Uas So Harifitri C2255201041
Uas So Harifitri C2255201041
NIM : C2255201041
Kelas :A
a. Dengan FCFS, kita mengikuti urutan kedatangan proses. Mari kita simulasi:
Proses P1 akan mulai dieksekusi segera setelah tiba karena tidak ada proses lain yang sudah ada
pada waktu 0.0. Ini akan memakan waktu 1 unit.
Kemudian, P2 akan dieksekusi setelah P1 selesai. Namun, P2 datang pada waktu 0.4, sehingga
harus menunggu selama 0.6 unit sebelum dimulai. Kemudian, P2 memakan waktu 4 unit untuk
dieksekusi.
Terakhir, P3 tiba pada waktu 1.0, sehingga harus menunggu P1 dan P2 selesai. P3 harus
menunggu selama 4 + 0.6 = 4.6 unit sebelum dimulai. Kemudian, P3 memakan waktu 1 unit
untuk dieksekusi.
P1 = 1 unit
P2 = 1 + 4 = 5 unit
P3 = 5 + 1 = 6 unit
P1 = 0 unit
P2 = 0.6 unit
P3 = 4.6 unit
= (1 + 5 + 6) / 3
= 12 / 3
= 4 unit
Jadi, waktu penyelesaian rata-rata untuk proses ini dengan algoritma FCFS adalah 4 unit.
b. Dalam algoritma penjadwalan SJF (Shortest Job First) non-preemptive, proses dengan burst time
terpendek dieksekusi terlebih dahulu. Mari kita hitung waktu penyelesaian rata-rata untuk proses ini
menggunakan algoritma SJF non-preemptive.
Simulasi algoritma SJF non-preemptive:
Proses P1 mulai dieksekusi pada waktu 0.0 dan memakan waktu 1 unit.
Pada waktu 0.4, P2 tiba. Namun, P1 sudah dalam proses. Jadi, P2 harus menunggu hingga P1
selesai. Setelah P1 selesai pada waktu 1.0, P2 mulai dieksekusi dan memakan waktu 4 unit.
Terakhir, P3 tiba pada waktu 1.0. Pada saat itu, P2 masih dalam proses dan memiliki sisa waktu
3 unit. P3 harus menunggu P2 selesai. Setelah P2 selesai pada waktu 5.0, P3 dimulai dan
memakan waktu 1 unit.
P1 = 1 unit
P2 = 5 unit
P3 = 6 unit
P1 = 0 unit
P2 = 1 unit
P3 = 4 unit
= (1 + 5 + 6) / 3
= 12 / 3
= 4 unit
Jadi, waktu penyelesaian rata-rata untuk proses ini dengan algoritma SJF non-preemptive juga adalah 4
unit, karena dalam kasus ini, urutan kedatangan tidak memengaruhi urutan eksekusi yang dipilih
berdasarkan burst time terpendek.
c. Algoritma Shortest Remaining Time First (SRTF) merupakan varian dari SJF yang bersifat preemptive.
SRTF memilih proses dengan burst time terpendek yang tersisa untuk dieksekusi terlebih dahulu. Jika
sebuah proses baru tiba dan memiliki burst time yang lebih pendek daripada proses yang sedang
berjalan, sistem akan beralih ke proses baru tersebut.
Simulasi algoritma SRTF:
P1 dimulai pada waktu 0.0 dan memakan waktu 1 unit.
Pada waktu 0.4, P2 tiba. Pada saat itu, burst time P1 tersisa 0 unit, dan burst time P2 lebih besar
dari pada burst time P1 yang tersisa. Jadi, P1 selesai terlebih dahulu.
Pada waktu 1.0, P3 tiba. Burst time P3 (1 unit) lebih kecil dari sisa waktu P2 (3.6 unit). Sistem
beralih ke P3.
P3 dimulai pada waktu 1.0 dan selesai pada waktu 2.0.
Setelah P3 selesai, P2 melanjutkan sisa waktu dan selesai pada waktu 5.6.
Menghitung waktu penyelesaian rata-rata:
P1 = 1 unit
P2 = 5.6 unit
P3 = 2 unit
P1 = 0 unit
P2 = 1.6 unit
P3 = 0 unit
= (1 + 5.6 + 2) / 3
= 8.6 / 3
= 2.87 unit
Jadi, waktu penyelesaian rata-rata untuk proses ini dengan algoritma SRTF adalah sekitar 2.87 unit.
SRTF memilih proses dengan burst time terpendek yang tersisa pada setiap titik waktu, bahkan jika
proses baru tiba dengan burst time yang lebih pendek.