Anda di halaman 1dari 17

Pajak Penghasilan

PASAL 22
Oleh Kelompok 5 :
Vica Mayela L. 1252008
Aditya Fadil N.12520010
Rian Saifulloh 12520013

Pengertian
Pajak yg dipungut oleh Bendaharawan
Pemerintah sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang, dan badan-badan
tertentu untuk memungut pajak dari WP yang
melakukan kegiatan di bidang import atau
kegiatan di bidang lain.
Pemungut: Bendaharawan Pemerintah, Badanbadan tertentu di bidang import.
Pungutan bersifat final.

Pemungut Pajak
1.
2.

3.

4.

Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor
barang;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah
baik di tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah, yang
melakukan pembayaran atas pembelian barang;
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah,
yang melakukan pembelian barang dengan dana yang
bersumber dari belanja negara (APBN) dan/atau belanja
daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada angka 4;
Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA),
Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi
Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT
Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT
Pertamina, dan bank-bank BUMN yang melakukan pembelian
barang yang dananya bersumber dari APBN maupun
non-APBN;

Pemungut Pajak
5.

Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri


semen, industri kertas, industri baja, dan industri
otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan
Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;
6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
pengumpul.
8. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang
tergolong sangat mewah.

Sumber: Permenkeu RI No. 210/Pmk.03/2008 Ttg Perubahan


Kelima Atas Keputusan Menkeu No. 254/KMK.03/2001

Objek Pemungutan PPh Pasal 22


Impor barang.
Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh
Dirjen Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik Pusat
maupun Daerah.
Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan BUMN
dan BUMD yang dananya dari belanja negara dan atau
belanja daerah.
Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh
badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok,
kertas, baja dan industri otomotif.
Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan
badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang BBM
premix dan gas.
Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau
ekspor industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
perhutanan, perkebunan, pertanian serta perikanan dari
pedagang pengumpul.

Dikecualikan dari Pemungutan


a)
Import
brg/penyerahan
brg yg bdsrk UU tidak terutang PPh.
PPh
Ps
22
b) Import brg yg dibebaskan dari BM atau PPN (lihat next).

c) Dalam hal import sementara jk nyata2 utk di-eksport kembali.


d) Pembayaran yg jumlahnya maks Rp1 juta dan tidak pembayaran
yg terpecah2.
e) Pembayaran utk pembelian BBM, Listrik, Gas, Air Minum/PDAM
dan benda2 pos.
f) Emas batangan yg akan diproses utk menghasilkan perhiasan utk
tujuan eksport.
g) Pembayaran/Pencairan dana JPS.
h) Import kembali dr brg2 yg telah dieksport dgn kualitas yg sama,
mis: tujuan pengujian, perbaikan yg memenuhi syarat Dirjen Bea
Cukai.
a&f SKB Pajak
b&c sesuai UU/peraturan
d, e, g, h otomatis

Import brg yg dibebaskan dari


BM
atau PPN
barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang

bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik.


barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan
terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang
bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.
barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal,
sosial, atau kebudayaan.
barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat
lain semacam itu yang terbuka untuk umum.
barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan. barang untuk keperluan khusus tuna netra dan
penyandang cacat lainnya.
persenjataan. amunisi, dan penlengkapan militer, termasuk suku
cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara.

Import brg yg dibebaskan dari


BM
atau PPN
barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan

barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.


barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan.
peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah.
barang pindahan.
barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas
batas, dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan
ataujumlah tertentu.
barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum.
Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan
Imunisasi Nasional (PIN).
Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama.

Import brg yg dibebaskan dari


BM
atau PPN
Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan

kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda,


kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta
alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia
yang diimpor dan digunakan oleh perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional.
Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan
penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan
oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional.
Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan
atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan
digunakan oleh PT KAI.
Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan
foto udara wilayah NKRI yang dilakukan oleh TNI.

Cara Menghitung Pph Pasal


a) Atas Import:
22
Dengan Angka Pengenal Impor (API), 2,5% dari

nilai import.
Tanpa API, 7,5% dari nilai import.
Ket: Angka Pengenal Importir (API) merupakan tanda
pengenal yang harus dimiliki oleh setiap importir atau
perusahaan yang melakukan perdagangan impor.

Yang tidak dikuasai, 7,5% dari harga jual lelang.


Nilai Import: nilai berupa uang yg mjd dasar
perhitungan BM, yaitu CIF ditambah BM dan
pungutan lainnya sesuai UU Kepabeanan di
bidang import.
b) Atas Pembelian Brg: butir 2, 3, dan 4 sebesar 1,5% dari
harga pembelian.

Cara Menghitung Pph Pasal 22


c) Atas Penjualan Hasil Produksi:

Semen 0,25% x DPP PPN.


Rokok 0,15% x Harga Bandrol.
Kertas 0,10% x DPP PPN.
Sektor Perhutanan, pertanian, perikanan atas
pembelian bahan2 industri 1,5% x Harga
Pembelian.
Baja 0,30% x DPP PPN.
Otomotif 0,45% x DPP PPN.

Cara Menghitung Pph Pasal 22


Atas Penjualan Pertamina dan BU lain dalam
bidang BBM kepada Penyalur/Agen:
Premium utk SPBU Swasta 0,3% dr Penjualan.
Solar utk SPBU Swasta 0,3% dr Penjualan, utk
SPBU Pertamina 0,25% dr Penjualan.
Premix/Super TT utk SPBU Swasta 0,3% dr
Penjualan, utk SPBU Pertamina 0,25% dr
Penjualan.
Minyak tanah, Gas LPG, Pelumas 0,3% dr
Penjualan.

Penjualan barang yang tergolong sangat mewah 5%


dari harga jual tidak termasuk PPN

Barang Yang Tergolong Sangat Mewah

pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp.


20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);
kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter
persegi);
apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratur
meter persegi)
kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi
purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual
lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.

Saat Terutang & Pelunasan PPh


Pasal 22

Atas Import saat pembayaran BM, jk


dibebaskan saat penyelesaian PIB.
Atas pembelian brg oleh Dirjen
Anggaran/Bendaharawan saat pembayaran
brg.
Atas penjualan semen, rokok dll saat
penjualan.
Atas penjualan Pertamina sebelum DO
ditebus oleh Penyalur/Agen.

Contoh Soal 1
PT DELL, memiliki nomor API , melakukan impor
komputer dari Amerika Serikat dengan perincian sbb
:
Harga Komputer (cost)
US$20,000
Asuransi (insurance) US$ 1,000
Biaya Angkut (freight)US$ 4,000
Harga Pabean US$25,000
Pungutan:
- Bea Masuk 20%
US$ 5,000
- Bea Masuk Tambahan 10% US$ 2,500
NILAI IMPOR US$32,500

Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor:


Pemberitahuan Impor Barang) nilai kurs US$ 1.00 = Rp 10.000 ,
maka :

Dasar Pengenaan PPh Pasal 22 :


US$ 32,500 x Rp. 10.000 = Rp.
325.000.000
PPh Pasal 22 yang harus dipungut:
Rp 325.000.000 x 2,5% = Rp 8.125.000

Contoh Soal 2
PT Bangun Mundur melakukan penjualan lemari arsip kepada
departemen dalam Negeri senilai Rp 220.000.000.
pembayaran dilakukan oleh bendaharawan departemen negeri.
Dalam kontrak penjualan dengan pemerintah yang didanai dan
APBN/APBD, bisanya harga jual sudah termasuk pajak
pertambahan nilai sebesar 10%
Dasar pengenaan PPh pasal 22: (100/110 x Rp
220.000.000) = Rp 200.000.000
PPh pasal 22 yang dipungut Bendaharawan
Pemerintah dari transaksi pembayaran: 1,5% x
Rp. 200.000.000 = Rp 3.000.000

Anda mungkin juga menyukai