Anda di halaman 1dari 14

NAMA :Handra Harmadansyah

NIM :2110300021

JURUSAN :Hukum Tata Negara

MATA KULIAH:Hukum Acara Makamah Konstitusi

Madiun, 19 Desember 2008

Kepada Yth

Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Jalan Medan Merdeka Barat No.6

Jakarta 10110

Perihal : Permohonan Keberatan Terhadap Rekapitulasi Hasil


Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Kota Madiun Tahun 2008 dan Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Kota Madiun Nomor 46.170.05/Kpts/KPU/Kota-
014.329965/2008 tentang Hasil Penghitungan Perolehan Suara
Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Madiun beserta
Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Madiun di Tingkat Kota Oleh
Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun Tahun 2008.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Ulfa Lutfiana, SH Wahyudi Tri Cahyono, SH

1
Agung Kusuma Gumelar, SH Yoga Bruguera Wira Putra, SH

Advokat yang tergabung pada Tim Advokasi Calon Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Dr. H. Kokok Raya, M.Pd dan Suparminto, S.E. , Periode 2008
– 2013 , yang berkantor di Jalan Serayu Nomor 135, Pandean, Kecamatan Taman,
Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Surat Kuasa tanggal 19 Desember 2008 (terlampir) bertindak untuk


dan atas nama :

1. Dr. H. Kokok Raya, M.Pd, 45, Dosen, di Jalan Serayu Nomor 135, Pandean,
Kecamatan Taman RT.10 RW. 25, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur.

2. Suparminto, S.E., 41, Wiraswasta, di Jalan Mawar Biru Nomor 34, Mojorejo,
Kecamatan Taman RT.07 RW.08, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur.

Dalam hal ini masing-masing bertindak untuk dan atas nama diri sendiri dan/atau
bersama-sama sebagai pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Jombang, peserta Pemilukada Kabupaten Jombang tahun 2008
selanjutnya disebut sebagai PEMOHON;

Dengan ini mengajukan Permohonan Keberatan Terhadap Rekapitulasi Hasil


Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Tahun 2008 dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun Nomor
46.170.05/Kpts/KPU/Kota-014.329965/2008 tentang Hasil Penghitungan
Perolehan Suara Pemilihan Umum Walikota dan Wakil Walikota Madiun beserta
Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Walikota dan
Wakil Walikota Madiun di Tingkat Kota Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota
Madiun Tahun 2008 oleh KPU Kota Madiun, yang beralamat di Jalan Mobilisasi
Pelajar Nomor 2, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur, No Telp.(Fax) 0351-
773482. Selanjutnya disebut TERMOHON.

2
I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

1. Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang
Mahkamah Konstitusi;

“Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan


terakhir yang putusannya bersifat final untuk: Memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum”

2. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 24C ayat (1) UNDANG_UNDANG


1945 dan pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003
tentang Mahkamah Konstitusi juncto, pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, salah
satu kewenangan konstitusional dari Mahkamah Konstitusi adalah memutus
Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah.

3. Pasal 236 c Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan


Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah :

“Penanganan sengketa hasil perhitungan suara pemilihan Kepala Daerah


dan Wakil Kepala Daerah oleh mahkamah Agung dialihkan kepada
Mahkamah Konstitusi paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak Undang
Undang ini diundangkan”

4. Bahwa pada tanggal 29 Oktober 2008, Ketua Mahkamah Agung dan Ketua
Mahkamah Konstitusi bersama-sama telah menandatangani Berita Acara
pengalihan wewenang mengadili, sebagai pelaksanaan Pasal 236C Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 di atas;

5. Bahwa berdasarkan pada beberapa putusan Mahkamah dalam perkara


sebelumnya, seperti perkara Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 dan Nomor
57/PHPU.D-VI/2008 dapat disarikan bahwa Mahkamah sebagai pengawal
konstitusi sekaligus pengawal demokrasi, maka Mahkamah tidak saja

3
berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa hasil Pemilihan
Umum dan Pemilukada dalam arti teknis matematis, tetapi juga berwenang
menilai dan memberi keadilan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
menyebabkan terjadinya hasil penghitungan suara yang kemudian
dipersengketakan. Dalam pertimbangan hukum perkara Nomor 41/PHPU.D-
VI/2008, Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa :

”....Dengan demikian, tidak satupun Pasangan Calon Pemilihan Umum


yang boleh diuntungkan dalam perolehan suara akibat terjadinya
pelanggaran konstitusi dan prinsip keadilan dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum..., maka Mahkamah memandang perlu menciptakan
terobosan guna memajukan Demokrasi dan melepaskan diri dari kebiasaan
praktek pelanggaran sistimatis, terstruktur, dan masif seperti perkara a
quo”.

Demikian pula dalam Pertimbangan Hukum Perkara Nomor 57/PHPU.D-


VI/2008, Mahkamah menyatakan bahwa, ”....berdasarkan Konstitusi dan
Undang-Undang MK yang menempatkan Mahkamah sebagai pengawal
konstitusi, Mahkamah berwenang memutus perkara pelanggaran atas
prinsip-prinsip Pemilu dan Pemilukada yang diatur dalam UUD 1945 dan
UU Nomor 32 tahun 2004”. Selain itu Mahkamah juga pernah memutus
terkait perkara sengketa PHPUD, dengan pertimbangan hukum bahwa dalam
mengawal konstitusi, Mahkamah tidak dapat membiarkan dirinya dipasung
oleh keadilan prosedural (procedural justice) semata-mata, melainkan juga
keadilan substansial;

6. Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman


Beracara dalam Perselisihan Hasil pemilihan Umum Kepala Daerah

II. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON

4
1. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) a Peraturan Mahkamah Konstitusi
Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara dalam Perselisihan
Hasil pemilihan Umum Kepala Daerah, yang menyatakan:

“Para Pihak yang mempunyai kepentingan langsung dalam perselisihan


hasil Pemilukada adalah Pasangan Calon sebagai Pemohon”

2. Bahwa berdasarkan Pasal 4 butir (b) Peratutan Mahkamah Konstitusi


Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan
Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah, yang menyatakan;

“Terpilihnya Pasangan Calon sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala


Daerah”

3. Bahwa PEMOHON tidak menyetujui Rekapitulasi Hasil Penghitungan


Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota
Madiun Tahun 2008 dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota
Madiun Nomor 46.170.05/Kpts/KPU/Kota-014.329965/2008 tentang Hasil
Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Walikota dan Wakil
Walikota Madiun beserta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Suara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Madiun di Tingkat Kota
Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun Tahun 2008;

4. Bahwa PEMOHON adalah Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil


Kepala Daerah Kota Madiun Tahun 2008, sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 ayat (1) a Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008
Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum
Kepala Daerah;

5. Bahwa Pemohon dalam hal ini merupakan Pasangan Calon Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah Kota Madiun dengan nomor urut 2 berdasarkan
Berita Acara Rapat Pleno nomor 46.170.05/Kpts/KPU/Kota-
014.329965/2008 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Kepala
Daerah Dan Wakil Kepala Daerah, Periode 2008-2013 (P-01);

5
6. Bahwa Proses Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kota
Madiun menurut pandangan dan bukti-bukti yang ada pada Pemohon
ditemukan banyak pelanggaran sehingga membuat proses Pemilihan
tidak berlangsung secara Demokratis, Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia (LUBER) serta Jujur dan Adil (JURDIL). Pemilihan dan
Penetapan Hasil Pemungutan Suara Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kota Madiun menjadi cacat hukum dan sangat mempengaruhi
hasil penghitungan suara PEMOHON sehingga PEMOHON sangatlah
dirugikan.

III. TENTANG POKOK PERKARA

1. Bahwa Daftar Pemilih Sementara Kota Madiun Tahun 2008 tidak


pernah diumumkan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota
Madiun, sesuai dengan Pasal 20 ayat 2 Undang Undang Nomor 22 tahun
2007, Tentang Penyelenggaraan pemilihan Umum;

2. Bahwa Daftar Pemilih Tambahan Kota Madiun tidak pernah


diumumkan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota Madiun,
sesuai dengan Pasal 25 ayat 1 Undang Undang Nomor 22 tahun 2007
Tentang Penyelenggaraan Pemilu;

3. Bahwa Daftar Pemilih Tetap Kota Madiun tidak pernah diumumkan


oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kota Madiun di tempat-tempat
sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Undang Undang sesuai dengan
Pasal 27 ayat 1 Undang Undang Nomor 22 tahun 2007 Tentang
Penyelenggaraan Pemilu;

4. Bahwa penyerahan Kartu Pemilih yang seharusnya paling lambat 3 (tiga)


hari sebelum pemungutan suara tidak diserahkan oleh Petugas Panitia
Pemungutan Suara Kota Madiun Tahun 2008 kepada pemilih sesuai
dengan jadwal seperti yang termuat dalam Tahapan KPU Kota Madiun

6
Sesuai dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun Nomor:
18/KEP/KPU-KOTA/V/2008;

5. Bahwa Daftar Pemilih Tetap Kota Madiun pada tiap-tiap Tempat


Pemungutan Suara (TPS) tidak pernah diserahkan kepada Saksi dari
masing-masing pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota, Periode
2008 – 2013 yang hadir pada saat pemungutan suara, yaitu hari Kamis,
tanggal 23 Oktober 2008, sesuai dengan Pasal 49 huruf b Undang Undang
Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum;

6. Bahwa pada hari Rabu, tanggal 23 Oktober 2008 di Kota Madiun telah
dilaksanakan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang telah diselenggarakan oleh TERMOHON;

7. Bahwa Panitia Pemilihan Kecamatan Kota Madiun tidak pernah


memberikan Berita Acara Perhitungan Suara dan Sertifikat Penghitungan
Suara kepada Saksi Calon Pasangan Walikota dan Wakil Walikota 2008 –
2013;

8. Bahwa PEMOHON adalah Pihak yang telah mencalonkan diri pada


Komisi Pemilihan Umum Kota Madiun dengan mendapat nomor Urut 2
sebagai calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang telah
mengikuti proses Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Kota Madiun. Adapun pasangan yang ikut dalam Pemilukada Kota
Madiun Tahun 2008 tersebut yaitu :

Nomor 1 : Pasangan H. Bambang Irianto, SH., M.M. – Sugeng


Rismiyanto, SH., M.Hum. (Baris);

Nomor 2 : Pasangan Dr. H. Kokok Raya, M.Pd - Suparminto, S.E.,


sebagai (PEMOHON);

Nomor 3 ; Pasangan Drs. Ec. Gatut Supriyoga – Kus Hendrawan,


SH.,Spd.,M.Si.,MM (Gawan);

7
Nomor 4 ; Pasangan H. Hari Sutji Kusumedi – Hartoyo, SH (Hayo);

Nomor 5 ; Pasangan Wisnu Suwarta Dewa-Ngedi Trisno (Wangi);

9. Bahwa pada hari Kamis tanggal 18 Desember 2008 TERMOHON telah


melakukan tahapan Penyusunan Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Suara ditingkat kota serta penetapan pasangan calon terpilih
untuk Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota oleh KPU Kota Madiun ,
sesuai dengan Keputusan pemilihan Umum Kota Madiun Nomor
46.170.05/Kpts/KPU/Kota-014.329965/2008, dengan perincian sebagai
berikut :

NAMA PASANGAN CALON BUPATI & PEROLEHAN


No.
WAKIL BUPATI SUARA
H. BAMBANG IRIANTO, SH., M.M.
46.665 suara atau 53,2
1 &
persen
SUGENG RISMIYANTO, SH., M.HUM.
DR. H. KOKOK RAYA, M.PD
22.785 suara atau setara
2 &
dengan 25,9 persen
SUPARMINTO, S.E.
DRS. EC. GATUT SUPRIYOGA
7.847 suara atau setara
3 &
dengan 8,9 persen
KUS HENDRAWAN, SH.,SPD.,M.SI.,MM

8
H. HARI SUTJI KUSUMEDI
5.025 suara atau setara
4 &
dengan 5,7 persen
HARTOYO, SH

WISNU SUWARTA DEWA


5 5.338 suara atau setara
&
dengan 6,0 persen
NGEDI TRISNO

10. Bahwa dengan telah dilaksanakannya tahapan Penyusunan Berita Acara


dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara ditingkat Kota Madiun serta
penetapan pasangan calon terpilih untuk Pemilukada Walikota dan Wakil
Walikota oleh KPU Kota Madiun, pada hari ini Kamis tanggal 23 Oktober
2008, menurut PEMOHON telah merugikan PEMOHON. Hal ini
dikarenakan pada proses Pemilukada Kota Madiun banyak ditemukan
pelanggaran sehingga proses Pemilukada Kota Madiun telah cacat hukum
serta berlangsung dengan tidak Demokratis, Luber dan Jurdil;

11. Bahwa PEMOHON banyak menemukan pelanggaran baik money politic,


kampanye diluar jadwal, keterlibatan oknum PNS dalam
menyalahgunakan kewenangan jabatannya dengan memerintahkan
PNS dan jajarannya untuk melakukan kampanye Partai,
Keterlibatan Anak-Anak dalam kampanye dan laporan terkait
adanya keterlibatan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS) yang menjadi tim sukses salah satu pasangan calon dalam
proses Pemilukada Kota Madiun Tahun 2008 yang telah dilaporkan
kepada Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kota Madiun serta Panwaslu
Propinsi Jawa Timur serta Polres Madiun, Polsek Terpadu (P-02; P-03; P-
04; P-05; P-06; P-07; P-08).

12. Dan menurut PEMOHON beberapa pelanggaran yang dilaporkan diatas


hanyalah sedikit sample/contoh dari seluruh pelanggaran yang terjadi pada
proses Pemilukada Kota Madiun, sehingga proses Pemilukada Kota
Madiun tidak berlangsung secara Demokratis, Jujur dan Adil. Dari

9
pelanggaran yang terjadi pada proses Pemilukada inilah sehingga
mengakibatkan pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Madiun
periode 2008 - 2013, H. Bambang Irianto, SH., M.M. – Sugeng
Rismiyanto, SH., M.Hum. memperoleh suara terbanyak dari pasangan
calon Walikota dan Wakil Walikota Madiun Dr. H. Kokok Raya, M.Pd -
Suparminto, S.E.;

13. Bahwa adanya pelanggaran lain yang terus bermunculan khususnya pada
tahap Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS- TPS di Kota Madiun
yang telah dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan yang berada di Kota
Madiun, Panwaslu Kota Madiun serta Panwaslu Propinsi Jawa Timur. Hal
ini juga merupakan sedikit sample/contoh dari seluruh pelanggaran yang
terjadi pada proses Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.

Jelas hal ini menunjukkan bahwa proses Pemungutan dan Penghitungan


Suara Pemilukada Kota Madiun banyak diwarnai pelanggaran sehingga
hasil perolehan suara yang ditetapkan oleh KPU Kota Madiun pada hari
Kamis tanggal 23 Oktober 2008 adalah cacat hukum. Dan dari
pelanggaran yang terjadi pada proses Pemungutan dan Penghitungan Suara
di TPS ini juga mengakibatkan pasangan Calon Walikota dan Wakil
Walikota Madiun, H. Bambang Irianto, SH., M.M. – Sugeng Rismiyanto,
SH., M.Hum. memperoleh suara terbanyak dari pasangan calon Walikota
dan Wakil Walikota Madiun Dr. H. Kokok Raya, M.Pd - Suparminto,
S.E.;

14. Bahwa PEMOHON telah melaporkan kepada Panwaslu Kecamatan


Taman (P-10) perihal pencoblosan surat suara terhadap pasangan H.
Bambang Irianto, SH., M.M. – Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum., yang
dilakukan oleh Ketua KPPS secara terbuka dan disaksikan oleh
masyarakat umum. Hal tersebut disaksikan oleh semua orang yang hadir di
TPS 6 Desa Nambangan Kidul, Kecamatan Taman. Hal ini jelas
merupakan Pelanggaran terhadap azas Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan
Adil serta merupakan tindakan provokatif yang telah dilakukan oleh salah
satu pendukung calon Kepala Daerah Kota Madiun;

10
15. Bahwa adanya indikasi kecurangan, nyata–nyata telah pula dilakukan oleh
TERMOHON yaitu KPU Kota Madiun dengan membuat TPS
TAMBAHAN yang tidak ada dasar hukumnya sebagaimana syarat adanya
suatu TPS sesuai ketentuan Undang Undang. Tidak adanya pemberitahuan
kepada saksi dari pasangan calon Walikota Madiun oleh KPU Kota
Madiun. Jelas merupakan indikasi TPS fiktif yang telah dibuat oleh KPU
Kota Madiun di Desa Nambangan Lor tanggal 23 Oktober 2008 karena
setelah diketahui oleh tim pemenangan kecamatan Taman dari pasangan
H. Bambang Irianto, SH., M.M. – Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum.
(saksi; Sofyan Wirayudha, alat bukti berupa rekaman dalam bentuk kaset
video) langsung saja TPS tersebut dibubarkan/dihentikan oleh KPU Kota
Madiun. Selanjutnya pelanggaran ini langsung dilaporkan kepada
Panwaslu Kecamatan Taman;

16. Bahwa pada TPS 1 Desa Ngancar Sari Kec. Mangunharjo ada pelanggaran
yang telah dilaporkan kepada Panwaslu Madiun (P-11) yaitu pemilih
mencoblos surat suara untuk pasangan H. Bambang Irianto, SH., M.M. –
Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum. sebanyak 8 (delapan) lembar surat
suara;

17. Bahwa pada TPS 5 Kel. Banjarejo Kecamatan Kartoharjo telah terjadi
pelanggaran yang telah dilaporkan kepada Panwaslu Madiun (P-12) yaitu
pemilih mencoblos surat suara untuk pasangan H. Bambang Irianto, SH.,
M.M. – Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum.sebanyak 14 (empat belas) surat
suara;

18. Bahwa pada TPS 1 Desa Kertabayon Kecamatan Patihan telah terjadi
pelanggaran yang ditemukan oleh Panwas Lapangan dan disaksikan oleh
Panwaslu Kecamatan Patihan serta dilaporkan oleh saksi masing-masing
pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Madiun (saksi : Ridwan
Prayoga, Jawi Kueswanto dan Bahtiar Putra). Bentuk pelanggaran yaitu
petugas KPPS di TPS 1 Desa Kertabayon Kecamatan Patihan telah
mencoblos surat suara untuk pasangan H. Bambang Irianto, SH., M.M. –
Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum.sebanyak 4 (empat) lembar (P.13);

11
19. Bahwa pada TPS 8 Desa Demangan Kecamatan Lowoasri pemilih
mencoblos surat suara untuk pasangan H. Bambang Irianto, SH., M.M. –
Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum. sebanyak 9(sembilan) lembar,
dilaporkan kepada Panwaslu Propinsi (P-14) ;

20. Bahwa pada TPS 1 Desa Karangkates Kecamatan Mangunharjo sebanyak


30 (tiga puluh) pemilih yang masuk dalam DPT tidak bisa menggunakan
hak pilihnya karena pada saat pemilih tersebut akan memilih pada pukul
11.30 wib tidak diberikan surat suara oleh petugas KPPS dengan alasan
surat suara telah habis terpakai. Dan berdasarkan Berita Acara
Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS 1 Desa Karangkates
Kecamatan Mangunharjo yang didapat oleh saksi pasangan H. Bambang
Irianto, SH., M.M. – Sugeng Rismiyanto, SH., M.Hum. menunjukkan
bahwa yang menggunakan hak pilih pada TPS tersebut mencapai 100 %
dari DPT (P-15). Pelanggaran telah dilaporkan ke Panwaslu Propinsi Jawa
Timur yang dilengkapi dengan barang bukti berupa Surat Pemberitahuan
Waktu dan Tempat Pemungutan suara/model C 6 – KWK asli sebanyak 20
pemilih seperti yang terurai di bawah ini :

SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN


No
TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA MODEL C KODE BUKTI
.
6 – KWK
1. Atas Nama Saiful P-16
2. Atas Nama Jamil P-17
3. Atas Nama Muafa P-18
4. Atas Nama Nurul Khoyindari P-19
5. Atas Nama Rusdan Mutaqin P-20
6. Atas Nama Jahoratul Makmumah P-21
7. Atas Nama Aditya Prasetya P-22
8. Atas Nama Ratih P-23
9. Atas Nama Novi Aristya P-24
10. Atas Nama Niken Kusumawardani P-25
11. Atas Nama Subekti Akhmad P-26

12
12. Atas Nama Rahmad Rahardjo P-27
13. Atas Nama Bagus Prambudyo P-28
14. Atas Nama Sugeng Harimurti P-29
15. Atas Nama Winarkit P-30
16. Atas Nama Budi Harsono P-31
17. Atas Nama Antok Harseto P-32
18. Atas Nama Yeny Dwi Anggra P-33
19. Atas Nama Fika Ramadhani P-34
20. Atas Nama Yongky Putut P-35

sedangkan sebanyak 10 lembar C 6 – KWK asli lainnya diambil oleh petugas


KPPS ;

IV. PETITUM

Berdasarkan uraian diatas, PETITUM dalam permohonan ini adalah sebagai


berikut:

PRIMAIR :

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Proses Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah


Kota Madiun bertentangan dengan asas Demokrasi, Langsung, Umum,
Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil sebagaimana diatur dalam Undang Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Undang Undang No. 12 Tahun 2008 Tentang perubahan
kedua atas Undang Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah;

3. Memerintahkan Termohon untuk melakukan Pemilukada Ulang di Kota


Madiun sesuai dengan asas Demokrasi, Langsung, Umum, Bebas dan
Rahasia serta Jujur dan Adil.

13
4. Membatalkan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum
Walikota dan Wakil Walikota Madiun Tahun 2008 dan Keputusan Komisi
Pemilihan Umum Kota Madiun Nomor 46.170.05/Kpts/KPU/Kota-
014.329965/2008 tentang Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan
Umum Walikota dan Wakil Walikota Madiun beserta Berita Acara
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Madiun di Tingkat Kota Oleh Komisi Pemilihan Umum Kota
Madiun Tahun 2008.

5. Menetapkan Hasil Penghitungan Suara yang benar adalah menurut


PEMOHON.

SUBSIDAIR

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono)

Hormat Kami;

KUASA HUKUM PEMOHON,

Ulfa Lutfiana, SH Wahyudi Tri Cahyono, SH


Agung Kusuma Gumelar, SH Yoga Bruguera Wira Putra, SH

14

Anda mungkin juga menyukai