Anda di halaman 1dari 33

TUTORIAL KASUS

Abortus Inkomplit
RSUD Banjarnegara
Week 3
Pembimbing:
dr. Susanto Rahmad, Sp.OG

IDENTITAS

Nama : Nn. S
Usia : 30 tahun
Tanggal Lahir : 3 Juni 1986
Alamat : Banjar Negara
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pemriksaan: 5 Februari 2016
No. RM : 75-20-XX

ANAMNESIS
Keluhan utama: pendarahan pada jalan lahir

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
1BSMRS : Pasien mengeluh mengalami keputihan dan
keluar flek pada jalan lahir selama 3 hari. Keluhan
dirasakan

setelah

meminum

obat

pelancar

haid

sebanyak 2x. Saat itu pasien merasa hamil 2 bulan. Pasien


tidak memeriksakan diri ke dokter karena keluhan membaik
dengan sendirinya.

HMRS : Pasien mengeluh terdapat darah yang keluar dari jalan lahir
sejak 6 hari yang lalu. Pada awalnya darah yang keluar berupa flek-flek
dan semakin lama semakin banyak. Selain itu, pasien juga mengeluhkan
kram perut yang hilang timbul sejak keluar flek pada jalan lahir. Kram
perut dirasakan ringan-sedang. Saat ini pasien merasa hamil 2 bulan
dan memiliki riwayat mengonsumsi obat pelancar haid sebanyak 2x.
Disangkal adanya lemas, mual, muntah, pusing, dan riwayat pijat pada
area perut (-). Pasien sudah memeriksakan diri ke klinik swasta dan
dilakukan usg dengan hasil janin sudah mati sehingga di rujuk ke RSUD
Banyumas untuk tatalaksana lebih lanjut.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat abortus sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit serupa pada keluarga (-)

Riwayat Obstetri :
G1P0A0
I = Hamil saat ini

Riwayat Menikah = Belum Menikah


Riwayat KB

= Tidak Ada

Riwayat ANC

= Tidak Ada

HPMT
= 20 12- 2015
HPL
= 27 07 2016
Usia Kehamilan
= 10 minggu 4 hari

PEMERIKSAAN FISIK
Umum : Baik, compos mentis
Status Gizi

: cukup

Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT

: 22,2 kg/m2

Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
Skala Nyeri

HR : 96 x/menit

Suhu : 36,3C

:0

Kulit : tidak ada kelainan


Kepala dan Leher
: Konjungtiva pucat (-) , Skelra ikterik (-)

Hidung
: Tidak ada kelainan
Rongga mulut dan tenggorokan
: Tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-)
Thorax kiri dan kanan :
Jantung :
I : Ictus cordis tampak pasa SIC 5 LMC sinistra
P : Ictus cordis teraba pada SIC 5 LMC sinistra, kekuatan penuh
P : dalam batas normal
A : S1-2 murni, bising (-), gallop (-)
Paru-paru :
I : Pengembangan dada simetris kanan dan kiri
P : Nyeri tekan (-), fremitus taktil simetris, ekspansi dada simetris
P : Sonor pada seluruh area lapang paru
A : Vesikuler, suara tambahan (-)

Abdomen : Hepatomegaly (-), splenpmegaly (-)


Ekstremitas atas
: edema (-)
Ekstremitas bawah : edema (-)
Status Obstetri :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

TFU = Tidak teraba


Letak Janin = Tidak dapat diukur
Presesntasi Janin = Tidak dapat diukur
Posisi janin = Tidak dapat diukur
His = Tidak ada
DJJ = Tidak Ada
TBJ = Tidak dapat di ukur

Pemeriksaan dalam dan panggul = dilatasi serviks (-), lendir (-),


darah (-), serviks utuh bentuk mencucu

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (5/2/2016)
Pemeriksaan

Hasil

DARAH LENGKAP

Pemeriksaan

Hasil

Leukosit

15,6 x 103 / l

Eritrosit

19,8 x 106 / l

Neutrofil

2.91 x 103 / l

Hemoglobin

12,1 g / dl

Limfosit

2,71 x 103 / l

Hematokrit

35,1 %

Monosit

1,20 x 103 / l

MCH

27,9 pg

Eosinofil

0,215 x 103 / l

MCV

80,8 fl

Basofil

0.108 x 103 / l

MCHC

34,6 g / dl

RDW

11,4 %

Platelet

283 x 10 / l

MPV

6,27 fl

PP test pada 27 desember 2015


= Positif

Pada 3 februari 2016 pukul 05.00 pasien merasakan kram perut yang
hebat dan merasa terdapat jaringan yang keluar dari jalan lahir.
Selanjutnya pasien mengecek ke kamar mandi dan pasien mendapatkan
adanya jaringan yang keluar dari jalan lahir disertai ledir dan
darah

Pemeriksaan
Penunjang
USG
(5/2/2015)
Uterus masih
membesar,
tampak sisa
jaringan
intrauterin
dengan
volume 18 ml

DIAGNOSIS
Abortus Inkomplit pada usia kehamilan 10 minggu 5 hari

PENATALAKSANAAN
Farmakologis:
1.Inj. Ringer Laktat 20 tpm
2.Inj. Cefoperazone 1g/12 jam
3.Inj. Metronidazole 500 mg/8 jam
4.Prongaless Suppository 2x1

Non-farmakologis :
5.Tirah Baring
6.Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

Rencana Tindakan :
Kuretase
Edukasi :

1.Menunda kehamilan 3 bulan kedepan


2.Penggunaan alat kontrasepsi IUD

PROGNOSIS
Ad Bonam

DISKUSI

DEFINISI ABORTUS
1. Abortus merupakan berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat - akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan (Saifuddin., A. B. 2001, Hal 145).

2. Abortus merupakan pengakhiran kehamilan dengan cara apapun sebelum janin cukup
berkembang untuk dapat hidup diluar kandungan. Defenisi lain yang digunakan secara umum
adalah kelahiran janin-neonatus yang beratnya kurang dari 500 gram (Cunningham, Mac
Donald, Gant, 1995).

3. Abortus merupakan terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 28 minggu atau berat
janin 1000 gram (Manuaba, I.B.G. 1998. Hal 214).

1. Abortus merupakan suatu proses berhentinya suatu kehamilan, dimana janin belum
mampu hidup diluar rahim (viable) dengan criteria usia kehamilan < 20 minggu atau
berat badan janin < 500 gram (Achadiat, M. C. 2004. Hal 26)

2. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Dibawah ini dikemukakan beberapa defenisi para ahli tentang abortus :

EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya
terletak antara 400-1000 gram, atau sisa kehamilan kurang dari 28 minggu.
JEFFCOAT : Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum Viable by law.
HOLMER : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses
plasentasi belum selesai (Mochtar, 1998, Hal 209).

Berdasarkan beberapa defenisi tentang abortus diatas


maka dapat disimpulkan bahwa abortus adalah
keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan pada umur kehamilan < 20
minggu dengan berat badan janin < 500 gr.

KLASIFIKASI ABORTUS
(Mochtar, R. 1998. Hal 211)
1. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor mekanis
ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh karena faktor alamiah, terbagi
atas :

2. Abortus imminens (keguguran membakat dan akan terjadi): Dalam hal ini keluarnya
fetus

masih

dapat

dicegah

dengan

memberikan

obat-obat

hormonal

dan

antispasmodika serta istirahat.

3. Abortus insipiens (keguguran yang sedang berlangsung): Abortus yang sedang


berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak
dapat dipertahankan lagi.

4. Abortus Inkomplit (keguguran bersisa): Hanya sebagian


dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal
adalah desidua atau plasenta.

5. Missed Abortion: Keadaan dimana janin sudah mati, tetapi


tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua
bulan lebih

6. Abortus komplit (keguguran lengkap): Seluruh hasil konsepsi


dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim
kosong.

7. Abortus infeksiosa dan Abortus Septik: Abortus yang disertai


infeksi genetalia sedangkan abortus septik adalah keguguran
disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksin

Abortus Provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan


memakai obat-obatan maupun alat-alat yang dapat dibagi menjadi:

1. Abortus medisinalis (abortus therapeutica)


Abortus pada tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).

2. Abortus kriminalis
Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis

ETIOLOGI ABORTUS
(Wiknjosastro, H. 2005. Hal 303)
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa sebab antara lain:

1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi


2. Kelainan plasenta
3. Penyakit ibu
4. Kelainan traktus genitalis

1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi


Ini dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang
menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Faktor yang
menyebabkan kelainan ini adalah:
a.

Kelainan kromosom
Gangguan yang terjadi sejak semula pertemuan kromosom terutama ditemukan pada trisomi
autosom

b. Faktor lingkungan endometrium


Endometrium yang belum siap untuk menerima hasil konsepsi terganggu
Gizi ibu kurang

c.

Pengaruh dari luar

Infeksi endometrium, endometrium tidak siap untuk menerima hasil konsepsi


Hasil konsepsi dipengaruhi oleh radiasi dan obat yang menyebabkan pertumbuhan janin
terganggu

2. Kelainan plasenta
Endartiritis dapat terjadi dalam villi korialis dan menyebabkan oksigenasi plasenta
terganggu sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi

3. Penyakit ibu
Penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan
melalui plasenta yaitu penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria,
sifilis, toksin, bakteri, virus, atau plasmodium sehingga menyebabkan kematian janin
dan terjadi abortus

4. Kelainan traktus genitalis


Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus.

GAMBARAN KLINIS ABORTUS


INKOMPLIT
(Mochtar, R. 1998. Hal 212)
1. Amenorrhea
2. Pendarahan per vaginam
3. Sakit perut dan mules mules
4. Tes kehamilan (+)
5. Pada pemeriksaan dapat dijumpai:
a.

Kanalis servikalis kadang terbuka kadang tidak

b. Dapat diraba jaringan dalam rahim atau kanalis servikalis

PENANGANAN UMUM ABORTUS


(Saifuddin, A.B. 2002. Hal 145 146)
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien, termasuk tandatanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu)

2. Periksa tanda-tanda syok (pucat dan berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang dari 90 mmHg, nadi lebih 112 x/ menit)

3. Jika dicurigai terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika tidak terlihat tandatanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi
mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat

4. Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih besar), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama).

PENANGANAN ABORTUS INKOMPLIT


(Saifuddin, A.B. 2002. Hal M 13)
1. Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi
(perdarahan hebat, syok dan sepsis)

2. Bila perdarahan tidak banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,


lakukan

evakuasi

secara

digital

atau

cunam

ovum

untuk

mengeluarkan hasil konsepsi

3. Bila perdarahan berhenti beri ergometrin 0,2 mg / IM atau


Misoprostol 400 gram/oral

4. Bila perdarahan banyak dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu


evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:

a. Aspirasi Vakum Manual (AVM)


Merupakan metode evakuasi yang dipilih. Jika aspirasi cairan tidak tersedia
evakuasi dilakukan dengan kuret tajam

b. Bila evakuasibelum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg/IM


(diulangi setiap menit jika perlu) atau misorostol 400 gram/oral (dapat
diulangi setelah 4 jam atau jika perlu).

Pengeluaran sisa jaringan dengan kuretase atau kerokan


Prosedur kerja kuretase adalah suatu rangkaian proses pelepasan jaringan
yang melekat pada dinding cavum uteri dengan melakukan invasi dan
memanipulasi instrument (sendok kuret). Sendok kuret akan melepas jaringan
tersebut dengan tehnik pengerokan secara sistematis

Kasus abortus inkomplit erat kaitannya dengan abortus resiko tinggi,


oleh sebab itu perlu diperhatikan hal sebagai berikut:
1. Pastikan tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perforasi uterus
atau cedera intra abdomen (mual / muntah, nyeri punggung,
demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah, nyeri ulang
lepas).
2. Bersihkan ramuan tradisional yaitu jamu, bahan kaustik, kayu atau
benda benda lain dari region genitalia
3. Berikan booster tetanis toxoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada
dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah diimunisasi
4. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, pemberian Tetanus
Toxoid 0,5 ml setelah 4 minggu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai