Anda di halaman 1dari 11

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon Penerbang


TNI Angkatan Darat Menggunakan Metode Simple
Additive Weighting (SAW) Pada Pusat Pendidikan
Angkatan Darat Republik Indonesia

Purwanto*1), Sutikno*2)

**
Jurusan Ilmu Komputer/Informatika, Fakultas Sains Matematika,
Universitas Diponegoro
1)
Purheaven1@gmail.com, 2)sutikno.wae@gmail.com

Abstrak

Pusdikpenerbad bertugas pokok menyelenggarakan pembinaan satuan Penerbang TNI Angkatan Darat
dan melaksanakan operasi penerbangan angkatan darat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI
angkatan darat. Usaha yang biasa dilakukan oleh Pusdikpenerbad untuk mendapatkan rangking calon
penerbad adalah melalui proses seleksi dua tahap dengan mengikuti peraturan kasad. Bagi
pusdikpenerbad yang memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi, proses seleksi biasanya dilakukan oleh
tim penyeleksi khusus. Tim penilai menyeleksi peserta dengan menerima hasil dari setiap kriteria tahap
pertama dan tahap kedua, proses tim penilai membutuhkan waktu atau kurang efesien untuk memproses
hasil akhir peserta calon penerbad dari setiap kriteria, melihat banyaknya data yang ada. Aplikasi
seleksi calon penerbang angkatan darat menggunakan metode Simple Additive Weighting. Aplikasi
yang bertujuan untuk membantu pusdikpenerbad dalam mencari calon penerbad terbaik. Hasil
pengujian aplikasi ini didapati bahwa metode Simple addive weighting mampu menentukan daftar
peserta calon penerbad terbaik yang memanfaatkan beberapa pengambil keputusan.

Kata kunci : Pusdikpenerbad, Penerbang TNI Angkatan Darat dan Simple Additive Weighting.

Abstract

Pusdikpenerbad is in charge of the Aviator of Indonesian Ground Forces’ development and the flight
operation to support the Ground Forces’ main tasks. A two-stage selection process is taken by
Pusdikpenerbad to get a prospective Penerbad by following Kasad’s regulation. Pusdikpenerbad, that
has a high degree of credibility, choose a special assessment team to do the process. The assessment
will choose the participant by considering the result from the first and second stage of selection for each
criterion, and it takes time to get the final result as it consists of a large amount of data. The selection
is done by Simple Additive Weighting method, in which it will help Pusdikpeberbad to find the best
candidate for Penerbad. The result of this application testing shows that Simple Addive Weighting
method is able to determine the participants who utilizing some of the decision makers’ existence.

Keywords : Pusdikpenerbad, The Aviator of Indonesian Ground Forces, and Simple Additive Weighting.

50 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Purwanto, Sutikno

1. PENDAHULUAN Pusat Pendidikan Penerbangan


Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (Pusdikpenerbad) adalah
sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan badan pelaksana pusat ditingkat Mabesad
Republik Indonesia (NKRI), bertugas (Markas Besar Angkatan Darat) yang
melaksanakan kebijakan pertahanan negara berkedudukan langsung di bawah Kasad
untuk menegakkan kedaulatan negara, (Kepala Staff Angkatan Darat).
mempertahankan keutuhan wilayah, dan Pusdikpenerbad bertugas pokok
melindungi keselamatan bangsa, menyelenggarakan pembinaan satuan
menjalankan operasi militer untuk perang Penerbang Angkatan Darat (penerbad) dan
dan operasi militer selain perang, serta ikut melaksanakan operasi penerbangan angkatan
secara aktif dalam tugas pemeliharaan darat dalam rangka mendukung tugas pokok
perdamaian regional dan internasional. TNI TNI angkatan darat. Untuk melaksanakan
terdiri dari atas TNI-AD (Angkatan Darat), tugas pokok tersebut Pusdikpenerbad
TNI-AL (Angkatan Laut), dan TNI-AU menyelenggarakan fungsi-fungsi yaitu:
(Angkatan Udara) yang melaksanakan Fungsi Utama, Fungsi Organik Militer,
tugasnya secara matra atau gabungan di Fungsi Organik Pembinaan. Salah satu dari
bawah pimpinan Panglima (Undang - undang implementasi penyelenggaraan Fungsi
republik indonesia nomor 2 tahun 1988 Utama adalah pembinaan satuan dalam
tentang prajurit angkatan bersenjata republik rangka penyiapan satuan Penerbad (Buku
indonesia, 1988). TNI-AD Untuk Petunjuk Teknik Tes Kesamaptaan Jasmani
menjalankan tugas – tugasnya membutuhkan Prajurit dan Calon Prajurit, 2010). Dalam
berbagai peningkatan peralatan (alutsista) rangka penyiapan satuan Penerbad, maka
untuk mencapai pembangunan kekuatan Pusdikpenerbad melakukan seleksi dan
pokok minimum, peningkatan tersebut pembinaan berdasarkan aturan dan
diantaranya adalah penambahan jumlah melaksanakan perintah dari Kasad. Terdapat
pesawat terbang, Dengan adanya tim penilai sebagai pelaksana langsung
penambahan tersebut maka TNI-AD dalam proses seleksi untuk penyiapan satuan
memerlukan adanya penambahan personil penerbad yang layak dan sesuai namun
penerbangan yang diperoleh dari Pusat proses yang dilakukan masih secara manual
Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat dan belum terkomputerisasi. Sehingga
(Pusdikpenerbad). menimbulkan permasalahan dengan tingkat
Untuk dapat menempuh pendidikan keakuratan data dan lambatnya proses
menengah, siswa dari pendidikan dasar yang pengolahan data.
telah lulus dapat mendaftarkan diri untuk Dalam menyelesaikan persoalan
melanjutkan ke pendidikan menengah. Pihak tersebut maka di perlukan sebuah sistem
pendidikan menengah melakukan seleksi pendukung keputusan (SPK) untuk
dalam penerimaan siswa. Dalam seleksi mempermudah proses seleksi dan serta
prestasi ada beberapa pertimbangan kriteria menentukan hasil rangking tingkat
yaitu prestasi akademik dan non akademik kelulusan, sehingga tim penilai lebih mudah
yang terdiri dari nilai akhir sekolah, nilai mendapatkan siapa yang layak menjadi
rata-rata rapor selama 5 semester, peringkat calon penerbad. Sistem pendukung
di sekolah, dan prestasi non akademik dari keputusan merupakan salah satu produk
tingkat kota sampai internasional. perangkat lunak yang dikembangkan secara
khusus untuk membantu proses pengambilan

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 51


Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

keputusan. Sesuai dengan namanya, tujuan 2. TINJAUAN PUSTAKA


dari sistem ini adalah sebagai “second
opinion” atau “information sources” yang Pengambilan keputusan adalah
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan pendekatan sistematis pada hakekat suatu
sebelum memutuskan kebijakan tertentu dan masalah, pengumpulan fakta-fakta,
dapat mengatasi kelemahan serta kekurangan penentuan yang matang dari alternatif yang
dari pelaksanaan proses seleksi calon dihadapi, dan pengambilan tindakan yang
penerbang sebelumnya. Sistem pendukung menurut perhitungan merupakan tindakan
keputusan merupakan pemilihan dari yang paling tepat. Seperangkat sistem yang
beberapa alternatif pilihan yang dapat dipilih, mampu memecahkan masalah secara efisien
dimana prosesnya memerlukan mekanisme dan efektif disebut Sistem Pendukung
tertentu untuk menghasilkan sebuah Keputusan.
keputusan yang optimal (Sahputra, 2011). Sistem pendukung keputusan
Pusat Pendidikan Penerbangan merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Angkatan Darat (Pusdikpenerbad) memiliki Sistem Informasi Manajemen terkomputasi
aturan seleksi tersendiri untuk mencalonkan (Computerized Managemen Information
TNI AD sebagai pilot di Mabesad (Markas System), yang dirancang sedemikian rupa
Besar Angkatan Darat) Jakarta pusat. sehingga bersifat interaktif dengan
Persyaratan seleksi ditentukan dengan proses pemakainya. Sifat interaktif ini
dua tahap yang berbeda, untuk proses tahap dimaksudkan untuk memudahkan integrasi
yang pertama ada empat kriteria yaitu antara berbagai komponen dalam proses
administrasi, kesehatan tahap 1, kesamaptaan pengambilan keputusan guna membentuk
jasmani, psikologi tahap 1. Proses tahap suatu kerangka keputusan yang bersifat
kedua memiliki tiga kriteria yaitu ujian fleksibel (Suryadi & Ramadhani, 1998).
akademik, kesehatan tahap 2, psikologi tahap Jadi dapat di ambil kesimpulan, sistem
2. Tim penilai menyeleksi peserta lalu pendukung keputusan adalah sistem
menerima hasil dari setiap kriteria tahap informasi yang mampu memberikan
pertama dan tahap kedua, proses tim penilai kemampuan pemecahan masalah yang
membutuhkan waktu atau kurang efesien menyediakan informasi permodelan dan
untuk memproses hasil akhir peserta calon pemanipulasian data.
penerbad dari setiap kriteria, melihat Simple Additive Weighting (SAW)
banyaknya data, dengan menggunakan merupakan metode penjumlahan terbobot.
metode Simple Additive Weighting (SAW) Konsep dasar metode SAW adalah mencari
dapat mendukung dalam memproses hasil penjumlahan terbobot dari rating kinerja
akhir peserta calon penerbad, sehingga pada setiap alternatif pada semua kriteria
efisien, karena waktu yang dibutuhkan dalam (Kusumadewi & dkk, 2006). Metode SAW
perhitungan lebih singkat. membutuhkan proses normalisasi matrik
perhitungan ini hanya menghasilkan keputusan (𝑋) ke suatu skala yang dapat
nilai terbesar yang akan terpilih sebagai diperbandingkan dengan semua rating
alternatif yang terbaik. Perhitungan akan alternatif yang ada. Metode SAW mengenal
sesuai dengan metode ini apabila alternatif adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria
yang terpilih memenuhi kriteria yang telah keuntungan (benefit) dan kriteria biaya
ditentukan (Kusumadewi, Sri dkk, 2006). (cost). Perbedaan mendasar dari kedua

52 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Purwanto, Sutikno

kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria b. Apabila berupa kriteria keuntungan
ketika mengambil keputusan. maka nilai 𝑥𝑖𝑗 dibagi dengan nilai
Adapun tahapan-tahapan yang harus 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑥𝑖𝑗 ) dari setiap kolom,
dilakukan oleh pembuat keputusan untuk sedangkan untuk kriteria biaya, nilai
mendapatkan hasil penyeleksian dengan 𝑀𝑖𝑛𝑖 (𝑥𝑖𝑗 ) dari setiap kolom dibagi
metode Simple Additive Weighting adalah
dengan nilai 𝑥𝑖𝑗 .
(Nugraha, 2011):
1. Menentukan alternatif, yaitu 𝐴𝑚 . 8. Hasil dari nilai rating kinerja
2. Menentukan kriteria yang akan dijadikan ternomalisasi (𝑟𝑖𝑗 ) membentuk matrik
acuan dalam pengambilan keputusan, ternormalisasi (𝑅).
yaitu 𝐶𝑛 .
𝑟11 𝑟12 ⋯ 𝑟1𝑛
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap
alternatif pada setiap kriteria. 𝑅= [ ⋮ ⋮ ]
𝑟𝑚1 𝑟𝑚2 ⋯ 𝑟𝑚𝑛
4. Menentukan bobot preferensi atau tingkat
kepentingan (𝑊) setiap kriteria. 9. Hasil akhir nilai preferensi (𝑉𝑖 ) diperoleh
𝑊 = [ 𝑊1 ,𝑊2 ,𝑊3 ,…,𝑊𝑛 ] dari penjumlahan dari perkalian elemen
5. Membuat tabel rating kecocokan dari baris matrik ternormalisasi (𝑅) dengan
setiap alternatif pada setiap kriteria. bobot preferensi (𝑊) yang bersesuaian
6. Membuat matrik keputusan (𝑋) yang elemen kolom matrik (𝑊).
dibentuk dari tabel rating kecocokan dari
𝑛
setiap alternatif pada setiap kriteria.
𝑉𝑖 = ∑ 𝑊𝑗 𝑟𝑖𝑗
Nilai(𝑥) setiap alternatif (𝐴𝑖 ) pada setiap
𝑗=1
kriteria (𝐶𝑗 ) yang sudah ditentukan,
dimana, i=1,2,3,…m dan j=1,2,3,…n. Hasil perhitungan nilai 𝑉𝑖 yang lebih besar
diantara 𝑉𝑖 lainnya mengindikasikan
𝑥11 𝑥12 ⋯ 𝑥1𝑛
bahwa alternatif 𝐴𝑖 tersebut merupakan
𝑋= [ ⋮ ⋮ ]
𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 ⋯ 𝑥𝑚𝑛 alternatif terbaik (Kusumadewi, Sri dkk,
2006).
7. Melakukan normalisasi matrik keputusan
(𝑋) dengan cara menghitung nilai rating
kinerja ternomalisasi (𝑟𝑖𝑗 ) dari alternatif
𝐴𝑖 pada kriteria 𝐶𝑗 .

xij Gambar 1. Model Sekuensial Linier (Roger S.


, Jika j adalah atribut keuntungan
Max xij Pressman, 2001)
rij Min x
ij
, Jika j adalah atribut biaya Model linier sekuensial atau sering
{ x ij disebut sebagai siklus kehidupan klasik
Keterangan : (classic life cycle) merupakan pendekatan
a. Kriteria keuntungan apabila nilai 𝑥𝑖𝑗 pendekatan pengembangan perangkat lunak
memberikan keuntungan bagi yang sistematik dan sekuensial. Prosesnya
pengambil keputusan, sebaliknya dimulai pada tingkatan dan kemajuan sistem
kriteria biaya apabila 𝑥𝑖𝑗 menimbulkan melalui proses analisis (analysis), desain
biaya bagi pengambil keputusan.

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 53


Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

(design), pengkodean (code), pegujian (test), alternatif berupa data calon penerbang
dan pemeliharaan. yang bersumber pada Ba PK organik TNI
AD TA 2016 yang akan dipilih sebagai
3. ANALISIS KEBUTUHAN DAN calon penerbang yang kemudian akan
PERANCANGAN diproses berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan menggunakan metode Simple
Analisis kebutuhan sistem terdiri dari Additive Weighting (SAW). Setelah
deskripsi umu sistem, karakteristik melakukan semua urutan proses, maka
pengguna, analisis data, analisis fungsional, didapatkan daftar urutan calon penerbang
analisis perhitungan seleksi calon Penerbang TNI AD.
TNI Angkatan Darat Kota Jakarta dengam 2. Karakteristik Pengguna
menggunakan metode Simple additive Sistem pendukung keputusan
Weighting (SAW). seleksi calon penerbang TNI Angkatan
1. Deskripsi Umum Sistem Darat (penerbad) pada pusat pendidikan
Seleksi calon penerbang TNI penerbangan angkatan darat
Angkatan Darat merupakan kegiatan yang (Pusdikpenerbad) republik indonesia
dilakukan oleh Pusat Pendidikan memiliki satu User. User adalah Tim
Penerbangan Angkatan Darat penilai yang bertanggung jawab terhadap
(Pusdikpenerbad) untuk memilih proses seleksi hingga diperoleh hasil
penerbang terbaik dengan mengikuti peringkat/ rangking calon penerbad. Tim
peraturan kasad nomor 84 Tahun 2014 penilai memiliki akses untuk melakukan
tentang petunujuk pelaksanaan program login, mengubah password, memasukkan
dan anggaran TNI AD TA 2015 data alternatif, menyimpan data alternatif,
sublampiran D bidang personel menghapus data alternatif, mengubah data
subsublampiran “4” bidang bidik dan alternatif, melihat data alternatif,
surat dari pusdikpenerbad Nomor memasukkan bobot kriteria, menyimpan
B/3572/VII/2015 tanggal 29 Juli 2015 bobot kriteria, menghapus bobot kriteria,
tentang permohonan seleksi calon mengubah bobot kriteria, melihat data
penerbang dari sumber bintara organik bobot kriteria, menentukan derajat
TNI AD TA 2016, dengan ketentuan kepentingan, melakukan proses evaluasi,
bahwa peserta calon penerbang angkatan menyimpan hasil evaluasi dan
darat wajib melalui 2 tahap seleksi, tahap menampilkan hasil evaluasi.
pertama yaitu penilaian persyaratan 3. Analisis Perhitungan
administrasi, kesehatan tahap I, a. Menentukan alternatif, yaitu 𝐴𝑖 .
kesamaptaan jasmani dan Psikologi tahap Alternatif pada sistem
I. tahap kedua yaitu Psikologi tahap II, pendukung keputusan seleksi calon
Ujian Akademik dan kesehatan tahap II. penerbang tni angkatan darat
Sistem pendukung keputusan menggunakan metode Simple Additive
seleksi calon penerbang TNI Angkatan Weighting (SAW) merupakan data dari
Darat merupakan peragaan proses dari beberapa peserta yang mendaftar untuk
seleksi calon penerbang TNI Angkatan menjadi calon penerbang. Data
Darat pada Pusat Pendidikan Penerbangan tersebut adalah :
Angkatan Darat (Pusdikpenerbad). 𝐴1 : Doni Leonards
Aplikasi ini menerima inputan berupa data 𝐴2 : Firdaus Panogari Tanjung

54 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Purwanto, Sutikno

𝐴3 : Rifal Tri Julianto No. Alternatif Kriteria


𝐴4 : Alfian Nur Bagaskoro 𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑪𝟒
9. 𝐴9 70 90 82 72
𝐴5 : Muhammad Adji Putra
10. 𝐴10 70 90 75 80
Pratama
𝐴6 : Muhamad Dzimar Fajar Terri Bobot preferensi adalah nilai bobot
𝐴7 : Yoga Aditya Saputra dari masing masing kriteria. Bobot preferensi
𝐴8 : Andi Achmad Hertasnin dapat dilihat pada tabel 2.
𝐴9 : Muhammad Dwi Wicaksono Tabel 2. Menentukan bobot preferensi atau
𝐴10 : Muhamad Fajar Roni tingkat kepentingan (𝑾) setiap kriteria.

b. Menentukan kriteria yang akan Derajat


Kriteria
No. Kepentingan
dijadikan acuan pengambilan
1. 𝑪𝟏 25%
keputusan, yaitu 𝐶𝑗 .
2. 𝑪𝟐 25%
1. Tahap I 3. 𝑪𝟑 25%
𝐶1 : Administrasi 4. 𝑪𝟒 25%
𝐶2 : Kesehatan 1
Tabel 3. Membuat tabel rating kecocokan dari
𝐶3 : Kesamaptaan Jasmani
setiap alternatif pada setiap kriteria.
𝐶4 : Psikologi 1
2. Tahap II No. Alternatif Kriteria
𝐶5 : Psikologi 2 𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑪𝟒
𝐶6 : Ujian Akademik 1. 𝐴1 70 90 95 95
2. 𝐴2 70 90 87 85
𝐶7 : Kesehatan 2
3. 𝐴3 70 90 91 85
Pada penelitian ini, sudah terdapat data 4. 𝐴4 70 90 86 80
yang diperoleh dari Pusat pendidikan 5. 𝐴5 70 90 79 75
penerbangan Angkatan Darat 6. 𝐴6 70 90 91 72
(pusdikpenerbad). Untuk membuat matriks 7. 𝐴7 70 90 80 80
keputusan, terlebih dahulu dan memberikan 8. 𝐴8 70 90 80 72
nilai rating kecocokan setiap alternatif tahap 9. 𝐴9 70 90 82 72
10. 𝐴10 70 90 75 80
pertama. Pada Tabel 1. Terdapat pendaftar
yang mengikuti seleksi calon penerbang
c. Membuat matrik keputusan (𝑋) yang
Angkatan Darat. Adapun urutan pembuatan
dibentuk dari tabel rating kecocokan
nilai rating setiap alternatif yang dapat dilihat
dari setiap alternatif pada setiap
pada tabel 3.
kriteria. Nilai(𝑥) setiap alternatif (𝐴𝑖 )
Tabel 1. Memberikan nilai rating kecocokan
setiap alternatif pada setiap kriteria. pada setiap kriteria (𝐶𝑗 ) yang sudah
No. Alternatif Kriteria ditentukan, dimana, i=1,2,3…10 dan
𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑪𝟒 j=1,2,3,4
1. 𝐴1 70 90 95 95 70 90 95 95
2. 𝐴2 70 90 87 85 70 90 87 85
3. 𝐴3 70 90 91 85 70 90 91 85
70 90 86 80
4. 𝐴4 70 90 86 80
70 90 79 75
5. 𝐴5 70 90 79 75 𝑋=
70 90 91 72
6. 𝐴6 70 90 91 72 70 90 80 80
7. 𝐴7 70 90 80 80 70 90 80 72
8. 𝐴8 70 90 80 72 70 90 82 72
[70 90 75 80]

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 55


Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

𝑋92 90
d. Melakukan normalisasi matrik 𝑟92 = 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
= 90
keputusan (𝑋) dengan cara menghitung =1
𝑋102
nilai rating kinerja ternomalisasi (𝑟𝑖𝑗 ) 𝑟102 = =
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
dari alternatif 𝐴𝑖 pada kriteria 𝐶𝑗 . 90
=1
𝑋11 70 90
𝑟11 = = 70
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋13 95
=1 𝑟13 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋21 70
𝑟21 = = 70 =1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋23 87
=1 𝑟23 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋31 70
𝑟31 = = 70 = 0.9157
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋33 91
=1 𝑟33 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋41 70
𝑟41 = = 70 = 0.9578
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋43 86
=1 𝑟43 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋51 70
𝑟51 = = 70 = 0.9052
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋53 79
=1 𝑟53 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋61 70
𝑟61 = 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
= 70 = 0.8315
𝑋63 91
=1 𝑟63 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋71 70
𝑟71 = = 70 = 0.9578
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋73 80
=1 𝑟73 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋81 70
𝑟81 = = 70 = 0.8421
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋83 80
=1 𝑟83 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋91 70
𝑟91 = = 70 = 0.8421
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋93 82
=1 𝑟93 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋101
𝑟101 = 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
= = 0.8631
70 𝑋103
=1 𝑟103 = =
70 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
75
= 0.7894
𝑋12 90 95
𝑟12 = = 90
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋14 95
=1 𝑟14 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋22 90
𝑟22 = = 90 =1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋24 85
=1 𝑟24 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋32 90
𝑟32 = = 90 = 0.8947
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋34 85
=1 𝑟34 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋42 90
𝑟42 = = 90 = 0.8947
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋44 80
=1 𝑟44 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋52 90
𝑟52 = = 90 = 0.8421
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋54 75
=1 𝑟54 = = 95
𝑋62 90 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑟62 = 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
= 90 = 0.7894
𝑋64 72
=1 𝑟64 = = 95
𝑋72 90 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑟72 = = 90 = 0.7578
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋74 80
=1 𝑟74 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
𝑋82 90
𝑟82 = = 90 = 0.8521
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
=1

56 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Purwanto, Sutikno

𝑋84 72
𝑟84 = = 95 𝑉9 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.8631)(25%) +
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
(0.7578)(25%)} = 0.9051
= 0.7578
𝑋94 72 𝑉10 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.7894)(25%) +
𝑟94 = = 95
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
(0.8421)(25%)} = 0.9078
= 0.7578
𝑋104
𝑟104 = = Hasil perhitungan nilai 𝑉1 yang lebih
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ,𝑋61 ,𝑋71 ,𝑋81 ,𝑋91 ,𝑋101 )
80
= 0.8421 besar diantara 𝑉𝑖 lainnya mengindikasikan
95
bahwa alternatif 𝐴1 tersebut merupakan
e. Hasil dari nilai rating kinerja alternatif terbaik (Kusumadewi, Sri dkk,
ternomalisasi (𝑟𝑖𝑗 ) membentuk 2006), namun pada tahap I ini akan diambil
matrik ternormalisasi (𝑅). peringkat 5 terbaik untuk mengikuti tahap II.
Kelima alternatif tersebut adalah
1 1 1 1
1 1 0.9157 0.8947
𝐴1 , 𝐴3 , 𝐴2 , 𝐴4 , 𝑑𝑎𝑛 𝐴7 .
1 1 0.9578 0.8947
1 1 0.9052 0.8421 a. Menentukan alternatif, yaitu 𝐴𝑖 .
1 1 0.8315 0.7894 Alternatif pada sistem pendukung
𝑋=
1 1 0.9578 0.7578
1 1 0.8421 0.8421
keputusan seleksi calon penerbang tni
1 1 0.8421 0.7578 angkatan darat menggunakan metode
1 1 0.8631 0.7578 simple additive weighting (saw)
[1 1 0.7894 0.8421]
merupakan data dari beberapa peserta
f. Hasil akhir nilai preferensi (𝑉𝑖 ) yang mendaftar untuk menjadi calon
diperoleh dari penjumlahan dari penerbang. Data tersebut adalah :
perkalian elemen baris matrik 𝐴1 : Doni Leonards
ternormalisasi (𝑅) dengan bobot 𝐴3 : Rifal Tri Julianto
preferensi (𝑊) yang bersesuaian 𝐴2 : Firdaus Panogari Tanjung
elemen kolom matrik (𝑊). 𝐴4 : Alfian Nur Bagaskoro
𝐴7 : Yoga Aditya Saputra
𝑉1 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (1)(25%) + (1)(25%)} =
1 b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan
𝑉2 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.9157)(25%) + acuan pengambilan keputusan, yaitu 𝐶𝑗 .
(0.8947)(25%)} = 0.9525 1. Tahap I
𝑉3 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.9578)(25%) + 𝐶1 : Administrasi
(0.8947)(25%)} = 0.9630 𝐶2 : Kesehatan 1
𝑉4 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.9052)(25%) + 𝐶3 : Kesamaptaan Jasmani
(0.8421)(25%)} = 0.9368 𝐶4 : Psikologi 1
𝑉5 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.8315)(25%) + 2. Tahap II
(0.7894)(25%)} = 0.9051 𝐶5 : Psikologi 2
𝑉6 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.8421)(25%) + 𝐶6 : Ujian Akademik
(0.8421)(25%)} = 0.9210 𝐶7 : Kesehatan 2
𝑉7 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.9578)(25%) + Pada penelitian ini, sudah terdapat data
(0.7578)(25%)} = 0.9288
yang diperoleh dari Pusat pendidikan
𝑉8 = {(1)(25%) + (1)(25%) + (0.8421)(25%) + penerbangan Angkatan Darat
(0.7578)(25%)} = 0.8999
(pusdikpenerbad). Untuk membuat matriks
keputusan, terlebih dahulu dan memberikan

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 57


Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

nilai rating kecocokan setiap alternatif tahap 89 83 100


90 82.3 100
kedua. Pada Tabel 4.. Terdapat pendaftar 𝑋 = 86 78.3 100
yang mengikuti seleksi calon penerbang 82 80 100
[85 76.6 100]
Angkatan Darat. Adapun urutan pembuatan
nilai rating setiap alternatif yang dapat dilihat d. Melakukan normalisasi matrik keputusan
pada tabel 6. (𝑋) dengan cara menghitung nilai rating
kinerja ternomalisasi (𝑟𝑖𝑗 ) dari alternatif
Tabel 4. Memberikan nilai rating kecocokan
setiap alternatif pada setiap kriteria.
𝐴𝑖 pada kriteria 𝐶𝑗 .
𝑋11 89
No. Alternatif Kriteria 𝑟11 = = 90 = 0.9889
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
𝑪𝟓 𝑪𝟔 𝑪𝟕 𝑋21 90
𝑟21 = = 90 = 1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
1. 𝐴1 89 83 100 𝑋31 86
2. 𝐴3 90 82.3 100 𝑟31 = = 90 = 0.9556
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
3. 𝐴2 86 78.3 100 𝑋41 82
𝑟41 = = 90 = 0.9111
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
4. 𝐴4 82 80 100 𝑋51 85
𝑟51 = = 90 = 0.9444
5. 𝐴7 85 76.6 100 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )

𝑋12 83
Bobot preferensi adalah nilai bobot 𝑟12 =
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
=
83
=1
dari masing masing kriteria. Bobot preferensi 𝑟22 =
𝑋22
=
82.3
= 0.9915
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ) 83
dapat dilihat pada tabel 5. 𝑋32 78.3
𝑟32 = = = 0.9433
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ) 83
𝑋42 80
Tabel 6. Menentukan bobot preferensi atau 𝑟42 = = 83 = 0.9638
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
tingkat kepentingan (𝑾) setiap kriteria. 𝑋52 76.6
𝑟52 = = = 0.9228
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ) 83
No. Kriteria Derajat Kepentingan
1. 𝑪𝟓 30% 𝑋13 100
𝑟13 = = =1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ) 100
2. 𝑪𝟔 40% 𝑋23 100
3. 𝑪𝟕 30% 𝑟23 = = =1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 ) 100
𝑋33 100
𝑟33 = = 100 = 1
𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
Tabel 6. Membuat tabel rating kecocokan dari 𝑋43 100
setiap alternatif pada setiap kriteria. 𝑟43 = 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )
= 100 = 1
𝑋53 100
𝑟53 = = 100 = 1
No. Alternatif Kriteria 𝑀𝑎𝑥𝑖 (𝑋11 ,𝑋21 ,𝑋31 ,𝑋41 ,𝑋51 )

𝑪𝟓 𝑪𝟔 𝑪𝟕
e. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi
1. 𝐴1 89 83 100
2. 𝐴3 90 82.3 100 (𝑟𝑖𝑗 ) membentuk matrik ternormalisasi
3. 𝐴2 86 78.3 100 (𝑅).
4. 𝐴4 82 80 100
5. 𝐴7 85 76.6 100 0.9889 1 1
1 0.9915 1
𝑋 = 0.9556 0.9433 1
c. Membuat matrik keputusan (𝑋) yang 0.9111 0.9638 1
dibentuk dari tabel rating kecocokan dari [0.9444 0.9228 1]
setiap alternatif pada setiap kriteria.
f. Hasil akhir nilai preferensi (𝑉𝑖 ) diperoleh
Nilai(𝑥) setiap alternatif (𝐴𝑖 ) pada setiap
dari penjumlahan dari perkalian elemen
kriteria (𝐶𝑗 ) yang sudah ditentukan,
baris matrik ternormalisasi (𝑅) dengan
dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n. bobot preferensi (𝑊) yang bersesuaian
elemen kolom matrik (𝑊).

58 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Purwanto, Sutikno

𝑉1 = {(0.9889)(30%) + (1)(40%) + (1)(30%)} = Gambar tampilan implementasi


0.9967 antarrmuka hasil proses dapat dilihat pada
𝑉3 = {(1)(30%) + (0.9915)(40%) + (1)(30%)} = gambar 5.
0.9637 Gambar tampilan implementasi
𝑉2 = {(0.9556)(30%) + (0.9433)(40%) + (1)(30%)} = antarrmuka detail perhitungan Simple
0.9920 Additive Weighting (SAW) dapat dilihat pada
𝑉4 = {(0.9111)(30%) + (0.9638)(40%) + (1)(30%)} = gambar 6.
0.9739
𝑉7 = {(0.9444)(30%) + (0.9228)(40%) + (1)(30%)} =
0.9785

Hasil perhitungan nilai 𝑉1 yang lebih


besar diantara 𝑉𝑖 lainnya mengindikasikan
bahwa alternatif 𝐴1 tersebut merupakan
alternatif terbaik (Kusumadewi, Sri dkk, Gambar 2. Implementasi Antarmuka Alternatif
2006), namun pada tahap II ini akan diambil
3 alternatif terbaik. Ketiga alternatif tersebut
adalah 𝐴1 , 𝐴2 , 𝑑𝑎𝑛 𝐴7 .

4. IMPLEMENTASI ANTARMUKA

Pada bagian ini menjelaskan tentang Gambar 3. Implementasi Antarmuka Proses 1


tahapan pembangunan Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi Calon Penerbang TNI
Angkatan Darat Menggunakan Metode
Simple Additive Weighting (SAW) Pada
Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan
Darat.
Berikut ini Implementasi Antarmuka
Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon Gambar 4. Implementasi Antarmuka Proses 2

Penerbang TNI Angkatan Darat


Menggunakan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) Pada Pusat Pendidikan
Penerbangan Angkatan Darat.
Gambar tampilan implementasi
antarmuka alternatif dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar tampilan implementasi Gambar 5. Implementasi Antarmuka Hasil Proses
antarrmuka proses 1 dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar tampilan implementasi
antarrmuka Proses 2 dapat dilihat pada
gambar 4.

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 59


Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon…

Gambar 6. Implementasi Antarmuka Detail [7] Rosa AS. dan M. Shalahuddin, 2011.
Perhitungan Simple Additive Weighting (SAW) Rekayasa Perangkat Lunak
Terstruktur dan Berorientasi Objek.
5. DAFTAR PUSTAKA Bandung: Informatika.
[1] Undang - undang republik indonesia [8] Sahputra, T.M., 2011. Sistem
nomor 2 tahun 1988 tentang prajurit Penunjang Keputusan Pemenang
angkatan bersenjata republik Tender Proyek Menggunakan Metode
indonesia. Analityc Hierarchy Process (AHP)
Pada Dinas Pekerjaan Umum
[2] Buku Petunjuk Teknik Tes
Kabupaten Aceh Selatan. Universitas
Kesamaptaan Jasmani Prajurit dan
Serambi Mekkah.
Calon Prajurit.
[9] Sharp, J., 2012. Microsoft Visual C#
[3] Peraturan Presiden Republik Indonesi
2012 Step by Step. Sebastopol: O'Relly
Nomor 10 tahun 2009 tentang susunan
Media.
organisasi Tentara Nasional
Indonesia. [10] Simon, H.A., 1960. The New Science of
Management Desition. New York:
[4] Kusumadewi, Sri dkk, 2006. Fuzzy
Harper and Row.
Multy Attribute Decision Making
(FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha [11] Suryadi, K. & Ramadhani, A., 1998.
Ilmu. Sistem Pendukung Keputusan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[5] Nugraha, F., 2011. sistem pendukung
keputusan dengan metode simple [12] Turban, E., Aronson, J.E. & Liang, T.P.,
additive weighting (SAW) dalam 2005. Decision Support Systems and
manajemen aset. tesis. Intelligent Systems. 7th ed.
Yogyakarta: Andi.
[6] Roger S. Pressman, P.D., 2001. Soft
Engineering A Practitioners Approach.
5th ed. New York: McGraw-Hill.

60 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 9, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930

Anda mungkin juga menyukai