SISTEMATIKA UU NO. 2
TAHUN 2004
UU No. 2 Tahun 2004 terdiri dari 8 Bab, yaitu:
1. Bab I (Pasal 1 5) tentang Ketentuan Umum
(Definisi, dan Ruang Lingkup secara Umum);
2. Bab II (Pasal 6 54) tentang Tata Cara Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (Penyelesaian
Bipatrit, Konsiliasi, Mediasi, dan Arbitrase);
3. Bab III (Pasal 55 -80) tentang Pengadilan Hubungan
Industrial (Ruang Lingkup PHI; Hakim, Panitera,
Panitera Pengganti PHI secara Umum);
4.
JENIS-JENIS PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Definisi Perselisihan Hubungan Industrial:
Adalah
perbedaan
pendapat
yang
mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha
dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh
karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
Perselisihan Hak;
Perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya
hak akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran
terhadap
ketentuan
peraturan
perundang-undangan, Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama;
Perselisihan Kepentingan;
Perselisihan Kepentingan;
Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja
karena
tidak
adanya
kesesuaian
pendapat
mengenai pembuatan dan/atau perubahan syaratsyarat kerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja,
atau Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja
Bersama;
Perselisihan PHK;
Perselisihan yang timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai PHK, yang dilakukan
oleh salah satu pihak;
Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
Perselisihan antara SP/SB dengan SP/SB lain hanya
dalam satu perusahaan, karena tidak adanya
persesuaian
paham
mengenai
keanggotaan,
pelaksanaan
hak,
dan
kewajiban
keserikatpekerjaan.
3.
4.
5.
KEMUNGKINAN KENDALA-KENDALA
PELAKSANAAN UU NO. 2 TAHUN 2004
Perselisihan Mengenai PHK dan Perselisihan Mengenai
Hak tidak dapat diselesaikan di Arbitrase;
Pencabutan Pasal 158 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Kesalahan Berat untuk PHK akan memperlama proses
penyelesaian;
SDM: Hakim Ad Hoc Tidak Harus berlatar Belakang
Hukum, hanya 21 hari dalam pelatihan dan
pendidikan bagi Hakim Ad Hoc;
Sarana dan Prasarana: 33 gedung Pengadilan untuk
PHI, 3 di PN, sisanya gedung bekas P4D dan P4P;
PERJANJIAN BERSAMA
SEPAKAT
RISALAH
PERUNDINGAN
PEKERJA /
SERIKAT PEKERJA
BIPATRIT
PERSELISIHAN
TIDAK SEPAKAT
RISALAH
PERUNDINGAN
PENGUSAHA
PHI
PERJANJIAN BERSAMA
Sepakat
Tidak Sepakat
Mediasi
Konsiliasi
Jika Tidak
Memilih
2 Pilihan Penyelesaian
akan ditawarkan
Instansi
Ketenagakerjaan
Setempat
Arbitrase
PHI
PERJANJIAN BERSAMA
Sepakat
Tidak Sepakat
Paling lama 30 hari
Konsiliator akan
mengeluarkan Anjuran
(Pasal 25)
Konsiliasi
Mediasi
Jika Tidak
Memilih
2 Pilihan Penyelesaian
akan ditawarkan
Instansi
Ketenagakerjaan
Setempat
Arbitrase
MA
PERJANJIAN BERSAMA
Sepakat
Mediasi
Konsiliasi
Jika Tidak
Memilih
2 Pilihan Penyelesaian
akan ditawarkan
Instansi
Ketenagakerjaan
Setempat
Tidak Sepakat
Arbitrase
1.
2.
3.
4.
5.
MAHKAMAH AGUNG
PERADILAN
MILITER
PERADILAN
AGAMA
MAHKAMAH KONSTITUSI
PERADILAN
TUN
PERADILAN
UMUM
PENGADILAN
PAJAK
PENGADILAN
ANAK
PENGADILAN
NIAGA
PENGADILAN
HAM
PENGADILAN
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
PENGADILAN
KORUPSI
a.
b.
c.
d.
SUSUNAN PHI
Pada PN terdiri dari: Hakim, Hakim
Ad-Hoc; Panitera Muda dan Panitera
Pengganti.
Sedangkan susunan PHI pada MA
terdiri dari: Hakim Agung; Hakim AdHoc pada MA dan Panitera.
PENYELESAIAN
MELALUI PHI
Pengajuan gugatan
Pemeriksaan dengan acara cepat
Penyelesaian oleh Hakim Kasasi
PENGAJUAN GUGATAN
Gugatan perselisihan hubungan industrial
diajukan kepada PHI pada PN yang daerah
hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh
bekerja.
Gugatan oleh pekerja/buruh atas
pemutusan hubungan kerja dapat diajukan
hanya dalam tenggang waktu 1 tahun sejak
diterimanya atau diberitahukannya
keputusan dari pihak pengusaha.