Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

ANALISIS

IV.1ANALISIS MANUSIA

IV.1.1 Pelaku
Penghuni di apartemen sewa ini orang, dengan jumlah kamar sebanyak 200
kamar dan dihuni 1 sampai 2 orang tiap kamar.Asumsi maksimal total
penghuni berjumlah 400 orang. Data total penghuni ini akan digunakan untuk
penghitungan kebutuhan luasan penangkap hujan pada sistem penangkap air
hujan pada bangunan.

Tipologi Pelaku / Penghuni Apartemen Sewa:


• Penghuni Apartemen Sewa
Sasaran penghuni apartemen sewa ini adalah kaum komuter
yang terdiri dari “karyawan kantoran, pembisnis dan
mahasiswa”. Aktivitas dalam hunian seperti makan, mandi,
masak dan istirahat. Selain itu dibutuhkan ruang-ruang yang
memfasilitasi aktivitas sosial dan gaya hidup masyarakat
perkotaan.

• Staf Pengelola
Staf Pengelola yang bekerja dalam bagian dalam kantor
pengelolaan dalam mengatur administrasi dan management
apartemen sewa ini.

• Staf Service
Meliputi staf yang bekerja dibagian fasilitas hunian maupun
penunjang seperti housekeeping, restoran, café, laundry, security,
dsb.

55
IV.1.2Kebutuhan Ruang, Kapasitas Ruang dan Besaran Ruang.
Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel program ruang berikut ini:

Area public Tabel 4-1:Tabel dimensi ruang area publik.


Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Lobby BPDS 0.54 m2/unit 400 unit 0.54 x 400 216 m2

Reseptionis AS 12 m2 2 orang 12 x 2 24 m2
Subtotal 132m2
Sirkulasi 15% 19,8 m2
Total 151,8 m2

Fasilitas Hunian Tabel 4-2:Tabel dimensi ruang fasilitas hunian.


Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Tipe 32 (studio) AS 288 unit

Kamar Tidur AS 12 m2 1 12 x 1 12 m2
Kamar Mandi NMH 6 m2 1 6x1 6 m2
Dapur NMH 9 m2 1 9x1 9 m2
Balkon AS 5 m2 1 5x1 5 m2
Subtotal 32 m2 x 288
= 3200 m2
Sirkulasi 15% 480 m2
Total 3680 m2

Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


Tipe 48 AS 48 unit
(1bedroom)
Kamar Tidur AS 18 m2 1 18 x 1 18 m2
R.Tamu AS 8 m2 1 8x1 8 m2
Kamar Mandi NMH 6 m2 1 6x1 6 m2
Dapur +R.Makan NMH 10 m2 1 10 x 1 10 m2
Balkon AS 6 m2 1 6x1 6 m2
Subtotal 48m2 x 48
= 2304 m2
Sirkulasi 15% 345.6 m2
Total 2649.6 m2

56
Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Tipe 64 AS 36 unit
(2bedroom)
Kamar Tidur AS 14 m2 2 14 x 2 28 m2
R.Tamu AS 10 m2 1 10x1 10 m2
Kamar Mandi NMH 6 m2 1 6x1 6 m2
Dapur +R.Makan NMH 12 m2 1 12 x 1 12 m2
Balkon AS 8 m2 1 8x1 8 m2
Subtotal 64 m2 x 36
= 2304 m2
Sirkulasi 15% 345.6 m2
Total 2649.6 m2

Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas


Tipe 84 AS 36 unit
(2bedroom)
Kamar Tidur AS 14 m2 2 14 x 2 28 m2
R.Tamu AS 18 m2 1 18x1 18 m2
Kamar Mandi NMH 6 m2 1 6x1 6 m2
Dapur +R.Makan NMH 12 m2 1 12 x 1 12 m2
Balkon AS 20 m2 1 20 x 1 20 m2
Subtotal 84 m2 x 36
= 3024 m2
Sirkulasi 15% 453.6 m2
Total 3477.6 m2

Fasilitas Penunjang Tabel 4-3:Tabel dimensi ruang fasilitas penunjang.


Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Restoran
R.Makan BPDS 1,6 m2/org 20% penghuni=400 org 1,6 x 80 128 m2
Outdoor AS 30 orang 1,6 x 30 48 m2
Kasir NAD 10% R.makan 10% x 128 12,8 m2
Gudang BPDS 10% R.makan 10% x 128 12,8 m2
Dapur BPDS 20% R.makan 20% x 128 25,6 m2
R.Staff AS 12 m2
Subtotal 239,2m2
Sirkulasi 15% 35.8 m2
Total 275.08 m2

57
Cafe
R.Makan BPDS 1,6 m2/org 50 org 1,6 x 50 80 m2
Counter NAD 10% R.makan 10% x 80 8 m2
Gudang BPDS 10% R.makan 10% x 80 8 m2
Dapur BPDS 20% R.makan 20% x 80 16 m2
Subtotal 112 m2
Sirkulasi 15% 35.8 m2
Total 275.08 m2

Failitas Penunjang lainnya


Mini Market AS 80 m2
Retail AS 5unit 5x64 320 m2
Praktek Dokter AS 128 m2
ATM Center AS 16 m2
Business Center AS 120m2
Multi Function Room NAD 100 org 500 m2
Fitness Center AS 450 m2
Children Care/Room AS 128 m2
Open Space Playground AS 385 m2
Subtotal 2127m2
Sirkulasi 15% 319.05 m2
Total 2446.05 m2

Fasilitas PengelolaTabel 4-4:Tabel dimensi ruang fasilitas pengelola.


Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
2
R.Tamu NMH 1,8 m /org 6 1,8 x 6 10,8 m2
R.G Manager NAD 18 m2/org 1 18 x 1 18 m2
R. Manager NAD 12 m2/org 4 12 x 4 48 m2
R. Sekretaris NAD 6 m2/org 1 6x1 6 m2
R. Staff NAD 6 m2/org 25 6 x 25 150 m2
R. Rapat NAD 6 m2/org 20 6x20 120 m2
Kantin AS 30 125 m2
R.Servis AS 64 m2
Subtotal 541.8 m2
Sirkulasi 15% 81.27 m2
Total 623.07 m2

58
Area Service Tabel 4-5:Tabel dimensi ruang area service.
Ruang Sumber Standar Jumlah Perhitungan Luas
2 2
Laundry & Linen TSS 1 unit wash dier = 5 m 10 10x5 m 50 m2

Gudang AS 2 20 m2

R. Trafo BPDT 1 1x 16 m2 16 m2

R.Genset AS 2 2x35 m2 70 m2

R.Panel Induk NMH 2 2x35 m2 20 m2

R. Pompa AS 2 2x32 m2 64 m2

Loading Dock AS 2 2x30 m2 60 m2

Pos Keamanan AS 3 3x30 m2 90 m2

Subtotal 262m2

Sirkulasi 15% 39.3 m2

Total 301.3 m2

Fasilitas Parkir Tabel 4-6:Tabel dimensi ruang fasilitas pakir.


Ruang Sumber Standar Kapasitas Perhitungan Luas
Parkir mobil SBT 1 mobil = 7 unit=1 384 :7= 55 55 x 12,5 m2 =
penghuni 12,5m2 mobil mobil 687.5m2
Parkir mobil NAD 1 mobil = 5 5 x 12,5m2 62,5 m2
pengelola 12,5m2
Parkir Motor NAD 1,5 m2/unit 100 1,5 x 100 150 m2
Subtotal 397,5 m2
Sirkulasi 15% 59.625 m2

Total 457.125 m2

KETERANGAN :
- NMH :New Matrix Handbook
- NAD :Neufert Architect Data
- BPDS :Building Planning and Design Standart
- AS : Asumsi
- TSS :Time Saver
- SBT : Sistem Bangunan Tinggi

* Program ruang untuk ruang khusus penyimpanan air hujan akan didapatkan setelah
melakukan analisa pada volume kebutuhan air sehari-hari penghuni.

59
IV.1.3Analisis Perencanaan Susunan Ruang.
a) Diagram Keterkaitan Ruang Secara Makro
Gambar 4-1: Diagram keterkaitan ruang secara makro.

Unit
Apartemen

Area
Service Fasilitas
Penunjang
Lobby

Parkiran Kantor

Plaza

Entrance

b) Diagram Keterkaitan Ruang Secara Mikro.


Gambar 4-2: Diagram keterkaitan ruang berdasarkan kegiatan penghuni.

Unit Hunian

Lift
Penumpang

Resepsionis Toilet
Lobby

Lobby
Parkiran
Fasilitas
Penunjang
Entrance

60
Gambar 4-3: Diagram keterkaitan ruang berdasarkan kegiatan pengelola.

Ruang
Kantor
R.Rapat

Toilet
Kantor
Lobby
Lift
Parkiran

Ruang
Penunjang
Kantin
Entrance Karyawan

Gambar 4-4: Diagram keterkaitan ruang berdasarkan kegiatan staff area service.

Unit Hunian

Lift Barang Area


/ Service Service
Kantin
Karyawan

Loker
Koridor
Pakiran
Motor
Mushola
Side Entrance

61
Gambar 4-5: Diagram keterkaitan ruang berdasarkan kegiatan staff fasilitas
penunjang.

Fasilitas
Penunjang

Toilet
Fasilitas
penunjang

Parkiran

Lobby

Entrance

Keterangan : Pintu Masuk


Berhubungan,Dekat dan mudah di jangkau
Hubungan erat dan itensitas aktivitas tinggi

IV.2ANALISIS KEBUTUHAN AIR HARIANPENGHUNI


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui jumlah
kebutuhan air pada bangunan dan menentukan kebutuhan air apa saja yang
dapat digantikan dengan air hujan. Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air
yang dibutuhkan manusia, kebutuhan dasar air bersih minimal yang perlu
disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air
yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya
Kardisi, 1999 : 18), kebutuhan air rumah tangga per harinya menurut
Sunjaya:
a) Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan = 5 liter/org
b) Kebutuhan air untuk mandi = 25-30 liter/org
c) Kebutuhan air untuk flushing toilet = 4-6 liter/org
d) Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan = 25-30
liter/org

62
Tabel 4-7:Penggunaan Air

Sumber: Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick

Table 4-8:Kebutuhan air pada hunian Apartemen

Use Gallons per Capita Percentage of Total Daily Use


Showers 11.6 16.8%
Clothes Washers 15.0 21.7%
Dishwashers 1.0 1.4%
Toilets 18.5 26.7%
Baths 1.2 1.7%
Leaks 9.5 13.7%
Faucets 10.9 15.7%
Other Domestic Uses 1.6 2.2%

Sumber :Handbook of Water Use and Conservation, Amy Vickers 2001

Dari data tersebut, terlihat bahwa persentase terbesar kebutuhan air


harian per orang pada hunian rata-rata adalah air untuk mandi, flush toilet,
dan mencuci pakaian. Oleh karena itu, kebutuhan air yang akan digantgikan
digantikan oleh air hujan yaitu pemakaian air untuk mandi, flush toilet, dan
mencuci pakaian. Untuk kebutuhan air minum akan menggunakan sumber
lain karena air minum harus memenuhi syarat kesehatan dan air hujan di
Jakarta tergolong asam. Dari kebutuhan tersebut kemudian ditotal untuk
mendapatkan kebutuhan air hujan yang harus ditangkap per bulan.

63
Tabel 4-9: Kebutuhan air yang akandigantikan air hujan.

Galon Jmlh Total


Kebutuhan Liter
orang Gallon
Kamar Mandi 30 7.92 400 3168

Toilets flush 6 1.58 400 632

Cuci Pakaian 25 6.6 400 2640

Total per hari 6440

Tabel 4-10 :Total kebutuhan air yang akan diganti air hujan
per bulan dalam 1 tahun.
Jumlah
Bulan Hari Jumlah dalam Galon
Januari 31 199640
Februari 28 180320
Maret 31 199640
April 30 193200
Mei 31 199640
Juni 30 193200
Juli 31 199640
Agustus 31 199640
September 30 193200
Oktober 31 199640
November 30 193200
Desember 31 199640
Rata-Rata 195883

Setelah mengetahui total kebutuhan air dalam satu bulan yang akan
digantikan oleh air hujan, selanjutnya dimasukkan ke rumus penghitungan
penangkap air hujan untuk mendapatkan luas area tangkapan dengan supply
rata-rata bulanan sebesar 2.350.600 galon air.

Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623


x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient

Air hujan yang tertangkap oleh permukaan dan mengalir dengan lancar yang
tidak diserap oleh permukaan penangkap sesuai dengan koefisiensi aliran.

64
Tabel 4-11: Runoff Coefficients

Sumber :Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H, October 2004

Material penangkap air hujan menggunakan betondengan koefisiensi


runoff0,9 (banyak air yang tertahan) sampai 1 (sedikit yang tertahan, lancar)
dan jika menggunakan permukaan vegetasi koefisiensi runoff 0.6 (banyak air
yang tertahan) dan 0.1 (sedikit yang tertahan, lancar). Koefisiensi runoff yang
digunakan adalah sebesar 0,9 untuk mengantisipasi air mengalir tidak terlalu
lancar sehingga menggunakan nilai koefisiensi terrendah berdasarkan tabel
4.10runoff coefficients.
TABEL 4-12: DATA CURAH HUJAN PD. BETUNG
RATA-RATA TOTAL
TAHUN Rata2/Bulan
BULAN inches
2004 2005 2006 2007 2008 mm
Januari 385,50 329,40 396,80 140,50 239,90 298,42 11,75
Februari 316,70 211,00 287,70 831,40 592,40 447,84 17,63
Maret 333,80 269,50 157,90 83,40 174,20 203,76 8,02
April 182,80 103,00 256,50 265,80 206,60 202,94 7,99
Mei 290,30 204,30 132,30 180,20 113,20 184,06 7,25
Juni 26,60 278,10 88,20 70,40 99,90 112,64 4,43
Juli 228,60 225,30 48,00 0,50 9,10 102,30 4,03
Agustus 23,00 157,30 6,20 65,40 53,10 61,00 2,40
September 26,80 143,30 0,20 128,80 68,50 73,52 2,89
Oktober 26,50 241,30 5,00 181,50 41,00 99,06 3,90
Nopember 220,80 206,70 98,90 250,80 370,30 229,50 9,04
Desember 207,20 131,40 336,00 484,80 99,70 251,82 9,91
Rata2/Tahun 189,05 208,38 151,14 223,63 172,33 188,91 7,44
Sumber: BMKG
• Data curah hujan yang digunakan merupakan rata-rata curah hujan tahunan
yakni dari tahun 2004 sampai 2008 sebesar 7,44 inches. Jadi luas permukaan
total yang dibutuhkan yaitu :

65
Supply (in Gallons ) = Rainfall (inches) x 0.623
x Catchment Area ( FT2 ) x Runoff Coefficient

(Harvesting Rainwater for Landscape Use, Patricia H., October 2004

195883= 7,44 x 0,623 x luas permukaan penangkap x 0,9


195883= 4,2 x luas permukaan penangkap
Luas = 46.638 ft2 = 4.197m2
(* 1 square feet / ft2 / kaki = 0.09290304 m2)

• Setelah mendapatkan luas permukaan penangkap bangunan berdasarkan


perhitungan diatasmendapat hasil seluas46.638 ft2 atau 4.197m2. Data ini
digunakan untuk mencari total air yang dapat ditampung oleh sistem
penangkap air hujan dengan luasan tersebut.

TABEL 4-12: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN


DENGAN LUAS PENANGKAP 46638 ft2 ATAU 4197m2

Luas
Rainfall Gross Runoff Total Supply
Bulan Rainfall Penangkap
x 0,623 Supply Coefisient (Gallons)
Hujan (ft2)

Januari 11,75 7,32 46638 341390,16 0,9 307251,14


Februari 17,63 10,98 46638 512085.24 0,9 460876.76
Maret 8,02 5,00 46638 233190 0,9 209871
April 7,99 4,98 46638 232257.24 0,9 209031.51
Mei 7,25 4,51 46638 210337.38 0,9 183303.64
Juni 4,43 2,76 46638 128720.88 0,9 115848.792
Juli 4,03 2,51 46638 117061.38 0,9 105355.24
Agustus 2,04 1,50 46638 69957 0,9 62961.3
September 2,89 1,80 46638 83948.4 0,9 75553.6
Oktober 3,90 2,43 46638 113330.34 0,9 101997.3
November 9,04 5,63 46638 262571.94 0,9 236314,74
Desember 9,91 6,18 46638 244888,84 0,9 259400.55

• Tahap kedua yaitu, setelah mendapatkan hasil dari total air yang dapat
ditampung tiap bulan, data tersebut akan di uji kembali(feedback)untuk
mengetahui apakah dengan luasan area penangkap hujan seluas46638 ft2 atau
4197m2dapat mencukupi kebutuhan air yang dapat digantikan oleh air hujan
tiap bulan dengan melihat sisa air yang dapat ditampung dan dibuat simulasi
proyeksi 3 tahun kedepan.

66
TABEL 4-13 : PROYEKSI PER TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJAN
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNI
APARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP
46638 ft2 ATAU 4197 m2

TAHUN PERTAMA
Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki
Januari 307251,14 199640 107611.14 107611.14
Februari 460876.76 180320 280556.67 388167.81
Maret 209871 199640 10231 398398.81
April 209031.51 193200 15831 414229.81
Mei 183303.64 199640 -16336.36 397893.45
Juni 115848.792 193200 -77351.2 320542.25
Juli 105355.24 199640 -94284.76 226257.49
Agustus 62961.3 199640 -193348.7 32908.79
September 75535.6 193200 -117664.4 0 -84755.61
Oktober 101997.3 199640 -97642.7 0 -97642.7
November 236314,74 193200 43114.74 43114.74
Desember 259400.55 199640 59760.55 102875.29

TAHUN KEDUA

Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki
Januari 307251,14 199640 107611.14 210486.43
Februari 460876.76 180320 280556.67 491043.1
Maret 209871 199640 10231 501274.1
April 209031.51 193200 15831 517105.1
Mei 183303.64 199640 -16336.36 500768.74
Juni 115848.792 193200 -77351.2 423417.54
Juli 105355.24 199640 -94284.76 329132.78
Agustus 62961.3 199640 -193348.7 135784.08
September 75535.6 193200 -117664.4 18119.68
Oktober 101997.3 199640 -97642.7 0 -79523.02
November 236314,74 193200 43114.74 43114.74
Desember 259400.55 199640 59760.55 102875.29

TAHUN KETIGA

Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki
Januari 307251,14 199640 107611.14 210486.43
Februari 460876.76 180320 280556.67 491043.1
Maret 209871 199640 10231 501274.1
April 209031.51 193200 15831 517105.1
Mei 183303.64 199640 -16336.36 500768.74

67
Juni 115848.792 193200 -77351.2 423417.54
Juli 105355.24 199640 -94284.76 329132.78
Agustus 62961.3 199640 -193348.7 135784.08
September 75535.6 193200 -117664.4 18119.68
Oktober 101997.3 199640 -97642.7 0 -79523.02
November 236314,74 193200 43114.74 43114.74
Desember 259400.55 199640 59760.55 59760.55

Tabel diatas merupakansimulasi dataperhitungan penangkap air hujan


berdasarkan kebutuhan air jika digunakan setiap hari dalam pertahun oleh
total penghuni apartemen. Melalui perhitungan tersebut dapat dilihat pada
pada tahun pertama terjadi defisit di bulan Oktiber dan November dan pada
tahun kedua dan ketiga terjadi desifit setiap bulan Oktober, bahwa air
simpanan yang ada di tangki penampungan tidak bersisa dan masih kurang
2392.82galon untuk kebutuhan air yang digantikan oleh air hujan.

Dari hasil analisa perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa


luasan penangkap hujan sebesar 46638 ft2 atau 4197m2masih belum bernilai
sustainable karena masih belum mampu memenuhi kebutuhan air secara
berkelanjutan pada bulan Oktober pada tahun pertama. Tetapi pada tahun
kedua dan ketiga terlihat tidak terjadi defisit. Solusi untuk menyelesaikan
masalah ini adalah dengan menambah luasan permukaan penangkap air hujan
tidak hanya pada atap tetapi dapat digunakan elemen bangunan .

Alasan menambah luasan penampang penangkap air hujan agar


mendapatkan supply air yang lebih besar untuk mengurangi defisit tiap
tahunnya.Antipasi pada musim kemarau dapat diatasi dengan menyimpan air
hujan pada bulan musim hujan lebih banyak.Penambahan luasan diperbesar
menjadi 5000m2atau 53819.5ft2, untuk membuktikan penambahan luasan
tersebut memenuhi syarat sustanaible maka akan dilakukan simulasi
penyimpanan air proyeksi 3 tahun dalam pemenuhan kebutuhan para
penghuni dalam apartemen sewa ini.

68
TABEL 4-14: AIR HUJAN YANG DAPAT DITANGKAP PERBULAN
DENGAN LUAS PENANGKAP 53819.5 ft2 ATAU 5000 m2

Luas
Total
Rainfall Penangkap Gross Runoff
Bulan Rainfall Supply
x 0,623 Hujan Supply Coefisient
(Gallons)
(ft2)
Januari 11,75 7,32 53819.5 393955.08 0,9 354559.57
Februari 17,63 10,98 53819.5 590938.11 0,9 531844.99
Maret 8,02 5,00 53819.5 269097.5 0,9 242187.75
April 7,99 4,98 53819.5 268021.11 0,9 241218.99
Mei 7,25 4,51 53819.5 242725.94 0,9 218453.35
Juni 4,43 2,76 53819.5 148541.82 0,9 133687.63
Juli 4,03 2,51 53819.5 135086.94 0,9 121579.25
Agustus 2,04 1,50 53819.5 80729.25 0,9 72656.32
September 2,89 1,80 53819.5 96875.1 0,9 87187.59
Oktober 3,90 2,43 53819.5 1307814.3 0,9 117703.24
November 9,04 5,63 53819.5 303003.78 0,9 272703.4
Desember 9,91 6,18 53819.5 332604.51 0,9 299344.05

TABEL 4-15 : PROYEKSI 3 TAHUN DAYA PENYIMPANAN AIR HUJAN


UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR PENGHUNI
APARTEMEN SEWA DENGAN LUAS PENANGKAP
53819.5 ft2 ATAU 5000 m2

TAHUN PERTAMA

Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki

Januari 354559.57 199640 154919.57 154919.57


Februari 531844.99 180320 351524.99 506444.56
Maret 242187.75 199640 42547.75 548992.31
April 241218.99 193200 48018.99 597011.3
Mei 218453.35 199640 18813.35 615825.65
Juni 133687.63 193200 -59512.37 556313.28
Juli 121579.25 199640 -78060.75 478252.53
Agustus 72656.32 199640 -126983.68 351268085
September 87187.59 193200 -106012.41 245256.44
Oktober 117703.24 199640 -187936.76 57319.68
November 272703.4 193200 79503.4 136823.08

Desember 299344.05 199640 99704.05 236527.13


TAHUN KEDUA

69
Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki
Januari 354559.57 199640 154919.57 391176.7
Februari 531844.99 180320 351524.99 742701.69
Maret 242187.75 199640 42547.75 785249.44
April 241218.99 193200 48018.99 833262.43
Mei 218453.35 199640 18813.35 852081.78
Juni 133687.63 193200 -59512.37 792569.41
Juli 121579.25 199640 -78060.75 714508.66
Agustus 72656.32 199640 -126983.68 587524.98
September 87187.59 193200 -106012.41 481512.57
Oktober 117703.24 199640 -187936.76 293575.81
November 272703.4 193200 79503.4 373079.21
Desember 299344.05 199640 99704.05 472783.26
TAHUN KETIGA
Penyimpanan
Bulan Supply Kebutuhan Sisa Air
dalam tangki
Januari 354559.57 199640 154919.57 627702.83
Februari 531844.99 180320 351524.99 979227.82
Maret 242187.75 199640 42547.75 1021775.57
April 241218.99 193200 48018.99 1069794.56
Mei 218453.35 199640 18813.35 1088607.91
Juni 133687.63 193200 -59512.37 1029095.54
Juli 121579.25 199640 -78060.75 951034.79
Agustus 72656.32 199640 -126983.68 824051.11
September 87187.59 193200 -106012.41 718038.7
Oktober 117703.24 199640 -187936.76 530101.94
November 272703.4 193200 79503.4 609605.34
Desember 299344.05 199640 99704.05 709309.39

Dari hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh


penambahan luas area penangkap terhadap ketersediaan sisa air penyimpanan
dalam tangki. Hasil dari penambahan luasan menjadi 53819.5 ft2 atau5000m2
terlihat tidak terjadi defisit melainkan setiap tahunnya mengalami
penambahan sisa air. Untuk volume tangki penampungan supply air hasil
tangkapan disesuaikan dengan kebutuhan penyimpanan terbesar pada tahun
pertama di bulan Mei yaitu sekitar 615825.65galon atau 2.330.900,08 liter
dibulatkan menjadi 2.331.000 liter. Maka daya tampung tangki penyimpanan
diharapkan mempunyai volume 2.331 m3.

70
IV.2.1 Luas permukaan bangunan yang dapat dimanfaatkan untuk penangkap
airhujan.

Setelah melakukan analisis data kebutuhan air penghuni apartemen


sewa yang akan digantikan oleh air hujan maka selanjutnya dilakukan
analisis analisis luas permukaan bangunan yang dapat dimanfaatkan untuk
penangkap air hujan yang akan dibangun di tapak tersebut dengan peraturan
tapak sebagai berikut :

Luas Efektif Lahan = 13.700 m2


GSB = 10m2
Jumlah Lantai yang boleh dibangun = 16 Lantai

Luas Lantai Dasar yang boleh dibangun


KDB x Luas Efektif Lahan = 50% x 13.700 m2
= 6.850 m2

Luas TotalLantai yang boleh dibangun


KLB x Luas Efektif Lahan = 3.5 x 13.700 m2
= 47.950 m2

Dari total luas lahan sebesar 13.700m2, lahan yang dapat dibangun
sebesar 6.850 m2 asumsi lahan terpakai 6000m2 ,dengan jumlah lapis
bangunan sebanyak 16 lapis dan ketinggian floor to floor yaitu 4 m maka
didapat ketinggian bangunan setinggi 64 m. Melalui data tersebut dilakukan
analisa untuk mengetahui dengan berapa massa bangunan untuk
mendapatkan permukaan bangunan yang paling optimal menangkap air
hujan:
Masa tunggal berukuran 75m x 80 m
Luas permukaan = (75 x 64 x 2) + (80 x 64 x 2) + (75 x 80)
= 9600 m2 + 10240 m2 + 6850 m2
= 26690 m2

64

80
75
71
2 masa bangunan berukuran 40 m x 75 m
Luas permukaan = 2 x ((40 x 64 x 2) + (75 x 64 x 2) + (75 x 80))
= 2 x (3456 m2 + 8640 m2 + 1000 m2)
= 2 x 13096 m2
= 26192 m2

64

40
40

a) 4 masa bangunan berukuran 20 m x 25 m


Luas permukaan = 4 x ((20 x 86,4 x 2) + (25 x 86,4 x 2) + (20 x 25))
= 4 x (3456 m2 + 4320 m2 + 500 m2)
= 4 x 8276 m2
= 33104 m2

64

20
25

Kesimpulan dari hasil analisa data diatas bahwa luas permukaan


bangunan pada tapak yang dapat dimanfaatkan menjadi penangkap air hujan,
menggunakan luas permukaan lantai dasar yang sama , namun dengan
simulasi jumlah masa bangunan yang berbeda, didapatkan hasil bahwa
semakin banyak masa bangunan, maka luas permukaan yang dapat
dimanfaatkan sebagai penangkap hujan semakin besar pula akan tetapi perlu
disesuaikan dengan kebutuhan ruang, kondisi dan luasan tapak.

72
IV.3. ANALISIS TIPOLOGI BANGUNAN

Analisa luas permukaan ini hanya sebagai dasar dalam menerapkan


luas area penangkap air hujan yang diolah pada bagian luar permukaan
bangunan karena tidak semua permukaan bangunan dapat menangkap air
hujan secara maksimal oleh karena itu harus dilakukan analisis tipologi
bentuk bangunan yang dapat menangkap air hujan yang paling optimal
dengan alat bantu simulasi software 3DMax dan tidak lepas dari kesesuaian
fungsi, maka itu data simulasi tersebut akan disandingkan dengan “Teori
Tipologi Bangunan” menurut Frans D.K.Cing.

TABEL 4-15: Tipologi Massa Bangunan

N Bentuk Simulasi 3DMax Teori Frank D.K. Cing Respon/


o Kesimpulan
1. Bulat Tidak cocok
dijadikan
hunian vertikal.

Karakter dasar bentuk bola


cocok dijadikan bangunan
bentang lebar yang
Seluruh permukaan memiliki ruang yangbesar
yang baik untuk untuk
menangkap air hujan.

73
2. Silinder Kekurangan
pada penataan
ruang dalam
akan mengalami
kesulitan dalam
meletakkan
Karakter bentuk massa
furniture,
silinder cocok dijadikan
sehingga kurang
bangunan vertikal, tetapi efisien dan
Pada bentuk silinder
untuk penempatan furniture efektif apabila
terlihat bahwa air tidak
tidak dapat optimal. dijadikan sebagai
mengalir sempurna
apartemen sewa.
(tampis) di bagian tepi
permukaan atas massa.

3. Kerucut Kekurangan
pada penataan
ruang dalam
akan mengalami
kesulitan dalam
meletakkan
Karakter bentuk massa
furniture,
kerucut cocok dijadikan
sehingga kurang
Seluruh permukaan yang bangunan massa tunggal, efisien dan
baik untuk menangkap air tetapi untuk penempatan efektif apabila
hujan karena permukaan furniture tidak dapat dijadikan sebagai
miring yang tajam. optimal. apartemen sewa

74
4. Limas Kekurangan
pada penataan
ruang dalam
akan mengalami
kesulitan dalam

Bentuk yang memiliki struktur meletakkan

kokoh dan seimbang, tetapi furniture,

untuk dijadikan hunian kurang sehingga kurang


Terlihat bahwa air tidak
cocok karena sudut-sudut efisien dan
mengalir sempurna (tampis)
kerucut membuang banyak efektif apabila
di bagian sudut setiap sisi
tempat. dijadikan sebagai
permukaan.
apartemen sewa

5. Kotak Paling cocok


dijadikan
Hunian/tempat
beraktivitas
dalam ruang
karena sudut
Bentuk paling fleksibel,kokoh,
ruang yang lebih
dan dapat digabungkan
Permukaan atas menangkap efektif dalam
dengan bentuk massa yang
air secara baik,akan tetapi penempatan
bagian sisi samping yang lain.
furniture dan
datar membuat air mengalir
tidak sempurna dan sedikit cocok dijadikan
tampias. bangunan
vertikal maupun
horizontal

Kesimpulan dari analisis “Tipologi Bangunan” berdasarkan penangkapan air


hujan pada bentuk massa yang miring akan tetapi jika dilihat fungsinya maka
bentuk kotak adalah yang paling optimal dalam hal pemanfaatan ruang
hunian. Untuk itu bentuk kotak akan digunakan sebagai dasar konsep massa
bangunan apartemen sewa dengan pengolahan lebih lanjut pada bagian fasade
untuk menunjang penangkapan air hujan yang tampias.

75
IV.4. ANALISIS LINGKUNGAN.

Analisa lingkungan dari aspek view, orientasi, aksesbilitas, zoning


peruntukan tapak.

• Lokasi Proyek
Peta 4-1: Peta Kawasan

Sumber :www.tatakota-jakartaku.net

Suatu bentuk,orientasi,view,aksebititas dan peruntukan tapak


dipengaruhi oleh bangunan sekitar tapak, pengelompokan fungsi, arah mata
angin/matahar.Untuk itu dilakukan pengumpulan data sekunder dan observasi
langsung ke lokasi tapak untuk mendapatkan data pengamatan/primer yang
dapat dianalisis.

76
View dari Tapak ke Lingkungan Utara : Perkantoran dan SPBU

Barat: Perumahan
Perkantoran
& SPBU Timur : Jalan Raya Latumenten dan
Busway Grogol
Perumahan
Selatan : Perkantoran dan Perdagangan

Jalan Raya

Perdagangan
U

Sesuai peraturan daerah pembangungan


kawasan disana, bangunan yang
diizinkan untuk didirkan maksimal
memiliki ketinggian 16, dan dominan
bangunan di lingkungan tapak tersebut
memiliki ketinggian 4lantai.

View dari Lingkungan ke Tapak ditinjau Jalur utama lalu lintas dilokasi tersebut
dari jalur lalu lintas adalah satu jalur (one way) dan memiliki
lebar 20m . Memilki jalur halte busway.
Sehingga potensi tapak dari view luar
tapak telihat dari sisi selatan. Selain itu
juga memiliki jalan kecil 8di sisi Selatan

Respon:peletakan main entrance berada


pada bagian sisi Timur dengan
memfasilitasi pedestrian untuk
memasuki bangunan. Sedangkan pada
jalan kecil dapat dimanfaatakan menjadi
side entrance.

77
Orientasi dan Fungsi Utama Bangunan

Porposi yang terbesar dalam apartemen


sewa adalah didalam hunian merupakan
area privat sehingga ruang utama
aktivitas sebisa mungkin menghindari
bagian panas siang dan sore hari dari sisi
ser
vis HUNIAN barat dan menempatkan area service
ser
vis dibagian tersebut .

Respon: Sisi Barat akan dimanfaatkan


U untuk bagian service seperti km/wc,
gudang,atau tangga darurat yang akan
disesuaikan dengan hubungan ruang di
dalam bangunan dalam perancangan

Drainase Arah drainase Tapak langsung dibuang


ke roil kota tepat kali yang ada di depan
lokasi tapak.

Respon: setelah mengetahui arah


drainase maka untuk penempatan
KALI pembuangan air akan berada dibagian
sisi samping dan depan tapak..

Tabel 4-16: Analisis Lingkungan dan kondisi tapak.

Lokasi proyek berada di Jalan Latumenten Raya No.19 Jakarta Barat.


Kawasan ini merupakan kawasan strategis dengan askesbilitas transportasi
massal yang banyak dan dekat dengan pusat aktivitas seperti area
perkantoran,pusat pendidikan, dan rekreasi. Setelah mengkaji lingkungan
dari tapak tersebut, mendapatkan beberapa respon yang akan akan
mempengaruhi desain zoning peruntukan tapak. Dari hasil-hasil kajian
sebelumnya secara kompleks, berikut merupakan penerapan dalam skematik
zoning tapak.

78
IV.4.1 Zoning Peruntukan Tapak

Gambar 4-6 : Zoning peruntukan tapak berdasarkan fungsi dan aksesbilitas penghuni.

Pembagian zoning tapak didasarkan kajian data dan hasil analisa


sebelumnya.Pembagian zona peruntukan berdasarkan analisis keterkaitan
program ruang dan potensi tapak.Penentuan main entrance atas
pertimbangan aksesbilitas penghuni dan alur lalu lintas pada jalan raya yang
bersifat one waydan pemanfaatan jalur masuk side entrance.Sedangkan
pemberian fasilitas pedestrian guna mendukung aksesbilitas transportasi
massal di kawasan tersebut. Selain pembagian zoning tapak, proyek
apartemen sewa ini juga membagi zoning secara vertikal yakni:

Gambar 4-7 : Zoning peruntukan vertikal berdasarkan fungsi dan aksesbilitas penghuni.

S S S Hunian S
E Private E E Apartemen E
R R R R
V V V V
I I I I
S Semi Publik S S Kantor & Fasilitas S
Penunjang
Publik Lobby, Receptionis,Retail,
dan Fasilitas Fenunjang

79
IV.5. ANALISIS SIRKULASI

Sirkulasi Bangunan

Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi


horizontal dan sirkulasi vertikal. Sirkulasi horizontal berguna untuk
menghubungkan ruangan yang masih berada dalam satu level sedangkan
horzontal untuk menghubungkan ruangan antar level.Sirkulasi yang akan
diterapkan pada perancangan apartemen adalah pola sirkulasi linear menerus
dan linear bercabang untuk memudahkan pencapaian ke unit unit hunian dan
ruang ruang penunjang.

Gambar 4-8 : Penggunaan Pola Jalan

Linear Menerus Linear Bercabang

Penggunaan dua pola ini dikarenakan, pola linear menerus sesuai


dengan bangunan hunian apartemen dalam hal efisiensi ruang dan pola linear
bercabang cocok dengan banyak unit hunian.Sedangkan untuk sistem koridor
yang digunakan adalah double loaded yang dipisahkan oleh void di tengah
tengah koridor. Void ini berfungsi untuk mendukung terjadinya cross
ventilation.

80
IV.6. ANALISIS UTILITAS.

IV.6.1 Sistem Pengudaraan

Gambar 4-9: Sistem pendingin udara alami.

Cross Ventilation

Tabel 4-17:Sistem pendingin udara buatan.

Sistem AC Keuntungan Kerugian

• Tidak memerlukan ducting dan • Kapasitas kecil, kurang efisien

fleksibel dalam menempatkan lokasi untuk bangunan dengan


Window Unit • Biaya awal relatif lebih murah bentang ruang besar

karena bebas perawatan. • Kebisingan cukup tinggi

• Biaya maintenance relatif murah • Distribusi kurang merata

• Tidak memerlukan ducting • Distribusi udara kurang merata

• Fleksibel dalam penempatan lokasi • Kebisingan tinggi karena

• Jangka waktu/ usia pemakaian lebih mesin berada dalam ruangan


Package Unit
panjang • Pengoperasian kurang praktis,

• Biaya awal lebih rendah, tidak perlu harus dari tiap unit

perawatan khusus

• Jangka waktu/ usia pemakaian lebih • Biaya awal tinggi terutama

panjang untuk ducting dan operasi


Central Unit
• Mesin pendingin berpusat pada satu • Ukuran shaft dan ducting besar

tempat

81
• Distribusi udara merata

• Pemeliharaan dan pengoperasian

berpusat pada satu tempat

• Tingkat kebisingan rendah

Kesimpulan :
Penghawaan dalam bangunan dibagi menjadi 2, yaitu penghawaan alami
dan buatan.. Penghawaan buatan dapat dilakukan dengan penggunaan Air
Conditioning (AC). Pada apartemen sewa ini diterapkan kombinasi
penggunaan ventilasi dan AC.

IV.6.2 Sistem Pengendalian Air

Ada 2 sistem dalam distribusi air ke bangunan yaitu up feed dan down feed :

Tabel 4-18 : Sistematika distribusi air dalam bangunan.


Up Feed Down Feed

Sistem Up feed :tidak ada tangki air diatas, Sistem Up feed : Tangki Air berada dibawah
air distribusikan langsung dari sumber air dan atas, air didistribusikan melalui pompa
lalu dipompa ke outlet. dari bawah ke atas.
Sumber: Panduan sistem bangunan tinggi (2005)

Kesimpulan :Sistem up feed kurang cocok dengan konsep penampung air


hujan pada proyek apatemen ini, sehingga menerapkan down feed karena
pertimbangan penampung air hujan dan sistem distribusi lebih efektif
menggunakan down feed.

82
IV.6.3 Sistem Pengamanan Kebakaran Bangunan.

Berdasarkan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor :


26/PRT/M/2008dan buku panduan bangunan tinggi tentang syarat proteksi
kebakaran pada bangunan yaitu adanya beberapa poin penting yang dijadikan
landasan penerapan pada apartemen sewa ini yaitu :

Gambar 4-10: Ilustrasi sistem ruang untuk pemadam kebakaran.

Sumber :Peraturan mentri pekerjaan umum.

Gambar 4-11 : Ilustrasi standar dimensi tangga darurat.

Sumber :Peraturan mentri pekerjaan umum.

83
Gambar 4-12 : Ilustrasi tipikal letak pipa kebakaran dan kotak hidran.

Sumber :Panduan sistem bangunan tinggi (2005)

Gambar 4-13 : Ilustrasi syarat dan standar sprinkler pada bangunan.

Sumber :Panduan sistem bangunan tinggi (2005)

84
IV.7. ANALISIS STRUKTUR

Sistem struktur dapat mempengaruhi ketahanan dan lamanya masa


bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan
seperti gempa bumi, bencana angin, faktor biologis (hewan perusak), dan
sebagainya. Sistem struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

• Sub Structure (Struktur bawah)


Merupakan bagian struktur bawah yang menahan beban yang bekerja dari
atas kebawah. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis pondasi :

Tabel 4-19 : Tipologi Jenis Sub Structure.


Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan
Tiang Pancang • waktu pelaksanaan cepat • memerlukan banyak
• Relatif murah sambungan dan ketelitian
• cocok untuk menahan yang tinggi, menimbulkan
beban vertikal bising dan getaran

Bored Pile • pemasangan tidak • waktu pelaksanaan lebih


berdampak buruk bagi lama
lingkungan, cocok dengan • jika kadar air tinggi
konsep apartemen sewa pengecoran akan
• memiliki kekuatan yang beresiko
cukup untuk bangunan
bertingkat tinggi
• cocok untuk segala jenis
tanah
Pondasi Rakit • tahan gempa • boros dalam pemakaian
(basement) • ruang pada pondasi dapat bahan, pelaksanaan sulit
difungsikan sebagai
basement/efisiensi lahan

85
• kedalaman sebesar
volume yang dipindahkan

Berdasarkan analisa sub structure pada tabel diatas, maka apartemen sewa ini
menggunakan kombinasi pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang
dipilih karena relatif murah, pengerjaan cepat, dan bersih, juga karena
kemampuannya untuk menahan beban yang cukup besar dan juga dalam
tahap pengerjaannya tidak mengganggu keadaan sekitar atau gangguan relatif
kecil.

• Upper Structure (Struktur atas)


Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima
seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan
pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis sistem upper
structure :

Tabel 4-20 : Tipologi Jenis Upper Structure.


Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan
Portal • kekakuan cukup • dimensi relatif besar
(kolom dan balok) • fleksibel dalam untuk bentang lebar
penataan interior unit • trafe kolom relatif
apartemen sewa kecil
• struktur sederhana
dan ringan

86
Dinding Shearwall • kekakuan tinggi • Biaya yang cukup besar
• material beton pada • Harus terjadi banyak
bidang datar dapat penyesuaian dengan
mereduksi suara barang dari pabrik
• Memipih sesuai
ruang (efisiensi)
• Waktu pemasangan
cepat
• penampilan masif
Struktur baja • pemakaian bahan • bahan baja kuat tarik
(balok, rangka, grid, dan sedikit dan berupa relatif kurang ekonomis
slab) prefab • korosi
• waktu pengerjaan
cepat
• dapat digunakan
untuk bentang lebar

Kesimpulan :Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal.


Struktur portal dipilih karena bentangan pada apartemen sewa relatif pendek
mengingat fungsi dari bangunan ini adalah hunian.Portal ini juga tergolong
sederhana dan mudah pengerjaannya.

IV.8.PENERAPAN ATAPGREEN ROOF SEBAGAI CATCHMENT AREA

Pada awalnya sistem yang diterapkan yaitu atap sebagai area


penangkap air hujan dan air hujan yang telah ditangkap dialirkan ke dalam
tangki penampung sebelum difilter dan digunakan untuk kebutuhan.Seiring
perkembangan green building, banyak penerapan atap hijau sebagai salah
satu wujud green design sebagai atap bangunan sampai perkembangannya
dimana atap beton biasa didesain menjadi atap hijau dan dimanfaatkan
sebagai area penangkap air hujan.

87
Gambar 4-14 : Ilustrasi sistem rainwater haversting dengan atap beton.

Sumber : Jay R.Smith Mfg. Co. (2010)

Gambar 4-15 :Detail lapisan atap beton sistem rainwater haversting.

Sumber : Jay R.Smith Mfg. Co. (2010)

Taman atap memiliki fungsi mengurangi polusi udara dan suara,


menurunkan suhu udara, konservasi air, menampilkan keindahan
(estetika) bangunan, dan menambah keragaman hayati di kota besar
(Green Rooftops, 2008; Holladay, 2006). Salah satu keuntungan yang
terbesar dari adanya tamanatap adalah manajemen air dimana taman atap
dapat menyerap 50-60% air hujan yang turun. (Rudi Dewanto,2011).
Kelebihan lainnya adalah selain sebagai area catchment, green roof juga
sudah termasuk salah satu tahap filtering air hujan sebelum ditampung.

88
Gambar 4-16 : Ilustrasi sistem rainwater haversting dengan atap hijau.

Sumber : Jay R.Smith Mfg. Co. (2010)

Gambar 4-17 : Detail lapisan green roof rainwater haversting.

Sumber : Jay R.Smith Mfg. Co. (2010).

89
IV.9.PENGENDALIAN AIR HUJAN PADA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN.

Air hujan adalah salah satu yang perlu manajemen yang baik supaya
tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Air hujan jamaknya dialirkan
melalui saluran-saluran (vertikal maupun horizontal) yang ada di dalam lahan
sebelum diteruskan ke sistem drainase kota. Pengaliran dengan
mengandalkan sistem drainase kota ini terbukti sudah tidak efektif dalam
mengelola air hujan.Salah satu alternatif pengolahan air hujan adalah
memakai komponen rainwaterhaverstingmenggunakan bak
pengumpul/penampung air hujan ,bak kontrol, sumur resapan,dan lubang
resapan biopori. Selain mengumpulkan dan memanfaatkan air hujan, tujuan
lainnya adalah menyerakan air sebanyak-banyaknya ke dalam tanah.

Gambar 4-18 :Siklus pemanfaatan komponen pengendalian air hujan dalam


rainwater haversting.

BAK PENAMPUNG AIR


HUJAN UKURAN REMBESAN
YANG
VOLUME BESAR BERLEBIH

MEMANFAATKAN AIR HUJAN UNTUK


KEBUTUHAN MELALUI TAHAP PROSES LEBIH
LANJUT YAITU FILTERING

Sumber : Utilitas Bangunan, Penyediaan Jaringan Air Hujan.

90
Selain penyediaan jaringan air hujan pada bangunan dan tapak, vegetasi juga
dapat dimanfaatkan dalam membantu proses penyerapan air hujan ke dalam
tanah Stabilisasilahandanfitoremediasidengan vetiver sistem.

Vetiver System :
•teknologi sederhana berbiaya murah
•memanfaatkan tanaman vetiver hidup
•praktis, tidak mahal, mudah dipelihara
•efektif mengontrol erosi, aberasi, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan

Tanaman vetiver (Vetiveria zizanioides):


•Keluarga rumput-rumputan
•Di Indonesia disebut akar wangi
•Umumnya ditanam untuk ekstraksi minyak dari akarnya
•Banyak terdapat di Asia tropis
• Sistem perakaran unik : akar serabut yang masuk sangat jauh ke dalam
tanah, rata-rata 3 meter.
•Adaptasi pertumbuhan sangat luas
•Mempunyai kemampuan menyerap polutan dari tanah dan air

Menahan laju air run-off dan material erosi


Gambar 4-19 : proses akar wangi sebagai stabilisasi tanah

Sumber :Green Design Seminar, Pasuruan, 2007.

Super Bio-accumulator sebagai Fitoremediasi

Vetiver mampu menyerap logam beratFoto : 4-1 akar wangi sebagai


fitoremediasidan polutan dari dalam
tanah dan air melalui akarnya. Bahan-
bahan itu kemudian dikonversikan
menjadi penyusun tubuh termasuk
daun-daun di atas permukaan tanah.
Sumber :Green Design Seminar, 2007

91
Gambar 4-20 :Tata cara penanaman kombinasi akar wangi
dengan tanaman tahunan.

Sumber :Green Design Seminar, 2007.

Foto 4-2 : Bukti asli pemurnian air keruh


dengan proses akar wangi. Catatan:Gambar di
samping adalah bukti air
keruh menjadi bersih setelah
dimasukkan akar wangi. Hal
ini bisa menjadi gagasan
desain ekologis bagaimana
cara memperlakukan air
(hujan) dari hasil
panenataupun air limbah.

Sumber :Green Design Seminar, 2007.

92

Anda mungkin juga menyukai