Siti Kholisoh - FSH
Siti Kholisoh - FSH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)
Oleh
Siti Kholisoh
11170440000081
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum (S.H)
Oleh
Siti Kholisoh
11170440000081
Pembimbing:
Dr.Maskufa, M.A.
NIP.196807031994032002
i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH
MENURUT DATA ULUGH BEYK DI PONDOK PESANTREN AL -
BAQIYATUSSHOLIHAT KABUPATEN BEKASI, telah diujikan dalam
sidang skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, 05 Agustus 2021. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Strata 1 (S1) Sarjana Hukum (S.H)
pada Program Studi Hukum Keluarga.
Jakarta, 05 Agustus 2021
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NIM : 11170440000081
Siti Kholisoh
11170440000081
iii
ABSTRAK
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing (terutama Arab) ke dalam
tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan karena dalam karya tulis menggunakan
beberapa istilah Arab yang belum dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau
lingkup penggunaannya masih terbatas.
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
ا Tidak dilambangkan
ب B Be
ت T Te
ث Ts te dan es
ج J Je
ح H ha dengan garis bawah
خ Kh ka dan ha
د D De
ذ Dz de dan zet
ر R Er
ز Z Zet
س S Es
ش Sy es dan ye
ص S es dengan garis bawah
ض D de dengan garis bawah
ط T te dengan garis bawah
ظ Z zet dengan garis bawah
ع ‘ Koma terbalik di atas hadap kanan
غ Gh ge dan ha
ف F Ef
ق Q Qo
ك K Ka
ل L El
م M Em
ن N En
و W We
ھـ H Ha
ء ` Apostrop
ي Y Ya
v
Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia,
memiliki vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Untuk vokal monoftong, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
___◌َ___ A Fathah
---◌ِ--- I Kasrah
___◌ُ___ U Dammah
= اﻻﺟﺘﮭﺎدal-ijtihad
vi
Dalam penulisan ta marbutah terdapat pada kata yang berdiri sendiri (lihat
contoh 1) atau diikuti oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2), maka huruf ta
marbutah tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h” (ha). Jika huruf ta
marbutah tersebut diikuti dengan kata benda (ism), maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf “t” (te) (lihat contoh 3).
Untuk huruf kapital tidak dikenal dalam tulisan Arab. Tetapi dalam
transliterasi huruf ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diketahui bahwa jika nama
diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya. Contoh: = اﻟﺒﺨﺎريal-Bukhari tidak ditulis Al-Bukhari.
Setiap kata, baik kata kerja (fi’il) kata benda (ism) atau huruf (harf),
ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
No Kata Arab Alih Aksara
1 اﻟﻀﺮورة ﺗﺒﯿﺢ اﻟﻤﺤﻈﻮرات al-darûrah tubîhu al-mahzûrât
2 اﻻﻗﺘﺼﺎد اﻻﺳﻼﻣﻲ al-iqtisâd al-islâmî
3 اﺻﻮل اﻟﻔﻘﮫ usûl al-fiqh
4 اأﻟﺼﻞ ﻓﻲ اﻷﺷﯿﺎء اﻹﺑﺎﺣﺔ al-‘asl fî al-asyya ﹶal-ibâhah
5 اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ اﻟﻤﺮﺳﻠﺔ al-maslahah al-mursalah
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalawat beserta salam, penulis hadiahkan kepada baginda Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alihi wa Sallam, tidak lupa kepada sahabat, tabi’in, tabi’ut
tabi’in dan seluruh ahlul bait di dunia dan akhirat.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada berbagai pihak karena, sedikit atau banyaknya bantuan mereka,
menjadikan penulis mewujudkan skripsi ini. Berkenaan dengan itu, ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, khususnya untuk yang teristimewa
kepada kedua orang tua penulis, Bapa H. Abdul Majid, S.Ag dan Emi Hj. Omih
yang sangat penulis cintai dan sayangi yang senantiasa mendoakan penulis tanpa
henti, yang telah mengorbankan tenaga dan waktunya untuk mendidik dan
memberikan pendidikan yang tinggi kepada penulis, sehingga kedua orang tua
penulis menjadi sumber inspirasi dalam kehidupan penulis. Serta kakak tercinta
H. Muslih, S.Sy yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses
penyusunan tanpa lelah, tak lupa keponakan tersayang Kayyisa Azzahra yang
telah memberi warna dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Selanjutnya, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Amany B. Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Tholabi Kharlie, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
jajarannya.
3. Ibu Dr. Mesraini, M.Ag., dan Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A., yang
masing-masing selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Hukum
Keluarga yang telah memberikan perhatian, nasihat, pembinaan, arahan,
viii
dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
4. Ibu Dr. Maskufa, M.A. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan
tulus meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, koreksi, dan
arahan yang sangat membantu penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
ix
dan membantu penulis selama penulisan skripsi ini. Yaitu : Asma
Karimatunnisa Kak Siti Annisak, Bunga Rosa Intan, Kak Rafiqa, semoga
dimudahkan segala urusannya.
10. Keluarga besar Pondok Pesantren Tafsir Darus Sa’adah Ciputat, terutama
kepada Ibu Dr. Faizah Ali Sybromalisi, M.A. sebagai pengasuh pondok
pesantren yang selalu memberikan semangat kepada penulis dan
memberikan tempat selama masa pandemi ini sehingga dapat fokus
menyelesaikan skripsi. Serta kepada teman – teman : Tamira, Nailul, Daly,
Rina, Devi, Kak Nadlifah, Kak Oca dll yang senantiasa
menemani,memberikan semangat dan membantu penulis dalam
penyusunan skripsi, semoga selalu dilancarkan segala urusannya.
11. Sahabat-sahabat terbaik penulis yang penulis cintai dan banggakan yaitu
Fitri Nuraini, Yumna Khairiyah, Asma Karimatunnisa, Nurhidayati
Luthfiralda, Firly Maesa dan Ayuni Afifah yang senantiasa memberikan
support, mengingatkan, berbagi, membantu penulis dalam setiap kesulitan
yang penulis hadapi.
13. Keluarga besar HK-C 2017 yang Yang selalu membantu penulis dan
memberikan dukungan, semoga diberikan kemudahan dalam segala
urusannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
x
memotivasi dan memberi inspirasi untuk mencapai cita-cita, dan yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moril
maupun materil, tidak ada yang penulis berikan untuk jasa-jasa semuanya
kecuali dengan doa dan ucapan terima kasih, semoga segala bantuan
tersebut dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang terbaik. Aamiin Ya
Rabbal ‘Alamiin
Penulis
xi
DAFTAR ISI
xii
BAB IV 61
METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI PONDOK
PESANTREN AL BAQIYATUSSHOLIHAT............................................... 61
A. Latar Belakang Penggunaan Data Ulugh Beyk dalam Penentuan Awal
Bulan di Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat................................................. 61
B. Metode Penentuan Awal Bulan Kamariah dengan Data Ulugh Beyk di
Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat ............................................................... 66
C. Prediksi Penentuan Awal Bulan Kamariah dengan data Ulugh Beyk .... 78
BAB V 82
PENUTUP 82
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 82
B. SARAN ...................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 84
LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................................... 91
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Jumlah data Alamah, Hissoh, Khossoh, Markaz dan Auj ............... 68
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia khususnya umat Islam dalam menjalankan ibadah
selalu terkait dengan waktu, seperti ibadah shalat, puasa ramadhan, zakat
fitrah, ibadah haji dan lain sebagainya. Menentukan waktu-waktu tersebut
tidaklah mudah, karena dibutuhkan suatu rumus atau metode tertentu, dalam
hal ini telah dikenal suatu cabang ilmu pengetahuan dalam kajian Islam yaitu;
ilmu hisab atau ilmu falak.1
Penentuan awal waktu pada ilmu falak terdapat dua metode yaitu
metode hisab dan metode rukyat, karena metode - metode tersebut membuat
konsep dan cara yang berbeda dalam melakukan penetapan awal bulan,
sehingga terkadang terjadi perselisihan atau perbedaan dalam penentuan awal
bulan kamariah terutama yang berhubungan dengan penetapan awal waktu
ibadah diberbagai kalangan Islam, terbukti dengan adanya perbedaan
penentuan Syawal di kalender Persatuan Islam (PERSIS).2
Gambar 1. 1
Kalender perbedaan Awal Bulan antar ormas3
1
Sudarmono, Analisis Terhadap Penetapan Awal Bulan, Qomariah Menurut Persatuan
Islam, Skripsi Tahun 2008 Di Institute Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, diakses pada 20
Agustus 2020.
2
Rachmadin Ismail, “Kepala LAPAN: Sampai 2021, Awal Puasa dan Syawal Berpotensi
Dirayakan Bareng,”detiknews,https://news.detik.com/berita/d-3226603/kepala-lapan-sampai-
2021-awal-puasa-dan-syawal-berpotensi-dirayakan-bareng diakses pada 20 Agustus 2020.
3
Rachmadin Ismail, “Kepala LAPAN: Sampai 2021, Awal Puasa dan Syawal Berpotensi
Dirayakan Bareng,”detiknews,https://news.detik.com/berita/d-3226603/kepala-lapan-sampai-
2021-awal-puasa-dan-syawal-berpotensi-dirayakan-bareng diakses pada 20 Agustus 2020.
1
2
4
Sakirman, Kontroversi Hisab dan Rukyat dalam Menetapkan Awal Bulan Hijriah di
Indonesia. ELFALAKY:Jurnal Ilmu Falak, Vol.1, No.1, 2017 M / 1438 H
5
Wahyu Widiana, Penentuan Awal Bulan Qomariyah dan Permasalahannya di Indonesia.
Jurnal Al- Ulum, Vol.2, No.10, 2010.
6
Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah (Jakarta: Erlangga, 2007). h.110
7
Aanardianto, “Implementasi Kriteria Awal Bulan untuk Syawal 1442 H”,
https://muhammadiyah.or.id/implementasi-kriteria-awal-bulan-untuk-syawal-1442-h/, diakses
pada 21 Juli 2021
3
Gambar 1. 2
Kalender Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat 1434 H
8
Imroatul Munfaridah, Problematika Hisab Rukyah dalam Penentuan Awal Ramadhan dan
Solusinya di Indonesia. Jurnal MUADDIB, Vol.6, No.5, 2015.
9
Wahyu Widiana, Penentuan Awal Bulan Qomariyah dan Permasalahannya di Indonesia.
Jurnal Al-Ulum, Vol.10, No.2, 2010.
10
BBC News, “Pemerintah Tetapkan Awal Puasa 10 Juli”,
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2013/07/130708_sidang
_isbat_ramadhan.amp, diakses pada 21 Juli 2021
4
Gambar 1. 3
Kalender Awal Ramadhan 1434 H11
11
Alhabib, “Kalender Islam (Hijriyah) Tahun 2013”, https://www.al-habib.info/kalender-
islam/global/kalender-islam-global-tahun-2013-m.htm, diakses pada 21 Juli 2021.
12
Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah. (Jakarta: Erlangga,2007), h.7
5
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam skrispi ini tidak meluas, penulis
membatasi masalah terhadap penentuan awal bulan Kamariah menurut
data Ulugh Beyk di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat Kabupaten
Bekasi.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penetapan awal bulan Kamariah di pondok pesantren Al-
Baqiyatussholihat dengan menggunakan perhitungan menurut data
Ulugh Beyk?
b. Mengapa pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat menggunakan
perhitungan menurut data Ulugh Beyk?
c. Bagaimana prediksi hisab awal bulan Kamariah dengan menggunakan
data Ulugh Beyk untuk 5 tahun kedepan ?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Memberikan informasi mengenai penetapan awal bulan Kamariah di
Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat dengan menggunakan data
Ulugh Beyk
b. Memberikan informasi mengenai alasan Pondok Pesantren Al-
Baqiyatussholihat memilih menggunakan hisab dengan data Ulugh
Beyk
c. Memberikan hasil analisis mengenai hisab awal bulan Kamariah
menggunakan hisab dengan data Ulugh Beyk untuk 5 tahun kedepan
d. Menghasilkan karya ilmiah yang berguna bagi penulis sebagai syarat
untuk menyelesaikan program strata satu (S-1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
tanggal Islam, maka akan terjadi perbedaan antara tempat yang satu dengan
tempat yang lainnya tergantung pada posisi geografisnya dalam penggunaan
kalender Islam. Selain itu, untuk menentukan hari juga dilihat melalui hilal
Jika hilal sudah berhasil dilihat, maka meskipun hari belum berganti maka
tanggal dalam Hijriah sudah berganti, sebaliknya juga jika hilal belum tampak,
maka meskipun hari sudah berganti maka tanggal masih tetap.16
Wahyu Widiana (2010) dalam penelitian nya membahas mengenai
penentuan awal bulan Qomariah dan permasalahannya di Indonesia, ketika
terjadi suatu perbedaan dalam penentuan awal bulan Qamariah itu bukan
hanya disebabkan oleh adanya perbedaan hisab dan rukyat namun dalam
kasus – kasus yang sering terjadi bahwa perbedaan tersebut disebabkan
adanya perbedaan dikalangan ahli hisab atau ahli rukyat. Selain itu,
Departemen Agama selalu berusaha untuk melakukan penyatuan dengan cara
musyawarah, konsultasi, kajian, pelatihan, observasi bersama, temu kerja
hisab bersama, penyusunan dan pemasyarakatan sistem hisab kontemporer
yang relatif mudah.17
Jaenal Arifin (2019) membahas mengenai Dialektika Hubungan Ilmu
Falak dan Penentuan awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah di Indonesia,
merupakan suatu sinergi pemerintahan Indonesia. Sejak masa kerajaan Islam
Indonesia sudah menjalankan dan menerapkan teknik penetapan awal bulan
Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dengan tanpa mengabaikan aspek- aspek
disiplin keilmuan yang berhubungan dengan ilmuwan falak. Sehingga banyak
kitab ilmu falak yang berkembang sebagai bukti bahwa dialektika hubungan
ilmu falak dengan proses penentuan awal bulan Qamariyah secara umum
memang telah terjalin dengan baik dan dinamikanya saja yang mungkin agak
berbeda.18
16
Ahmad Adib Rofiuddin, Penentuan Hari dalam Sistem Kalender Hijriah. Jurnal Al-
Ahkam. Vol.26, No.1, April 2016
17
Wahyu Widiana, Penentuan Awal Bulan Qomariyah dan Permasalahannya di Indonesia.
Jurnal Al- Ulum, Vol.2, No.10, 2010.
18
Jaenal Arifin, Dialektika Hubungan Ilmu Falak dan Penentuan Awal Ramadhan, Syawal,
Dzulhijjah di Indonesia (Sinergi antara Independensi Ilmuwan dan Otoritas Negara). Jurnal
Penelitian, Vol.13, No.1, Februari 2019.
9
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian hukum
empiris, yaitu merupakan penelitian hukum dengan berupa fakta – fakta
empiris yang diambil dari tingkah laku manusia berupa verbal yang
dilakukan dengan wawancara ataupun nyata dengan melalui observasi.20
19
Sakirman Sakirman, Kontroversi Hisab dan Rukyat dalam Menetapkan Awal Bulan
Hijriah di Indonesia. ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak, Vol.1, No.1, 2017.
20
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Empiris dan Normatif,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015) h. 280
10
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu astronomi dan ilmu
sosiologi hukum. Pendekatan ilmu astronomi untuk menganalisis metode
penentuan awal bulan kamariah dengan data Ulugh Beyk. Pendekatan
Ilmu sosiologi hukum digunakan untuk menganalisis hukum yang dilihat
sebagai perilaku masyarakat yang berpola dalam kehidupan masyarakat
yang berinteraksi dan berhubungan dalam aspek kemasyarakatan.
3. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah bahan hukum yang mempunyai
otoritas (autoritatif).22 Dalam penelitian ini, data primer merupakan
data langsung dari Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat yaitu tabel
Sultan Ulugh Beyk Samarqondi sebagai objek pembahasan penentuan
awal bulan Hijriah .
b. Sumber data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelaahan
kepustakaan atau penelaahan terhadap berbagai literatur atau bahan
pustaka yang berkaitan dengan masalah atau materi penelitian.23
21
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2003) h.43
22
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015) h.47
23
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum-Normatif dan Empiris
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). h.156
11
24
Yayan Sopyan, Metode Penulisan Untuk Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum
(Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).
25
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penulisan Gabungan
(Jakarta: Prenada Media, 2016). h.372
12
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang
sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen itu dapat berbentuk teks tertulis,
artefacts, gambar, maupun foto.26 Sedangkan dokumentasi merupakan
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dalam
hal ini penulis mengambil dokumen, data, literatur, referensi yang
berkaitan dengan judul penelitian ini.
26
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitatif, dan Penulisan Gabungan
(Jakarta: Prenada Media,2016) h.391
27
Moh. Nazir, Metode Penelitian, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2011), h.346
28
Nana Sudjana, Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar
Baru Algnesindo, 2008), h.84
13
F. Teknik Penulisan
Pedoman penulisan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2017.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka
penulis menyusunnya dalam suatu sistematika penulisan yang terdiri dari :
29
Nana Sudjana, Awal Kusuma, Proposal Penelitian Di Perguruan Tinggi, h.16
30
A.Muri Yusuf, Metode Penelitian:Kuantitatif, Kualitatif, dan Penulisan Gabungan
(Jakarta: Prenada Media,2016) h.400
14
A. Pengertian
1. Pengertian Hisab Awal Bulan
Perspektif dalam ilmu falak bahwa awal bulan yaitu menghitung
terbentuknya ijtimak (konjungsi), saat posisi matahari serta bulan
mempunyai nilai bujur astronomi yang sama, serta menghitung posisi
bulan (hilal) ketika matahari terbenam pada hari terbentuknya ijtimak.31
Permulaan sebuah bulan dapat dilihat dengan munculnya hilal, yaitu
seperti bulan sabit yang pertama kali terlihat (the first visible crescent).
Selanjutnya, bulan sabit membesar menjadi bulan purnama, menipis
kembali, dan akhirnya menghilang dari langit.32
2. Pengertian Hisab
Hisab menurut bahasa berarti hitungan, perhitungan, arithmetic
(ilmu hitung), reckoning (perhitungan), calculus (hitung), computation
(perhitungan), estimation (penilaian, perhitungan), appraisal
(penaksiran).33 Hisab dalam bahasa arab berasal dari kata hasiba-yahsibu-
hisaban-hisabatan.34
Dalam al quran kata hisab muncul 37 kali, kata hisab tersebut di al
quran berarti perhitungan dan tidak ada ambiguitas arti. Namun kata hisab
untuk pengertian umum yaitu merupakan perhitungan untuk menentukan
awal bulan dalam kalender islam.35
Sementara menurut istilah, hisab adalah perhitungan benda- benda
langit untuk mengetahui kedudukannya pada suatu saat yang diinginkan.
31
Muhyidin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta: Buana Pustaka,
2004), h. 3
32
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains dan Teknologi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.15
33
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h. 147
34
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan Fiqih
(Depok: Rajawali Pers, 2018). h. 70
35
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007).
h. 120
15
16
3. Pengertian Rukyat
Rukyat menurut kamus Bahasa Arab yaitu dari kata : ( – ﯾﺮى- رأى
)رؤﯾﺔyang diartikan melihat.39 Kata رأىdapat memiliki tiga makna
pertama yaitu yang memiliki makna اﺑﺼﺮ, yaitu melihat dengan mata
kepala. Yang kedua yaitu bermakna ﻋﻠﻢ \ ادر, yaitu melihat dengan akal
pikiran. Ketiga kata رأىmemiliki makna ظﻦ \ ﺣﺴﺐyaitu melihat dengan
hati.40
Rukyat secara harfiyah diartikan melihat yaitu bermakna melihat
dengan mata atupun melihat dengan ilmu.41 Secara umum rukyat diartikan
36
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h. 148
37
Rahma Amir, Metodologi Perumusan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia, Elfalaky:
Jurnal Ilmu Falak, Vol.1, No. 1, Tahun 2017
38
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains dan Teknologi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996). h. 29
39
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya,
Pustaka Progresif) h. 460
40
Laily Irfiyani, Studi Analisis Pemikiran ar-Ramli tentang Ketetapan Syahadah dalam
Rukyatul Hilal dalam Kitab Nihayah al Muhtaj Ila Syarah al Minhaj, Skripsi Tahun 2016 di
Universitas Islam Walisongo Semarang
41
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan Fiqih
(Depok: Rajawali Pers, 2018). h.70
17
42
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains dan Teknologi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996). h.41
43
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015). h.193
44
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h.149
45
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015). h.194
46
Laily Irfiyani, Studi Analisis Pemikiran ar-Ramli tentang Ketetapan Syahadah dalam
Rukyatul Hilal dalam Kitab Nihayah al Muhtaj Ila Syarah al Minhaj, Skripsi Tahun 2016 di
Universitas Islam Walisongo Semarang
18
47
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h. 150
48
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, cet. II, 2004). h.
19
3. Hadis
49
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, cet. II, 2004). h.204-205
50
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, cet. II, 2004). h. 204
20
51
Muhammad Nashiruddin Al Albani, Mukhtasar Shahih Al Imam Al Bukhori, (Jakarta:
Pustaka Azzam, 2007). h.459
52
Farida Arianti, Penetapan Awal Bulan Qamariah menurut Perspektif Al-Qur’an dan
Hadits, (Jurnal: JURIS, Vol. 13, No. 1, Juni 2014). h.69
53
Hajar, Analisa Hadis Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Shawal, (Ijtihad: Jurnal
Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vol.15, No.2, Desember 2015). h. 286
21
54
Farida Arianti, Penetapan Awal Bulan Qamariah menurut Perspektif Al-Qur’an dan
Hadits, (Jurnal: JURIS, Vol. 13, No. 1, Juni 2014). h. 64
22
55
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h.151
56
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, cet. II, 2004). h. 389-392
23
Pada hadis diatas dalam kalimat ﻻ ﺗﺼﻮﻣﻮا ﺣﺘﻰ ﺗﺮوا اﻟﮭﻼل وﻻ
ﺗﻔﻄﺮوا ﺣﺘﻰ ﺗﺮوهsecara teks hadis tersebut memiliki makna tidak dapat
atau laragan berpuasa dan berbuka apabila belum melihat hilal,
larangan tersebut mengacu pada huruf ﻻyaitu huruf lam nahi yang
menunjukan tidak boleh, seperti pada kaidah ushul ( اﻻﺻﻞ ﻓﻲ اﻻﻧﮭﻲ
)ﻟﺘﮭﺮمasal pada larangan itu haram. Maka, diwajibkan puasa
Ramadhan apabila sudah melihat hilal dan tidak dapat berpuasa
Ramadhan apabila hilal tidak dapat dilihat.57 Sedangkan pada kalimat
ﻓﺎﻗﺪرواﻟﮫmenurut penganut rukyat kalimat tersebut dimaknai dengan
genapkanlah bulan Sya’ban apabila rukyat tidak dapat dilakukan
karena tertutup awan.58
Dalil mengenai hisab dan rukyat secara umum sama, yang
membedakan yaitu pemahaman dan penafsiran terhadap sumber
ataupun dalil hukum seperti Al Qur’an dan Hadis, namun terdapat
sedikit perbedaan yang cukup membuat menarik yaitu pada sumber
metode rukyat secara makna atau isi banyak dijelaskan dalam hadis
sedangkan pada sumber metode hisab secara makna atau isi banyak
dijelaskan dalam Al-Qur’an.59
57
Hajar, Analisa Hadis Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Shawal, (Ijtihad: Jurnal
Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vol.15, No.2, Desember 2015). h.284
58
Maskufa, Ilmu Falaq, h. 155
59
Fauzan, Penetapan Awal Bulan Qamariyah (antara Ta’abudi dan Ta’aquli), (Jurnal: Al-
Hurriyah, Vol.12, No.2, Juli-Desember 2011). h. 76
60
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2017, cet III). h.6
61
Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah (Jakarta: Erlangga, 2007). h. 48
24
َﯾْوَم َﺧﻠََقJ ِب ا ﱠِ ﺷْﮭًرا ﻓِﻲ ِﻛﺗَﺎ َ ﺷَر َ ﻋَ اْﺛَﻧﺎJ ِ إِﱠن ِﻋد ﱠة َ اﻟﺷﱡُﮭوِر ِﻋْﻧدَ ا ﱠ
ظِﻠُﻣوا ﻓِﯾِﮭﱠن ْ َض ِﻣْﻧَﮭﺎ أ َْرَﺑَﻌﺔٌ ُﺣُرمٌ ۚ ٰذَِﻟَك اﻟ ِد ّﯾُن اْﻟﻘَ ِﯾّمُ ۚ ﻓََﻼ ﺗ
َ ت َواْﻷَْر
ِ اﻟﺳﱠَﻣﺎَوا
َﻣَﻊJَ ﺳُﻛْم ۚ َوﻗَﺎِﺗﻠ ُوا اْﻟُﻣْﺷِرِﻛﯾَن َﻛﺎﻓﱠًﺔ َﻛَﻣﺎ ﯾُﻘَﺎِﺗﻠ ُوَﻧُﻛْم َﻛﺎﻓﱠًﺔ ۚ َواْﻋﻠَُﻣوا أ َﱠن ا ﱠ َ ُ أ َْﻧﻔ
(٣٦ : اْﻟُﻣﺗ ﱠِﻘﯾَن )اﻟﺗوﺑﺔ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah 12 bulan,
(sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan
langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu (dalam
bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya
sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah
bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa”.
62
Alimuddin, Hisab Rukyat Waktu SHalat dalam Hukum Islam (Perhitungan secara
Astronomi Awal dan Akhir Waktu Shalat), Jurnal Al-Daulah, Vol.8, No.1, Juni 2019
63
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h. 156
25
digunakan untuk melakukan upacara ritual dan pesta pora yang menyesatkan.
Bulan 13 tersebut terjadi karena penggabungan penanggalan kamariah dan
penanggalan Syamsiyah.64
Selanjutnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ra,
mulai tampak hisab rukyat yaitu dengan menetapkan hijrah Nabi SAW dari
Mekkah ke Madinah sebagai pondasi dasar kalender Hijriah.65 Ilmu falak
mencapai titik keemasan pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah, yaitu
dengan diterjemahkan berbagai buku tentang ilmu falak66, pada masa al
Makmun di Baghdad didirikan observatorium pertama yaitu Syammasiyah
213 H/ 828 M yang dipimpin oleh dua ahli astronomi termashur Fadhl ibn al-
Naubakht dan Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi yang kemudian diikuti
dengan serangkaian observatorium al-Battani di Raqqa dan Abdurrahman al-
Shufi di Syiraz.67
Puncak aktivitas astronomi Islam terjadi pada abad ke 11, yaitu terdapat
ilmuan yang cukup menonjol seperti Al-Biruni, Ibn Yunus, dan Al-Zarqafi.68
Selain itu, zaman keemasan astronomi dicapai pada 9 H/15 M ketika Ulugh
Beyk cucu Timur Lenk mendirikan observatoriumnya di Samarkand
bersamaan dengan observatorium Istanbul, keduanya dianggap sebagai
penghubung Lembaga ini ke dunia barat.69
Tokoh- tokoh astronomi yang hidup pada masa keemasan antara lain
adalah al-Farghani, Maslamah ibn al-Marjit di Andalusia yang telah
mengubah tahun masehi menjadi tahun hijriyah, Mirza Ulugh bin Timur Lenk
64
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h. 156
65
Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah (Jakarta: Erlangga, 2007). h. 50
66
Rahma Amir, Metodologi Perumusan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia, Elfalaky:
Jurnal Ilmu Falak, Vol.1, No. 1, Tahun 2017
67
Munjahid, Kebijakan Khalifah Al-Ma’mun dan Implikasinya Terhadap Kemajuan Ilmu
Pengetahuan, Risalah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol.6, No.2, September 2020. h.282
68
Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi (Depok:
RajaGrafindo Persada, 2017). h. 11-12
69
Muhammad Abrar, Studi Pemahaman terhadap Hadis-Hadis tentang Penetapan Awal
Bulan Qamariah (Ramadhan, Syawal, Zulhijjah), Tesis S-2 Program Pascasarjana Tahun 2019 di
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. h. 58
26
yang terkenal dengan Ephemerisnya, Ibn Yunus, Nasirudin, Ulugh Beyk yang
terkenal dengan landasan ijtima‟ dalam penentuan awal bulan kamariah.70
Ilmu falak meluas hingga ke Eropa yaitu dengan diterjemahkan nya
buku – buku para ilmuan sebelumnya ke dalam Bahasa Eropa seperti, “al-
Mukhtashar fi hisabil jabr wal Muqabalah” karya al-khawarizmi
diterjemahkan ke dalam bahasa latin oleh Gerard dari Gremona. Buku hasil
terjemahan ini dengan judul barunya “The Mathematies of Integration and
Eguations”.71
Bangsa Eropa terdapat beberapa ilmuan dalam bidang astronomi
seperti:
1. Nicolas Copernicus (1473-1543), yang mengembangkan teori
heliosentris.72
2. Galilleo Galilie (1564-1642), yang memberikan kesimpulan bahwa bumi
bukan pusat gerak serta mengeluarkan tiga hukum gerak orbit dan
memperkuat konsep heliosentris Copernicus.73
3. Johanes Keppler (1571-1630), yang memberikan teori bahwa matahari
merupakan pusat tata surya dan benda langit berbentuk ellips. Selain itu,
Keppler menyatakan pembenaran terhadap teori heliosentris.74
4. Tycho Brahe (1546-1601), yang menolak teori heliosentris dan
mendukung teori matahari dan bulan mengelilingi bumi sedangkan planet
lain mengelilingi matahari. Selain itu, Brahe pendiri observatorium.75
5. Giordano Bruno (1548-1600), yang mendukung teori heliosentris, seorang
ahli astronomi kelahiran Italia.76
70
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
71
Alimuddin, Sejarah Perkembangan Ilmu Falak, Jurnal Al-Daulah, Vol.2, No.2, Desember
2013
72
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
73
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan Fiqih
(Depok: Rajawali Pers, 2018). h.12
74
Ahmad Izzuddin, Fiqih Hisab Rukyah (Jakarta: Erlangga, 2007). h. 52-53
75
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015). h.35
27
Ilmu falak juga meluas ke Indonesia yaitu terdapat ilmuan – ilmuan asal
Indonesia. Sejak zaman kerajaan-kerajaan Islam, umat Islam sudah terlibat
dalam pemikiran hisab rukyat yaitu dengan penggunaan kalender hijriyah
sebagai kalender resmi. Meskipun setelah adanya penjajahan Belanda, adanya
pergeseran penggunaan kalender resmi pemerintah yaitu kalender masehi
dengan yang sebelumnya yaitu kalender hijriyah. Meski demikian umat Islam
terutama pada daerah - daerah tetap menggunakan kalender hijriyah. 77
Penggunaan kalender yang berbeda tidak dilarang oleh pemerintah
kolonial bahkan penerapannya diserahkan kepada penguasa kerajaan Islam
masing-masing terutama yang menyangkut masalah ibadah seperti tanggal 1
Ramadan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah.
Para ahli astronomi yang ada di Indonesia diantaranya yaitu, Syekh
Tahir Jalaluddin al-Azhari (1286-1377 H/1869-1957 M) dengan karya Pati
Kiraan pada Menentukan Waktu yang Lima.78 Selain itu, Syekh
Abdurrahman bin Ahmad al-Misri (1314 H/1869) yang datang ke Jakarta
dengan membawa Zaj (Tabel Astronomis) Ulugh Beyk dan mengajarkan
ilmunya kepada para ulama muda di Indonesia.79
Perkembangan astronomi dan ilmu falak terus berlanjut dengan
dibukukannya ilmu falak oleh Muhammad Mansur bin Abdul Hamid Dumairi
al-Batawi dalam kitab “Sullamun Nayyirain fi Ma’rifati Ijtima’i wal
kusufain”, selanjutnya buku – buku astronomi dan ilmu falak mulai
bermunculan. Ilmu falak juga diajarkan di lembaga – lembaga baik non-
formal seperti pondok pesantren dan madrasah maupun lembaga formal
seperti Perguruan Tinggi Islam.80
76
Alimuddin, Sejarah Perkembangan Ilmu Falak, Jurnal Al-Daulah, Vol.2, No.2, Desember
2013
77
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
78
Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi (Depok:
RajaGrafindo Persada, 2017). h.15
79
Alimuddin, Sejarah Perkembangan Ilmu Falak, Jurnal Al-Daulah, Vol.2, No.2, Desember
2013
80
Siti Tatmainul Qulub, Ilmu Falak dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi (Depok:
RajaGrafindo Persada, 2017). h.16
28
81
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
82
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
83
Farid Ruskanda, 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains dan Teknologi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996). h.30
84
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007).
h. 143
85
Jaenal Arifin, Fiqih Hisab Ruqyah di Indonesia (Telaah Sistem Penetapan Awal Bulan
Qamariyyah), Jurnal Yudisia, Vol.5, No.2, Desember 2014
29
86
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.144
87
Mundalifah, Penentuan Awal Bulan Kamariah dalam Perspektif Aboge (Studi Terhadap
Pedoman Kegiatan dan Rutinitas Sehari-hari bagi Komunitas Aboge di Wilayah Kabupaten Pati
Jawa Tengah), Skripsi Tahun 2015 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
88
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
89
Direktorat Departemen Agama, Selayang Pandang Hisab Rukyat (Jakarta: DIK Ditjen
Bimas Penyelenggaraan Haji Departemen Agama, 2004). h.123
90
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015)
30
2. Metode Rukyat
a. Rukyatul hilal bil fi’li
91
Rahma Amir, Metodologi Perumusan Awal Bulan Kamariyah di Indonesia, Elfalaky:
Jurnal Ilmu Falak, Vol.1, No. 1, Tahun 2017
92
Nanang Syaggap Armanda, Penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan perspektif
ephemeris dan Tuan Guru Haji Bayanul Arifin Akbar pengasuh Pondok Pesantren Baiturridwan
Kelurahan Pagutan Kecamatan Mataram Kota Mataram, Skripsi Tahun 2017 di Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
93
Sudarmono, Analisis Terhadap Penetapan Awal Bulan, Qomariah Menurut Persatuan
Islam, Skripsi Tahun 2008 Di Institute Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
94
Nanang Syaggap Armanda, Penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan perspektif
ephemeris dan Tuan Guru Haji Bayanul Arifin Akbar pengasuh Pondok Pesantren Baiturridwan
Kelurahan Pagutan Kecamatan Mataram Kota Mataram, Skripsi Tahun 2017 di Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
31
95
Sudarmono, Analisis Terhadap Penetapan Awal Bulan, Qomariah Menurut Persatuan
Islam, Skripsi Tahun 2008 Di Institute Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
96
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
97
Khoirotun Ni’mah, Analisis Tingkat Keberhasilan Rukyat di Pantai Tanjung Kodok
Lamongan dan Bukit Condrodipo Gresik Tahun 2008-2011, Skripsi Tahun 2012 Di Institute
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
98
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.47
99
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.88
32
c. Rukyat Global
Rukyat global merupakan metode menentukan awal bulan
kamariah dengan cara yang apabila terdapat satu penduduk suatu negeri
100
Khoirotun Ni’mah, Analisis Tingkat Keberhasilan Rukyat di Pantai Tanjung Kodok
Lamongan dan Bukit Condrodipo Gresik Tahun 2008-2011, Skripsi Tahun 2012 Di Institute
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
101
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.88
102
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
103
Shofwatul Aini, Disparitas antara Hisab dan Rukyat: Akar Perbedaan dan Kompleksitas
Percabangannya, Jurnal Muslim Heritage, Vol.2, No.1, Mei-Oktober 2017
104
Jaenal Arifin, Fiqih Hisab Ruqyah di Indonesia (Telaah Sistem Penetapan Awal Bulan
Qamariyyah), Jurnal Yudisia, Vol.5, No.2, Desember 2014
33
telah melihat hilal, maka perbedaan tempat dalam melihat hilal tidak
mempengaruhi perbedaan permulaan bulan atau akhir bulan karena
berpedoman kepada hasil rukyat pada tempat tersebut.105
Metode rukyat terdapat perbedaan – perbedaan yang
mendasar106, diantaranya yaitu :
1. Dasar Pemahaman Mathla’
105
M.Khoirul Umam, Rukyat Global sebagai Upaya Penyatuan Awal Puasa dan Hari Raya
(Studi Pemikiran Abu al-Faidh Ahmad bin Muhammad al-Ghumari dalam Kitab Taujih al-Andhar
li Tauhid al-Muslimin fi al-Shaum wa al-Ifthar), Skripsi Tahun 2016 di Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
106
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015). h.195
107
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya,
Pustaka Progresif) h. 861
108
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diakses tanggal 9 Maret 2021, pukul 10.25, dari :
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/matlak
109
Nihayatur Rohmah, Otoritas dalam Penetapan Awal Bulan Qamariah (Konfrontasi
antara Pemimpin Negara dan Pemimpin Ormas Keagamaan), Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan
Sosial, Vol.9, No.1, 2015.
110
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
34
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
111
Jaenal Arifin, Fiqih Hisab Ruqyah di Indonesia (Telaah Sistem Penetapan Awal Bulan
Qamariyyah), Jurnal Yudisia, Vol.5, No.2, Desember 2014
112
Muhammad Hadi Bashori, Pengantar Ilmu Falak : Pedoman Lengkap Tentang Teori dan
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015). h.197
113
Kitri Sulastri, Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-Murid, Skripsi
Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang.
114
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
115
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
35
120
Maskufa, Ilmu Falaq (Jakarta: Gaung Persada Jakarta, 2009). h.165
121
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.148
122
Dedi Jamaludin, Penetapan Awal Bulan Kamariah dan Permasalahannya di Indonesia,
Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-ilmu Berkaitan, Desember 2018
123
November, Petapan awal Ramadhan oleh penganut tarekat Naksabandi ditinjau menurut
ilmu Falak “Studi Kasus Di Jorong Lareh nan Panjang Kenagarian Atar Kecamatan Padang
Ganting Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”, Skripsi Tahun 2011 di Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru
124
Muhyidin Khazin, 99 Tanya Jawab Masalah Hisab Rukyat, (Yogyakarta: Ramadhan
Press, 2009). h. 72
125
Moh, Murtadho. Ilmu Falak Praktis, (Malang, UIN PRESS, 2008) h. 224-229
126
M.Khoirul Umam, Rukyat Global sebagai Upaya Penyatuan Awal Puasa dan Hari Raya
(Studi Pemikiran Abu al-Faidh Ahmad bin Muhammad al-Ghumari dalam Kitab Taujih al-Andhar
37
li Tauhid al-Muslimin fi al-Shaum wa al-Ifthar), Skripsi Tahun 2016 di Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang.
127
Watni Marpaung, Hisab Imkan Rukyat: A Unification Effort in Determining of the
Beginning of Months of Qamariah, Jurnal Miqot, Vol. XXXIX, No.2, Juli-Desember 2015
128
Tono Saksono, Mengkompromikan Hisab dan Rukyat (Jakarta: Amythas Publicita, 2007)
h.148
129
Sudarmono, Analisis Terhadap Penetapan Awal Bulan, Qomariah Menurut Persatuan
Islam, Skripsi Tahun 2008 Di Institute Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
BAB III
PROFIL PONDOK PESANTREN AL BAQIYATUSSHOLIHAT DAN
ULUGH BEYK
130
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.59
131
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.60
132
Budi, “Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat”, https://quran.laduni.id/post/read/66487/
pesantren-al-baqiyatussholihat-bekasi diakses pada 2 Februari 2021
38
39
133
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.62
134
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.64
135
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.60
40
136
Al-Baqiyatussholihat, “Sejarah”, https://www.albaq.or.id/pesantren/, diakses pada 2
Februari 2021
137
Jeng Yanti, “Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat”, http://www.cibarusah.com/
2012/10/pondok-pesantren-al-baqiyatussholihat.html diakses pada 2 Februari 2021
138
Jeng Yanti, “Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat”, http://www.cibarusah.com/2012/
10/pondok-pesantren-al-baqiyatussholihat.html diakses pada 2 Februari 2021
139
Laduni, “Pesantren Al-Baqiyatussholihat Bekasi”, https://umma.id/article/share/
id/9999/635125 , diakses pada 2 Februari 2021
140
Wawancara dengan Ustad Syarif Nawawi, tanggal 21 November 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
141
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h. 44
41
142
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h. 48
143
Wawancara dengan KH. Encep Syahroni, tanggal 12 Desember 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
144
Portal Resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta , “Volkschool”,
https://jakarta.go.id/artikel/konten/5411/volkschool diakses pada 2 Februari 2021.
145
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h. 49
146
Budi, “Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat”, https://quran.laduni.id/post/read/66487/
pesantren-al-baqiyatussholihat-bekasi diakses pada 2 Februari 2021
42
147
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.50
148
Wawancara dengan KH. Encep Syahroni, tanggal 12 Desember 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
149
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.52
150
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.54
43
151
Wawancara dengan KH. Encep Syahroni, tanggal 12 Desember 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
152
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.55
153
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.56
154
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.57
44
155
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.58
156
Wawancara dengan KH. Encep Syahroni, tanggal 12 Desember 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
157
Humaedi, Perjuangan Guru Mansur dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Betawi
1900-1967, Skripsi Tahun 2018 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
158
Wawancara dengan KH. Encep Syahroni, tanggal 12 Desember 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
45
Nawawi yaitu tabarruk “ngalap berkah” dari para ulama tersebut, yaitu
dengan pencarian ilmu dengan mendekatkan diri kepada orang-orang
shaleh, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.159
159
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.59
46
160
Aru Elgete, “Mengenal Mama Cibogo Cibarusah, Pejuang Kemerdekaan dari Bekasi” ,
https://www.nubekasi.id/2018/11/mengenal-mama-cibogo-cibarusah-pejuang-kemerdekaan-dari-
bekasi-.html diakses pada 3 Februari 2021
161
Wawancara dengan Ustad Syarif Nawawi, tanggal 21 November 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
162
M. Teguh Shobri, Kitab Sullam An-Nayyirain dalam Tinjauan Astronomi Modern. An
Nisa’a : Jurnal Raden Fatah, Vol.9, No.2, Desember 2014 : 43-60
163
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.86
164
Wawancara dengan Ustad Syarif Nawawi, tanggal 21 November 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
47
165
Andi Sopandi, Ahmad Djaelani, Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden Ma’mun
Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage Bekasi, 2019) h.87
166
Wawancara dengan Ustad Syarif Nawawi, tanggal 21 November 2020, di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat
48
172
Syaifur Rizal Fahmy, Pengaruh Pemikiran Ulugh Beg (Zij As-Sulthoni) Terhadap Hisab
Awal Bulan Dalam Kitab Sullamun Nayyraen, Tesis S-2 Program Pascasarjana Tahun 2019 di
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
173
Alimuddin, Sejarah Perkembangan Ilmu Falak, Jurnal Al-Daulah, Vol.2, No.2, Desember
2013
174
Erwin Dariyanto, Astronom Islam Ulugh Beg “Pembongkar” Rahasia Langit Yang Gagal
Berpolitik, https://news.detik.com/berita/d-2943553/astronom-islam-ulugh-beg-pembongkar-
rahasia-langit-yang-gagal-berpolitik, diakses pada 21 Juli 2021
175
Syaifur Rizal Fahmy, Pengaruh Pemikiran Ulugh Beg (Zij As-Sulthoni) Terhadap Hisab
Awal Bulan Dalam Kitab Sullamun Nayyraen, Tesis S-2 Program Pascasarjana Tahun 2019 di
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
50
tersebut berupa tabel – tabel mengenai data matahari dan bulan.176 Data –
data Ulugh Beyk tersebut terus berkembang sehingga terdapat pemikiran
hisab di Indonesia yang terpengaruh salah satu nya yaitu Muhammad
Mansur bin Abd Hamid bin Muhammad Damiry al-Batawi dalam karya
nya kitab Sullamun Nayyirain.177
Data perhitungan yang berasal dari “Ziej Ulughul Beyk” (1449 M)
masuk dalam kategori Hisab Haqiqi Taqribi yang diketahui bahwa data
tersebut menggunakan teori geosentris yaitu yang meyakini bahwa bumi
merupakan pusat peredaran benda langit.178 Perhitungan awal bulan
dengan menggunakan tabel astronomi yang dirumuskan oleh Ulugh Beyk
merupakan sebuah penemuan yang sangat berharga pada masa itu.179
Sistem hisab dalam tabel astronomis yang disusun oleh Ulugh Beyk
yaitu sistem hisab hakiki taqribi, dalam sistem hisab hakiki taqribi
ketinggian hilal didapat dengan rumus selisih waktu ijtima’ dan waktu
terbenam dibagi dua.180 Namun dalam sistem hisab hakiki taqribi belum
memberikan informasi mengenai azimuth bulan maupun matahari dan
diperlukan banyak koreksi untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
akurat.181
Penentuan awal bulan dengan kategori hisab haqiqi taqribi terdapat
pada beberapa kitab ilmu falak, salahsatunya yaitu kitab Sullamun
Nayyirain.182 Kitab Sullamun Nayyirain juga dikenal sebagai peranan
penetapan awal bulan kamariah di Indonesia, pada kitab Sullamun
176
Asmuni, Fika Andriana, dan Watni Marpaung, Akurasi Hisab Awal Bulan Qamariyah
dalam Kitab Khulashah Al-Wafiyah dan Ephemiris, (Jurnal Syariah: JURISPRUDENSI IAIN
Langsa, Vol.IX, No. 1, Tahun 2017). h.79
177
Sudarmono, Analisis Terhadap Penetapan Awal Bulan, Qomariah Menurut Persatuan
Islam, Skripsi Tahun 2008 Di Institute Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
178
Jaenal Arifin, Fiqih Hisab Ruqyah di Indonesia (Telaah Sistem Penetapan Awal Bulan
Qamariyyah), Jurnal Yudisia, Vol.5, No.2, Desember 2014. h. 411
179
Jayusman, Kajian Ilmu Falak Perbedaan Penentuan Awal Bulan Kamariah: antara
Khilafiah dan Sains, (Al-Maslahah: Jurnal Ilmu Syariah, Vol. 11, No.1, 2015)
180
Sa’adoedin Djambek, Hisab Awal Bulan, (Jakarta: Tinta Mas, 1976), h. 24-31
181
Fika Andriana, “Akurasi Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab Khulashah Al-
Wafiyah dan Ephemeris” , Jurnal Syariah: Jurnal IAIN Langsa, Vol. IX, No.1, Tahun 2017. h. 82
182
Ahmad Masyhadi, Analisis terhadap Metode Pemikiran Mohammad Manshur Al-Batawi
tentang Irtifa’ul Hilal dalam Kitab Sullamun Nayyirain, Skripsi Tahun 2010 IAIN Sunan Ampel
Surabaya.
51
183
Teguh Shobri, Kitab Sullam An-Nayyirain dalam Tinjauan Astronomi Modern. An Nisa’a
: Jurnal Raden Fatah, Vol.9, No.2, Desember 2014 h.43-60
184
M.Teguh Shobri, Kitab Sullam An-Nayyirain dalam Tinjauan Astronomi Modern, (Jurnal:
An-Nisa’a, Vol. 9, No. 2, Desember 2014). h. 55
185
Teguh Shobri, Kitab Sullam An-Nayyirain dalam Tinjauan Astronomi Modern. An Nisa’a
: Jurnal Raden Fatah, Vol.9, No.2, Desember 2014. h. 46
186
Ahmad Masyhadi, “Analisis Terhadap Metode Pemikiran Mohammad Manshur Al-
Batawi tentang Irtifa’ul Hilal dalam Kitab Sullamun Nayyirain”, Skripsi Tahun 2010 di Institut
Agama Islam Negeri Sunan Ampel
52
e. Auj
Data auj terdiri dari satuan rasi bintang, derajat, dan menit busur yang
dapat digunakan untuk menunjukkan kedudukan titik terjauh lintasan
Bumi mengelilingi Matahari.187
f. Ta’dil al-Khassah, merupakan koreksi al -Khassah
g. Ta’dil al-Markaz, merupakan koreksi dari al-Markaz
h. Al-Bu’du Ghairu Mu’addal, merupakan jarak bulan-matahari sebelum
dikoreksi
i. Ta’dil al-Syamsi, merupakan selisih antara jarak matahari dari burj
Haml (Aries) berdasarkan perjalanan rata-ratanya dengan kedudukan
yang sebenarnya.
j. Wasath Syams, merupakan jarak matahari dari buruj Haml
berdasarkan perjalanan rata-ratanya.
k. Muqawwam al-Syams, merupakan kedudukan matahari yang
sebenarnya pada saat ijtima’
l. Ta’dil al-Ayyam merupakan koreksi jarak bulan – matahari (al-Bu’du)
m. Al-Bu’du al-Mu’addal, merupakan jarak bulan – matahri sesudah
dikoreksi.
n. Hishshah al-Saab, merupakan waktu dibutuhkan bulan untuk
menempuh busur satu derajat.
o. Ta’dil al-Alamah, merupakan koreksi waktu ijtima’
p. Al-Alamah al-Mu’adallah, merupakan waktu ijtima’ yang sebenarnya.
q. ‘Ardu al-Qamar, merupakan jarak bulan sepanjang lingkaran busur
astronomi yang dihitung dari bulan itu sampai ekliptika.
r. Irtifa’ al-Hilal, merupakan ketinggian hilal
s. Mukuts al-Hilal, merupakan lama hilal diatas ufuk
t. Qaus Nur al-Hilal, merupakan ukuran busur cahaya hilal188
187
Syarif Hidayatullah, Ilmu Falak, (Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat: 2008)
188
Teguh Shobri, Kitab Sullam An-Nayyirain dalam Tinjauan Astronomi Modern. An Nisa’a
: Jurnal Raden Fatah, Vol.9, No.2, Desember 2014
53
189
Shofiyullah, Analisis Pemikiran Muhammad Masur dalam Hisab Awal Bulan Kamariah,
Al-Wijdan: Journal of Islamic Education Studies, Vol. III, No.2, November 2018
190
Ansorullah, Metode Penetapan Awal BUlan Qamariah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di
Indonesia, Skripsi Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
54
Gambar 3. 1
Data Tahun Majmu’ah
Gambar 3. 2
Data Tahun Mabsuthoh
55
Gambar 3. 3
Data Bulan
2) Kolom yang telah terisi dari data – data diatas dijumlahkan sesuai
dengan kolomnya.
3) Mencari Ta’dilul Khossoh, yaitu memberi koreksi dengan mengambil
2 kolom jumlah Khossoh yang sebelumnya lalu dikoreksi pada data
tabel dicari selisih lalu selisih tersebut dikalikan dengan jumlah
Khossoh pada kolom yang tersisa.
Gambar 3. 4
Data Ta’dilul Khossoh
56
Gambar 3. 5
Data Ta’dilul Markaz
Gambar 3. 6
Data Ta’dilul Ayyam
Gambar 3. 7
Data Hisshotussa’ah
58
Gambar 3. 8
Data Urdl Qamar
191
Syarif Hidayatullah, Ilmu Falak, (Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat: 2008)
60
Gambar 3. 9
Data Manzilah Bulan
Gambar 3. 10
Data Rasi Bintang
BAB IV
METODE PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI PONDOK
PESANTREN AL BAQIYATUSSHOLIHAT
61
62
Gambar 4. 1
Almanak Cibogo
63
Gambar 4. 2
Almanak Cibogo
Almanak Cibogo bukan saja berisi sebuah tanggal, bulan dan tahun
namun, seperti gambar diatas almanak Cibogo terdapat keterangan
mengenai ijtimak, ketinggian hilal, Mukuts hilal (lama hilal berada diatas
ufuk), Manzilah (kedudukan bulan) dan keadaan bulan. Selain itu, pada
64
almanak Cibogo juga terdapat jadwal waktu shalat untuk daerah Cibogo
Cibarusah dan sekitarnya. Begitu juga pada almanak organisasi Islam
lainnya, seperti pada Persatuan Islam (PERSIS) pada almanak persis juga
terdapat jadwal waktu shalat dan keterangan seperti ijtimak dan ketinggian
hilal. Namun, terdapat perbedaan almanak persis dengan almanak Cibogo
yaitu pada almanak persis tidak terdapat Manzilah (kedudukan bulan) dan
keadaan bulan.
KH. Raden Ma’mun Nawawi yang merupakan sesosok ulama ahli
dalam ilmu falak di Cibogo Cibarusah dengan pribadi yang rendah
hati(tawadhu) dan konsisten (istiqamah). Oleh karena itu, ketika KH.
Raden Ma’mun Nawawi mendirikan sebuah pesantren dalam pesantren
tersebut terdapat pembelajaran mengenai ilmu falak. Pembelajaran ilmu
falak tersebut bertujuan agar para santri memiliki bekal dalam mengatasi
penentuan awal ibadah, seperti puasa. Oleh karena itu, pondok pesantren
Al Baqiyatussholihat dikenal sebagai pondok pesantren ilmu falak, karena
di pondok pesantren Al Baqiyatussholihat ilmu falak dimasukkan kedalam
kurikulum madrasah, sehingga para santri memiliki kewajiban untuk
mempelajarinya.
Penentuan awal bulan yang diajarkan kepada santri merupakan
perhitungan yang berdasarkan pada data Ulugh Beyk, perhitungan data
Ulugh Beyk terdapat dalam kitab Sullamun Nayyirain merupakan kategori
hisab haqiqi taqribi. Hisab haqiqi taqribi termasuk kedalam perhitungan
matematik dan astronomis dengan tingkat perhitungan yang sederhana
sehingga perhitungan tersebut memberikan dampak yang mudah dipahami
bagi para santri. Sehingga para santri dapat memiliki bekal dalam
mengatasi penentuan awal ibadah, seperti puasa dengan menggunakan
perhitungan yang sederhana.
Penggunaan hisab dengan menggunakan data Ulugh Beyk sudah
dilakukan sejak berdirinya pondok pesantren Al Baqiyatussholihat, yaitu
pada tahun 1938 bahkan sampai saat ini masih dilanjutkan oleh para
penerus dari KH. Raden Ma’mun Nawawi. Hal tersebut masih digunakan
65
sampai saat ini karena memberikan dampak baik bagi masyarakat sekitar
yaitu dapat mengetahui penenentuan awal bulan dengan keilmuwan yang
jelas seperti dalam kebersambungan sanad sehingga tidak menyesatkan.
Oleh karena itu, masyarakat sekitar masih mengacu kepada penentuan
awal bulan di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat dengan
menggunakan data Ulugh Beyk.
Alasan – alasan lain pondok pesantren Al Baqiyatussholihat masih
menggunakan perhitungan dengan data Ulugh Beyk yang terdapat dalam
Sullamun Nayyirain berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
pengurus pondok pesantren Al Baqiyatussholihat yaitu sebagai berikut :
1) Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat berpegang kepada dalil Al
Qur’an seperti (QS. Yunus : 5) yang memiliki arti “Agar kamu
mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu)” dan dalam (QS.
Ar-Rahman : 5) “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”
maka dengan dalil tersebut KH. Raden Ma’mun Nawawi selaku
pendiri, dan para penerus Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat
menggunakan hisab dalam menentukan awal bulan Kamariah di
Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat.
2) Menjaga kebersambungan sanad atau transmisi keilmuan, karena agar
ilmu tersebut tidak menyesatkan baik untuk dirinya ataupun oranglain.
Oleh karena itu, KH. Raden Ma’mun Nawawi di Pondok Pesantren Al
Baqiyatussholihat dalam penentuan awal bulan menggunakan metode
hisab dengan data Ulugh Beyk yang terdapat dalam Sullamun
Nayyirain karena jelas kesambungan sanad nya ia belajar langsung
kepada penulis kitab Sullamun Nayyirain yaitu Syaikh KH.
Muhammad Manshur bin Abdul Hamid al-Batawi (Guru Mansur).
3) Para warga sekitar lingkungan Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat
Cibarusah menjadikan penentuan awal bulan dengan menggunakan
data Ulugh Beyk tersebut sebagai acuan. Terutama penentuan awal
bulan pada Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Maka para warga
masih menggunakan almanak Cibogo dalam kehidupannya.
66
Pada data Ulugh Beyk untuk penentuan awal bulan dalam datanya
menggunakan simbol serta menggunakan angka-angka sedangkan tatacara
dalam perhitungannya yaitu dengan mencari hasil dari ta’dil, mencari
Wasath, mencari koreksi jarak bulan-matahari (Ta’dilul Ayyam), selanjutnya
yaitu mencari ketinggian hilal, lama hilal dapat dirukyat dll.
Berikut ini merupakan almanak/kalender yang di terbitkan oleh Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat dengan perhitungan berdasarkan kitab Sullam
an-Nayyirain yang menggunakan data-data yang disusun oleh Sultan Ulugh
Beyk
Gambar 4. 3
Almanak Cibogo Ramadhan 1442 H
( ﺑﺤﺴﺎب اﻟﺸﮭﺮ اﻟﻘﻤﺮ اﻟﺸﮭﺮﻋﻲ ﺣﺴﺎﺑﺎ ھﻼﻟﯿﺎ ﻗﻄﻌﯿﺎ١٤٤٢) ﻛﯿﻔﯿﺔ ﻣﻌﺮﻓﺔ اول ﺷﮭﺮ )رﻣﻀﺎن( ﺳﻨﺔ
اﻻوج اﻟﻤﺮﻛﺰ اﻟﺨﺎﺻﺔ اﻟﺤﺼﺔ اﻟﻌﻠﻤﺔ
ﻗﺔ ﺟﮫ م ﻗﺔ م ﺟﮫ ﻗﺔ م ﺟﮫ ﻗﺔ ﺟﮫ م ﻗﺔ ﺟﮫ م
34 12 3 50 7 3 13 16 8 3 19 2 9 18 4 (١٤٤٠) ﻋﺪداﻟﺴﻨﯿﻦ اﻟﻤﺠﻤﻮﻋﺔ
2 32 8 11 36 19 8 6 16 0 37 17 1 ( ٢ ) ﻋﺪداﻟﺴﻨﯿﻦ اﻟﻤﺴﻮطﺔ
45 2 6 43 0 6 42 4 7 8 17 3 اﻟﺸﮭﺮ ﻗﺒﻞ ﺷﮭﺮك )ﺳﻌﺒﺎ (ن
3
36 12 3 7 10 9 32 6 11 51 9 10 54 4 3 ﺟﻤﻠﺔ ﺣﺮﻛﺔ
Tabel 4. 1
Jumlah data Alamah, Hissoh, Khossoh, Markaz dan Auj
52 6
8 2
𝟓𝟐 𝟒𝟗 𝟔
ﻧﻲ ﻗﺔ م ﺟﮫ ج
52 49 6
ﺗﻌﺪ ﯾﻞ اﻟﺨﺎص
Keterangan : 32 x 4 = 128. Kemudian 128 tersebut dibagi 60 menit,
hasilnya 2 menit 8 detik. Jadi, Ta’dilul Khossoh adalah 6 derajat, 49 menit,
52 detik.
5. Menentukan Ta’dilussyamsi
Menentukan Ta’dilussyamsi yaitu Al-Bu’du Bainannairoin dikalikan 5
(kaidah) lalu hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan dengan Ta’dilul
Markaz.
ﻧﻲ ﻗﺔ ﺟﮫ م ج
4 4
20 20 30 x5 ﻗﺎ ﻋﺪة
24 34 ﺣﺎﺻﻞ اﻟﻀﺮب
3 0 ﺗﻌﺪ ﯾﻞ اﻟﻤﺮﻛﺰ
24 37 0 ﺗﻌﺪ ﯾﻞ اﻟﺸﻤﺲ
6. Menentukan Wasathussyamsi
Menentukan Wasathussyamsi yaitu dengan menjumlahkan data Markaz
dan data Auj
ﻧﻲ ﻗﺔ م ﺟﮫ ج
7 10 9
+ اﻟﻤﺮﻛﺰ ﻓﻲ اﻟﺤﺮﻛﺎت
36 12 3 اﻻوج ﻓﻲ اﻟﺤﺮﻛﺎت
43 22 0 وﺳﻂ اﻟﺸﻤﺲ
8
12 7 25 +
12 7 25 8
ﻧﻲ ﻗﺔ م ﺟﮫ ج
25 8
ﺗﻌﺪ ﯾﻞ اﻷﯾﺎم
72
1
12
6 32
24
10 2
24 18 +
24 18 10 2
6 50 19 38 14
18 10 2 ﺣﺼﺔ اﻟﺴﺎﻋﺔ
20 38 14 ﺗﻌﺪﯾﻞ اﻟﻌﻼﻣﺔ
Jadi, Ta’dilul ‘Alamah adalah 14 jam, 38 menit, 20 detik.
74
Jadi, data ijtimak di Cibarusah adalah hari Senin, jam 09:17 pagi.
Nilai 17 didapatkan dari 16 dijumlah 1, dari kolom berikutnya
lebih dari 30 maka dibulatkan menjadi 1 maka 16+1 = 17.
38 21 4 ارﺗﻔﺎع اﻟﮭﻼل
Jadi, Irtifa’ul Hilal adalah 4 derajat, 21 menit, 38 detik.
76
2 1 x4 ﻗﺎ ﻋﺪة
32 24 16
27 17 ﻣﻜﺚ اﻟﮭﻼل
53 3
36 1 -
24 51 3
ﻧﻲ ج م ﺟﮫ ﻗﺔ
24 51 3
ﻋﺮض اﻟﻘﻤﺮ
Jadi, Urdl Qamar adalah 3 derajat, 51 menit, 24 detik.
Hasil Perhitungan :
1 Ijtimak pada hari Senin Jam 9.17 Pagi
2 Tinggi Hilal Malam Selasa 4°22’
3 Mukuts Hilal 17’ 27”
4 Manzilah Bulan Ar-Rosya () اﻟﺮﺷﺎ
5 Keadaan Bulan miring ke Utara
Konjungsi atau Ijtimak terjadi pada hari Senin tanggal 12 April 2021 Jam
9.17 pagi, Tinggi Hilal yaitu 4°22, Mukuts hilal atau lama hilal berada diatas
ufuk yaitu 17’ 27” dengan Manzilah atau kedudukan bulan yaitu Ar-Rosya
dan keadaan bulan miring ke Utara. Maka awal bulan Ramadhan yaitu jatuh
pada hari Selasa tanggal 13 April 2021.
Keterangan :
a. Untuk mengetahui Manzilah bulan yaitu dari data manzilah bulan Ulugh
Beyk (gambar 3.9) yang disesuaikan dengan data Muqawwam Syams
yaitu 12 bintang, 22 derajat, 5 menit, 36 detik. Lalu masukkan 12 pada
kolom rasi bintang dikolom atas dan nilai 22 derajat pada kolom derajat
disebelah kiri kemudian lihat titik potong antara kedua kolom tersebut
yaitu 5 derajat Manzilah Ar-Rosya.
b. Untuk mengetahui keadaan miring bulan yaitu dari tabel rasi bintang yang
disesuaikan dengan Muqawwam Syams yaitu 12 bintang, 22 derajat, 5
menit, 36 detik. Apabila rasi bintang Sho’idah(rasi bintang nomor 0, 1, 2,
9, 10 dan 11) maka keadaan bulan miring ke Utara dan apabila rasi
bintang Habithoh (3, 4, 5, 6, 7 dan 8) maka keadaan bulan miring ke
78
Selatan. Maka pada nilai diatas adalah 12 derajat atau 0 keadaan bulan
miring ke Utara.
perhitungan menggunakan data Ulugh Beyk jatuh pada hari Kamis 13 Mei
2021 begitu juga penetapan pada Pemerintah dan awal bulan Dzulhijjah pada
Pemerintah ditetapkan pada hari Minggu 11 Juli 2021 begitu juga pada hasil
perhitungan menggunakan data Ulugh Beyk. Penentapan pada 1442 H/2021 M
dalam awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah antara hasil perhitungan
menggunakan data Ulugh Beyk dan Pemerintah terjadi kesamaan.
Selanjutnya, prediksi Tahun 1443 H/2022 M ditemukan bahwa
Pemerintah menetapkan awal bulan Ramadhan pada hari Minggu tanggal 3
April 2022192, sedangkan pada hasil perhitungan peneliti dengan
menggunakan metode yang digunakan di Pondok Pesantren Al
Baqiyatussholihat menetapkan bahwa awal Ramadhan yaitu pada hari Sabtu
tanggal 2 April 2022 karena pada tanggal 2 April 2022 ketinggian hilal sudah
memenuhi kriteria minimum yaitu 2° 15’. Sehingga, awal bulan Ramadhan
antara Pemerintah dengan hasil perhitungan menggunakan data Ulugh Beyk
terjadi perbedaan.
Perbedaan tersebut terjadi karena hasil perhitungan ketinggian hilal
dengan menggunakan data Ulugh Beyk yaitu 2°, perhitungan menggunakan
data Ulugh Beyk yang terdapat pada Sullamun Nayyirain merupakan hasil
observasi beberapa abad yang lalu (perlu untuk dikoreksi lagi, sehingga dapat
sesuai dengan penemuan baru), maka kurang tepat apabila Pondok Pesantren
Al Baqiyatussholihat menggunakan kriteria 2° pada ketinggian hilal dalam
menetapkan awal bulan. Karena kriteria 2° dalam perhitungan menggunakan
data Ulugh Beyk kemungkinan hilal sudah dapat terlihat namun, dalam
perhitungan kontemporer hilal belum terlihat sehingga belum dapat ditentukan
awal bulan, karena pada perhitungan kontemporer yang digunakan pemerintah
sebagai penentuan awal bulan tersebut menggunakan data-data astronomi
terkini.
Penetapan awal bulan antara Pemerintah dengan Pondok Pesantren Al
Baqiyatussholihat tidak selalu terjadi perbedaan, karena Pondok Pesantren Al
192
Alhabib, “Kalender Islam (Hijriyah) Tahun 2022 M, Berdasarkan Kemungkinan Rukyatul
Hilal Meliputi Tahun Hijriyah : 1443-1444 H” https://www.al-habib.info/kalender-
islam/global/kalender-islam-global-tahun-2022-m.htm diakses pada 21 Juli 2021
80
Berikut ini tabel prediksi awal bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha
berdasarkan hasil perhitungan peneliti dengan menggunakan data Ulugh Beyk
selama 5 tahun (1442 H – 1446 H).
Prediksi
No Tahun (H/M) Waktu Keterangan
Waktu
1 1442 H/2021 M R 13/04/2021 Ijtimak Ramadhan 1442 H (Sen, 12/03/21),
Tinggi Hilal (Sel, 4° 22’)
S 13/05/2021 Ijtimak Syawal 1442 H (Rab, 12/05/21), Tinggi
Hilal (Kam, 8° 20’)
D 11/07/2021 Ijtimak Dzulhijjah 1442 H (Sab, 10/07/21),
Tinggi Hilal (Ming, 5°27’)
2 1443 H/2022 M R 02/04/2022 Ijtimak Ramadhan 1443 H (Jum, 01/04/22 ),
Tinggi Hilal (Sab, 2° 15’)
S 02/05/2022 Ijtimak Syawal 1443 H (Ming, 01/05/22),
Tinggi Hilal (Sen, 7° 17’)
D 30/06/2022 Ijtimak Dzulhijjah 1443 H (Rab, 29/06/22),
Tinggi Hilal (Kam, 4° 37’)
3 1444 H/2023 M R 23/03/2023 Ijtimak Ramadhan 1444 H (Rab, 22/03/23),
Tinggi Hilal (Kamis, 8° 45’)
S 21/04/2023 Ijtimak Syawal 1444 H (Kam, 20/04/23),
Tinggi Hilal (Jum, 3° 25’)
D 19/06/2023 Ijtimak Dzulhijjah 1444 H (Ming, 18/06/23),
Tinggi Hilal (Senin, 3° 21’)
4 1445 H/2024 M R 12/03/2024 Ijtimak Ramadhan 1445 H (Min, 10/03/24),
Tinggi Hilal (Senin, 0° 49’)
S 10/04/2024 Ijtimak Syawal 1445 H (Selasa, 09/04/24),
Tinggi Hilal (Rabu, 8° 17’)
D 08/06/2024 Ijtimak Dzulhijjah 1445 H (Jum, 07/06/24),
Tinggi Hilal (Sab, 11° 19’)
5 1446 H/2025 M R 01/03/2025 Ijtimak Ramadhan 1446 H (Jum, 28/02/25),
Tinggi Hilal (Sab, 4° 53’)
S 31/03/2025 Ijtimak Syawal 1446 H (Sab, 29/03/25), Tinggi
Hilal (Ming, 0° 24’)
D 28/05/2025 Ijtimak Dzulhijjah 1446 H (Sel, 27/05/25),
Tinggi Hilal (Rab, 3° 56’)
Keterangan :
R : Ramadhan
S : Syawal
D : Dzulhijjah
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasann yang telah penulis paparkan pada bab-
bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penentapan Awal Bulan Kamariah di Pondok Pesantren Al-
Baqiyatussholihat yaitu menggunakan metode hisab hakiki taqribi yang
merupakan sebuah perhitungan yang sederhana seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Perhitungan tersebut
menggunakan data Ulugh Beyk yang terdapat dalam kitab Sullamun
Nayyirain.
2. Alasan – alasan Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat menggunakan
metode hisab dengan berdasarkan tabel Ulugh Beyk yaitu sebagai berikut:
- Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat berpegang kepada dalil Al
Qur’an seperti (QS. Yunus : 5) dan (QS. Ar-Rahman : 5)
- Almanak Cibogo dengan hasil perhitungan menggunakan data Ulugh
Beyk dijadikan acuan oleh masyarakat sekitar dalam penentuan awal
bulan pada Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah
- Sebuah bentuk meneladani sosok Syaikh KH. Muhammad Manshur
bin Abdul Hamid al-Batawi (Guru Mansur)
- Mematuhi peraturan yang terdapat di pesantren.
3. Prediksi hisab awal bulan kamariah dengan menggunakan data Ulugh
Beyk dalam 5 tahun dari hasil perhitungan peneliti yaitu jika dilihat pada
kalender nasional pemerintah selama 5 tahun tersebut, terjadi
ketidaksesuaian pada Ramadhan 1443 H/2022 M karena dari hasil
perhitungan peneliti awal Ramadhan yaitu jatuh pada hari Sabtu, 2 April
2022 berdasarkan kriteria ketinggian hilal 2° yang ditetapkan di Pondok
Pesantren Al Baqiyatussholihat Cibarusah maka dapat ditetapkan karena
sudah terpenuhi yaitu 2° 15’. Sedangkan pada kalender nasional
pemerintah Ramadhan 1443 H jatuh pada Minggu, 3 April 2022.
82
83
B. SARAN
Dalam penentuan awal bulan kamariah hendaknya di Pondok Pesantren
Al-Baqiyatussholihat enambah atau melakukan sebuah perbandingan dengan
referensi yang lain, karena data Ulugh Beyk termasuk kedalam kategori Hisab
Hakiki Taqribi yaitu menggunakan koreksi sederhana dan sebuah observasi
beberapa abad yang lalu sehingga keakuratannya perlu dikoreksi lebih lanjut.
Selain itu, Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat perlu melakukan sebuah
kajian ulang mengenai kriteria tinggi hilal dengan perhitungan menggunaka
data Ulugh Beyk yang terdapat pada Sullamun Nayyirain agar dalam
menetapkan awal bulan kamariah dapat mengurangi ketidaksesuaian antara
Pondok Pesantren Al Baqiyatussholihat dengan Pemerintah.
Bagi akademisi baik dari kalangan pesantren ataupun diluar pesantren,
agar senantiasa untuk terus mengembangkan keilmuan terhadap kemajuan
teknologi sehingga dapat menambah wawasan keilmuan, selain itu membantu
masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan. Maka butuh sinergi yang baik
antara pemerintah maupun para pihak akademisi sehingga dapat menambah
informasi, ilmu dan temuan – temuan terbaru dan dapat tercipta kemaslahatan
dalam penetapan awal bulan kamariah.
DAFTAR PUSTAKA
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi. Pengantar Ilmu Falak Teori, Praktik, dan
Fiqih. (Depok: Rajawali Pers, 2018)
Khazin, Muhyiddin. Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik: Perhitungan Arah
Kiblat, Waktu Salat, Awal Bulan dan Gerhana (Yogyakarta: Buana
Pustaka, 2004)
Praktik Hisab, Arah Kiblat, Waktu Shalat, Awal Bulan Qamariah, dan Gerhana
(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015)
84
85
Qulub, Siti Tatmainul. Ilmu Falak dari Sejarah ke Teori dan Aplikasi (Depok:
RajaGrafindo Persada, 2017)
Ruskanda , Farid. 100 Masalah Hisab dan Rukyat Telaah Syariah, Sains dan
Teknologi (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)
Sopandi, Andi., Ahmad Djaelani, dan Faiz Taufik Nawawi, Peranan K.H Raden
Ma’mun Nawawi dan Laskar Hizbullah, (Bekasi: Komunitas Heritage
Bekasi, 2019)
Jurnal
Aini, Shofwatul. Disparitas antara Hisab dan Rukyat: Akar Perbedaan dan
Kompleksitas Percabangannya, Jurnal Muslim Heritage, Vol.2, No.1,
Mei-Oktober 2017
Alimuddin, Hisab Rukyat Waktu SHalat dalam Hukum Islam (Perhitungan secara
Astronomi Awal dan Akhir Waktu Shalat), Jurnal Al-Daulah, Vol.8, No.1,
Juni 2019
86
Andriana, Fika., “Akurasi Hisab Awal Bulan Qamariyah dalam Kitab Khulashah
Al-Wafiyah dan Ephemeris” , Jurnal Syariah: Jurnal IAIN Langsa, Vol. IX,
No.1, Tahun 2017
Arifin, Jaenal. Fiqih Hisab Ruqyah di Indonesia (Telaah Sistem Penetapan Awal
Bulan Qamariyyah), Jurnal Yudisia, Vol.5, No.2, Desember 2014
Asmuni, Fika Andriana, dan Watni Marpaung, Akurasi Hisab Awal Bulan
Qamariyah dalam Kitab Khulashah Al-Wafiyah dan Ephemiris, (Jurnal
Syariah: JURISPRUDENSI IAIN Langsa, Vol.IX, No. 1, Tahun 2017
Hajar, Analisa Hadis Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Shawal, (Ijtihad:
Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Vol.15, No.2, Desember
2015).
87
Junaidi, Ahmad., Seri Ilmu Falak Pedoman Praktis Awal Waktu Shalat, Arah
Kiblat dan Awal Bulan Qamariyah, (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2011)
Mujab, Sayful. Konsep Penentuan Awal Bulan Hijriah menurut KH. Turaichan
Adjhuri, Tesis S-2 Program Pascasarjana Tahun 2013 di Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang
Rexy, Ahmad., Studi Analisis Pemikiran Ulugh Beg Tentang Algoritma Hisab
Arah Kiblat Dalam Kitab Zij Al-Sultani, Skripsi Tahun 2019 di Universitas
Islam Negeri Walisongo Semarang
Rofiuddin, Ahmad Adib. Penentuan Hari dalam Sistem Kalender Hijriyah. Jurnal
Al-Ahkam, Vol.26, No.1 April 2016
Sakirman, Kontroversi Hisab dan Rukyat dalam Menetapkan Awal Bulan Hijriah
di Indonesia. ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak, Vol. 1. No. 1. Tahun 2017
M / 1438 H
Sulastri, Kitri. Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah dalam Kitab Irsyad al-
Murid, Skripsi Tahun 2010 di IAIN Walisongo Semarang
Umam, M.Khoirul. Rukyat Global sebagai Upaya Penyatuan Awal Puasa dan
Hari Raya (Studi Pemikiran Abu al-Faidh Ahmad bin Muhammad al-
Ghumari dalam Kitab Taujih al-Andhar li Tauhid al-Muslimin fi al-Shaum
wa al-Ifthar), Skripsi Tahun 2016 di Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang
89
Internet
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diakses tanggal 9 Maret 2021, pukul
10.25, dari : https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/matlak
90
Rachmadin Ismail, “Kepala LAPAN: Sampai 2021, Awal Puasa dan Syawal
Berpotensi Dirayakan Bareng,” detiknews,
https://news.detik.com/berita/d-3226603/kepala-lapan-sampai-2021-awal-
puasa-dan-syawal-berpotensi-dirayakan-bareng diakses pada 20 Agustus
2020
91
Wawancara bersama Ust. Syarif Hidayatullah di kantor kesekretariatan Pondok
Pesantren Al-Baqiyatussholihat Bekasi, Tanggal 21 November 2021 pukul 11.16
siang. (Wawancara mengenai Pondok Pesantren Al-Baqiyatussholihat Bekasi)