Anda di halaman 1dari 11

Pertahanan 5.

0
R I
L E M H A N N A S

Andi Widjajanto
Proyeksi Perang 2030
Tipologi Perang 2030

Dinamika global mengindikasikan perang masa depan akan


makin kompleks. Gelar persenjataan mutakhir diproyeksikan
akan menjadi fitur utama di ketika konflik mengeskalasi di
berbagai titik ketegangan

Beberapa titik ketegangan global berlokasi relatif dekat


dengan Indonesia dan IKN secara khusus. Eskalasi konflik di
kawasan tersebut akan membawa dampak langsung bagi
Indonesia dan Ibu Kota Negara secara khusus. Oleh karena
itu, penerapan sistem pertahanan cerdas perlu menjadi
prioritas bagi pembangunan pertahanan nasional.

Sumber: Diadopsi dari Cohen et.al, Future Warfare 2030 (2020)


Kerawanan Pertahanan IKN

Sumber: LAB 45 (2022)


Pertahanan IKN (5.0)
Kendali Ruang Udara Nasional Gelar Kemampuan Koopsudnas

Pengadopsian sistem pertahanan cerdas di IKN seyogyanya bertujuan untuk memperkuat anti-akses/penangkalan (anti-access/area denial –
A2/AD). Perkembangan teknologi militer, makin kompleksnya spektrum peperangan modern, serta kerawanan IKN meniscayakan kebutuhan atas
kapasitas A2/AD.
Pilar Pertahanan Cerdas

Operasi Lintas Medan


Teknologi Jaringan Combat Cloud Fusi
(Multi-Domain Operation)

Kemampuan melakukan sinergi Integrasi teknologi mutakhir,


Infrastruktur informasi, deteksi, Sistem terintegrasi yang
lintas medan (darat, laut, udara, taktik, dan strategi untuk
Serangan, dan komando berbasis memfasilitasi pertukaran
ruang angkasa, dan siber) untuk mencapai koordinasi dan
jaringan yang berfungsi data/informasi lintas platform
meraih keuntungan operasional sinkronisasi tingkat tinggi dalam
meningkatkan efektivitas gelar secara aktual
dalam peperangan seluruh medan pertempuran

Kapasitas Kunci Pertahanan 5.0


Doktrin Operasi Lintas Medan & Fusi

Informasi Pengindraan Serangan Komando

Kapasitas menerima, memroses, Kapasitas menyerang (kinetik/non- Teknologi yang berfungsi


Kemampuan mendeteksi, melacak,
menyalurkan, menyimpan, dan kinetik) menggunakan senjata yang meningkatkan efektivitas
dan mengidentifikasi musuh
melindungi informasi aktif memanfaatkan jaringan pengambilan keputusan

Infrastruktur komunikasi dasar, Sensor (dedikatif/melekat dalam Jet tempur, peluru kendali (termasuk
hipersonik), kemampuan perang
pusat data, dan kapasitas persenjataan), radar, intelijen Kecerdasan buatan
elektronik, senjata nirawak, serangan
pertahanan siber berbasis teknologi, satelit siber, dll.

Doktrin Operasi Lintas Medan & Fusi

Perkembangan teknologi, makin kompleksnya medan pertempuran, serta kerawanan IKN meniscayakan kebutuhan pengadopsian konsep pertahanan
cerdas (smart defense). Penerapan sistem pertahanan cerdas diimplementasikan melalui pengadopsian teknologi mutakhir serta sinergi dan sinkronisasi
lintas domain. Teknologi kunci bagi penerapan konsep smart defense meliputi kapasitas di sektor informasi, pengindraan, serangan, dan komando.

Sumber: Diadopsi dari Layton, Fifth Generation Air Warfare, (2017)


Operasi Lintas Medan Susunan Tempur Operasi Lintas Medan
Kapabilitas Militer menurut Medan Operasi Militer Amerika Serikat

Peluru Kendali
Jarak Jauh

Tahapan Umum Operasi Lintas Medan


Kompetisi (Kapasitas Aju) Contoh Instrumen
• Keunggulan Informasi dan kapasitas Perang Non-Konvensional
• Intelijen dan Penangkalan Pengintaian Diplomasi; Intelijen
• Kapasitas Penggentaran
Penetrasi (Kapasitas Aju dan Ekspedisi)
• Menetralkan kapasitas penyerangan dan pertahanan jarak jauh Serangan Siber; Peluru Kendali
Operasi Lintas Medan menjadi doktrin yang intens dikembangkan • Menantang kapasitas manuver musuh Jarak Jauh
beberapa tahun terakhir, terutama di militer AS. Operasi • Operasional manuver dari jarak operasional dan strategis
diimplementasikan melalui sinergi kapabilitas lintas komponen dan Disintegrasi (Kapasitas Aju dan Ekspedisi)
• Disintegrasi kapasitas penyerangan dan pertahanan jarak jauh
medan pertahanan guna menangkal berbagai mode ancaman. Sinergi Menetralkan kapasitas penyerangan jarak menengah Peluru Kendali Jarak Menegah;
tersebut melibatkan teknologi mutakhir berbasis jejaring. Di berbagai • Implementasi operasi manuver independen Kampanye Disinformasi
kajian, doktrin operasi lintas medan menjadi fitur esensial bagi • Mengelabui musuh
Eksploitasi (Kapasitas Aju dan Ekspedisi)
penerapan sistem pertahanan cerdas.
• Mengeksploitasi disintegrasi kapasitas penyerangan jarak jauh
musuh Manuver Infanteri; Pertahanan
• Disintegrasi kapasitas penyerangan jarak menengah Udara Jarak Pendek; Perang
Sumber: Didopsi dari US-Army TRADOC, Multi-Domain Battle: Evolution of Combined Arms for • Manuver untuk memperoleh keunggulan posisi Gelombang Elektromagnetik
the 21st Century 2025-2040 (2017) • Mengisolasi dan mengalahkan kekuatan permukaan musuh
Teknologi Pengindraan
Gelar Radar Over The Horizon di Sekitar Indonesia Top 10 Operator Satelit Militer Uji Coba Senjata Anti-Satelit
Komunikasi Pengawasan Angkasa Intelijen, Pengawasan, & Pengintaian
Intelijen Elektronik & Sinyal Navigasi, Posisi, & Waktu (NPT) Meteorologi & Oseanografi
Pengawasan Dini
180
*Catatan: Tacmor merupakan
160
radar over the horizon yang
sedang dibangun Amerika 140

Serikat di Palau. Radar ini 120

diestimasikan akan selesai 100

dibangun tahun 2026. 80

60

40

20

0
Tiongkok Amerika Rusia India Prancis Jepang Israel Italia Jerman Inggris
Serikat

Satelit merupakan salah satu platform penting untuk membentuk kapasitas


penginderaan. Berdasarkan data Military Balance, Indonesia tercatat belum
mengoperasikan satelit militer. Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia menjadi
operator satelit militer secara global. Di sisi lain, Tiongkok dan Rusia menjadi negara
yang paling aktif melakukan uji coba kapasitas anti-satelit untuk menangkal serangan
berbasis platform luar angkasa.
Sumber: Diolah dari Military Balance Plus (2023); Secure World Foundation (2022)

Pesawat Intai Elektronik


Kemampuan intelijen, pengawasan, dan
pengintaian merupakan pilar esensial
bagi pertahanan cerdas. Pesawat intai
elektronik merupakan salah satu
Komparasi Radar Gelombang Mikro platform yang umum digunakan
dan Over The Horizon menjalankan fungsi ini. Berdasarkan
Kemampuan deteksi menjadi aspek krusial
data Military Balance, hanya segelintir
bagi pelaksanaan sistem pertahanan cerdas.
negara yang mengadopsi platform ini.
Gelar radar over the horizon dapat menjadi
opsi strategis untuk mewujudkan visi Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia
tersebut. Radar ini memiliki cakupan lebih merupakan operator utama pesawat
luas dari gelar radar konvensional. Indonesia intai elektronik. Di sisi lain, Indonesia
belum memiliki kapasitas ini tetapi tercatat belum memiliki kapasitas
sebagian wilayah Indonesia masuk dalam spesifik di platform ini.
cakupan pantauan radar over the horizon Catatan: AEW& C (Airborne Air Warning & Control); ELINT (Electronic Intelligence); SIGINT (Signal Intelligence)
negara lain. Sumber: Diolah dari Military Balance Plus (2023)
Perkembangan Teknologi Serangan
Senjata Hipersonik
Pengembangan senjata hipersonik menjadi
Jet Tempur Generasi 4 dan 5 ancaman serius bagi sistem pertahanan
nasional. Senjata hipersonik mampu
menjangkau wilayah jauh dalam waktu
singkat. Selain itu, senjata hipersonik
memiliki trajektori peluncuran yang lebih
sulit dideteksi radar.

Saat ini, hanya segelintir negara yang mampu


mengembangkan gelar senjata hipersonik.
Akan tetapi, pembangunan pertahanan harus
tetap diarahkan untuk mengantisipasi
serangan dari senjata-senjata disruptif,
seperti hipersonik.

Proliferasi Pesawat Tempur Nirawak

Jet tempur merupakan alutsista utama untuk membangun superioritas


udara. Teknologi jet tempur terus berkembang mulai dari aspek daya
hancur, kecepatan, jangkauan serangan, kemampuan siluman, hingga
kemampuan serangan elektronik. Perkembangan ini mendorong jet
tempur mutakhir cenderung memiliki peran ganda. Kondisi ini
menjadikan gelar jet tempur menjadi platform persenjataan krusial bagi
pembangunan sistem pertahanan cerdas.
Pesawat tempur nirawak menjadi salah satu platform persenjataan yang paling intens diakuisisi,
termasuk oleh Indonesia. Amerika Serikat, Tiongkok, Turki, dan Iran menjadi segelintir negara yang
Sumber: Diadopsi dari Military Balance Plus (2023), The Economist, dan Martin Grand Jean berhasil mengembangkan serta mampu mengekspor pesawat tempur tanpa awak bersenjata.
Kecerdasan Buatan (AI)
Potensi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan di Ranah Militer
Meningkatkan kemampuan militer
Mempercepat melakukan observasi, orientasi, Dukungan AI dapat merekomendasikan opsi-
opsi strategis kepada pengambil Risiko Gelar Kecerdasan Buatan
Pengambilan memutuskan, dan bertindak guna Pengambilan
Keputusan keputusan secara cepat dan lebih
Keputusan menetralkan aksi lawan atau
menjalankan aksi ofensif
baik dari manusia Kepercayaan
Kepercayaan berlebih terhadap kecerdasan buatan miliki tingkat risiko
tinggi karena sistem dapat mengalami malfungsi.

Kemampuan pengenalan citra AI berpotensi meningkatkan Peretasan dan Manipulasi Data


dan deteksi objek AI bisa Akurasi dan akurasi dan presisi mesin
Target dan Visi
melampaui manusia. Presisi Sistem berbasis jejaring rentan terhadap peretasan dan manipulasi
oleh aktor eksternal.

Ambang Batas
AI mampu mengumpulkan dan
AI meningkatkan kualitas menganalisis data dalam Keuntungan yang ditawarkan sistem otonom berpotensi mendorong
Intelijen, intelijen secara signifikan jumlah besar secara aktual. AI pengambil keputusan lebih memilih gelar senjata dibanding mengambil
Operasi Informasi juga dapat dimanfaatkan untuk
Pengawasan, dan karena mampu memproses
data dalam jumlah besar
dan Pengelabuan menghasilkan informasi palsu
opsi non-militer. Kondisi ini menjadikan ambang batas dalam gelar
Pengintaian
guna mengelabui lawan. kekuatan militer semakin mengecil.

Eskalasi
AI memiliki kemampuan Makin regulernya gelar sistem otonom meningkatkan risiko aksi militer
Operasi A2/AD acapkali menemukan dan memperbaiki
Operasi Anti- berbahaya bagi manusia. akan digelar semakin cepat sehingga mempersempit ruang bagi
kerentanan sistem serta dapat
Akses/Penangkalan Sistem otonom mampu Pertahanan Siber pelaksanaan negosiasi diplomatik.
Wilayah (A2/AD) digunakan menyerang
beroperasi lebih efektif di kerentanan siber lawan
lingkungan yang berbahaya.
Stabilitas Strategis
Pengembangan AI berpotensi mendisrupsi dinamika penggentaran
AI menjadi landasan bantuan
(deterrence) konvensional.
AI mampu meningkatkan
robotika di medan perang. Sistem efektivitas operasi yang secara
Sumber Daya robotika dapat meningkatkan Pengurangan langsung berdampak pada
Manusia kemampuan tarung militer tanpa Biaya pengurangan biaya
penambahan sumber daya manusia Risiko Operasional Risiko Strategis

Sumber: diadopsi dari RAND (2020)

Anda mungkin juga menyukai