Anda di halaman 1dari 49

KETERKAITAN DISIPLIN PNS

DENGAN KOMPETENSI DAN BEBAN


TUGAS GURU
SAIFUL MUSTOFA
IRBAN II INSPEKTORAT KOTA
BATU

Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari guru dan nonguru. PNS guru adalah PNS yang bekerja disekolahsekolah sebagai guru (tenaga pendidik) sedangkan PNS
non-guru adalah para PNS yang bekerja sebagai staf
administrasi, fungsional dan pejabat struktural
Dalam peraturan Mendiknas 39 Tahun 2009 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru, dinyatakan bahwa beban
kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada
satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.

BERI PENDAPAT

SKEMA PEMBINAAN PNS

PROFESIONALISME

PENGETAHU
AN
KEAHLIAN
KETRAMPILA
N

Pembinaan
PNS

HUKUM
PERILAKU

DISIPLIN
PEMBINAAN
JIWA KORPS
DAN KODE
ETIK PNS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Formasi
Pengadaan
Pengangkatan
Penempatan
Diklat
Pemindahan
Promosi
Penggajian
pemberhentian

OPTIMALISASI
TUGAS-TUGAS PNS DI
BIDANG
PEMERINTAHAN DAN
PEMBANGUNAN
(PEMBERIAN
PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT)

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati


kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar,
mendapat hukuman disiplin
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS
Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kewajiban berjumlah 17 butir, dengan penyempurnaan


meliputi antara lain : penambahan ketentuan kewajiban
masuk kerja (selama ini diatur dalam PP 32 Tahun 1979
tentang pemberhentian PNS)
Penambahan ketentuan kewajiban mencapai sasaran kerja
Larangan berjumlah 15 butir, dengan penyempurnaan
meliputi antara lain: penambahan butir larangan dalam
mendukung Capres /Cawapres dan anggota Legislatif (DPR,
DPD dan DPRD) sebagaimana diamanatkan dalam UU
No.10 Tahun 2008 dan UU No. 42 Tahun 2008.

KEWAJIBAN PNS (PP 53/2010 PASAL 3 )


1. MENGUCAPKAN SUMPAH / JANJI PNS
2. MENGUCAPKAN SUMPAH / JANJI JABATAN
3. SETIA DAN TAAT SEPENUHNYA KEPADA PANCASILA, UUD
1945, DAN PEMERINTAH
4. MENTAATI SEGALA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
5. MELAKSANAKAN TUGAS KEDINASAN YANG DIPERCAYAKAN
KEPADA PNS DENGAN PENUH PENGABDIAN, KESADARAN
DAN TANGGUNG JAWAB
6. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN NEGARA, PEMERINTAH
DAN MARTA-BAT PNS
7. MENGUTAMAKAN
KEPENTINGAN
NEGARA
DARIPADA
KEPENTINGAN
SENDIRI,
SESEORANG
DAN/ATAU
GOLONGAN
8. MEMEGANG RAHASIA JABATAN YANG MENURUT SIFATNYA
ATAU MENURUT PERINTAH HARUS DIRAHASIAKAN
9. BEKERJA
DENGAN
JUJUR,
TERTIB,
CERMAT,
DAN
BERSEMANGAT UNTUK KEPENTINGAN NEGARA

LANJUTAN KEWAJIBAN PNS

10.MELAPORKAN DENGAN SEGERA KEPADA ATASANNYA


APABILA
MENGETAHUI
ADA
HAL
YANG
DAPAT
MEMBAHAYAKAN ATAU MERUGIKAN NEGARA ATAU
PEMERINTAH
TERUTAMA
DI
BIDANG
KEAMANAN,
KEUANGAN, DAN MATERIIL
11.MASUK KERJA DAN MENTAATI KETENTUAN JAM KERJA
12.MENCAPAI SASARAN KERJA PEGAWAI YANG DITETAPKAN
13.MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA BARANG-BARANG
MILIK NEGARA DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
14.MEMBERIKAN PELAYANAN SEBAIK-BAIKNYA KEPADA
MASYARAKAT
15.MEMBIMBING BAWAHAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
16.MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA BAWAHAN UNTUK
MENGEM-BANGKAN KARIER
17.MENTAATI PERATURAN KEDINASAN YANG DITETAPKAN
OLEH PEJABAT YANG BERWENANG

LARANGAN PNS (PP 53/2010 PASAL 4)


1. MENYALAH GUNAKAN WEWENANG
2. MENJADI
PERANTARA
UNTUK
MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN PRIBADI DAN/ATAU ORANG LAIN
DENGAN MENGGUNAKAN KEWENANGAN ORANG LAIN
3. TANPA IJIN PEMERINTAH MENJADI PEGAWAI ATAU
BEKERJA UNTUK NEGARA LAIN DAN/ATAU LEMBAGA
ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL
4. BEKERJA PADA PERUSAHAAN ASING, KONSULTAN ASING
ATAU LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ASING
5. MEMILIKI,
MENJUAL,
MEMBELI,
MENGGADAIKAN,
MENYEWAKAN ATAU MEMINJAMKAN BARANG-BARANG
BAIK BERGERAK ATAU TIDAK BERGERAK, DOKUMEN
ATAU SURAT BERHARGA MILIK NEGARA SECARA TIDAK
SAH

LANJUTAN LARANGAN PNS

6. MELAKUKAN KEGIATAN BERSAMA DENGAN ATASAN,


TEMAN SEJAWAT, BAWAHAN, ATAU ORANG LAIN DI DALAM
MAUPUN DI LUAR LINGKUNGAN KERJANYA DENGAN
TUJUAN UNTUK KEUN-TUNGAN PRIBADI, GOLONGAN, ATAU
PIHAK LAIN, YANG SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK
LANGSUNG MERUGIKAN NEGARA
7. MEMBERI ATAU MENYANGGUPI AKAN MEMBERI SESUATU
KEPADA SIAPAPUN BAIK SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK
LANGSUNG DAN DNG DALIH APAPUN UNTUK DIANGKAT
DALAM JABATAN
8. MENERIMA HADIAH ATAU SUATU PEMBERIAN APA SAJA
DARI SIAPAPUN JUGA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
JABATAN DAN/ ATAU PEKERJAANNYA
9. BERTINDAK
SEWENANG-WENANG
TERHADAP
BAWAHANNYA
10.MELAKUKAN SUATU TINDAKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN
SUATU TINDAKAN YG DAPAT MENGHALANGI ATAU
MEMPERSULIT SALAH SATU PIHAK YANG DILAYANI

LANJUTAN LARANGAN PNS

11.MENGHALANGI BERJALANNYA TUGAS KEDINASAN


12.MEMBERIKAN
DUKUNGAN
KEPADA
CALON
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN, DPR, DPD, ATAU DPRD
DENGAN CARA:
a. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan
atribut partai atau atribut PNS
b. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan
PNS lain dan/atau
c. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan
fasilitas negara
13.MEMBERIKAN
DUKUNGAN
KEPADA
CALON
PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN DENGAN CARA:
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
mengun-tungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye

LANJUTAN LARANGAN PNS

b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada


keberpi-hakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat
14. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CALON ANGGOTAN
DPD ATAU CALON KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA
DAERAH DNG CARA MEMBERIKAN SURAT DUKUNGAN
DISERTAI
FOTOCOPY
KTP
SESUAI
PERATURAN
PERUNDANGAN
15. MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA CALON KEPALA
DAERAH/ WAKIL KEPALA DAERAH, DENGAN CARA:
a. Terlibat
dalam
kegiatan
kampanye
untuk
mendukung ca-lon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan

LANJUTAN LARANGAN PNS

c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang


mengun-tungkan atau merugikan salah satu
pasangan
calon
selama
masa
kampanye,
dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpi-hakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesusah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat

BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN


SETIAP UCAPAN, TULISAN, ATAU PERBUATAN YANG TIDAK
MENTAATI KEWAJIBAN ATAU MELANGGAR KETENTUAN
LARANGAN DISIPLIN PNS
UCAPAN
SETIAP KATA-KATA YANG DIUCAPKAN DIHADAPAN ATAU
DAPAT DIDENGAR ORANG LAIN: DALAM RAPAT,
CERAMAH, DISKUSI, MELALUI TELEPON, TV, REKAMAN,
ATAU ALAT KOMUNIKASI, DLL
TULISAN
PERNYATAAN PIKIRAN DAN ATAU PERASAAN SECARA
TERTULIS BAIK DALAM BENTUK TULISAN, GAMBAR
KARIKATUR, CORETAN YANG SERUPA ITU
PERBUTAN
SETIAP TINGKAH LAKU, SIKAP ATAU TINDAKAN

PELANGGARAN KEWAJIBAN
MASUK KERJA DAN MENTAATI JAM KERJA
N
O

TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN

1. HUKUMAN RINGAN
a.Teguran Lisan
b.Teguran Tertulis
c.Pernyataan Tidak Puas secara
Tertulis

KETIDAK
HADIRAN

5 hari
6 10 hari
11 15 hari

2. HUKUMAN SEDANG
a.Penundaan Kenaikan Gaji Berkala 1
16 20 hari
Th.
21 25 hari
b.Penundaan Kenaikan Pangkat 1 Th.
26 30 hari
c.Penurunan Pangkat 1 tingkat selama
1 Th.

KET

5 15
hari

16 30
hari

3. HUKUMAN BERAT
a.Penurunan Pangkat 1 tingkat selama 31 35 hari
3 Th.
36 40 hari 31 atau
b.Pemindahan dlm rangka Penurunan
41 45 hari
lebih
Catatan : Masa
pelanggaran disiplin dihitung secara
mulai
Jabatan
1 tingkat.
46kumulatif
hari
Januari s/d akhir Desember tahun berjalan (Pasal 14).
15
c.Pembebasan
Jabatan
atau lebih

KRITERIA PELANGGARAN DAN JENIS HUKUMAN


DISIPLIN
a. Dilihat dari jumlah ketidak hadirannya;
b.Dilihat dari niatnya melakukan pelanggaran;
. Ringan : secara tidak sengaja.
. Sedang : secara sengaja.
c. Dilihat dari dampak negatif yang timbul
akibat pelanggaran;
. Ringan : dampak negatif ke unit kerja ybs.
. Sedang : dampak negatif ke instansi ybs.
.
Berat
:
dampak
negatif
ke
pemerintah/negara.
d.Pelanggaran yang dilakukan terkait dengan
penyalah-gunaan wewenang/jabatan dijatuhi
jenis hukuman disiplin berat.
16

HUKUMAN DISIPLIN YG DPT DIJATUHKAN KPD


PNS
Dijatuhi HD Tingkat Ringan apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada unit kerja
Dijatuhi HD Tingkat Sedang apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada organisasi atau tidak mencapai
sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, atau apabila
pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya
mencapai 25 % (dua puluh lima persen) s.d 50 % (lima
puluh persen);
Dijatuhi HD Tingkat Berat apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada pemerintah dan/ atau negara
atau tidak mencapai sasaran kerja pegawai
yang
ditetapkan atau apabila pencapaian sasaran
kerja
pegawai pada akhir tahun kurang dari 25 %
(dua
puluh lima persen);

KETERKAITAN JAM KERJA PNS DENGAN TUGAS GURU


Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, Pasal 35 ayat (2)
ditegaskan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24
(dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Aturan tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 74/2008 tentang Guru, dalam Pasal 52, ayat
(2) dinyatakan bahwa beban kerja guru paling sedikit
memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Fakta di lapangan, banyak guru yang memaknai ketika jam tatap
muka telah mencukupi minimal 24 jam tatap muka/jam
mengajar seakan-akan yang bersangkutan telah terlepas dari
tugas-tugas pokok lainnya di sekolah. Dampaknya, yang
bersangkutan hadir di sekolah hanya apabila ada jam
mengajarnya.

Lanjutan
Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru Pasal 52 ayat (2) dinyatakan bahwa istilah tatap
muka berlaku untuk pelaksanaan beban kerja guru yang terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran. Beban kerja guru untuk
melaksanakan pembelajaran paling sedikit 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap
muka dalam 1 (satu) minggu tersebut merupakan bagian jam kerja
dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling
sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja dalam 1 (satu)
minggu.
Permendiknas RI nomor 15 Tahun 2005 tentang Standard
Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota
dalam pasal 2 ayat (2) point b. butir 5 dinyatakan bahwa salah
satu bentuk pelayanaan minimal di tingkat satuan pendidikan
adalah setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan
pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.

Bila dirata-ratakan 37, 5 jam /minggu dibagi 6 hari kerja maka


dalam setiap hari sekitar 6,5 jam kerja yang harus terpenuhi.
Sehingga apabila seorang guru hadir setiap harinya di sekolah
pukul 07.00 maka paling cepat pukul 13.00 dia baru dapat pulang.
Apabila kehadiran guru di sekolah hanya berdasarkan jadwal
mengajar atau sekedar memenuhi 24 jam mengajar, maka standar
minimal tersebut tidak tercapai. Di jenjang SD, 1 jam pelajaran =
35 menit, di SMP 1 jam pelajaran = 40 menit, dan di SMA 1 jam
pelajaran = 45 menit.
Jika dikonversi, maka 24 jam pelajaran/minggu di SD hanya setara
dengan 14 jam kerja/minggu (24 x 35 : 60) atau kalau dirataratakan hanya 2, 3 jam/hari kerja. Sedangkan di SMP untuk 24
jam/minggu hanya setara 16 jam kerja. Dengan demikian, apabila
seorang guru hanya hadir dengan orientasi memenuhi jam
mengajar minimalnya maka Standar Pelayanan Minimal, yang
sebagaimana diharapkan dalam Permendiknas RI nomor 15 /2005
tidak dapat terpenuhi.

Secara tegas tentang kedisiplinan kehadiran PNS diatur


dalamPeraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri. Dalam Pasal 3 angka 11
PP tersebut dinyatakan PNS wajib masuk kerja dan
menaati
ketentuan
jam
kerja.
Penjelasan PP no 53 tahun 2010pasal 3 angka 11 adalah
yang dimaksud dengan kewajiban untuk masuk kerja dan
menaati ketentuan jam kerja adalah setiap PNS wajib
datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai
ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum
bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib
memberitahukan kepada pejabat yang berwenang.
Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat
dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 (tujuh
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk
kerja

No.16/2009
1. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tugas
utama, beban mengajar (24 40 jam tatap muka atau
membimbing 150 250 konseli), dan tidak mendapat
pengecualian
dari
Menteri
Pendidikan
Nasional
dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.
2. Guru yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit
(PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan
sebagai Guru dan wajib mengembalikan seluruh
tunjangan
profesi,
tunjangan
fungsional,
dan
penghargaan sebagai Guru yang pernah diterima setelah
yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan
penetapan angka kredit (PAK) tersebut.
3. Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional.

KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN

GURU

DOSEN

Kedudukan:
Sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan dasar
pendidikan menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal, yang
dibuktikan dengan sertifikat
pendidik.
Fungsi:
meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen
pembelajaran,
meningkatkan mutu pendidikan
nasional.

Kedudukan:

Tujuan:
berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga
negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

Sebagai tenaga profesional pada


jenjang pendidikan tinggi, yang
dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Fungsi:
meningkatkan martabat dan peran
dosen sebagai agen pembelajaran,
pengembang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, serta pengabdi
kepada masyarakat berfungsi untuk
meningkatkan
pendidikan nasional. mutu

GURU
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi

Memiliki
Kualifikasi
Akademik

G
U
R
U

Diperoleh melalui pendidikan tinggi


program S1 atau D4

Pedagogik: Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan


pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kepribadian: Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

WAJIB

Memiliki
Kompetensi

Profesional: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi.
Sosial: Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Memiliki
Sertifikat
Pendidik

Sertifikasi Pendidik diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program


pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pemerintah dan Pemda wajib menyediakan anggaran utk peningkatan kualifikasi
akademik & sertfikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemda, dan masyarakat

KOMPETENSI PAEDAGOGIK

Kompetensi pedagogik meliputi


pe-mahaman
guru
terhadap
peserta di-dik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi hasil bela-jar, dan
pengembangan peserta di-dik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI PAEDAGOGIK


1. Memahami peserta didik secara
mendalam
memiliki
indikator
esensial: memahami peserta didik
dengan
memanfaatkan
prinsipprinsip
perkembangan
kognitif;
memahami peserta didik dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk
mema-hami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran
memiliki
indikator
esensial:
memahami landasan kependidikan;
mene-rapkan
teori
belajar
dan
pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran
berda-sarkan
karakteristik
peserta
didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi
ajar;
serta
menyusun
rancangan
pembelajaran
berda-

4. Merancang
dan
melaksanakan
evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan
melaksanakan
evaluasi
(assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan
dengan
berbagai
metode;
menganalisis hasil evaluasi proses
dan
hasil
belajar
untuk
menentukan tingkat ketuntasan
belajar (masterylearning); dan
memanfaatkan
hasil
penilaian
pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran
secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensinya,
memiliki
indikator esensial: memfasilitasi
peserta
didik
untuk
pengembangan berbagai potensi

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Kompetensi
Kepribadian
merupakan
kemampuan personal
yang mencer-minkan
kepribadian
yang
mantap,
stabil,
dewasa,
arif,
dan
berwibawa, men-jadi
teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak
mu-lia.

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI


KEPRIBADIAN
1. Kepribadian yang mantap
dan stabil memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai
dengan
norma
hukum;
bertindak
sesuai
dengan
norma
sosial;
bangga
sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa
memiliki indikator esensial:
menampilkan
kemandirian
dalam
bertindak
sebagai
pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru.
3. Kepribadian
yang
arif
memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang
didasarkan
pada
kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan
masyarakat

4. Kepribadian
yang
ber-wibawa memiliki
indi-kator
esensial:
memiliki
perilaku
yang berpe-ngaruh
positif
terhadap
peserta didik dan
memiliki
perilaku
yang disegani.
5. Akhlak mulia dan
dapat
menjadi
teladan
memi-liki
indikator
esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius
(iman dan taqwa,
jujur, ikhlas, suka
menolong),
dan
memiliki
perilaku
yang
diteladani

KOMPETENSI
PROFESIONAL
Kompetensi profesional
me-rupakan penguasaan
ma-teri
pembelajaran
secara
luas
dan
mendalam,
yang
mencakup penguasaan
ma-teri kurikulum mata
pela-jaran di sekolah
dan sub-stansi keilmuan
yang
me-naungi
materinya, serta penguasaan
terhadap
stuktur dan metodologi
keilmu-annya

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI


PROFESIONAL
1. Menguasai substansi keilmuan
yang terkait dengan bidang
studi
memiliki
indikator
esensial: memahami materi
ajar
yang
ada
dalam
kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait;
dan
menerapkan
konsepkonsep
keilmuan
dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai
struktur
dan
metode keilmuan memiliki
indikator esensial menguasai
langkah-langkah
penelitian
dan
kajian
kritis
untuk
memperdalam

KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi
sosial
me-rupakan
kemampuan
guru
untuk
berkomunikasi
dan
bergaul
secara
efektif
dengan
peserta
didik,
sesama
pendidik,
tenaga
kependidikan,
orang
tua/wali
peserta
didik,
dan
masyarakat sekitar

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI SOSIAL

1. Mampu berkomunikasi dan


bergaul
secara
efektif
dengan
peserta
didik
memiliki indikator esensial:
berkomunikasi
secara
efektif
dengan
peserta
didik.
2. Mampu berkomunikasi dan
bergaul
secara
efektif
dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan
bergaul
secara
efektif
dengan
orang
tua/wali
peserta
didik
dan
masyarakat sekitar
4. Mampu
memanfaatkan
tekno-logi
untuk
berkomunikasi
dan

Egocentricism

Cooperativism

HAK DAN KEWAJIBAN

HAK GURU
Memperoleh
penghasilan di atas
kebutuhan hidup
minimum

Memperoleh perlindungan, rasa


aman & jaminan keselamatan, dan
memiliki kebebasan berserikat
dalam organisasi profesi

Gaji pokok
Tunjangan yg melekat pada gaji
Tunjangan Profesi (yg telah memiliki sertifikat
pendidik)
Tunjangan Fungsional

Memperoleh kesempatan utk


meningkatkan kompetensi,
kualifikasi akademik, serta
memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi

Besarnya 1 x gaji
pokok
Dialokasikan dlm
APBN & APBD

Yang diangkat oleh Pemerintah, Pemda


Yang diangkat oleh satuan pendidikan yg diselenggarakan oleh masyarakat,
Pemerintah & Pemda memberikan subsidi tunjangan fungsional
Tunjangan Khusus

Diberikan kepada guru yg bertugas di daerah khusus (setara dengan 1 X gaji pokok
Dan berhak atas rumah dinas yang disediakan oleh Pemda

Maslahat Sampingan: merupakan tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam bentuk tunjangan kependidikan,
asuransi pendidikan, beasiswa, penghargaan, pelayanan kesehatan, kemudahan memperoleh pendidikan bg puteraputeri guru dan bentuk kesejahteraan lain.

KEWAJIBAN GURU
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran;
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompe-tensi
secara
berkelanjutan
sejalan
dengan
perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni;
bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Dengan Hormat:
Meninggal dunia,
Mencapai batas usia pensiun,
Atas permintaan sendiri,
Sakit jasmani dan/atau rohani terus
menerus selama 12 bulan,
Guru dapat
diberhentika
n

Berakhirnya perjanjian kerja.


Tidak Dengan Hormat:
Melanggar sumpah dan janji jabatan,
Melanggar perjanjian kerja,
Melalaikan kewajiban dalam
melaksanakan tugas selama 1 bulan
atau lebih secara terus-menerus.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

Kompetensi Pedagogik,

PROFESI

Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial,
Kompetensi Profesional.

PEMBINAAN &
PENGEMBANGAN
Penugasan,

KARIER

Kenaikan Pangkat,
Promosi.

Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan


karier guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemda, atau masyarakat ditetapkan dengan Peraturan
Menteri

EMPAT JENIS KOMPETENSI

Pedagogis

Pemahaman peserta didik (PD),


perancangan, pelaksanaa, & evaluasi
Pembelajaraan, pengemb.PD

(1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar


& pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan merancang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4)
asesmen proses dan hasil; dan (5) pengemb akademik
& nonakademik

Kepribadian

Mantap & Stabil, Dewasa,


Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia

(1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn


norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif
& disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur;

Profesional

Sosial

Menguasai keilmuan bidang studi;


dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi

(1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan


yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari;
dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis,
kreatif dan inovatif terhadap bidang studi

Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,


Komunikasi & bergaul dgn peserta
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif
didik, kolega, dan masyarakat

Organisasi Profesi dan Kode Etik


Guru membentuk organisasi profesi yang bersifat independen
Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi
Organisasi Profesi mempunyai wewenang

Menetapkan dan menegakkan kode etik guru,


Memberikan bantuan hukum kepada guru,
Memberikan perlindungan profesi guru,
Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru,
Memajukan pendidikan nasional.

Organisasi profesi guru membentuk Kode Etik Guru, yang berisi norma dan etika
yang mengikat perilaku guru
Tenaga Kerja asing yang dipekerjakan sebagai guru pada satuan pendidikan di
Indonesia wajib mematuhi Kode Etik Guru dan peraturan perundangan.
Dewan kehormatan guru dibentuk oleh organisasi profesi guru dan keanggotaannya
diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi
Dewan kehormatan dibentuk untuk:
1. Mengawasi pelaksanaan kode etik guru
2. Memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik guru.

BAGAIMANA PENILAIAN PENGUASAAN KOMPETENSI?

1. PENGUASAAN
KONSEP/TEORI

TES TULIS

2. PENGUASAAN
KETERAMPILAN

TES KINERJA

3. PRESTASI DLM
BEKERJA

SELF APPRAISAL
& PORTOFOLIO

4. DEDIKASI DLM
BEKERJA

PENILAIAN SEJAWAT

KOMPETENSI GURU

Mantap

Stabil

Berwibawa

Dewasa

Arif

PROFES
Akhlak mulia
IONAL

KEPRI
BADIAN

PEDAGOGIK

SOSIAL

Luas & mendalam

Pemahaman pst didik

Perancangan pembel.

Pelaksanaan pembel.

Evaliuasi pembel.

Pengembangan pst didik

Artefak

Dokumen

Penilaian
sejwat
Penilaian
siswa

Portofolio

Self Appraisal

Kinerja

TES
Tertulis

APA ALAT UKURNYA?

Inventori
kepribadian

CARA PENILAIAN

Fokus perhatian profesi guru:

Citra guru
Pembelajaran
Perilaku guru dalam masyarakat
Kompetensi guru: kepribadian, sosial,
paedagogis, profesional

Upaya menunjukkan citra baik:

Bisa menempatkan perannya


dalam proses pembelajaran pada
nilai-nilai yang positif
Bisa menempatkan perannya
dalam kehidupan bermasyarakat

Fungsi Kode Etik adalah pedoman tingkah laku


dan landasan moral dalam menjalankan
profesinya
Kode Etik Guru Indonesia:
1. Guru berbakti menjunjung peserta didik untuk
membentuk ma-nusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan
kejujuran
profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi
tentang
pesesta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan penyuluhan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya
yang
me-nunjang
berhasilnya
proses
belajar
mengajar
5. Guru memelihara hubungan seprofesi, semanagat
kekelu-argaaan dan kesetiakawanan sosial

6.

Guru secara pribadi dan bersama-sama


mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
maratabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat
kekelu-argaan, dan kesetiakawanan sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan
meningkat-kan mutu organisasi PGRI sebagai
suatu perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bi-dang pendidikan

sekian

SAIFUL MUSTOFA
INSPEKTORAT KOTA BATU

Jadikan kami partner , bukan monster

Anda mungkin juga menyukai