Oleh :
dr. Edi Nurtjahja, Sp.P SMF PARU RSD dr. Soebandi Jember
Kasus tenggelam cukup sering terjadi tetapi jarang dilaporkan secara ilmiah.
Akibat dari ketidakmampuan berenang, panik saat kecelakaan, luka saat berenang, pengguna alkohol atau narkoba dan penderita epilepsi
DEFINISI
Drowning adalah tdk dapat bernafas karena berada di dlm air, baik terjadi aspirasi atau tidak. Near drowning adalah bila seseorang dpt bertahan hidup setelah mengalami tenggelam dlm waktu 24 jam setelah peristiwa itu Secondary Drowning adalah apabila korban tenggelam yg sempat dilakukan resusitasi awal tetapi meninggal dlm waktu beberapa menit sampai beberapa hari setelah resusitasi
EPISODE TENGGELAM
Stadium I : panik dan perjuangan (struggle) kebanyakan tenggelam periode panik dan berjuang utk tdk berada di dlm air akan diikuti oleh kelelahan sebagai awal kejadian. Stadium II : Menahan napas tidak bernapas / menahan napas dimulai demikian telah berada di dlm air dan bertahan sekitar 60 detik. Stadium III A : Aspirasi agitasi berhenti dan korban menelan air dan mulai muntah
EPISODE TENGGELAM
Stadium III B : Laringospasm sekitar 10% kematian akibat asfiksia yang berhubungan laryngospasm . Tdk ada bukti aspirasi pd korban tersebut. Stadium IV : Henti napas tidak terjadi pergerakan dinding dada dan diikuti ke fase tdk sadar Stadium V : Kematian pola nafas tdk teratur, henti jantung dan berlanjut pd kematian
PATOFISIOLOGI
Ketidaknormalan yg paling penting adalah hipoksemia berat akibat asfiksia. Pengaruh asfiksia penurunan Pa O2 dan peningkatan Pa CO2 yg akan menyebabkn kombinasi asidosis respiratorik dan metabolik
Aspirasi yg terjadi bahkan oleh sejumlah kecil air dpt menyebabkan perubahan drastis PaO2 Aspirasi dari isi lambung dan debris yg mengandung air limbah, pasir, lumpur, ganggang menyebabkan cidera paru dg pneumonitis kimia Ada perbedaan antara tenggelam di air asin dan air tawar
Edema paru Meningkatnya shunt Toksisiti langsung dari cairan teraspirasi Inaktivasi surfactan Hanyutnya surfaktan Cidera pada membran alveloar
PENATALAKSANAAN
Jika pasien respons terhadap penanganan awal, oksigen harus diberikan secara high flow dg non rebreathing face wask. Pemantauan rutin pd tanda vital, kemungkinan muntah dan kemungkinan penurunan keadaan umum. Seperti terjadinya edema paru, syok yg berhubungan dg trauma dan juga kemungkinan cidera leher.
PENANGANAN HIPOKSIS
Pemberian F1O2 yg tinggi diperlukan diikuti dg pemeriksaan analisis gas darah dan pemeriksaan foto toraks
PROGNOSIS
Sulit utk diperkirakan, jika pasien mendapat pertolongan resusitasi dlm 30 menit pertama prognosisnya akan baik pasien yg datang dg jantung masih berdenyut teratur mempunyai peluang fungsi neurologi terjadi recovery. Beberapa faktor yg berpengaruh terhadap prognosis korban tenggelam
1. Lamanya berada di dlam air 2. Lama dan derajat hipotermia 3. Umur penderita 4. Tipe kontaminan pada air 5. Lamanya henti napas 6. Lamanya henti jantung 7. Cepatnya dan efektivitasnya pertolongan
PROGNOSIS
Beberapa penelitian juga mencatat prognosis yg buruk apabila : 1. Berada di dalam air lebih dari 5 menit 2. Pupil dilatasi 3. Tidak dilakukan resusitasi jantung paru dalam 10 menit atau lebih