji Parsial Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
𝒑 − 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 0,0476
Keputusan
𝐻0 ditolak karena nilai 𝑝 – 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0,0476) < 𝛼 (0,05)
Kesimpulan
Terdapat pengaruh antara variabel Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia
E. Uji Parsial Laju Pertumbuhan Penduduk
Hipotesis
𝐻0 : 𝛽5 = 0
(Tidak terdapat pengaruh antara variabel Laju Pertumbuhan
Penduduk terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
𝐻1 : 𝛽5 ≠ 0
(Terdapat pengaruh antara variabel Laju Pertumbuhan Penduduk
terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia)
Taraf Signifikansi
𝛼 = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡
Daerah Kritis
𝐻0 ditolak jika 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼
Statistik Hitung
Tabel 9. Uji Parsial Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
𝒑 − 𝒗𝒂𝒍𝒖𝒆 0,8030
Keputusan
𝐻0 gagal ditolak karena nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (0,8030) > 𝛼 (0,05)
Kesimpulan
Tidak terdapat pengaruh antara variabel Laju Pertumbuhan
Penduduk terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia