Uploads l6fg Dokumen Uu 2021 06 Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2017 - Pertambangan TTD
Uploads l6fg Dokumen Uu 2021 06 Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2017 - Pertambangan TTD
TENTANG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
GUBERNUR ACEH,
f. bahwa ...
ax;
-2-
10. Undang-Undang...
(JJ!i.
-3-
Denga �
-4-
dan
GUBERNUR ACEH
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Pasal 1
4. Pemerinta �
-5-
18. Pertambanga �
-6-
31. Pengangkuta �
- 7 -
44. Wilaya �
-8-
2. Ketentuan Pasal 6 ayat (3) diubah, ayat (5) dan ayat (8)
dihapus sehingga Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 6
(1) Usaha pertambangan dilakukan berdasarkan IUP, IPR,
atau IUPK.
(2) IUP, IPR, atau IUPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam WIUP untuk IUP, WPR untuk IPR, atau
WIUPK untuk IUPK.
(3) WIUP, WPR dan WIUPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan Penetapan Wilayah Pertambangan.
(4)WIU �
-9-
(5) Dihapus.
(8) Dihapus.
3. Ketentuan Pasal 8 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah
sehingga Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
(1) IUP diberikan Gubernur berdasarkan permohonan yang
diajukan oleh:
a. badan usaha;
b. koperasi; dan
c. perseorangan.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian WIUP
dan IUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 diatur dengan
Peraturan Gubernur.
5. Ketentu a�
-10-
Pasal 18
(1) Pemegang IUP sewaktu-waktu dapat mengajukan
permohonan kepada Gubernur untuk menciutkan
sebagian atau mengembalikan seluruh WIUP.
(2) Pemegang IUPK sewaktu-waktu dapat mengajukan
permohonan kepada Gubernur untuk menciutkan
sebagian atau mengembalikan seluruh WIUPK.
(3) Pemegang IUP atau IUPK dalam melaksanakan penciutan
atau pengembalian WIUP atau WIUPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus menyerahkan:
a. laporan, data dan informasi penciutan atau
pengembalian yang berisikan semua penemuan teknis
dan geologis yang diperoleh pada wilayah yang akan
diciutkan dan alasan penciutan atau pengembalian
serta data lapangan hasil kegiatan;
Pasal 27
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan
rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat
mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau
IUPK Operasi Produksi.
(2) Pelaksanaaz;tK
-11 -
Pasal28
1
( ) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyediakan dana
jaminan reklamasi dan dana jaminan pascatambang.
2
( ) Dana jaminan reklamasi dan jaminan pascatambang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada
rekening bersama dan/atau sistem deposito berjangka
sesuai dengan ketentuan dan mekanisme perbankan.
Pasal31
1
( ) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib
melakukan pengolahan dan/atau pemurman hasil
penambangan.
3
( ) Pengolahan dan/ atau pemurnian hasil penambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
( ) dapat dilakukan di
luar Aceh atas persetujuan Gubernur.
Pasal 32
11. Ketentuan Pasal 33 ayat (2) dan ayat (4) diubah sehingga
Pasal 33 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 33
Pasal 38
13. Ketent �
-13-
14. Ketentuan Pasal 40 ayat (3) dan ayat (4) huruf b diubah
sehingga Pasal 40 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 40
(1) Kegiatan usaha pertambangan dapat dilakukan
penghentian sementara apabila terjadi :
a. keadaan kahar;
b. keadaan yang menghalangi; dan/ atau
c. kondisi daya dukung lingkungan.
(2) Penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi
masa berlaku IUP dan IUPK.
(3) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dan huruf b, penghentian sementara
dilakukan oleh Gubernur berdasarkan permohonan dari
pemegang IUP atau IUPK.
(4) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, penghentian sementara dilakukan oleh:
a. Inspekturtambang; dan
b. Gubernur berdasarkan permohonan dari masyarakat
setelah dilakukannya evaluasi dan verifikasi dari
instansi teknis terkait.
15. Ketentuan Pasal 41 ayat (1) dan ayat (3) diubah sehingga
Pasal 41 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 41
(1) Penghentian sementara karena keadaan kahar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) huruf a
harus diajukan oleh pemegang IUP atau IUPK dalam
jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak terjadinya keadaan kahar kepada
Gubernur untuk memperoleh persetujuan.
(2) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun dan dapat diperpanjang l (satu) kali.
�
(3) Penghentia
-14-
Pasal43
Pasal46
Pasal49
(2) Pelaksan �
-15-
BAB XI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal52
Pasal56
21. Ketentu �
-16-
�
(2) Pemegang
-17-
Pasal64
25. Ketentuan Pasal65 ayat (2) dan ayat (3) diubah serta ayat (4)
dihapus sehingga Pasal65 berbunyi sebagai berikut:
Pasal65
26. Ketentuan Pasal 68 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah
serta ayat (4) dihapus sehingga Pasal 68 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal68
a. pengadministrasian pertambangan;
(4) Dihapus.
27. Ketentuan Pasal 69 ayat (1), ayat (3) dan ayat (4) diubah
sehingga Pasal 69 bcrbunyi sebagai berikut :
Pasal 69
28. Ketentuan Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2) diubah serta ayat (3)
dihapus sehingga Pasal 70 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 70
(1) Dalam ha! Gubcrnur mencabut IUP, IPR dan IUPK yang
belum berakhir masa berlakunya, terlebih dahulu
memberitahukan secara tertulis kepada Bupati/Walikota.
(3) Dihapus.
29. Ketentu �
- 19-
29. Ketentuan Pasal 71 ayat (2) dan ayat (3) diubah sehingga
Pasal 71 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 71
a. teknis pertambangan ;
b. pemasaran;
c. keuangan;
Pasal 73
Pasal 75
Pasal 79
Pemerintah Aceh wajib mendorong, melaksanakan, dan/atau
memfasilitasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan
mineral dan batubara.
Pasal 81
Pemerintah Aceh wajib mendorong, melaksanakan, dan/atau
memfasilitasi pelaksanaan pendidikan <;ian pelatihan di
bidang pengusahaan mineral dan batubara.
(}A
masyarakat.
36. Ketentuan
-22-
36. Ketentuan Pasal 83 ayat (2) dan ayat (3) diubah dan
ditambah 1 (satu) ayat yakni ayat (4) sehingga Pasal 83
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 83
( 1) Pemegang IUP atau IUPK yang melakukan pelanggaran
terhadap kewajiban, larangan dan/ atau keharusan
sebagaimana dimaksud dalam Qanun ini dikenai sanksi
administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara IUP Operasi Produksi atau
IUPK Operasi Produksi mineral atau batubara;
c. pencabutan IUP atau IUPK; dan/ atau
d. dimasukkan kedalam daftar perusahaan yang tidak
boleh diberi izin kembali.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan oleh Gubernur.
(4) Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), Pemerintah Aceh dapat
menjatuhkan sanksi adat.
37. Di antara BAB XVIII dan BAB XIX disisipkan 1 (satu ) bab,
yakni BAB XVIIIA serta di antara Pasal 84 dan Pasal 85
disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 84A sehingga berbunyi
sebagai berikut:
BAB XVIIA
KETENTUAN PIDANA
Pasal 84A
Setiap orang atau pemegang IUP atau IUPK yang dengan
sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Qanun ini di ancam pidana dan denda sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
38. Ketentuan Pasal 85 Ayat (2) dan Ayat (3) diubah sehingga
Pasal 85 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 85
(1) Pada saat berlakunya Qanun ini, maka segala ketentuan
yang ada dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Qanun ini.
(2) IUP, IPR, dan IUPK yang sudah diberikan sebelum Qanun
m1 ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku sampa1
berakhirnya izin tersebut.
Pasal 86
Pasal 87
Dihapus.
Pasal 89
Pada saat Qanun ini mulai berlaku, semua ketentuan
peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2013 tentang Pengelolaan
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Aceh Tahun
2013 Nomor 15, Tambahan Lembaran Aceh Nomor 58)
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan
diatur dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan
Qanun ini.
Pasal I��
-24-
Pasal II
J rnBE UR ACEH 1
IRWANDI YUSUF
ATAS
QANUN ACEH
TENTANG
I. UMUM
pelaksanaan ketentuan Pasal 270 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006
Pemerintah Aceh.
Pasall
Angka 1
Pasal 1
Cukup jelas.
Angka 2
Pasal 6
Cukup jelas.
Angka 3
Pasal 8
Ayat(1)
Cukup jelas.
Ayat(2 �
- 2 -
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 10
Cukup jelas.
Angka 5
Pasal 12
Cukup jelas.
Angka 6
Pasal 18
Cukup jelas.
Angka 7
Pasal 27
Cukup jelas.
Angka 8
Pasal 28
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 9
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
- 3 -
Ayat (2)
Dalam hal ini pengolahan dan/atau pemurnian hasil
pertambangan di Aceh harus (mutlak) dilakukan di Aceh
apabila tempat/ pabriknya tersedia di Aceh, akan tetapi
apabila pabriknya belum ada di Aceh, maka dapat
dilakukan ditempat lain.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 10
Pasal 32
Cukup jelas.
Angka 11
Pasal 33
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan badan usaha yang tidak bergerak
pada usaha pertambangan adalah badan usaha yang
antara lain melaksanakan kegiatan usaha:
a. pembangunan konstruksi sarana dan prasarana lalu
lintas jalan;
b. pembangunan konstruksi pelabuhan;
c. pembangunan terowongan;
d. pembangunan konstruksi bangunan sipil; dan
e. pengerukan alur lalu lintas sungai, danau dan/atau
laut.
Ayat (2)d
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 12
Pasal 38
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 39
Cukup jelas.
Angka 14
Pasal 40
Ayat (1)
Huruf a
Keadaa m
- 4 -
Angka 2rJf'..
- 5 -
Angka 20
Pasal 56
Cukup jelas.
Angka 21
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Dalam hal ini pengolahan dan/atau pemurnian harus
(mutlak) dilakukan di Aceh apabila tempat/pabriknya
tersedia di Aceh, akan tetapi apabila belum ada pabriknya
di Aceh, maka dapat dilakukan ditempat lain.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Angka 22
Pasal 59
Ayat (1)
Yang dimaksud"pengolahan" antara lain meliputi:
a. Penggerusan batubara (coalcrushing);
b. Pencucian batubara (coalwashing);
c. Pencampuran batubara (coalblending);
d. Peningkatan mutu batubara (coalupgrading);
e. Pembuatan briket batubara (coalbriquetting);
f Pencairan batubara (coalliquefaction);
g. Gasifikasi batubara (coalgasification); dan
h. coalwatenni.xer.
Ayat (2)
Dalam hal ini kegiatan pengolahan harus (mutlak)
dilakukan di Aceh apabila tern pat/pabriknya tersedia di
Aceh, akan tetapi apabila belum ada pabriknya di Aceh,
maka dapat dilakukan ditempat lain.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka 23
Pasal63
Cukup jelas.
- 6 -
Angka24
Pasal64
Cukup jelas.
Angka25
Pasal65
Cukup jelas.
Angka26
Pasal68
Cukup jelas.
Angka27
Pasal69
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Angka28
Pasal70
Cukup jelas.
Angka29
Pasal 71
Cukup jelas.
Angka30
Pasal 73
Cukup jelas.
Angka 31
Pasal75
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4(}...�
- 7 -
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Angka 32
Pasal 79
Cukup jelas.
Angka 33
Pasal 80
Cukup jelas.
Angka 34
Pasal 81
Cukup jelas.
Angka 35
Pasal 82
Cukup jelas.
Angka 36
Pasal 83
Cukup jelas.
Angka 37
Pasal 84A
Cukup jelas.
Angka 38
Pasal 85
Cukup jelas.
Angka 39
Pasal 86
Cukup jelas.
Angka 40 {}.vti...._
- 8 -
Angka 40
Pasal 87
Dihapus.
Angka 41
Pasal 89
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.
�,