Anda di halaman 1dari 22

Makalah Seminar Asuhan Keperawatan Sistem Respirasi

BRONKIEKTASIS

NAMA KELOMPOK; 1. 2. 3. 4. Dianti Maria Savitri Dita Rahmawati Isman Mulyadi Jumatul Ihwan (0980200020) (0980200028) (0980200047) (0980200049)

PEMBIMBING NS.FENI EKA DIANTI S.kep

PRGAM STUDI KEPERAWATAN FALKUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 2010

Kata Pengatar Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat. Dan hidayat-nya kepada penulis. Sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, kemudian tidak lupa pula penulis sampaikan shalawat serta salam kepada junjungan kita yaitu Allah dan Rasullnya SAW. Penyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan yang mana untuk mata kuliah Respirasi. Penulis menyadari, di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekliruan.oleh sebab itu, penulis mengharapkan keritik dan saran dari pembaca makalah ini, tidak terkecuali dari pihak mahasiswa/i sendiri, sebab penulis memahami bahwa tidak ada seorang di dunia ini yang mempunyai ilmu pengetahuan secara sempurna, maka pada kesepatan ini penulis ingin menyapaikan ucapan terimakasi dan penghargan terdalam kepada: 1. Ibu Ns. Feni Eka Dianti S.kep dengan perhatian dan bimbinganya dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan makala ini. 2. Teman-teman mahasiswa/I UMB yang telah banyak membantu dalam penyusunan makala ini.

Atas keritik dan saran dari pembaca , penulis ucapkan terima kasih semoga Allah senan tiasa memberikan rahmat dan hidayatnya kepada kita semua. Amin

Bengkulu, 22, mei, 2010

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGATAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUN

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

LATAR BELAKANG RUANG LINGKUP TUJUAN PENULISAN 1.3.1 TUJUAN UMUM 1.3.2 TUJUAN KHUSUS METODE PENULISAN SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 KONSEP DASAR TEORI 2.1.1 DEFINISI 2.1.2 ETIOLOGI 2.1.3 ANATOM DAN FISIOLOGI 2.1.4 PATOFISIOLOGI 2.1.5 GEJALA KLINIS 2.1.6 KLASIFIKASI 2.1.7 PEMERIKSAAN PENUJANG 2.1.8 PENATALAKSANAAN 2.1.9 KOMLIKASI BAB III 3.1 KONSEP DASAR ASKEP

3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5


BAB IV

PENGKAJIAN DIAGNOSA TEORI INTERVENSI IMPELEMENTASI EVALUASI

4.1 PEMBAHASAN 4.1.1 PENGKAJIAN 4.1.2 DIAGNOSA 4.1.3 INTERVENSI 4.1.4 IMPELEMENTASI 4.1.5 EVALUASI BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN 5.2 SARAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Di Indonesia penyakit Hemoptisis atau hemoptoe terjadi kira-kira pada 50% kasus bronkiektasis. Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus. Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi. Di Bengkulu angka pegidap penyakit Bronkiektasis belum di ketahui pasti. berbasarkan gambaran penyakit bronkiektasis disebabkan oleh faktor Penyumbatan bronkus. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tungal, dapat terjadi memelalui berbagai cara dan merupakan akibat dari berberapa keadan yang mengenai diding bronchial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu syatem pertahananya. 1.2 Ruang lingkup Pada makalah ini penyusun membatasi tentang ruang lingkup asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Bronkiektasis(penyakit pada pernafasan) 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Diharapkan mahasiswa-mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Bronkiektasis (gangguan pernafasan) 1.3.2 Tujuan khusus Mampu menjelaskan pengertian gangguan pernapasan Mampu mengetahui penyebab penyakit gangguan pernapasan Mampu mengetahui tanda dan gejala gangguan pernapasan Mampu untuk mencegah penyakit gangguan pernapasan Mampu memberikan askep pada pasien gangguan pernapasan 1.4 Metode penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah penulisan metode deskriptif dengan pendekatan penelitian secara teori

1.5 Sistematematika penulisan Penulisan makalah ini disusun dalam lima: Bab I pendahuluan terdiri latar belakang,ruang lingkup, tujuan penulisan, metode penulisan. Bab II teoritis terdiri dari konsep teori, pengertian, etiologi, Anatomifisiologi, patofisiologi, gejala klinis, klasifikasi, pemeriksan penujang, penatalaksanaan , komplikasi, konsep dasar asuhan keperawatan, pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi, evaulasi. Bab IV Pembahasan terdiri dari pengkajian, diaknosa, intervensi, implementasi, evaluasi. Bab V penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Latar Belakang 2.1.1 Definisi

Bronkiektasis merupakan kelainan morfologi yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular dinding bronkus(Soeparman dan Sarwono, 1990). Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat puli lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang, aspirasi benda asing, atau massa (mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi(hudak dan gallo, 1997) . Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-cabang bronkus yang besar( Barbara E, 1998)
2.1.2 Etiologi

1. 2. 3. 4.

Infeksi Kelainan heriditer atau kelainan konginetal Factor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanakkanak

2.1.3 Anatomi Dan Fisiologi

2.1.4 Patofisiologi
Bronkiektasis

Kekurangan Mekanisme Pertahanan yang didapat/ Konginetal (Ig gama Antitripin alfa 1 )

Kelainan struktur konginetal (fibrosis kistik,sindroma kartagener,kurangnya kartilago bronkus )

Penyakit paru primer (tomur paru, benda asing, Tb paru)

Pnemoni berulang

Terkumpulnya secret

Obstruksi sal.nafas

Kerusakan permanen pada dinding bronkus

Kuman berkembang dan infeksi bakteri pada dinding bronkus

Atelektasis,penyerapan udara di perenchim dan sekitarnya tersumbat

Kerusakan pada jaringan otot dan elastin

Tek. Intra pleura lebih negatif dari tek atmosfir

Kerusakan bronkus yang menetap

Bronkus dilatasi

Ketidak efektifan batuk

kemampuan bronkus untuk kontraksi berkurang dan selama ekspirasi menghilang.

pengumpulan secret,infeksi sekunder dan terjadi sirkulus.

Inhalasi uap dan gas,aspirasi Cairan lambung Kemampuan mengeluarkan Bagian Paru /lobus medium kanan Ligna lobus atas kiri,segmen basal Kedua lobus bawah Bronkiektasis yang menetap sektrek menurun Mudah terjadi infeksi

2.1.5 Gambaran klinis


Bronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda, 69 % penderita berumur kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai sejak masa kanak-kanak, 60 % dari penderita gejalanya timbul sejak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas, berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi. 2.1.6.Tanda dan gejala 1. Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari,setelah tiduran dan berbaring. 2. Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali ( Bronkiektasis ringan ) 3. Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200 - 300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan kadangkadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung bercak darah,dan batuk darah. 4. Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50 % kasus.

2.1.7 Klasifikasi
1. Bronkiektasis silindris 2. Bronkiektasis fusiform 3. Bronkiektasis kistik atau sakular. 2.1.8pemeriksaan diagnostic 1. Pemerisaan Laboratorium. a. Pemeriksaan sputum meliputi Volume sputum, warna sputum, sel-sel dan bakteri dalam sputum. Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring, streptokokus pneumoniae, hemofilus influenza, stapilokokus aereus,klebsiela, aerobakter,proteus, pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob. b. Pemeriksaan darah tepi. Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang menahun. c. Pemeriksaan urine Ditemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna yang disebabkan oleh amiloidosis, Namun Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal Kadan bisa meningkat atau menurun. 2. Pemeriksaan EKG EKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi korpulmonal atau tanda pendorongan jantung. Spirometri pada kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit atau penurunan kapasitas vital, biasanya disertai insufisiensi pernafasan yang dapat mengakibatkan : a. Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi b. Kenaikan perbedaan tekanan PO2 alveoli-arteri c. Hipoksemia d. Hiperkapnia 3. Pemeriksaan tambahan untuk mengetahui faktor predisposisi dilakukan pemerisaan : a. Pemeriksaan imunologi b. Pemeriksaan spermatozoa c. Biopsi bronkus dan mukosa nasal( bronkopulmonal berulang). 4. Pemeriksaan Radiologi.

a. Foto dada PA dan Lateral Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada gambaran sarang tawon serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri dan lobus medius paru kanan. Pemeriksaan bronkografi Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu pendereita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau penderita dengan hemoptisis yang masif. Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil,setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus bersih dari sekret..

2.1.9 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi. Penatalaksanaan meliputi : 1. Pemberian antibiotik dengan spekrum luas ( Ampisillin,Kotrimoksasol, atau amoksisilin ) selama 57 hari pemberian 2. Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan.serta batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal Pada saat dilakukan drainage perlu diberikan bronkodilator untuk mencegah bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret.

2.1.10Komplikasi Hal-hal yang mungkin akan terjadi adalah: Pendarahan yang hebat Bau mulut Batuk darah Hilangnya fungsi jaringan paru-paru.

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN. PENGKAJIAN DATA DASAR 1. Riwayat atau adeanya faktor-faktor penunjang a. Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama b. Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat c. Riwayat alergi pada keluarga d. Ada riwayat asam pada masa anak-anak 2. Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti : a. Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur) b. Sress emosional c. Aktivitas fisik yang berlebihan d. Polusi udara e. Infeksi saluran nafas f. Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan 3. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi : a. Kaji frekuensi dan irama pernafasan b. Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa c. Auskultasi bunyi nafas d. Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas : Mengangkat bahu pada saat bernafas Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas Pernafasan cuping hidung e. Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris f. Kaji bila nyeri dada pada pernafasan g. Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum. h. Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu i. Kaji tingkat kesadaran. 4. Pemeriksaan diagnostik meliputi : a. Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi b. Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan c. Klutur sputum positif bila ada infeksi d. Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum e. Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi). f. Tes hemoglobolin. g. EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal. 5. Kaji persepsi diri pasien 6. Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Tak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret atau sekresi kental 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu 4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi. 5. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan 6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas INTERVENSI KEPERAWATAN I. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret kental. o Tujuan : Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas. o Kriteria hasil : Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang efektif, dan mengeluarkan secret. o Rencana Tindakan : No INTERVENSI RASIONAL Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otototot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.

1 Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi

2 Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas

3 Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran tempat tidur

4 Bantu latihan nafas abdomen Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu atau bibir dan menurunkan jebakan udara 5 Observasi karakteriktik Mengetahui keefktifan batuk batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk 6 Tingkatan masukan cairan samapi 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.

7 Berikan obat sesuai indikasi Mempercepat proses penyembuhan

II.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli. o Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan. o Kriteria : GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 24x/mt,bunyi nafas bersih, tidak ada batuk,frekuensi nadi 60-100x/mt,tidak dispneu. o Rencana Tindakan : No INTERVENSI RASIONAL Untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit

1 Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori

2 Tingikan kepala tempat tidur Suplai oksigen dapat diperbaiki dengan dan Bantu untuk memilih posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk posisi yang mudah untuk menurunkan kolaps jalan nafas. bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa 3 Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi 4 Awasi tingkat kesadaran / status mental 5 Awasi tanda vital dan status jantung 6 Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi Sputum menganggu proses pertukaran gas serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif Manisfestasi umum dari hipoksia

Perubahan tekanan darah menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk penyelamatan hidup.

III.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu o Tujuan : Peningkatan dalam status nutrisi dan berta badan pasien o Kriteria hasil : Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat badan. o Rencana tindakan : No INTERVENSI RASIONAL Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan

1 Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi

serta timbang berta badan tiap minggu 2 Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan 3 Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi Suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia

Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai

4 Dorong klien untuk minum Untuk mengatasi dehidrasi pada pasien minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infuse

IV.

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi. o Tujuan : Tidak terjadi/ adanya gejala gejala infeksi o Kriteria hasil : Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5.00010.000/mm3.batuk produktif tidak ada. o Rencana intervensi : No INTERVENSI RASIONAL Untuk mengidentifikasi kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).

1 Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan leokusit serta warna dan konsistensi sputum 2 Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur 3 Berikan nutrisi yan adekuat

Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya. Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan

4 Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannya

V.

Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.

o o o

Tujuan : Hilangnya ansietas Kriteria hasil : Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi nadi 60-100x/mt. Intervensi Keperawatan : No INTERVENSI RASIONAL Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru

1 Selama periode distress pernafasan akut : - Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung - Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt - Demontrasikan untuk kontrol pernafasan - Ijinkan seseorang untuk menemani pasien - Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang 2 Hindari pemberian informasi dan instruksi yang berteletele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan menyakinkan 3 Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan

Pasien dapat menerima sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi dapat meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan dapat membantu penurunan ansietas

Obat penenang dapat mengontrol tingkat ansietasnya

VI.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas o Tujuan : Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas o Kriteria hasil : Menurunnya keluhan tentang napas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas o Rencana Tindakan: No INTERVENSI RASIONAL Mengidentifikasi kemabali penyimpangan tujuan yang diharapkan

1 Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitas 2 Berikan bantuan dalam

Dapat mengurangi pengunaan energi

melaksanakan aktivitas sesuai yang berlebihan yang diperlukan dan dilakukan secara bertahap 3 Anjurkan makanan dalam Makanan dalam porsi besar sasah porsi kecil tapi sering dengan dikunyah dan memerlukan banyak energi makanan yang mudah dikunyah

3.1 Konsep dasar keperawatan


Pengkajian A. Identitas klien Mencakup nama, umur, jenis kelamin, agama, dan alamat. B. Riwayat kesehatan 1. Riwayat kesehatan sekarang; Bagaimana keadaan klien sebelum masuk rumah sakit 2. Riwayat kesehatan dahulu Apakah klien pernah mengalami penyakit seperti sebelumnya 3. Riwayat kesehatan keluarga Apakah anggota keluarga klin ada yang mengidap penyakit ini 4. Aktivitas C. Aktivitas 1. Aktivitas sehari-hari a) Pola aktifitas Ketidak mampuan melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasaya dikarenakan adanya batuk dan sesak nafas Klien sering duduk dibandingkan berdiri b) Pola tidur dan istirahat Sulit tidur karena terasa nyeri. 2. Sirkulasi Sesak napas dan batuk terus-menerus 3. Eliminasi Perubahan pada warna urine dan feces 4. Makanan/minuman Tidak ada tolenrasi makanan lunak dan mengandung minyak Penghirupan yang karena asap, gas. 5. Respirasi Pernapasan pendek, nafsu makan menurun, dan rasa tak nayaman 6. Keamanan Pendarahan yang hebat, bau mulut, batuk darah, hilangnya fungsi jaringan paru-paru. D. Pemeriksan fisik Kepala : kaji apakah adanya benjolan pada kepala, serta adanya perubahan warna kemerahan pada wajah. Mata : kaji apakah pada konjungtiva apakah anemis atau ananemis Hidung : adanya infeksi pada hidung dan gangguan pada hidung Telinga : apakah klien mengalami gangguan pada organ pendengaran

3.1.1

Leher : kaji apakah adanya kekuatan leher ,pembengkakkan kelenjar getah bening Dada : kaji apakah pernafasan sesak Jantung : kaji apakah kerja jantung normal Abdomen : bising usus berlebihan dan tidak ada kelainan Ekstrimitas : keadaan otot melemah Kulit : kulit bewarna kuning,kering dan turgor kulit tidak Elastic S.persyarafan : kaji adanya ganguan pesarafan E. Data pisikososial o Pisikologi Dalam hal ini baik, keluarga maupun pasien bias diajak kerjasama baik dalam proses keperawatan walaupun terkadang pasien susah bicara. o Ekonomi Klien berasal dari keluarga menegah ke bawah. o Sosial Hubungan klien dengan keluarga baik, dengan tenaga medis dan kesehatan lainya. o Spiritual Pasien beragama islam sebelum sakit pasien taat mejalani sholat dan puasa 3.1.2 Diagnosa teori Setelah semua data terkumpul dan di kelompokkan sehingga dapat diperoleh diagnosa keperawatan secara teoritis. 3.1.3 Intervensi Perencanaan adalah penyusunan rencana dan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk menanggulangi sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.

3.1.4 Implementasi Adalah pengelolaan serta perwujudan dari rencana tindakkan yang di rencanakan oleh perawat menjalankan ketentuan-ketentuan rumah sakit serta melaksanakan anjuran dokter. 3.1.5 Evaluasi Evaluasi mencakup semua tahap dalam proses keperawatan dari tahap pengkajia,tahap diagnosa dan tahap pelaksanaan serta tahap mengevaluasi.

BAB IV

4.1 Pembahasan Tanggal masuk Tanggal pengkajian No. registrsi Ruangan Dianoksa medis 4.1.1 Pengkajian 1. Identitas pasien Nama Umur Jenis kelamin Status Pekerjaan Agama Alamat

: 15 mei 2010 : 18 mei 2010 : 209322 : mawar : bronkiektasis (gangguan pernafasan)

: Ny, Dewi : 18 tahun : Perempuan : Belum kawin : Mahasiswa : Islam : jln. penurunan no. 41 rt. 2

Penaggung jawab Nama : Ari yani Umur : 48 tahun Pekerjaan : wiraswasta Alamat : jln. penurunan no. 41 rt. 2 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Pasien datang ke klinik SINT CAROLUS Bengkulu pada tanggal 15 mei 2010 pukul 17.15 wib dengan keluhan sesak nafas dan batukdi sertai bau mulut, pada sat di lakukan pengkajian pada tanggal 17 mei 2010 pukul 20.00 wib, data yang di dapat 100/80 Mmhg,N=90x/menit s=37,5c b. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga pasien pernah mengatakan bahwa dahulu pasien pernah mengalami penyakit bonkiektasis dan mendapat perawatan di rumah sakit. c. Keluarga pasien memberikan keterangan bahwa, dari garis ketutunan ayah yang mengalami penyakit ini.

3. Aktivitas sehari-hari

No 1 Nutrisi

Kebiasaan

Di rumah

Dirumah sakit

Pola makan Porsi makan Alat bantu makan Menu

Masalah Jenis minuman Jumlah minum

2-3x sehari 1-2 porsi Piring dan sendok Nasi+lauk+ sayuran Tidak ada Air putih 5-7 gls/hari

2-3x sehari porsi Piring dan sendok Bubur+lauk+ buahan Terasa pait Air putih+susu 7-8 gls/hari

Eliminasi a. BAB

Frekuensi Konsisten Warna Bau

1x sehari Lembek Coklat tua Khas

2-3x sehari Cair Kuning Khas

b. BAK

Frekuensi Jumlah Warna Bau

4-5x sehari 1000-1200cc/hari Kuning Khas

4-5x sehari 800-1000cc/hari Kuning Khas

Istirahat dan tidur a. Pola tidur Siang Malam b. Ganguan tidur Masalah c. Kebiasan tidur Mengunakan bantal Lampu gelap/terang

3jam/hari 7-8 jam/hari

Tidak teratur 5-6jam/hari Likungan tidak nyaman Ada Agak gelap

Ada Terang

Aktifitas Pekerjan Keluhan Kebiasan olah raga Mandiri Tidak pernah Tidak ada Di bantu Jarang Tidak ada

Pemeriksan fisik 1. Tanda- tanda vital - TD : 100/80 - Suhu : 37,50 - Intensitas : sedang - Keadan umum : lemah 2. Rambut Warna rambut pirang, tekstur lurus halus, rontok, rambut bersih. 3. Kepala Kulit kepala agak kotor, sebikit berketombe,dan tidak ada kemerahan. 4. Mata Bentuk mata simetris, dan tidak ada kemerahan serta gatal pada mata. 5. Hidung Bentuk hidung simetris, dan tidak kotor serta tidak ada pendarahan. 6. Mulut Bibir basah, terdapat sariawan. 7. Dada Inspeksi : bentuk dada simetris, dan warna sama kulit sekitar. Palpasi : tidak ada yeri tekan, baik kiri dan kanan Prekusi : paru-paru(resonance) Auskultrasi :bunyi jantung dan pernapasan normal 8. Kulit Kulit agak lembab, kulit elastis, tekstur lembut,kulit berwarna kuning langsat. DATA PISKOSOSIAL Piskologis Pasien mau mejawab, semua pertayaan yang diajukan perawat, tetapi agak gugup,serta pasien dan keluarganya cemas serta takut atas penyakitnya. Sosial Hubungan pasien dengan sekitarnya baik,dan juga keluarganya. Spiritual Keyakinan terhadap agamanya tambah besar, sebelum sakit pasien jarang beribadah, dan selama dirawat pasien selalu berdoa. Ekonomi Pasien berasal dari keluarga menegah kebawah.

Analisa data No Data senjang 1 Ds: a. Pasien mengeluh nyeri dada b. Pasien merasa susah nafas c. Pasien mengeluh malas melakukan aktivitas Do: a. Nyeri dada b. Kekuatan otot menurun c. Batuk Masalah Tidak efekti bersihan jalan nafas Etiologi Peningkatan sekret

Ds: Pasien mengeluh flu Do: a. Hidung tersumbat b. Pasien tampak sakit Saat ditekan dadanya

Gangguan pertukaran gas

Gangguan suplai oksigen

Ds: Pasien merasa personal higinnya kurang karena sesak Do: Energi yang dikeluarkan berlebihan

Intoleransi aktivitas

Kerusakan pertukaran gas

Ds: a. Pasien hanya membeli obat biasa yang dijual di warung bebas b. Tidak pernah tahu tentang penyakitnya c. Menganggap spele penyakitnya d. Kurang perhatian dengan kesehatanya Do: Pasien tampak bingung jika ditaya masalah kesehatanya

Kurang pengetahuan mengenai kesehatan system pencernaan

Kurang pemahaman terhadap sumber-sumber informasi

BAB V PENUTUP

1. KESIMPULAN Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus. Penyebabnya yaitu; 1. Infeksi 2. Kelainan heriditer atau kelainan konginetal 3. Factor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi 4. Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanak-kanak

2. SARAN Berdasarkan dari kesimpulan hasil makalah yang telah penulis buat,maka diharapkan hasil makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa/I ilmu keperawatan UMB dalam melakukan praktek dilapangan nanti untuk meningkatkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan bronkiektasis.

Anda mungkin juga menyukai