Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KULIAH HUKUM ACARA KONSTITUSI

“PERMOHONAN KEBERATAN ATAS PERSELISIHAN HASIL PEMILIH


AN KEPALA DAERAH”

NAMA : INTAN ARDHIA GEMILANG


NIM : 2110117761
KELAS : IIIB Hukum (malam)
MAKUL : Hk. ACARA KONSTITUSI
PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PILKADA KABUPATEN LAPANG TERAS PERM
OHONAN KEBERATAN ATAS HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN KEPALA D
AERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN LAPANG TERAS TAHUN 2019

Antara :

HERMAN PELANI SANDRA dan TELAH LALU

Calon Bupati & Wakil Bupati Kabupaten LAPANG TERAS

Pasangan Calon No. Urut 2 ……………… selaku PEMOHON

Melawan:

KPU Kabupaten LAPANG TERAS……….. selaku TERMOHON

Di

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 7 Maret 2019

Kepada Yth,

Ketua Mahkamah Konstitusi

di-

Jl. Medan Merdeka Barat No. 6

Perihal: Permohonan Keberatan Atas Perselisihan Hasil Pemilihan

Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten LAPANG TERAS, Provinsi JEJAK LANGKAH Tahun 20
19.

Dengan hormat,

Bersama ini :

Nama : INTAN ARDHIA GEMILANG

Alamat : Jl. GAHARU NO 10

No. KTP :9999999921

Nama : KENANGAN MANIS

Alamat : Jl. REMBULAN GG.SABIT NO.11


No. KTP : 5555555555

adalah Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Listrik masa jabatan 2019 – 202
4 Nomor Urut 2 dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Kabup
aten Listrik Tahun 2019 selanjutnya disebut sebagai PEMOHON

Pemohon mengajukan Permohonan Keberatan atas Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghit
ungan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Tingkat Kabupaten oleh
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Listrik dan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Jejak L
angkah Nomor 234/kpudLP/19 tentang penetapan Hasil dan Calon Terpilih Pemilihan Kepal
a Daerah Kabupaten Lapang Teras Tahun 2019 tanggal 5 Maret 2019, yang dikeluarkan ole
h Komisi Pemilihan Umum Kabupaten LISTRIK, beralamat di Jl. CINTA NO 1, untuk selanjut
nya disebut sebagai; TERMOHON

Adapun alasan dan argumen hukum permohonan keberatan a quo sebagaimana terurai di b
awah ini :

1. Kewenangan Mahkamah

Bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 junctis Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Pasal 29 ayat (1) Undang-Un
dang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, dan Pasal 157 ayat (3) Undan
g-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2
015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2
014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang, dan Pasal
2 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam
Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Mahkamah Konstitusi b
erwenang memeriksa dan mengadili Perkara Perselisihan Penetapan Perolehan Suara Hasil
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota sampai dibentuknya badan peradilan Khusus;

1. Kedudukan Hukum (Legal Standing)

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 157 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 ten
tang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan P
emerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, B
upati dan Walikota menjadi Undang-Undang, serta Pasal 3 Peraturan Mahkamah Konstitusi
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilih
an Gubernur, Bupati dan Walikota diatur ketentuan antara lain:
1. Pengajuan Permohonan pembatalan Penetapan hasil perhitungan dengan perolehan
suara oleh KPU/KIP Propinsi dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat diajukan oleh para
pasangan calon peserta Pemilihan;
2. Selain dapat diajukan oleh Pasangan Calon Peserta Pemilihan sebagaimana dimaks
ud ayat (1), Permohonan dapat diajukan oleh Pemantau Pemilihan.

Bahwa, Pemohon adalah Pasangan Calon Pilkada Kabupaten ListrikTahun 2019 dengan No
mor Urut 2, maka sesuai uraian beberapa pasal tersebut di atas, Pemohon dapat dikualifikas
i memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan Perselisihan H
asil Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Listrik Tahun 2019;

III. Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan

Bahwa Termohon telah membuat Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemil
ihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tanggal 5 Maret 2019 ;

Permohonan Keberatan yang diajukan oleh PEMOHON atas Berita Acara a quo tersebut di
atas telah diajukan dalam suatu berkas permohonan keberatan kepada Mahkamah Konstitu
si R.I. pada tanggal 7 Maret 2019;

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 157 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 ten
tang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan P
emerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, B
upati dan Walikota menjadi Undang-Undang, serta Pasal 10 Peraturan Mahkamah Konstitus
i Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilih
an Gubernur, Bupati dan Walikota menentukan, permohonan pembatalan penetapan hasil p
enghitungan suara Pilkada diajukan ke Mahkamah paling lambat batas waktu 3×24 jam seja
k diumumkan penetapan perolehan suara hasil Pemilihan oleh masing-masing KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 157 ayat (5) UU No
mor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang. Keputusan Termohon t
ersebut ditetapkan hari selasa, tanggal 5 maret 2019, dan PEMOHON telah mengajukan per
mohonan kebaratan dimaksud pada hari kamis, 7 maret 2019 sehingga dapat dikualifikasi s
ebagai memenuhi ketentuan yang tersebut di dalam Pasal 157 ayat (2) Undang-Undang No
mor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undang, serta Pasal 10 Peratura
n Mahkamah Konstitusi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pe
rselisihan Hasil Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, sehingga Permohonan yang diaju
kan oleh PEMOHON masih dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan oleh peraturan
perundangan a quo.

1. Pokok Permohonan:
2. Bahwa, berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di oleh Komisi Pemilihan Umum kabupaten
Listrik tanggal 5 maret 2019 (Bukti P – 1).
3. Bahwa, berdasarkan Keputusan Termohon tanggal 5 maret 2019 Nomor 234/kpudL
P/19 (Bukti P – 2) tentang Penetapan Hasil dan calon Terpilih Pemilihan Kepala Da
erah Dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Listrik Tahun 2019, telah menetapkan Ha
sil Pemilihan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah kabupaten Listrik Tahun 201
9, berdasarkan peringkat perolehan suara sah sebagai berikut:

NO. NAMA PASANGAN PEROLEHAN SUARA PERSENTASE

1. Berdua S & Tiga K 50.235 50,6%

2. Herman PS & Telah L 49.234 49,4%

4. Bahwa, pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah (Pilkada) Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Lapang Teras
Periode 2019-2024 telah dilaksanakan oleh Termohon pada hari tanggal 2 maret 20
19;
5. Bahwa Pemohon mengajukan keberatan dan permohonan penyelesaian perselisihan
atas hasil penghitungan suara berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitu
ngan Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Komisi Pemilih
an Umum kabupaten Lapang Teras tanggal 5 maret 2019 yang kemudian ditetapkan
oleh Termohon dengan Surat Keputusan Nomor 234/kpudLP/19 dan Berita Acara te
rtanggal 5 maret 2019;
6. Bahwa alasan Pemohon mengajukan Permohonan ini disebabkan adanya pelanggar
an secara sistematis, terstruktur dan masif baik yang dilakukan oleh Termohon maup
un yang dilakukan oleh Pasangan Nomor Urut 1
7. Bahwa, pelanggaran-pelaranggaran tersebut telah dipersiapkan secara terencara sej
ak awal, mulai dari proses pembuatan Daftar Pemilih Tetap, proses kampanye dan m
asa tenang, saat pencoblosan hingga proses rekapitulasi penghitungan suara di ting
kat kecamatan.
1. Adanya Upaya Penghalangan Penggunaan Hak Pilih Oleh Termohon Secara
Secara Sistematis, Terstruktur dan Masif Mengakibatkan Banyak Pemilih Ti
dak Dapat Menggunakan Hak Pilihnya.

PELANGGARAN – PELANGGARAN SEBELUM DAN SAAT PENCOBLOSAN.

 Termohon Tidak Pernah Melakukan Rapat Pleno Penetapan DPT dengan Para Pem
ohon Sebagai Peserta Pilkada.
 Termohon Sengaja Tidak Menyampaikan Undangan Untuk Memilih pada Para Pemili
h.
 Termohon Sengaja Tidak Secara Benar Mensosilisasikan Pemilih Dapat Memilih De
ngan Menunjukkan KTP.
 Pemasangan DPT oleh Termohon di banyak TPS yang Tidak Sesuai dengan Ketent
uan Peraturan Perundang-Undangan.
 Adanya Pelanggaran-Pelanggaran yang Dilakukan Termohon beserta Jajaran Petug
as Pelaksana Pilkada yang Menguntungkan Salah Satu Calon.

PELANGGARAN – PELANGGARAN SETELAH PENCOBLOSAN

 Banyaknya Pelanggaran Penyalahgunaan Wewenang Dilakukan Oleh Termohon Dal


am Penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Listrik
 Adanya Pemilih di Bawah Umur di Banyak TPS.
 Tentang Upaya Penghilangan Hak Pilih Secara Sistematis, Terstruktur dan Massif ya
ng dilakukan oleh Termohon
 Pelanggaran Administrasi Pilkada
1. Adanya Praktek Politik Uang (Money Politics) Dilakukan Oleh Tim Pasangan Calo
n Nomor Urut ………………
2. Adanya Intimidasi yang Dilakukan oleh Tim Pasangan Calon Nomor Urut 1
1. Adanya Upaya Penghalangan Penggunaan Hak Pilih Oleh Termohon Secara S
ecara Sistematis, Terstruktur dan Masif Mengakibatkan Banyak Pemilih Tidak D
apat Menggunakan Hak Pilihnya.
 PELANGGARAN – PELANGGARAN SEBELUM DAN SAAT PENCOBLOSAN.
1. Bahwa, Termohon yang bertindak tidak netral telah memanfaatkan proses pembuata
n DPT untuk kepentingan Pasangan Nomor Urut 2

Termohon Tidak Membuat DPT Secara Benar yang Berakibat Hilangnya Hak Pilih

2. Bahwa, Termohon sengaja tidak memasukkan hasil pemutakhiran data pemilih yang
dirimkan oleh petugas pemutakhiran data yang diperoleh dari RT-RW ke dalam DPT.
Akibatnya, ketika pemilihan berlangsung, banyak penduduk yang memiliki hak pilih n
amun namanya tidak tercatat dalam DPT dan akhirnya tidak dapat menggunakan ha
k pilihnya. Selain itu, ketika pelaksanaan Pilkada, baru kemudian diketahui banyak n
ama yang sudah meninggal dipergunakan namanya oleh orang lain untuk memilih da
n banyak pemilih di bawah umur yang dapat memilih karena namanya ada di DPT.
3. Banyaknya penduduk yang kehilangan hak pilih dan adanya nama yang sudah meni
ngal dipergunakan untuk memilih serta pemilih di bawah umur telah membuat proses
pilkada Lapang Teras tahun 2019 menjadi cacat.

Termohon Tidak Pernah Melakukan Rapat Pleno Penetapan DPT dengan Para Pemoho
n Sebagai Peserta Pilkada.

4. Termohon tidak pernah melakukan pleno dengan para Pemohon sebagai Peserta Pi
lkada Kabupaten Lapang Teras dalam Menetapkan Daftar Pemilih Tetap ( DPT ) dan
tidak pernah menyerahkan DPT kepada Peserta Pilkada dalam hal ini pada Pemoho
n.
5. Bahwa tindakan yang dilakukan Termohon dikualifikasi sebagai pelanggaran yang di
sengaja karena Termohon memang menghalang-halangi akses Para Pemohon terha
dap DPT.
6. Bahwa, tindakan Termohon tidak melakukan rapat pleno Penetapan DPT yang dihad
iri dan ditandatangani oleh Pemohon dan/atau Tim Sukses Pemohon sebagai Pesert
a Pilkada adalah merupakan tindakan awal Termohon yang perlu ditengarai sebagai
tindakkan Termohon yang secara sistematis, terstruktur dan massif bermaksud meng
hilangkan hak pemilih dengan cara yang tidak transparan dan akuntabel terhadap pe
netapan DPT sehingga mengakibatkan banyak nama –nama yang ada di dalam DP
T tidak dapat dikontrol kebenarannya baik oleh peserta Pilkada maupun para pemili
h,akibatnya banyak pemilih yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
7. Tindakan sistematis Termohon selanjutnya adalah tidak pernah memberikan daftar D
PT kepada Pemohon dan atau Tim Suksesnya sebagai pasangan calon nomor urut 2
walaupun telah berulang- ulangkali diminta oleh Pemohon, namun baru kemudian T
ermohon berikan DPT setelah tanggal Pemilihan /pencoblosan dilakukan. Dengan de
mikian sampai pelaksanaan pemilihan Pemohon tidak mengetahui berapa jumlah pe
milih yang ada di DPT. Tindakan Termohon a quo merupakan tindakan yang bertent
angan dengan azas LUBER JURDIL sebagai penyelenggara Pilkada di kabupaten L
apang Teras Serangkaian tindakan Termohon tidak secara terbuka mengumumkan d
aftar pemilih sementara, daftar pemilih tambahan dan daftar pemilih tetap melanggar
azas pemilu
8. Bahwa atas pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon terhadap DPT tersebut men
gakibatkan terjadinya ketidak pastian hukum atas DPT yang digunakan sebagai dasa
r dalam Rekapitulasi Perhitungan Hasil Perolehan Suara Pilkada kabupaten Lapang
Teras oleh Termohon karena faktanya penetapan DPT tidak pernah dilakukan Termo
hon dengan melibatkan Pemohon sebagai Peserta Pilkada kabupaten Listrik Tahun
2019
9. Bahwa, dengan tidak adanya keterlibatan Pemohon dalam penetapan DPT dan Pem
ohon tidak pernah menerima turunan /soft copy DPT maka Pemohon tidak mengetah
ui adanya perubahan-perubahan yang ada didalam DPT dan Pemohon meragukan T
ermohon telah melakuan pemutakhiran data dari Daftar Pemilih Sementara (DPS) m
enjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) setelah menerima DP4 (Daftar Penduduk Pemilih
Potensial Pemilu) yang diserahkan oleh Pemerintah kabupaten Listrik, karena masih
banyak nama orang yang sudah meninggal masih tercantum dalam DPT tanpa ada c
atatan dan banyak pemilih dibawah umur.
10. Bahwa tindakan Termohon tidak melakukan pemutakhiran data a quo adalah merupa
kan kesengajaan untuk menghilangkan hak pilih wajib pilih, tidakan Temohon terse
but tidak sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2010, sebagaimana diatur
dalam Pasal 13 ayat (1) yang menyatakan :

“Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1


2, dilakukan terhadap penduduk dan/atau pemilih, dengan ketentuan :

1. telah memenuhi syarat usia pemilih, yaitu sampai dengan hari dan tanggal pemungut
an suara Pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah sudah genap berumur 17 ta
hun atau lebih;
2. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/ pernah kawin;
3. perubahan status anggota tentara nasional Indonesia dan kepolisian Negara Republi
k Indonesia menjadi status sipil atau purnatugas atau sebaliknya;
4. tidak terdaftar dalam data pemilih yang digunakan untuk penyusunan daftar pemilih
dalam Pemilu kepala daerah dan Wakil kepala Daerah berdasarkan data kependudu
kan yang disampaikan pemerintah daerah atau Pemilu terakhir;
5. telah meningal dunia;
6. pindah domisili/ sudah tidak berdomisili di desa / kelurahan tersebut;
7. yang terdaftar pada dua kali lebih domisili yang berbeda;
8. perbaikan identitas pemilih;
9. Yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat sebagai pemilih sebagaim
ana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).
10. Hilangnya Hak Pemilih Karena Tidak Dimasukkannya Nama Pemilih Dalam DPT. Ba
hwa terdapat banyak masyarakat yang namanya tidak tercatat dalam DPT padahal
mereka telah memenuhi syarat sebagai pemilih.
11. Bahwa hilangnya hak pilih ini terjadi di beberapa TPS,terutama di kecamatan
pokemon , antara lain yang berhasil dicatat : (Bukti P – 3)

No. TPS Kelurahan

1. 05 Enam Dua

2. 11 Dua Puluh

3. 01 Lima Belas

4. 06 Tiga Tujuh

5. 03 Lima Lima

6. 01 Empa Tiga

12. Bahwa di beberapa TPS, petugas TPS masih menggunakan DPT yang belum diperb
aharui dan DPT yang tidak sesuai dengan keadaan di lapangan sehingga berpotensi
terjadi penggelembungan dan pengurangan suara (Bukti P – 4). Sebagai contoh hal
ini antara lain terjadi di :
 Di TPS 12 , Kecamatan Dua Ratus, terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh termo
hon dimana DPT yang digunakan masih DPT yang berdasarkan pada DPT Pemilu N
asional Pilpres dan Legislatif 2009.
 Di TPS 09 kecamatan Satu Tiga Lima, terdaftar di No. 128 dengan NIK 87887890de
ngan nama pemilih Poweragers ternyata sudah meninggal pada tahun 2016
 Di TPS 02, kecamatan Terbakar Cemburu, terdaftar di No urut 109 dengan pemilih b
ernama Angin Sepoi, ternyata merupakan anak yang masih bersekolah di SD namu
n telah dapat memilih.
13. Bahwa terdapat kejanggalan – kejanggalan mengenai DPT yang mana data tersebut
tidak diambil dari data sebelumnya yang mencakup data pemilih sementara (DPS), D
PT Pileg maupun PILPRES sehingga menyebabkan keanehan berupa banyaknya pe
milih yang terdaftar sebagai DPT di PILEG dan PILPRES namun pada saat Pilkada k
abupaten Listrik, nama mereka tidak lagi terdapat dalam DPT.
14. Bahwa berkaitan dengan DPT yang bermasalah dan tidak akurat tersebut di atas, ter
nyata dapat dibuktikan oleh Pemohon bahwa perbuatan tersebut dilakukan secara se
ngaja oleh Termohon, terstruktur, sistemik dan secara massif, sangat potensial dan
de facto memberikan keuntungan kepada Pasangan Calon Nomor Urut 1 karena hal
tersebut membuat Pasangan Calon Nomor Urut 1 ditetapkan oleh Termohon sebagai
Pasangan Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Listrik;
15. Keberadaan para pemilih banyak tidak dapat menggunakan hak pilihnya seperti ters
ebut di atas, adalah tidak lain campur tangan dari Termohon yang juga sesungguhny
a mempunyai ”kedekatan” yang beraroma nepotisme dengan pasangan calon nomor
urut 1, Pasangan dimaksud karena kapasitas pengaruhnya dapat lebih leluasa berko
munikasi dan mempengaruhi secara langsung dalam pengangkatan aparat penyelen
ggara pemilu lainnya. Dimana Pengangkatan KPPS, PPS tidak melibatkan Kepala D
esa dan pengangkatan PPK tidak melibatkan Camat.
16. Karena banyaknya pelanggaran yang dilakukan Termohon dalam pengangkatan ap
arat penyelenggara pemilu lainnya di Kabupaten Listrik, sehingga keberpihakannya s
angat kentara, terutama dalam tidak menyebarkan undangan memilih, menolak pemi
lih yang hanya membawa KTP dan pengerahan masa pemilih yang tidak sah.

Termohon Sengaja Tidak Menyampaikan Undangan Untuk Memilih pada Para Pemilih.

17. Adanya kesengajaan dari Termohon untuk menghalangi banyak pemilik suara untu
k memilih, dilakukan oleh Termohon dan jajaran penyelenggara dibawahnya dengan
cara tidak menyampaikan undangan untuk memilih pada para pemilih, ini dapat dibu
ktikan dengan banyaknya undangan dan kartu pemilih yang ditemukan tidak disampa
ikan pada para pemilih. Beberapa di antaranya bentuk fisiknya berhasil ditemukan ol
eh warga, antara lain: (Bukti P – 5)

No. KELURAHAN/KAMPUNG

1. KECAMATAN TPS JUMLAH YANG TIDAK DIBAGIKAN JUMLAH DPT

2. Lima Belas 120 20 500

3. Jembatan 3 12 23 1000

4. Kura-kura 60 30 1500

TOTAL: 3.000

18. Bahwa undangan memilih ini sengaja tidak dibagikan kepada simpatisan atau pendu
kug Pemohon. Sebaliknya, Surat undangan memilih ini hanya dibagikan kepada oran
g-orang yang mendukung Pasangan Nomor Urut 1 atau yang diperkirakan dapat diar
ahkan untuk memilih Pasangan Nomor Urut 1
19. Bahwa akibat tidak mendapat undangan, calon pemilih yang diketahui merupakan si
mpatisan Pemohon tidak dapat memilih. Hal ini dapat pula terlihat dari angka partisip
asi pemilih dan banyaknya calon pemilih yang tidak jadi memilih karena tidak dapat k
artu pemilih.
20. Bahwa bukti-bukti yang ditemukan oleh Pemohon merupakan sebagian dari bukti-bu
kti yang berhasil dikumpulkan karena memang tidak dibagikannya surat undangan m
erupakan perbuatan yang sudah direncanakan demi kepentingan Pasangan Calon N
omor Urut 2 (dua).

Termohon Sengaja Tidak Secara Benar Mensosilisasikan Pemilih Dapat Memilih Deng
an Menunjukkan KTP.

21. Bahwa, Pemohon banyak menerima masukan dari masyarakat di beberapa wilayah
antara lain kecamatan Buah Nangka, banyak undangan untuk memilih tidak disampa
ikan pada Pemilih. Pemohon telah mengajukan protes dan mendesak pada Termoho
n agar Termohon membuat pemberitahuan berupa Surat Edaran kepada Seluruh pet
ugas penyelenggara Pilkada di ditingkat PPK dan KPPS, pemilih yang tidak dapat un
dangan memilih agar tetap datang ke TPS untuk memilih/mencoblos dengan menunj
ukkan KTP. Permintaan Pemohon tersebut ditolak oleh Termohon dengan alasan ya
ng tidak jelas. Keesokan harinya Pemohon mendesak kembali pada Termohon untuk
mengeluarkan surat edaran a quo, setelah didesak berulangkali Termohon tetap tida
k mau mengeluarkan Surat Edaran.
22. Tindakan Termohon a quo telah merugikan para pendukung yang akan memilih Pem
ohon, karena tidak ada bukti tertulis dari KPU memperbolehkan pemilih memilih tanp
a surat undangan memilih. Akibatnya banyak pemilih di tingkat kecamatan dan desa
tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Dan tindakan Termohon tersebut disengaja de
ngan tujuan untuk memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 2

Pemasangan DPT oleh Termohon yang Tidak Sesuai dengan Ketentuan Perundang –
Undangan.

23. Tindakan sistematis Termohon untuk menghilangkan banyak suara pemilih dilakukan
dengan sengaja Termohon dan penyelenggara dibawahnya ditingkat TPS banyak tid
ak memasang DPT di TPS –TPS .
24. Bahwa selain banyaknya masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT, pada saat pen
coblosan KPPS tidak membagikan DPT kepada para saksi resmi dari salah satu pas
angan calon, dan tidak pula ditempelkan di TPS.

Bahwa hal ini antara lain terjadi di: (Bukti P – 6)

 TPS 200 dan TPS 30 Kelurahan Kaleng Bocor;


 TPS 22; dan
 TPS 34
 TPS 67

25. Bahwa akibat tidak adanya DPT yang dipegang oleh para saksi resmi maupun yang
ditempel, maka mempersulit para saksi untuk memeriksa apakah pemilih yang meng
gunakan hak pilihnya, adalah sesuai dengan DPT atau tidak.

Adanya Pelanggaran-Pelanggaran yang Dilakukan Termohon beserta Jajaran Petugas


Pelaksana Pilkada yang Menguntungkan Salah Satu Calon

26. Bahwa Termohon beserta jajarannya telah berlaku tidak netral dan tidak profesional
yang telah merugikan Pemohon.
27. Terjadi pelanggaran-pelanggaran yang terstruktur, sistematis dan massif yang dilaku
kan Termohon beserta jajarannya yang menguntungkan Pasangan Calon Nomor Uru
t1
28. Bahwa jajaran pihak termohon KPUD LISTRIK telah menemui pasangan calon nomo
r urut 1 untuk menggelar suatu rapat yang mana rapat tersebut dirahasiakan oleh jaj
aran pihak termohon dan Pasangan Calon Nomor Urut 2 Bahwa di beberapa tempat,
antara lain di kecamatan Tiga Belas telah terjadi pengarahan yang dilakukan oleh an
ggota PPS di dalam TPS kepada pemilih untuk memilih Pasangan Nomor Urut 1 keti
ka mencoblos di bilik suara.
29. Bahwa kemudian terjadi penghalang – halangan kepada saksi TPS salah satu calon
di Desa Rumput Hijau untuk mendapatkan akses kepada berita acara penghitungan
suara. Saksi diintimidasi oleh petugas TPS ketika mau meminta haknya mendapatka
n C-1 KWK untuk saksi. Akhirnya saksi bisa mendapatkan setelah memfotokopi form
ulir tersebut.
30. Bahwa di Dusun Kolang Kaling Panitia Pemilihan di TPS mencoblos sendiri surat –su
rat suara untuk kepentingan Nomor Urut 1, Saksi tidak boleh mengikuti proses penco
blosan karena dihalang-halangi PPS.

Adanya Pemilih di Bawah Umur di Banyak TPS.

31. Bahwa ditemukan adanya pemilih di bawah umur yaitu 11 orang anak di bawah umur
15 tahun di TPS 09
32. Bahwa di TPS 15 juga ditemukan pemilih di bawah umur yaitu 6 orang anak yang kir
a-kira masih 14 Mereka diberikan undangan memilih dan menggunakannya untuk m
emilih.
33. Bahwa pemilih di bawah umur juga ditemukan di TPS 102, Bahwa temuan mengenai
pemilih di bawah umur juga berdasarkan laporan-laporan tertulis sebagai berikut (Bu
kti P – 9):
 Laporan tertulis atas nama Bento tertanggal 2 Maret 2019
 Laporan tertulis atas nama Mangga tertanggal 2 Maret 2019
 Laporan tertulis atas nama Jamrut tertanggal 2 2019

PELANGGARAN –PELANGGARAN SETELAH PENCOBLOSAN

Banyaknya Pelanggaran Penyalahgunaan Wewenang Dilakukan Oleh Termohon Dala


m Penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Lisrik

34. Bahwa terdapat pelanggaran yang sangat serius dalam proses pemilihan di Desa Nu
sa Tiga dimana Kotak suara yang dikirimkan dari Desa Nusa Tiga ke Kecamatan Tig
a Belas ternyata kosong, tidak ada surat suaranya. Akibatnya, seluruh suara bermas
alah.
35. Bahwa pada saat dilakukannya hasil perhitungan suara pada Rapat Pleno tingkat ka
bupaten oleh pihak Termohon pada tanggal 4 Maret 2019, terdapat kesalahan – kes
alahan dan ketidaksesuaian penghitungan.
36. Kesalahan-kesalahan dan ketidak sesuaian ini berulangkali terjadi, terutama yang m
enjadi masalah krusial ditingkat Desa Setelah mencoba melakukan perbaikan, tidak
dapat disepakati oleh saksi-saksi Pemohon.
37. Bahwa kesalahan yang terjadi diatas karena terdapatnya kesalahan dari penghitunga
n suara tingkat TPS yang terjadi secara meluas (pengisian form C-1 dan rekapitulasi
suara yang tidak sesuai dengan prosedur) di tingakt kecamatan yang terstruktur dan
masif di seluruh kabupaten sehingga pada saat rapat pleno, kesalahan tersebut dilan
jutkan dari tingkat TPS sampai ke penghitungan suara di kabupaten.
38. Bahwa saksi-saksi Pemohon mengajukan keberatan dan meminta penghitungan sua
ra diulang kembali dari awal untuk mengetahui apa saja yang menjadi kecurangan, k
arena perbedaan tersebut merugikan Pemohon, namun keberatan tersebut tidak diak
omidir sama sekali oleh Termohon.
39. Bahwa selain keberatan mengenai penghitungan suara no urut 1, saksi-saksi Pemoh
on juga berkeberatan atas pelanggaran-pelanggaran yang sistematis, terstruktur dan
massif yang terjadi di berbagai tempat dikabupaten Litrik
40. Proses penghitungan suara yang dipenuhi pelanggaran dan penolakan pendatangan
an formulir keberatan oleh Termohon telah merugikan Pemohon, dan merupakan pel
anggaran serius.
Tentang Upaya Penghilangan Hak Pilih Secara Sistematis, Terstruktur dan Massif yan
g dilakukan oleh Termohon

41. Bahwa terdapat fakta yang ditemukan oleh Pemohon dimana Termohon dengan sec
ara sengaja dan nyata telah melakukan modus lain dalam penghilangan hak pilih pe
milih di beberapa TPS di wilayah beberapa kecamatan dengan cara menempatkan p
emilih tersebut untuk memilih di tempat yang jauh dari domisilinya, sehingga Pemilih
tidak dapat menggunakan hak pilihnya dikarenakan harus melakukan perjalanan yan
g cukup jauh dari tempat tinggalnya, padahal terdapat beberapa TPS yang lebih dek
at dengan tempat tinggal pemilih tersebut;
42. Bahwa perbuatan Termohon tersebut sangat merugikan Pemohon, yaitu hilangnya p
otensi penambahan suara Pemohon dalam jumlah yang cukup banyak dan mengaki
batkan Pemohon kalah selisih suara dengan Pasangan Calon Nomor Urut 1 berdasa
rkan rekapitulasi perhitungan perolehan suara oleh Termohon;
43. Bahwa perbuatan Termohon tersebut telah melanggar Asas Dalam Penyelenggaraa
n Pemilu ”TPS ditentukan lokasinya di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oran
g penyandang cacat serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya sec
ara langsung bebas dan rahasia”.
44. Bahwa dengan demikian upaya pelanggaran terstruktur, sistematis dan massif terbuk
ti dilakukan oleh Termohon selaku Penyelenggara Pilkada yang seharusnya taat aza
s dan aturan serta bersikap profesional, dan menjaga independensi Termohon sehin
gga pada akhirnya merugikan kepentingan Pemohon.

Pelanggaran Administrasi Pilkada

45. Bahwa seluruh tindakan atau perbuatan Termohon selaku penyelenggara Pilkada ka
bupaten LISTRIK telah melanggar prinsip penting di dalam pemilu yang meliputi asas
LUBER dan JURDIL dan sekaligus telah merusak sendi-sendi demokrasi, yaitu melip
uti: melakukan pelanggaran dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Pengitungan Perolehan
Suara di Tingkat Kabupaten, Perubahan Dokumen Berita Acara, keberpihakan kepad
a salah satu pasangan calon, khusunya Pasangan Calon Nomor Urut 1, dan/atau tel
ah berbuat curang terhadap pembuatan DPT yang menguntungkan kepada salah sat
u pasangan calon, penghilangan hak pilih dan pelanggaran adminsitratif lainnya. Hal
tersebut telah melanggar Pasal 2 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahu
n 2010 menyatakan, ”Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas, mandiri, juju
r, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggara pemilu, kepentingan umum, keterbuka
an, proposionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisien dan ekfektivitas”;
1. Adanya Praktek Politik Uang (Money Politics) yang Dilakukan Oleh Tim Pasang
an Calon Nomor Urut 1
46. Bahwa Termohon membiarkan Pasangan Calon Nomor Urut 1 melakukan praktek po
litik uang dalam pelaksanaan Pilkada dikabupaten Lapang Teras tahun 2019
47. Bahwa pola praktek money politics yang dilakukan Pasangan Calon Nomor Urut 1
dilakukan sejak sebelum hingga setelah berlangsungnya pemungutan suara, terutam
a selama masa kampanye dan pada masa tenang, dengan cara-cara antara lain seb
agai berikut:
 Tim Pasangan Calon Nomor Urut 1 membawa beras dan BBM dengan kapal motor y
ang bertujuan untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat Kampung Sungai Lele
 Calon Nomor urut 1 turun langsung dikecamatan Bolak Balik dimana itu tempat kelah
irannya untuk membagi-bagikan uang.
 Tim sukses dan tim pendukung Pasangan Nomor Urut 1 membagikan BBM gratis ke
pada para penduduk di berbagai tempat dan meminta penduduk memilih Pasangan
Nomor Urut 1, hal ini terutama terjadi didusun Kalibambang
 Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 1 membagikan uang dengan jumlah mulai dari R
p. 100,000; sampai dengan Rp.300.00; per orang dengan cara antara lain membagik
an uang dalam amplop pada calon pemilih yang di dalamnya terdapat tulisan pilih no
mor urut 1
 Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 1 juga membagi-bagikan uang kepada warga yan
g diakui sendiri oleh Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 1 dan petugas TPS di depan
umum.
 Bahwa Ketentuan Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang P
erubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gub
ernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang-Undangtelah menegaskan larangan polit
ik uang, sebagai berikut:

“Calon dan/atau Tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau
materi lainnya untuk untuk mempengaruhi pemilih”

48. Bahwa Bahwa praktek politik uang yang dilakukan secara langsung oleh Tim Sukses
Pasangan Nomor Urut 1 dan bersama dengan tim pendukungnya tersebut, memang
merupakan bagian dari upaya sistematis pemenangan dan dukungan terhadap Pasa
ngan Nomor Urut 1 sampai menggunakan cara-cara yang tidak patut yang dapat mer
usak sendi-sendi demokrasi.
1. Adanya Banyak Intimidasi yang Dilakukan oleh Tim Pasangan Calon Nomor Ur
ut 4 (Empat).
49. Bahwa pada tanggal 2 maret 2019 pada saat pemungutan suara ada beberapa oran
g yang mengancam pemilih yang hendak mencoblos. Pemilih merupakan pendukung
Pasangan Calon Nomor Urut 2, namun harus memilih Pasangan Calon Nomor Urut 1
dan setelah itu akan diberikan uang.
50. Bahwa setelah pemungutan suara yang berlangsung di Kampung SSopan Desa Kob
e, Kepala Kampung Sopan melakukan intimidasi terhadap pendukung Pasangan Ca
lon Nomor urut 2
51. Bahwa di beberapa tempat, Tim Pendukung Pasangan Nomor 1 memasang sasi (tan
da adat sebagai larangan) untuk melarang pendukung Pasangan Calon Nomor Urut l
ain untuk masuk, dan hanya tim Pasangan Calon Nomor Urut 1 yang boleh masuk. N
amun demikian, hal ini tidak dilarang oleh Termohon beserta jajarannya.
52. Bahwa terdapat berbagai ancaman dan intimidasi oleh Tim Pendukung pasangan cal
on nomor urut 1 dan menakut-nakuti warga serta Tim Pendukun Pemohon. dapat dik
atakan merupakan daerah yang dihuni oleh multi etnis, intimidasi yang dilakukan ole
h Tim Pemenang calon nomor 1 adalah selalu menyatakan antara lain adalah ”kala
u tidak memilih calon nomor 1 silahkan meninggalkan kampung ini” Pernyataan terse
but merupakan intimdasi bagi para Pemilih yang berasal dari luar padahal banyak pe
ndatang yang telah menjadi penduduk sah di Kabupaten Lapang Teras. Tindakan Ti
m Sukses a aquo jelas bertentangan azas Pemilu Luber Jurdil.
53. Bahwa selain Pilkada harus sesuai dengan “asas luber dan jurdil” pelaksanaan Pilka
da juga tidak boleh ada tekanan atau intimidasi dari pihak manapun yang dapat men
cederai demokrasi. Masyarakat sebagai warga negara mempunyai hak pilih yang me
rupakan hak asasi harus terhindar dari rasa takut, tertekan dan terancam dalam men
gikuti proses demokratisasi, karena hal tersebut sebagaimana diamanatkan dalam P
asal 28G ayat (1) UUD 45 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas perlindunga
n diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah keku
asaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan u
ntuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”, dan bersesuaia
n dengan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manu
sia yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlin
dungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu”.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Tindakan Termohon Tidak Melakukan Pleno DPT,
Tidak Memberikan Undangan Pada Banyak Pemilih, Tidak Menginstruksikan Secara B
enar Pemilih Dapat Menggunakan KTP, Tidak Memasang DPT di TPS adalah merupak
an Tindakan Termohon melanggar azas Pemilu yang LUBER JURDIL terjadi Secara Si
stematis, Terstruktur dan Masif dengan Tujuan Memenangkan Pasangan Calon Nomo
r Urut 1

54. Bahwa pelanggaran-pelanggaran tersebut di atas yang dilakukan oleh Termohon san
gat serius dan signifikan yang mempengaruhi perolehan suara dan bahkan telah me
ngingkari prinsip penting dari konstitusi, demokrasi dan hak-hak warga negara (Vide
Pasal 18 ayat (4) dan Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 serta peraturan perundang-unda
ngan lainnya, yang tidak dibenarkan terjadi di Negara Hukum Republik Indonesia;
55. Bahwa pelanggaran-pelanggaran yang sangat serius dan signifikan tersebut mempu
nyai dampak dan pengaruh terhadap perolehan suara, menggelembungkan suara Pa
sangan Calon Nomor Urut 1 dan mengurangi Pasangan Calon Nomor Urut 2. sehing
ga adalah patut dan wajar untuk dilakukan pemungutan suara ulang dan/atau menet
apkan perolehan suara Pasangan calon setidaknya sebagai berikut:

Peringkat Nama dan Nomor Urut Pasangan Calon Perolehan Suara

1 (Nomor Urut 1) Berdua S & Tiga K 50.235

2 (Nomor Urut 2) Herman PS & Telah L 49.234

TOTAL : 99.469

56. Bahwa dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang serius dan signifikan sehingg
a dapat dikualifikasi sebagai massif, sistematis dan terstruktur yang dilakukan oleh T
ermohon, Mahkamah berwenang membatalkan Penetapan Hasil Perolehan Suara ya
ng Diperoleh Setiap Pasangan Calon Atas Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepa
la Daerah oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Listrik, Sesuai S
urat Keputusan Nomor 234/kpudLP/19

Berkenaan dengan seluruh uraian di atas maka sudilah kiranya Mahkamah Konstitusi
menyatakan dan menetapkan:

kesatu, untuk dilakukan pemungutan suara ulang di seluruh Pilkada Listrik ; atau

kedua, pemungutan suara ulang, khususnya di kecamatan dimana terdapat para pemilih ya
ng tidak mendapat surat undangan,tidak bisa menggunakan hak pilihnya walaupun sudah m
enunjukkan KTP dan DPT tidak dipasang di TPS –TPS sehingga surat suara leluasa diguna
kan oleh orang yang namanya tidak tercantum dalam DPT yaitu khususnya di Kecamatan
Benang Jahit
Berdasarkan perhitungan tersebut di atas maka PEMOHON seharusnya yang ditetapkan se
bagai Pasangan Calon Terpilih dalam Pilkada Kabupaten Listrik Tahun 2019.

PETITUM :

1. Menerima dan mengabulkan permohonan keberatan yang diajukan oleh Pemohon u


ntuk seluruhnya;
2. Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitung
an Suara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala oleh Komisi Pemilihan Umum
Listrik tanggal 5 maret 2019
3. Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Listrik tanggal 5 maret 2019 Nom
or 234/kpudLP/19 dan Berita Acara tanggal 5 maret 2019 tentang Rekapitulasi Hasil
Penghitungan Perolehan Suara Pemlihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
LISTRIK Tahun 2019.
4. Menyatakan tidak sah dan batal penetapan tanggal 5 maret 2019 dan terpilih sebaga
i Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Lapang Teras Tahun 20
19 Nomor Urut 1 berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Kabupaten Listrik Nomor
: 234/kpudLP/19 tanggal 5 maret 2019 dan Berita Acara tanggal 5 maret 2019 tent
ang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemlihan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Kabupaten LISTRIK Tahun 2019
5. Menyatakan agar Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Listrik melakukan Pemunguta
n Suara Ulang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lapa
ng Teras Tahun 2019 di seluruh Kecamatan yang ada di kabupaten LISTRIK dalam
waktu selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak putusan Mahkamah ditetapkan;
6. Memerintahkan Termohon untuk memperbaiki Daftar Pemilih Tetap yang bermasala
h atau tidak akurat untuk dimutakhirkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
7. Memerintahkan Termohon mendiskualifikasi dan mencabut hak Pasangan Calon No
mor Urut 1 yaitu Berdua dan Tiga K. sebagai Calon Peserta Pasangan Calon Pilkada
dalam pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Listrik karena terb
ukti telah melakukan pelanggaran ketentuan Pilkada.

ATAU,

1. Menyatakan agar Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lapang Teras melakukan: Pe


mungutan Suara Ulang Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2
019, khususnya di Kecamatan Tiga Belas Desa Kolang Kaling di Kabupaten Laistrik
yaitu Desa Rembulan ; dalam waktu selambat-lambatnya 5(LIMA) bulan sejak Putus
an Mahkamah ditetapkan;
2. Memerintahkan Termohon untuk memperbaiki Daftar Pemilih Tetap yang bermasala
h atau tidak akurat untuk dimutakhirkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Memerintahkan Termohon mendiskualifikasi dan mencabut hak Pasangan Calon No
mor Urut 1 sebagai Calon Peserta Pasangan Calon Pilkada dalam pelaksanaan Pem
ungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Listrik karena terbukti telah melakukan pela
nggaran ketentuan Pilkada;

ATAU,

1. Menetapkan Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten


LISTRIK Tahun 2019 bahwa Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dengan Nomo
r Urut 2 atas nama Herman Pelani Sandra dan Telah Lalu, sebagai pasangan yang
memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Da
erah Kabupaten Listrik Tahun 2019 yang rincian hasil penghitungan perolehan suara
yang benar adalah sebagai berikut:

Peringkat Nama dan Nomor Urut Pasangan Calon Perolehan Suara

1 (Nomor Urut 2) Herman PS & Telah L 50.235

2 (Nomor Urut 1) Berdua S & Tiga K 49.234

TOTAL : 99.469

2. Menyatakan dan menetapkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemilihan K
abupaten Listrik dengan Nomor Urut 2 atas nama INTAN ARDHIA GeMILANG dan
Telah Lalu sebagai Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah Tahun
2019.
3. Memerintahkan Termohon menerbitkan Surat Keputusan Hasil Pemilihan Kepala Da
erah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Listrik Tahun 2019 berdasarkan Keputusa
n Mahkamah Konstitusi ini;

Atau, apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adil
nya berdasarkan prinsip ex aequo et bono

Demikian permohonan ini atas segenap perhatian Bapak Majelis Hakim dihaturkan terima k
asih.

Jakarta, 7 Maret 2019

Hormat kami
Pemohon,

Anda mungkin juga menyukai