Seorang pemuda bernama Joko yang hidup pada kekejaman sebuah rezim. Hanyut larut dalam
pertunjukkan. Menyukai seorang wanita yang tak mungkin dapat ia miliki menjadikan dirinya
terobsesi dalam mengejar wanita tersebut. Kesenian Tiongkok yang dianggap buruk pada masa itu
memaksa Joko mengalami kejadian yang diluar bayangannya selama ini.
Penulis Naskah
Dewanto Effendy
Gerrard Garcia
FADE IN
(Latar suasana meriah dengan suara gemuruh penonton juga suara dalang dari kejauhan dalam
menampilkan keseinian Wayang Potehi diiringi gesekkan rebab)
(Cahaya warna warni) (Joko duduk ditengah panggung melihat kedepan gembira)
DALANG
“Saksikan penampilan special pada malam hari ini yang berjudul Journey to The West karya See
Yu Ki selamat menyaksikan!”
(Kera sakti keluar bermain main diatas panggung berlari dan melompat kesana kemari)
JOKO
“Cantik sekali wanita itu. Putih bersih, sungguh benar-benar bidadari tak bersayap!”
BLACK OUT.
FADE IN
(Dibuat situasi kos kosan dengan seorang pedagang bakmi berdiri sambil mendagangkan
bakwannya)
TUKANG BAKMI
JOKO
TUKANG BAKMI
(Menyiapkan masakannya)
(Tokoh perempuan bernama Mei Wang, datang kesana untuk membeli bakmi seperti biasanya)
MEI WANG
JOKO
MEI WANG
(Bereaksi bingung)
“Kenapa mas? Maksudnya kita?”
JOKO
“Apa?? Umm.. Engga mbak, eh ci. Anu, bakminya enak, gaada tandingannya hehehe”
TUKANG BAKMI
(HENING)
JOKO
(canggung sambil menjulurkan tangannya)
MEI WANG
PENJUAL BAKMI
(Riang gembira)
REDUP.
(Suasana kos Mei Wang. Tampak dua sejoli ini sudah akrab dan saling berbincang)
JOKO
“Umm, Mei, itu wayang golek punyamu masih terlihat bagus. Jarang dipakai ya?”
MEI WANG
(Menepis tangan Joko)
JOKO
“maaf”
MEI WANG
“Itu Potehi”
JOKO
MEI WANG
“Sayangnya dilarang”
JOKO
“Dilarang?”
BLACK OUT.
(Joko duduk ditengah sambil terikat dengan tali sambil diinterogasi oleh seseorang. Tubuh Joko
sangat buruk. Terlihat darah dari mulut, mata yang bengkak, baju yang kusam dan robek
diselimuti darah kering)
JOKO
(berteriak histeris)
(Tokoh berpandangan kosong, seakan akan melihat Mei Wang, wanita yang ia sukai)
(berdialog lemas dan kosong)
ORANG ASING
(Suara benda jatuh ke air yang sangat kuat diiringi suara penging yang mengganggu)
BLACK OUT.
(Terlihat seorang nelayan menyelamatkan tokoh dengan buru buru dan panik)
(Gerakan nelayan semula sedang merapihkan perahunya untuk dipakai menangkap ikan lalu
terkejut ketika melihat sesuatu didepan perahunya)
NELAYAN
"Hah, opo iki? WADUH wong tenggelemm.. Maahh, mahhh iki cah lanang guanteng kok iso
ngenee tohh nasipe?!"
JOKO
NELAYAN
"Wehhh mass, alhamdullilah sadarr, tak bawa kedalem dulu yaaa, saya rawat dulu disini. Nanti
kalau baikan baru kamu pulang saya anterin"
BLACK OUT.
ADG 05 – LATAR KOS PUTRI
(Lampu biru) (suasana kos kosan putri dengan gerobak tukang bakmi didepan kos)
JOKO
JOKO
“MEI WANG….. MEII…. Rezim jahat ini merusak semuanya! KOTOR, CURANG, TAK
ADIL!! “
(Tokoh Mei wang masuk dengan tatapan kosong. Tersenyum. Dan berdiri diujung area
panggung) (Musik latar panggung pertunjukkan wayang seperti awal dengan tempo cepat)
JOKO
“Hei… Sayangku… Mengapa kau berdiri disana diam… Hahahaha, kamu jago acting ya, jangan
sembunyi dari ku..”
“Sayang ayo kita makan bakmi itu bersama sama lagi seperti dulu”
(Tokoh mei wang diam termenung tanpa alasan, kemudian berjalan keluar panggung)
“sayang… Heiii… Aku bukan rezim itu… Mereka bukan aku… Mereka ituu gila sayang…
Sayanggg jangan pergi… “
BLACK OUT
END.