Anda di halaman 1dari 32

KETERKAITAN DISIPLIN PNS

DENGAN KOMPETENSI DAN BEBAN


TUGAS GURU
SAIFUL MUSTOFA
IRBAN II INSPEKTORAT KOTA
BATU

Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari guru dan nonguru. PNS guru adalah PNS yang bekerja disekolahsekolah sebagai guru (tenaga pendidik) sedangkan PNS
non-guru adalah para PNS yang bekerja sebagai staf
administrasi, fungsional dan pejabat struktural
Dalam peraturan Mendiknas 39 Tahun 2009 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru, dinyatakan bahwa beban
kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada
satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah daerah.

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati


kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan
kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar,
mendapat hukuman disiplin
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS
Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS

DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kewajiban berjumlah 17 butir, dengan penyempurnaan


meliputi antara lain : penambahan ketentuan kewajiban
masuk kerja (selama ini diatur dalam PP 32 Tahun 1979
tentang pemberhentian PNS)
Penambahan ketentuan kewajiban mencapai sasaran kerja
Larangan berjumlah 15 butir, dengan penyempurnaan
meliputi antara lain: penambahan butir larangan dalam
mendukung Capres /Cawapres dan anggota Legislatif (DPR,
DPD dan DPRD) sebagaimana diamanatkan dalam UU
No.10 Tahun 2008 dan UU No. 42 Tahun 2008.

BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN


SETIAP UCAPAN, TULISAN, ATAU PERBUATAN YANG TIDAK
MENTAATI KEWAJIBAN ATAU MELANGGAR KETENTUAN
LARANGAN DISIPLIN PNS
UCAPAN
SETIAP KATA-KATA YANG DIUCAPKAN DIHADAPAN ATAU
DAPAT DIDENGAR ORANG LAIN: DALAM RAPAT,
CERAMAH, DISKUSI, MELALUI TELEPON, TV, REKAMAN,
ATAU ALAT KOMUNIKASI, DLL
TULISAN
PERNYATAAN PIKIRAN DAN ATAU PERASAAN SECARA
TERTULIS BAIK DALAM BENTUK TULISAN, GAMBAR
KARIKATUR, CORETAN YANG SERUPA ITU
PERBUTAN
SETIAP TINGKAH LAKU, SIKAP ATAU TINDAKAN

PELANGGARAN KEWAJIBAN
MASUK KERJA DAN MENTAATI JAM KERJA
N
O

TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN

1. HUKUMAN RINGAN
a.Teguran Lisan
b.Teguran Tertulis
c.Pernyataan Tidak Puas secara
Tertulis

KETIDAK
HADIRAN

5 hari
6 10 hari
11 15 hari

2. HUKUMAN SEDANG
a.Penundaan Kenaikan Gaji Berkala 1
16 20 hari
Th.
21 25 hari
b.Penundaan Kenaikan Pangkat 1 Th.
26 30 hari
c.Penurunan Pangkat 1 tingkat selama
1 Th.

KET

5 15
hari

16 30
hari

3. HUKUMAN BERAT
a.Penurunan Pangkat 1 tingkat selama 31 35 hari
3 Th.
36 40 hari 31 atau
b.Pemindahan dlm rangka Penurunan
41 45 hari
lebih
Catatan : Masa
pelanggaran disiplin dihitung secara
mulai
Jabatan
1 tingkat.
46kumulatif
hari
Januari s/d akhir Desember tahun berjalan (Pasal 14).
6
c.Pembebasan
Jabatan
atau lebih

KRITERIA PELANGGARAN DAN JENIS HUKUMAN


DISIPLIN
a. Dilihat dari jumlah ketidak hadirannya;
b.Dilihat dari niatnya melakukan pelanggaran;
. Ringan : secara tidak sengaja.
. Sedang : secara sengaja.
c. Dilihat dari dampak negatif yang timbul
akibat pelanggaran;
. Ringan : dampak negatif ke unit kerja ybs.
. Sedang : dampak negatif ke instansi ybs.
.
Berat
:
dampak
negatif
ke
pemerintah/negara.
d.Pelanggaran yang dilakukan terkait dengan
penyalah-gunaan wewenang/jabatan dijatuhi
jenis hukuman disiplin berat.
7

HUKUMAN DISIPLIN YG DPT DIJATUHKAN KPD


PNS
Dijatuhi HD Tingkat Ringan apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada unit kerja
Dijatuhi HD Tingkat Sedang apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada organisasi atau tidak mencapai
sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, atau apabila
pencapaian sasaran kerja pada akhir tahun hanya
mencapai 25 % (dua puluh lima persen) s.d 50 % (lima
puluh persen);
Dijatuhi HD Tingkat Berat apabila pelanggaran tsb
berdampak negatif pada pemerintah dan/ atau negara
atau tidak mencapai sasaran kerja pegawai
yang
ditetapkan atau apabila pencapaian sasaran
kerja
pegawai pada akhir tahun kurang dari 25 %
(dua
puluh lima persen);

KETERKAITAN JAM KERJA PNS DENGAN TUGAS GURU


Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen, Pasal 35 ayat (2)
ditegaskan bahwa beban kerja guru sekurang-kurangnya 24
(dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
Aturan tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 74/2008 tentang Guru, dalam Pasal 52, ayat
(2) dinyatakan bahwa beban kerja guru paling sedikit
memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling
banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin
pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
Fakta di lapangan, banyak guru yang memaknai ketika jam tatap
muka telah mencukupi minimal 24 jam tatap muka/jam
mengajar seakan-akan yang bersangkutan telah terlepas dari
tugas-tugas pokok lainnya di sekolah. Dampaknya, yang
bersangkutan hadir di sekolah hanya apabila ada jam
mengajarnya.

Lanjutan
Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru Pasal 52 ayat (2) dinyatakan bahwa istilah tatap
muka berlaku untuk pelaksanaan beban kerja guru yang terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran. Beban kerja guru untuk
melaksanakan pembelajaran paling sedikit 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap
muka dalam 1 (satu) minggu tersebut merupakan bagian jam kerja
dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling
sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja dalam 1 (satu)
minggu.
Permendiknas RI nomor 15 Tahun 2005 tentang Standard
Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota
dalam pasal 2 ayat (2) point b. butir 5 dinyatakan bahwa salah
satu bentuk pelayanaan minimal di tingkat satuan pendidikan
adalah setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan
pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau
melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.

Bila dirata-ratakan 37, 5 jam /minggu dibagi 6 hari kerja maka


dalam setiap hari sekitar 6,5 jam kerja yang harus terpenuhi.
Sehingga apabila seorang guru hadir setiap harinya di sekolah
pukul 07.00 maka paling cepat pukul 13.00 dia baru dapat pulang.
Apabila kehadiran guru di sekolah hanya berdasarkan jadwal
mengajar atau sekedar memenuhi 24 jam mengajar, maka standar
minimal tersebut tidak tercapai. Di jenjang SD, 1 jam pelajaran =
35 menit, di SMP 1 jam pelajaran = 40 menit, dan di SMA 1 jam
pelajaran = 45 menit.
Jika dikonversi, maka 24 jam pelajaran/minggu di SD hanya setara
dengan 14 jam kerja/minggu (24 x 35 : 60) atau kalau dirataratakan hanya 2, 3 jam/hari kerja. Sedangkan di SMP untuk 24
jam/minggu hanya setara 16 jam kerja. Dengan demikian, apabila
seorang guru hanya hadir dengan orientasi memenuhi jam
mengajar minimalnya maka Standar Pelayanan Minimal, yang
sebagaimana diharapkan dalam Permendiknas RI nomor 15 /2005
tidak dapat terpenuhi.

Secara tegas tentang kedisiplinan kehadiran PNS diatur


dalamPeraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri. Dalam Pasal 3 angka 11
PP tersebut dinyatakan PNS wajib masuk kerja dan
menaati
ketentuan
jam
kerja.
Penjelasan PP no 53 tahun 2010pasal 3 angka 11 adalah
yang dimaksud dengan kewajiban untuk masuk kerja dan
menaati ketentuan jam kerja adalah setiap PNS wajib
datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai
ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum
bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib
memberitahukan kepada pejabat yang berwenang.
Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat
dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 (tujuh
setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk
kerja

No.16/2009
1. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajibannya tugas
utama, beban mengajar (24 40 jam tatap muka atau
membimbing 150 250 konseli), dan tidak mendapat
pengecualian
dari
Menteri
Pendidikan
Nasional
dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi,
tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan.
2. Guru yang terbukti memperoleh penetapan angka kredit
(PAK) dengan cara melawan hukum diberhentikan
sebagai Guru dan wajib mengembalikan seluruh
tunjangan
profesi,
tunjangan
fungsional,
dan
penghargaan sebagai Guru yang pernah diterima setelah
yang bersangkutan memperoleh dan mempergunakan
penetapan angka kredit (PAK) tersebut.
3. Pengaturan sanksi lebih lanjut diatur dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional.

GURU
Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi

Memiliki
Kualifikasi
Akademik

G
U
R
U

Diperoleh melalui pendidikan tinggi


program S1 atau D4

Pedagogik: Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan


pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kepribadian: Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

WAJIB

Memiliki
Kompetensi

Profesional: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan


mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi.
Sosial: Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Memiliki
Sertifikat
Pendidik

Sertifikasi Pendidik diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program


pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Pemerintah dan Pemda wajib menyediakan anggaran utk peningkatan kualifikasi
akademik & sertfikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemda, dan masyarakat

KOMPETENSI PAEDAGOGIK

Kompetensi pedagogik meliputi


pe-mahaman
guru
terhadap
peserta di-dik, perancangan dan
pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi hasil bela-jar, dan
pengembangan peserta di-dik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI PAEDAGOGIK


1. Memahami peserta didik secara
mendalam
memiliki
indikator
esensial: memahami peserta didik
dengan
memanfaatkan
prinsipprinsip
perkembangan
kognitif;
memahami peserta didik dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk
mema-hami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran
memiliki
indikator
esensial:
memahami landasan kependidikan;
mene-rapkan
teori
belajar
dan
pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran
berda-sarkan
karakteristik
peserta
didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi
ajar;
serta
menyusun
rancangan
pembelajaran
berda-

4. Merancang
dan
melaksanakan
evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan
melaksanakan
evaluasi
(assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan
dengan
berbagai
metode;
menganalisis hasil evaluasi proses
dan
hasil
belajar
untuk
menentukan tingkat ketuntasan
belajar (masterylearning); dan
memanfaatkan
hasil
penilaian
pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran
secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensinya,
memiliki
indikator esensial: memfasilitasi
peserta
didik
untuk
pengembangan berbagai potensi

KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Kompetensi
Kepribadian
merupakan
kemampuan personal
yang mencer-minkan
kepribadian
yang
mantap,
stabil,
dewasa,
arif,
dan
berwibawa, men-jadi
teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak
mu-lia.

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI


KEPRIBADIAN
1. Kepribadian yang mantap
dan stabil memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai
dengan
norma
hukum;
bertindak
sesuai
dengan
norma
sosial;
bangga
sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa
memiliki indikator esensial:
menampilkan
kemandirian
dalam
bertindak
sebagai
pendidik dan memiliki etos
kerja sebagai guru.
3. Kepribadian
yang
arif
memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang
didasarkan
pada
kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan
masyarakat

4. Kepribadian
yang
ber-wibawa memiliki
indi-kator
esensial:
memiliki
perilaku
yang berpe-ngaruh
positif
terhadap
peserta didik dan
memiliki
perilaku
yang disegani.
5. Akhlak mulia dan
dapat
menjadi
teladan
memi-liki
indikator
esensial:
bertindak sesuai dengan norma religius
(iman dan taqwa,
jujur, ikhlas, suka
menolong),
dan
memiliki
perilaku
yang
diteladani

KOMPETENSI
PROFESIONAL
Kompetensi profesional
me-rupakan penguasaan
ma-teri
pembelajaran
secara
luas
dan
mendalam,
yang
mencakup penguasaan
ma-teri kurikulum mata
pela-jaran di sekolah
dan sub-stansi keilmuan
yang
me-naungi
materinya, serta penguasaan
terhadap
stuktur dan metodologi
keilmu-annya

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI


PROFESIONAL
1. Menguasai substansi keilmuan
yang terkait dengan bidang
studi
memiliki
indikator
esensial: memahami materi
ajar
yang
ada
dalam
kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait;
dan
menerapkan
konsepkonsep
keilmuan
dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai
struktur
dan
metode keilmuan memiliki
indikator esensial menguasai
langkah-langkah
penelitian
dan
kajian
kritis
untuk
memperdalam

KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi
sosial
me-rupakan
kemampuan
guru
untuk
berkomunikasi
dan
bergaul
secara
efektif
dengan
peserta
didik,
sesama
pendidik,
tenaga
kependidikan,
orang
tua/wali
peserta
didik,
dan
masyarakat sekitar

INDIKATOR ESENSIAL KOMPETENSI SOSIAL

1. Mampu berkomunikasi dan


bergaul
secara
efektif
dengan
peserta
didik
memiliki indikator esensial:
berkomunikasi
secara
efektif
dengan
peserta
didik.
2. Mampu berkomunikasi dan
bergaul
secara
efektif
dengan sesama pendidik
dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan
bergaul
secara
efektif
dengan
orang
tua/wali
peserta
didik
dan
masyarakat sekitar
4. Mampu
memanfaatkan
tekno-logi
untuk
berkomunikasi
dan

KEWAJIBAN GURU
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
proses
pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran;
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompe-tensi
secara
berkelanjutan
sejalan
dengan
perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni;
bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;

Dengan Hormat:
Meninggal dunia,
Mencapai batas usia pensiun,
Atas permintaan sendiri,
Sakit jasmani dan/atau rohani terus
menerus selama 12 bulan,
Guru dapat
diberhentika
n

Berakhirnya perjanjian kerja.


Tidak Dengan Hormat:
Melanggar sumpah dan janji jabatan,
Melanggar perjanjian kerja,
Melalaikan kewajiban dalam
melaksanakan tugas selama 1 bulan
atau lebih secara terus-menerus.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

Kompetensi Pedagogik,

PROFESI

Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial,
Kompetensi Profesional.

PEMBINAAN &
PENGEMBANGAN
Penugasan,

KARIER

Kenaikan Pangkat,
Promosi.

Kebijakan strategis pembinaan dan pengembangan profesi dan


karier guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemda, atau masyarakat ditetapkan dengan Peraturan
Menteri

EMPAT JENIS KOMPETENSI

Pedagogis

Pemahaman peserta didik (PD),


perancangan, pelaksanaa, & evaluasi
Pembelajaraan, pengemb.PD

(1) Aspek potensi peserta didik (2) teori belajar


& pembelajaran, strategi, kompetensi & isi, dan merancang pembelj;(3) menata latar & melaksanakan; (4)
asesmen proses dan hasil; dan (5) pengemb akademik
& nonakademik

Kepribadian

Mantap & Stabil, Dewasa,


Arief, Berwibawa, Akhlak Mulia

(1) Norma hukum & sosial, rasa bangga,Konsisten dgn


norma; (2) mandiri & etos kerja; (3) berpengaruh positif
& disegani; (4) norma religius & diteladani; (4) jujur;

Profesional

Sosial

Menguasai keilmuan bidang studi;


dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi

(1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan


yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan sehari-hari;
dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis,
kreatif dan inovatif terhadap bidang studi

Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,


Komunikasi & bergaul dgn peserta
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif
didik, kolega, dan masyarakat

KOMPETENSI GURU

Mantap

Stabil

Berwibawa

Dewasa

Arif

PROFES
Akhlak mulia
IONAL

KEPRI
BADIAN

PEDAGOGIK

SOSIAL

Luas & mendalam

Pemahaman pst didik

Perancangan pembel.

Pelaksanaan pembel.

Evaliuasi pembel.

Pengembangan pst didik

Artefak

Dokumen

Penilaian
sejwat
Penilaian
siswa

Portofolio

Self Appraisal

Kinerja

TES
Tertulis

APA ALAT UKURNYA?

Inventori
kepribadian

CARA PENILAIAN

Fokus perhatian profesi guru:

Citra guru
Pembelajaran
Perilaku guru dalam masyarakat
Kompetensi guru: kepribadian, sosial,
paedagogis, profesional

Upaya menunjukkan citra baik:

Bisa menempatkan perannya


dalam proses pembelajaran pada
nilai-nilai yang positif
Bisa menempatkan perannya
dalam kehidupan bermasyarakat

sekian

SAIFUL MUSTOFA
INSPEKTORAT KOTA BATU

Jadikan kami partner , bukan monster

Anda mungkin juga menyukai