Aturan Adat Istiadat Batak
Aturan Adat Istiadat Batak
Patokan dan aturan adat adalah acuan atau cerminan untuk melaksanakan adat didalam
sukacita maupun dukacita yang pelaksanaannya harus didasarkan pada falsafah “ DALIHAN
NATOLU “ serta memperhatikan nasihat nenek moyang ( Poda Ni Ompunta)
* Jolo diseat hata asa diseat raut (di bicarakan sebelum dilaksanakan)
* Sidapot solup do na ro (mengikuti adat suhut setempat)
* Aek Godang tu aek laut, dos ni roha nasaut (Musyawarah mufakat ).
Pasal 1
1. Pada acara pesta perkawinan yang mutlak (mortohonan) suhi ni ampang ñaopat :
c. Urutan Pelaksanaan:
a. Tintin marangkup diberikan kepada Tulang Pengantin pria, bila perkawinan dengan
Pariban Kandung (Boru Tulang), tidak ada Tintin Marangkup.
e. Undangan pada acara adat Boru Sihombing atau Bere Sihombing, suhu – suhu Ompu
yang menerima Sinamot / Tintin Marangkup / Upa Tulang , wajib memberikan ulos Herbang,
selain yang memberi ulos Herbang, boleh memberi uang (pembeli ulos).
Pasal 2
Pada Acara Adat Kematian (meniggal dunia), ulos yang berjalan dan acara sesuai tingkat
kematian :
a. Anak-anak dan Boru Sihombing remaja : Lampin atau Saput dari orangtua.
b. Ulos Saput / Tutup Batang Suami dari Tulang-nya, Ulos Tujung/ Sampetua Istri dari
Hula – hula.
c. Ulos Saput / Tutup Batang Istri dari Hula – hula, Ulos Tujung/ Sampetua Suami dari
Tulangnya.
e. Tingkat kematian Sarimatua, kembali dari makam ada Acara Buka Tujung, bagi yang
masih menerima Tujung.
f. Tingkat kematian Saurmatua, kembali dari makam ada Acara Buka Hombung.
Parjambaran
Pada setiap Acara Adat Pesta Perkawinan dan kematian berjalan Parjambaran, pada
Osang utuh diparanak, untuk diberikan kepada hula-hula (Sijalo Tintin Marangkup), ihur-
ihur (Upa Suhut) diparanak dan diberikan Ulak Tando Parboru,
Somba – somba dan soit dibagi dua dan parngingian (kiri) di Paranak :
(2). Soit untuk Horong Dongan Tubu, Pariban, Ale-ale, Dongan Sahuta, dll.
Hasuhuton : Hutagurgur.
A. DONGASABUTUHA
C. HULA – HULA
1. Tulan Bona : Pangalapan Boru/Hula-hula Tangkas.
datang).
3. Haliang : leher
4. Somba-somba : rusuk
5. Soit : persendian
Na marmiak-miak
B. SIGAGAT DUHUT
6. Gonting : pinggul/punggul
Si gagat duhut
Pasal 4
MANGADATI
Pasal 5
MENDAMPINGI, MANGAMAI, MANGAIN
Pengertian umum adalah suatu proses untuk perkawinan campuran antara anaka / boru
dengan anak/boru suku/bangsa lain (Marga Sileban), dimana pelaksanaanya dilakukan sesuai
dengan adat Batak. Penerapannya dilakukan sesuai tahapan dan aturan masing-masing sebagai
berikut :
1. Mendampingi Parboru, Sijalo Sinabot harus Marga Sileban, yang mendampingi hanya
menerima uang kehormatan saja.
2. Mendampingi Paranak, Sijalo Ulos Suhi ni Ampang Naopat harus keluarga suku lain
(Marga Sileban), yang mendampingi hanya menerima Ulos Pargomgom.
3. Yang mendampingi tidak boleh melakukan Tonggo / Ria Raja dan Papungu Tumpak.
Dengan restu hadirin, yang Mangamai mangupa dengan menyatakan kesediaan untuk
melaksanakan tahapan adat perkawinan yang dimaksud pihak Marga Sileban, kemudian Marga
Sileban memberikan Piso-piso dan Pasituak Natonggi kepada semua hadirin. Sehingga yang
diamai dengan yang Mengamai sudah menjadi Dongan Sahundulan yang sifatnya permanen.
Dalam hal Mangamai Paranak, yang menerima ulos diatur sebagai berikut :
Tintin Marangkup tetap harus diberikan ke Tulang pengantin pria Marga Sileban.
Dalam hal Mangamai Parboru, yang menerima Sinamot/tuhor diatur sebagai berikut :
Sinamot nagok : Orangtua kandung Marga Sileban.
Upa Tulang harus diberikan kepada Tulang pengantin wanita Marga Sileban.
Tahapan Pelaksanaan:
Yang Mangain akan menempatkan yang diain pada urutan anggota keluarga yang tidak
mengubah Panggoran (buha baju) yang sudah ada. Selanjutnya, keluarga yang Mangain
bertanggung jawab melaksanakan kewajiban adat Batak kepada yang diain. Pada acara
perkawinan yang diain, yang menerima Sinamot Nagok dan Suhi ni Ampang Naopat adalah yang
Mangain dan keluarga. Orangtua kandung marga Sileban menerima Sinamot(panandaion)
sebagai penghargaan atau penghormatan.
Pada dasarnya kedudukan Anak atau Boru yang Didampingi, Diamai, Diain, tidak sama,
dan tidak punya kaitan apapun dengan ”pewarisan”. Masing masing hanya terbatas pada
proses adat yang dilakukan.
Pasal 6
MANGANGKAT /MANGADOPSI
Suatu proses seorang anak (pria atau wanita) masuk dalam keluarga menjadi anak/boru,
baik karena belum mempunyai keturunan maupun karena suatu hal.
1. Meminta persetujuan Haha/Anggi dan Ito, serta Hulua-hula(sekandung).
2. Mengurus kelengkapan dari catatan sipil.
3. Mengurus babtisan dari gereja.
4. Melakukan pengukuhan secara adat dihadapan :
- Dongan Tubu
- Boru / Bere
- Dongan Sahuta
Tahapan pelaksanaan :
Pasal 7
ULOS HERBANG
Ulaos Herbang untuk diberikan ke pihak Paranak pada acara perkawinan Boru
Sihombing banyaknya 17 (tujuh belas) lembar, bila ada tambahan/titilan Paranak, tidak boleh
lebih dari yang disediakan Sihombing dan Ulos Herbang yang akan diterima pada acara
perkawinan anak (putra) Sihombing Banyaknya tidak dibatasi. Dalam menentukan banyaknya
Ulos Herbang, hendaknya tetap memperhitungkan waktu penyerahan.
Pasal 8
CATATAN/PERHATIAN
1. Pada setiap acara adat pesta perkawinan dan kematian yang berhak menerima dan
memberikan adat aníllala anggota yang sudah diadati (beradat).
2. Pada kejadian dukacita (mate) di mana statusnya Sarimatua atau Saurmatua, bila
bonannya Sigagat Duhut, tidak boleh lagi dijalankan teken tes.
3. Acara Patua Hata dan Pargusipon, dapat dilaksanakan oleh tingkat Suhu Ompu, tetapi
Acara Tonggo Raja/Rai Raja harus sampai tingkat Borsak Sirumonggur.
4. Pesta adat (unjuk) yang oleh karena keterbatasan, hendaknya tetap ulaon Borsak
Sirumonggur, karena hanya menambah lebih 5 (lima) undangan. Misalnya mengundang paling
sedikit seorang dari masing-masing : Haha Doli Hutagurgur, Anggi Doli Hariara, Raja parhata,
Pengurus Parsadaan Borsak Sirumonggur.
Pasal 9
PENUTUP
1. Patokan dan aturan adat ini dalam penerapannya tidak boleh menjadi beban pikiran
dan menimbulkan kerugian Suhut Bolon.
2. Hal-hal yang berjalan di luar Patokan dan Aturan adat ini,harus dicatat menjadi
dokumen Pengurus Pusat dan dilaporkan tertulis ke Dewan Pembina.
3. Patokan dan Aturan adat yang Belum tertuang, akan ditetapkan oleh Pengurus Pusat,
setelah disetujui oleh Dewan Pembina.
Disempurnakan
DEWAN PEMBINA
BORSAK SIRUMONGGUR
Ketua Sekretaris
TTD TTD
P.L. Toruan