2903 Seminar Nasional Pasis Seskoau
2903 Seminar Nasional Pasis Seskoau
0
R I
L E M H A N N A S
Andi Widjajanto
Proyeksi Perang 2030
Tipologi Perang 2030
Pengadopsian sistem pertahanan cerdas di IKN seyogyanya bertujuan untuk memperkuat anti-akses/penangkalan (anti-access/area denial –
A2/AD). Perkembangan teknologi militer, makin kompleksnya spektrum peperangan modern, serta kerawanan IKN meniscayakan kebutuhan atas
kapasitas A2/AD.
Pilar Pertahanan Cerdas
Infrastruktur komunikasi dasar, Sensor (dedikatif/melekat dalam Jet tempur, peluru kendali (termasuk
hipersonik), kemampuan perang
pusat data, dan kapasitas persenjataan), radar, intelijen Kecerdasan buatan
elektronik, senjata nirawak, serangan
pertahanan siber berbasis teknologi, satelit siber, dll.
Perkembangan teknologi, makin kompleksnya medan pertempuran, serta kerawanan IKN meniscayakan kebutuhan pengadopsian konsep pertahanan
cerdas (smart defense). Penerapan sistem pertahanan cerdas diimplementasikan melalui pengadopsian teknologi mutakhir serta sinergi dan sinkronisasi
lintas domain. Teknologi kunci bagi penerapan konsep smart defense meliputi kapasitas di sektor informasi, pengindraan, serangan, dan komando.
Peluru Kendali
Jarak Jauh
60
40
20
0
Tiongkok Amerika Rusia India Prancis Jepang Israel Italia Jerman Inggris
Serikat
Ambang Batas
AI mampu mengumpulkan dan
AI meningkatkan kualitas menganalisis data dalam Keuntungan yang ditawarkan sistem otonom berpotensi mendorong
Intelijen, intelijen secara signifikan jumlah besar secara aktual. AI pengambil keputusan lebih memilih gelar senjata dibanding mengambil
Operasi Informasi juga dapat dimanfaatkan untuk
Pengawasan, dan karena mampu memproses
data dalam jumlah besar
dan Pengelabuan menghasilkan informasi palsu
opsi non-militer. Kondisi ini menjadikan ambang batas dalam gelar
Pengintaian
guna mengelabui lawan. kekuatan militer semakin mengecil.
Eskalasi
AI memiliki kemampuan Makin regulernya gelar sistem otonom meningkatkan risiko aksi militer
Operasi A2/AD acapkali menemukan dan memperbaiki
Operasi Anti- berbahaya bagi manusia. akan digelar semakin cepat sehingga mempersempit ruang bagi
kerentanan sistem serta dapat
Akses/Penangkalan Sistem otonom mampu Pertahanan Siber pelaksanaan negosiasi diplomatik.
Wilayah (A2/AD) digunakan menyerang
beroperasi lebih efektif di kerentanan siber lawan
lingkungan yang berbahaya.
Stabilitas Strategis
Pengembangan AI berpotensi mendisrupsi dinamika penggentaran
AI menjadi landasan bantuan
(deterrence) konvensional.
AI mampu meningkatkan
robotika di medan perang. Sistem efektivitas operasi yang secara
Sumber Daya robotika dapat meningkatkan Pengurangan langsung berdampak pada
Manusia kemampuan tarung militer tanpa Biaya pengurangan biaya
penambahan sumber daya manusia Risiko Operasional Risiko Strategis