Anda di halaman 1dari 47

IVANA LAS MARIA SAGALA (08-006)

DOKTER PEMBIMBING:
Dr. DINA SITI DALIYANTI, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN
ANAK RSUD KOTA BEKASI 12 MEI 6 JULI 2014
IMUNISASI
DEFINISI IMUNISASI

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen
Kekebalan pasif diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh
individu itu sendiri
Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah
TUJUAN PEMBERIAN
IMUNISASI
Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan
Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang
Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
FISIOLOGI IMUNITAS TUBUH
Nonadaptif atau innate tidak ditujukan hanya
untuk satu macam antigen, tetapi untuk berbagai
macam antigen
Adaptif ditujukan khusus terhadap satu jenis
antigen. Terbentuknya sel memori.
IMUNISASI dan VAKSINASI
Imunisasi Pemindahan atau transfer antibodi
secara pasif
Vaksinasi Pemberian vaksin (antigen)
rangsang pembentukan imunitas (antibodi)
IMUNISASI
Imunoglobulin non-spesifik/gamaglobulin
Imunoglobulin spesifik berasal dari plasma
donor yang sudah sembuh/baru saja
mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu (difteria,
tetanus, hepatitis A dan B)
VAKSINASI
Pertahanan tubuh yang terbentuk untuk seumur
hidup
Vaksinasi cost-effective karena murah dan efektif.
Vaksinasi tidak berbahaya, reaksi serius sangat
jarang terjadi
JENIS-JENIS IMUNISASI
Imunisasi BCG
Imunisasi BCG
Bacillus Calmette-Guerin mencegah TBC
Diberikan umur 0-3 bulan atau dilakukan uji
tuberkulin dulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan)
Usia optimal pada usia 2 bulan
Dosis 0,05 ml pada bayi kurang dari 1 tahun dan
0,1 ml pada anak
Disuntikkan secara intrakutan ke dalam lapisan
kulit (bukan di otot)
Imunisasi Hepatitis B
Pemberian sebanyak 3 kali interval 1 bulan
antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5
bulan antara suntikan kedua dan ketiga
Usia pemberian sekurang-kurangnya 12 jam
setelah lahir
Penyuntikan pada anak di lengan IM, bayi paha
anterolateral
Kadar >>1000 daya tahannya 8
tahun, >> 500 5 tahun, >> 200
3 tahun, 100 setahun akan
hilang, 0 harus disuntik ulang 3
kali

Imunisasi Polio
Oral polio vaccine vaksin tetes mulut,
inactivated polio vaccine disuntikkan
Imunisasi DPT
DPT toksoid difteri + tetanus yang dimurnikan
+ bakteri pertusis yang telah diinaktivasi
teradsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat +
thimerosal 0,1 mg/ml (pengawet)
4 IU pertussis + 30 IU difteri + 60 IU tetanus
Disuntikkan IM/subkutan dalam
Dosis pertama usia 6 minggu, 2 dosis
berikutnya interval masing-masing 4 minggu
Imunisasi Campak
Imunisasi Campak
Bayi sudah dapat kekebalan campak dari ibu
kadar menurun
Pemberian 2 kali; 1 kali usia 9 bulan, 1 kali
usia 6 tahun, dianjurkan pemberian ke-1
sesuai jadwal (antibodi dari ibu menurun pada 9
bulan)
12 bulan belum imunisasi campak harus
diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella)
PEMBERIAN IMUNISASI
Beritahu secara rinci risiko imunisasi dan risiko
apabila tidak divaksin
Periksa kembali persiapan untuk melakukan
pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan
yang tidak diharapkan
Teliti informasi tentang produk (vaksin) dan harus
dapat persetujuan orang tua
Tinjau kembali kontraindikasi
Periksa identitas penerima vaksin
Periksa jenis vaksin dan yakin telah disimpan dengan
baik
Periksa vaksin apakah tampak tanda-tanda
perubahan, periksa tanggal kadarluwarsa
Yakin bahwa vaksin sesuai jadwal dan ditawarkan
vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal
(catch up vaccination) bila diperlukan
Berikan vaksin dengan teknik yang benar; pemilihan
jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan,
posisi bayi/anak
Setelah pemberian vaksin:
Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang
tua atau pengasuh tentang kejadian reaksi yang
biasa atau reaksi ikutan berat
Catat imuniasi dalam rekam medis pribadi dan
dalam catatan klinis
Catatan imunisasi secar rinci sampaikan kepada
Dinas Kesehatan bidang Pemberantasan Penyakit
Menular

JADWAL IMUNISASI

Rekomendasi Jadwal Vaksinasi
yang tidak teratur
BCG Umur <12 bulan, boleh diberikan kapan saja. Umur >12 bulan, imunisasi
kapan saja namun sebaiknya dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin apabila
negatif berikan BCG dengan dosis 0,1 ml intrakutan
DTwP atau
DTaP
Bila dimulai dengan DTwp boleh dilanjutkan dengan DTaP. Berikan dT pada
anak >7 tahun, jangan DTwP atau DTaP apabila vaksin tersedia. Bila
terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak waktu
/interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya. Bila belum pernah
imunisasi dasar usia <12 bulan, imunisasi diberikan sesuai imunitas dasar baik
jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian ke-4 sebelum ulang tahun ke-4,
maka pemberian ke-5 secepatnya 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4
setelah umur 4 tahun, maka pemberian ke-5 tidak perlu lagi
Polio oral Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal tetapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal, tidak perduli berapapun jarak
wawktu/interval keterlambatan dari pemberian sebelumnya.
Campak Umur antara 9-12 bulan, berikan kapan saja saat bertemu
Umur anak 1 tahun/lebih, berikan MMR
MMR Bila sampai dengan umur 12 bulan belum dapat vaksin campak, MMR bisa
diberikan kapan saja setelah berumur 1 tahun
Hepatitis B Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan lengakapi
imunisasi seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak/interval dan pemberian
sebelumnya. Anak dan remaja yang belum pernah imunisasi hepatitis B pada masa bayi,
bisa mendapatkan serial imunisasi hepatitis B kapan saja saat berkunjung.
Hib Usia saat ini (bulan)
6 11
12 14
12 14
15 59
Riwayat imunisasi
1 dosis
2 dosis sebelum umur 12 bulan
1 dosis sebelum umur 12 bulan
Jadwal tidak lengkap
Rekomendasi imunisasi
1x umur 6-11 bulan
Ulangan 1x setelah 2 bulan
Atau 12-15 bulan
Berikan 1 dosis
Berikan 2 dosis interval 2
bulan
Berikan 1 dosis
KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI (KIPI)
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa 1 bulan setelah imunisasi
Kriteria WHO Western Pasific:
Kesalahan program
Reaksi suntikan
Reaksi vaksin
Koinsiden
Sebab tidak diketahui
BCG
2 minggu dapat timbul bisul kecil (papula) yang
semakin membesar terjadi ulserasi dalam
waktu 2-4 bulan sembuh perlahan dengan
jaringan parut
Hepatitis B
Jarang terjadi
Dapat timbul demam yang tidak tinggi
Pada tempat penyuntikan timbul kemerahan,
pembengkakan, nyeri
DPT
Demam tinggi, rewel
Di tempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan
pembengkakan dalam 2 hari
DT
Kemerahan
Pembengkakan
Nyeri pada bekas suntikan
Polio Oral
Sangat jarang terjadi reaksi
Campak dan MMR
Rasa tidak nyaman bekas penyuntikan vaksin
5-12 hari, kurang dari 48 jam penyuntikan
demam tidak tinggi, erupsi kulit kemerahan
halus/tipis yang tidak menular, pilek
Pembengkakan kelenjar getah bening kepala 3
minggu pasca imunisasi MMR
Penyimpanan dan Transportasi
Vaksin
Rusak pada temperatur terlalu tinggi/terkena
sinar matahari langsung vaksin polio tetes dan
vaksin campak
Rusak pada temperatur terlalu dingin/beku
seperti toksoid difteria, toksoid tetanus, vaksin
pertusis (DPT, DT), Hib conjugate, hepatitis B
DPT akan terlihat gumpalan antigen yang tidak
bisa larut lagi walaupun sudah dikocok sekuat-
kuatnya
Lemari Pendingin yang Aman
Termometer ruangan di
bagian tengah lemari
pendingin harus ada,
dicek dan dicatat secara
teratur setiap hari
Ditutup rapat, tidak boleh
ada kebocoran pada
sekat pintu
Tidak boleh dipakai untuk
menyimpan makanan
atau minuman
Botol plastik berisi es atau
air garam diletakan di
baigan bawah lemari
pendingin pertahankan
keseimbangan temperatur


Defrosting harus dilakukan secara teratur
Vaksin di rak bagian atas atau tengah hindari
perubahan suhu
Jangan memenuhi lemari pendingin dengan
vaksin secara berlebihan ganggu sirkulasi
udara dingin
Selama dilakukan defrosting atau pembersihan
lemari pendingin vaksin harus dipindahkan
Prosedur Saat Menggunakan Vaksin
Vaksin yang sudah kadaluarsa harus segera
dikeluarkan
Vaksin harus selalu ada di dalam lemari
pendingin sampai saatnya dibutuhkan
Vaksin yang sudah terbuka atau sedang dipakai
diletakan dalam satu wadah/tempat khusus
Vaksin BCG yang sudah keluar masuk lemari
pendingin selama pemeriksaan klinik harus
dibuang
Vaksin polio oral dapat cepat dicairkan dan cepat
pula dibekukan kembali sampai 10 kali tanpa
kehilangan potensi vaksin
Vial vaksin multidosis bakteriostatik (DPT) vial
yang terpakai dibuang bila sudah kadaluarsa atau
terkontaminasi
Vaksin yang tidak mengandung bakteriostatik
segera dibuang dalam waktu 24 jam apabila
sudah terpakai
Vaksin campak dan MMR yang sudah dilarutkan
dibuang setelah 8 jam
Vaksin Hib yang sudah dilarutkan dibuang setelah
24 jam
KESIMPULAN
Imunisasi bertujuan merangsang sistem
imunologi untuk membentuk antibodi spesifik
melindungi tubuh dari serangan penyakit
Vaksin dapat memberikan efek samping yang
tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu
sama reaksinya.
Dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) atau Adverse Events Following
Immunization (AEFI)
Penyebab kejadian ikutan pasca imunisasi
terbagi atas kesalahan program/teknik
pelaksanaan imunisasi, induksi vaksin, faktor
kebetulan dan penyebab tidak diketahui

Anda mungkin juga menyukai