Anda di halaman 1dari 76

Pneumonia

Oleh
Sri Ratna Widyanti

Pembimbing
Dr. Tikto W, Sp.A, M.Biomed
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOLOPO
KAB. MADIUN
2016

Laporan Kasus

Anamnesis
Identi
tas

Nama
: An. H
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Usia
: 17 bulan
Alamat
: Dolopo, madiun
No. RM
: 512xx
Tanggal MRS
: 12 April 2016

Laporan Kasus

Anamnesis
Gambaran
KlinisPasien anak laki laki usia 17 bulan datang dengan

keluhan batuk sejak 4 hari SMRS. Batuk disertai dahak


berwarna hijau kental. Batuk juga disertai sesak
napas. Pasien muntah setiap kali batuk.
Menurut keluarga pasien, suara napas pasien bunyi
krok krok. Keluarga pasien juga mengeluhkan pasien
demam naik turun sejak 3 hari SMRS dan juga pilek.
Pasien tidak mau makan. minum sedikit. Pasien
tampak lemas dan mengantuk. BAB/BAK dalam batas
normal.

Laporan Kasus

Anamnesis
Riwayat
Pengobatan
Sebelumnya

pasien sudah minum sirup


parasetamol yang dibeli orang tua pasien sendiri di
apotek.

Riwayat
Pasien belum pernah menderita
Kesehatan/Penyaki
sama.
Riwayat kejang demam (-).
t
Riwayat Keluarga

sakit yang

Tidak ada anggota keluarga yang menderita


sakit yang sama. Riwayat keluarga dengan batuk lama
(-). Riwayat asma maupun alergi pada orang tua
disangkal.

Laporan Kasus

Anamnesis
Riwayat
Pasien sudah
Imunisasi

mendapatkan

imiunisasi

dasar

lengkap.

Riwayat Lingkungan dan


Lingkungan sekitar tempat tinggal pasien tidak ada
Sosial
yang menderita sakit yang sama.

Riwayat
Alergi
Riwayat alergi sebelumnya disangkal
Riwayat
Lahir dari ibu G1P1A0, cukup bulan, spontan langsung
Kelahiran
menangis, ditolong bidan, BBL 2900 gram, PB 50 cm. Riwayat ibu
demam tidak ada, riwayat PEB tidak ada, riwayat KPD disangkal.

Pemeriksaan
BB : 8 Kg
Nadi : 110x/menit,
Fisik
lemah
Keadaan Umum: Tampak Sakit Berat

Laporan Kasus
RR : 50x/tmenit

Tax : 39,6 C
0

Kesadaran Somnolen

Kepala

Anemis (-), Ikterik (-), Sianosis (-), dispnea (+)


Pernapasan cuping hidung (+)

Leher

JVP R+2 cmH2O

Thorax : Jantung

Ictus invisible palpable pada MCL ICS V S


S1S2 single murmur (-)
Batas kanan : SL D ; Batas Kiri : Iktus kordis

Pulmo

Retraksi subcostal, SF D=S,Perkusi Sonor D=S, Rh (+/+), Wh(-/-)

Abdomen

Soefl BU (+) normal.

Extremitas

Akral hangat, edema -/-, CRT < 2detik

Pemeriksaan
Petieriksaan
Hasil
Laboratorium
Hemoglobin
9,7 g/dl

Laporan Kasus
Nilai Nortial
11,0 13,0 g/dl

Hematokrit

29,6%

35,0 55,0 %

Leukosit
Limfosit
monosit
Granulosit
Trombosit

13100
33,1%
10,1%
56,8%
329.000

4000 12.000
25-50%
2-10%
50-80%
150.000-350.000

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

Widal
O
H
P.A
P.B

Laporan Kasus

Foto thorax

Kesimpulan :
Bronkopneumonia

Laporan Kasus

Assesment

Pneumonia

Penatalaksanaan

Laporan Kasus

Nebulisasi ventolin
respul/ 8 jam
Infus D5 NS 8 tpm
Inj. Cefotaksiti 3x 250 tig
Inj. metamizol 3x 150 tig
Inj. Ondansetron 3x atipul
Inj. Gentatmycin 1x 40 tig
Po. Paracetamol 3x Cth 1

Laporan Kasus

Follow Up
Tanggal

Subjective

Objective

Assestient

Planning

13/4/16

-Batuk (+)
-Sesak (+)
-muntah (+)

Tampak sakit berat


tax 37,6
RR : 50x/mnt
N: 104 x/mnt
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (+)
Tho: Rh (+), Wh (-), retraksi subcostal (+) S1S2
tunggal m (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anetms (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

PDx :PTx :
Nebulisasi ventolin respul/ 8
jati
Infus D5 NS 8 tpti
Inj. Cefotaksim 3x 250 mg
Inj. metamizol 3x 150 mg
Inj. Ondansetron 3x ampul
Inj. Gentamycin 1x 40 mg
Po. Paracetamol 3x Cth 1

14/4/16

-Batuk (+) Berkurang


-muntah (-)

Tampak sakit sedang


tax 36,4
RR : 40x/tint
N: 106x/tint
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (+)
Tho: Rh (+), Wh (-), retraksi subcostal (+) S1S2
tunggal m (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anetms (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

PDx :PTx :
Nebulisasi ventolin respul/ 8
jati
Infus D5 NS 8 tpti
Inj. Cefotaksim 3x 250 mg
Inj. metamizol 3x 150 mg
Inj. Ondansetron 3x ampul
Inj. Gentamycin 1x 40 mg
Po. Paracetamol 3x Cth 1

Laporan Kasus

Follow Up
Tanggal

Subjective

Objective

Assestient

Planning

15/4/16

- Batuk (+) berkurang


- sesak (-) muntah
(-)

Tampak sakit sedang


tax 36,7
RR : 32x/tint
N: 104x/tint
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (-)
Tho: Rh (+), Wh (-), retraksi subcostal (+)
S1S2 tunggal m (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

PDx :PTx :
Nebulisasi ventolin respul/ 8
jati
Infus D5 NS 8 tpti
Inj. Cefotaksim 3x 250 mg
Inj. metamizol 3x 150 mg
Inj. Ondansetron 3x ampul
Inj. Gentamycin 1x 40 mg
Po. Paracetamol 3x Cth 1

16/4/16

- Batuk (+) berkurang


- sesak (-) muntah
(-)

Tampak sakit sedang


tax 36,8
RR : 30x/tint
N: 106x/tint
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (-)
Tho: Rh (+), Wh (-), retraksi subcostal (+)
S1S2 tunggal m (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

PDx :PTx :
Nebulisasi ventolin respul/ 8
jati
Infus D5 NS 8 tpti
Inj. Cefotaksim 3x 250 mg
Inj. metamizol 3x 150 mg
Inj. Ondansetron 3x ampul
Inj. Gentamycin 1x 40 mg
Po. Paracetamol 3x Cth 1

Laporan Kasus

Follow Up
Tanggal

Subjective

Objective

Assesment

Planning

17/4/16

- Batuk (+) jarang


- sesak (-) muntah
(-)

Tampak sakit sedang


tax 36,4
RR : 32x/mnt
N: 104x/mnt
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (-)
Tho: Rh (+) sedikit, Wh (-), S1S2 tunggal M (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

PDx :PTx :
Nebulisasi ventolin
respul/ 8 jam
Infus D5 NS 8 tpm
Inj. Cefotaksim 3x 250 mg
Inj. metamizol 3x 150 mg
Inj. Ondansetron 3x
ampul
Inj. Gentamycin 1x 40 mg
Po. Paracetamol 3x Cth 1

18/4/16

- Batuk (+)jarang

Tampak sakit sedang


tax 37
RR : 36x/mnt
N: 100x/mnt
K/L: anemis (-), ikterik (-), edema (-) pch (-)
Tho: Rh (+) sedikit, Wh (-), S1S2 tunggal M (-)
Abd: BU (+) Normal
Ext: anemis (-), ikterik (-), Edema (-)

1. Pneumonia

Boleh Pulang
Cefixim 3x Icth
Vitamin 1x1 Cth
Paracetamol 3x1Cth

Tinjauan Pustaka

Etiologi

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Penelitian di Bandung menunjukkan


bahwa Streptococcus pneumonia dan
Staphylococcus epidermidis merupakan
bakteri yang paling sering ditemukan pada
apusan tenggorok pasien pneumonia
umur 2-59 bulan.

Tinjauan Pustaka

Faktor Resiko

Diagnosis

Tinjauan Pustaka

Klasifikasi

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Kriteria Rawat Inap

Tatalaksana

Tinjauan Pustaka

1. Umum
SpO2 < 92% berikan terapi oksigen
Pada pneumonia berat / asupan per
oral kurang, diberikan cairan intravena
dan dilakukan balans cairan ketat
Antipiretik dan analgetik
Nebulisasi dengan beta -2 agonis dan
atau NaCl memperbaiki mucocilliary
clearance

Tinjauan Pustaka

Pemberian Antibiotik
Anak < 5 tahun
Lini 1 : Amoksisilin
Alternatif : co-amoxiclav, ceflacor,
eritromisin, claritromisin, dan azitromisin.
Anak 5 tahun
Lini 1 : Makrolid
Jika dicurigai S.aureus makrolid atau kombinasi
flucloxacilin dengan amoksisilin

Tinjauan Pustaka
Antibiotik intravena diberikan jika tidak
bisa menerima obat peroral, dengan
pilihan :
Ampisilin dan kloramfenikol
Co amoxiclav
Ceftriaxone
Cefuroxime
Cefotaxime

Tinjauan Pustaka

Rekomendasi UKK Respirologi

Tinjauan Pustaka
Nutrisi
Anak dengan distress pernapasan berat
NGT atau intravena.
NGT pada bayi anak dengan lubang
hidung yang kecil dapat menekan
pernapasan gunakan ukuran terkecil
Balans cairan ketat agar tidak overhidrasi
karena pada pneumonia berat terjadi
peningkatan sekresi ADH.

Tinjauan Pustaka

Kriteria Pulang
Gejala dan tanda pneumonia menghilang
Asupan per oral adekuat
Pemberian antibiotik dapat diteruskan
dirumah (per oral )
Keluarga mengerti dan setuju untuk
pemberian terapi dan rencana kontrol.
Kondisi rumah memungkinkan untuk
perawatan lanjutan di rumah.

Daftar Pustaka

Setyawan, DB, et.al. 2009.Pneumonia


dalam Pedoman Pelayanan Medis IDAI.
Hal.250
DEPKES RI. 2008.Buku Bagan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).Jakarta. Hal 2
dan 24

Terimakasih

Penggunaan Terapi
Inhalasi

yang
Rasional
Retno
Asih S
pada Anak

Anak saya grok


grok,

bisa diuap ya
dok?

Pokok
bahasan
Prinsip dasar
terapi

inhalasi
Tujuan terapi inhalasi
Indikasi terapi
inhalasi
PiZall terapi inhalasi

Apakah terapi inhalasi


Cara pemberian obat dalam
? aerosol melalui saluran
bentuk
nafas
Obat dihirup oleh pasien baik
secara aktif maupun pasif
(pasien tidak sadar)
Obat langsung mencapai saluran
nafas,
sehingga hanya diperlukan dosis

Terap inhalasi terapi


i

vs

oral

Dosi

Renda

Normal

Tempat kerja

Langsun

Tidak

Mula kerja

langsu
ng

Lambat
Cara

Perlu

pemberian

instruksi

Efek samping
s Banyak

InhalSedikit Oral
hasi
Cepat

dan demo

Mudah

Tujuan
pemberian
obat secara
Diagnosis
Terapi
inhalasi
Uji provokasi

Tes faal paru

Scintigra

Induksi
sputum
Clearance

Anti inamasi

Bronkodilator

Pengencer
dahak
Anestesi lokal
Antibiotik

Obat yang dapat


diberikan
Bronkodilator
(SABA atau
LABA)
secara
inhalasi

Kortikosteroid
Kortikosteroid + Bronkodilator (LABA)
Cromolyn / Nedocromil
Agonist beta-2
Antikolinergik
Antivirus (Zanamivir)
Saline

Metered Dose
Inhaler Obat dikeluarkan dengan
menekan /

menyemprotkannya
dari Canister
Canister berisi obat dan
propellant yang
dimampatkan
(bertekanan)
Metered dose artinya
dosis terukur untuk

Metered Dose Inhaler

Perlu koordinasi 2 aktivitas : menekan


Canister &
menghirup nafas dalam

Untuk orang tua dan anak-anak


dibantu dengan
Spacer atau Volumatic

Kombinasi
spacer dan
masker

Spacer
tanpa
masker

Cara
peng

gunaan MDI

Car penggunaa MDI +


a

spacer

5. Hold your breath for at least


5 to 10 seconds. Breathe out slowly

Menilai isi obat dalam


canister

Nebulizer

menjad

Alat yang mengubah


obat aerosol yang i
larutan
Alat
daripasien
beberapa bagian, obat dan
bisaterdiri
dihirup
alat terpisah
Nebulizer jet mengubah obat
menjadi aerosol dengan gas
bertekanan tinggi
Nebulizer ultrasonik mengubah
menjadi

Nebulizer
Jet

Aerosol keluar terus

menerus

Deposisi
di
2-10%
Ukuran partikel
2-5

mikron
Efek
paru samping
minimal

dosis

Nebulizer
ultrasonik

Dry Powder
Tidak menggunakan zat kimia
Inhaler
(propellant) untuk mendorong

obat keluar
Mengandalkan
kekuatan
napas
(harus
hirupan
lebih cepat dan dalam)
menghirup
pasien
Tidak membutuhkan
koordinasi

(relatif lebih mudah)

Tidak perlu spacer

(DPI
)

Cara penggunaan Turbuhaler

Buka tutupnya dengan cara mengulir


Pegang dengan mouthpiece mengarah
keatas Putar bagian bawahnya kearah
kanan sampai maksimal, kemudian
kembalikan kearah kiri. Akan
terdengar bunyi klik

Pegang turbuhaler di depan mulut.


Keluarkan nafas pelan-pelan sampai
maksimal.
Letakkan turbuhaler pada mulut. Kedua
belah bibir

Efektivitas Terapi Inhalasi


pada Anak
A. Pasien
Anato diameter sal.napas sempit,
bronkus
belum banyak
mi:
percabangan
Ventilasi: napas hidung, vol.tidal kecil,
napas
frekuensi pola napas tidak
Penyaki pada bronkopulmonari diplasia
cepat,
teratur
partikel <2%
t:
deposisi
dan penerimaan
Faktor kematangan,

kepatuhan

Cole CH. Special problems in aerosol delivery: neonatal and pediatric


consideraMon.

Efektivitas Terapi Inhalasi


pada Anak
B. Alat Inhalasi:
- Jenis alat inhalasi
ukuran, jumlah dan distribusi
mudah,
minima
partikel
- Alat
(mouthpiece, face
l
- koordinasi
Prosedur
pemakaian
Mouthpiece lebih
bantu
mask)
baik
Lewis RM. Pediatric consideraMon. Dalam: Fink JBI Hunt GEI penyunMng.
Clinical pracMce in

Terapi Inhalasi pada


Traktus
Organ
- Hidung
sasaran

-
-
-
-
-
-

Alat
Respirator
- Intranasal tetes/
Inhalasi
semprot
ik-

Faring
Laring
Nebuliser
-
Trakea
Metered Dose
-
Bronku
Inhaler
s
Dry Powder
Bronki
Inhaler
Rau JL. AdministraMon of aerosolized agents. Dalam: Rau JLI penyunMng.
oli

Indikasi Terapi
Inhalasi
1. Inamasi Traktus
Respiratorik
asm (antiinamasi
a. Pengendalia
Asma

Serangan
asma
n
a
(bronkodilator)

b. Rinitis
alergi

Newhouse MTI Dolovich M. Aerosol therapy in children. Dalam: Chernick VI Mellins RBI
penyunMng.

Indikasi Terapi
Inhalasi
2. Infeksi Tr.
- Sindroma
Respiratorik
- Croup

- Bronkiolitis
(brosis

bronkiektasis

- Infeksi
kistik,

- kronis

Infeksi Jamur
Laube BLI Janssens HMI De Jongh FHCI Devadason SGI Dhand RI Diot PI dkk. What

Infeksi

the pulmonary

Indikasi Terapi
Inhalasi
3.Memperbaiki bersihan
- brosis kistik
mukosilier
- bronkiektasis

- penyakit
- neuromuskuler
Hiperreaktivitas
bronkus
(cerebral palsy)
Hess DR. Airway clearance: physiologyI pharmacologyI techniques and
pracMce. Respir

Pitfalls pada Terapi


Inhalasi
Indikasi

o Nebulisasi pada rinofaringitis atau


rinosinusitis
Alat Inhalasi:
o MDI tanpa spacer pada bayi dan anak
kecil
o
Menggunakan mouth piece pada bayi
o Nebuliser ultrasonik
obat
o Ukuran masker tidak sesuai
o
Obat injeksi , obat oral untuk
inhalasi
untuk
steroid

Obat Inhalasi
oKombinasi -agonist, steroid,
mukolitik secara

rutin

Pitfalls indikasi Terapi


Inhalasi
Nebulisas untuk rinofaringitis atau rinitis
i
?
Nebuliser memproduksi partikel yang
mencapai sasaran bronkus
alveol
bertujuan
Rinofaringitis
atau
obat inhalasi
sampai
i
rinitis :

(drop atau spray )

intranasal

Pitfalls Nebuliser
- Jumlah cairan dalam
-
-

labu tidak tepat

Lebih sering
memakai
facemask

tidak
- Facemask
Steroid menggunaka
tepat
ukuran
nebuliser
ultrasonik
s
n
Wildhaber JH. Nebuliser therapy in

Schuepp KG, et al.: A complimentary


combination
of delivery device and drug formulation
for
inhalation therapy in preschool children
Swiss Med Weekly 2004;134:198-200
32

Not tightly fitting face mask


33

Lung deposition
of 0.1%

Not tightly fitting face mask


34

Crying during inhalation


35

Lung deposition
of 1%

Crying during inhalation


36

Quietly inhaling with a tightly fitting


face mask

37

Lung deposition
of 8%

Quietly inhaling with a tightly fitting


face mask

38

Inhaling quietly with a tightly fitting face mask


from a perforated vibrating membrane nebuliser

Lung deposition
of 36%

Inhaling quietly with a tightly fitting face mask


from a perforated vibrating membrane nebuliser
40

Pitfall Metere Dose Inhaler


s

- Kanister lupa dikocok


(MDI)

- Tidak ekspirasi
maksimal
-
perlaha
(46,4%
Tidak inspirasi
dalam
dan
- Tidak
menahan
napas
n

10

detik (52,2%)
Tidak berkumur
setelah inhalasi

Alamoudi OS. Piealls of inhalaMon technique in chronic asthmaMc.

Eect of educaMon program and correlaMon with peak expiratory ow. Saudi Med J

Pitfalls Dry Powder


Inhaler (DPI)
- Tidak mempersiapkan dosis
-
-

(23,1%)

Inspirasi kurang kuat dan


cepat
(46,4%)

- Tidak menahan napas 10

detik

(52,2%)

Tidak berkumur setelah

Alamoudi OS. Piealls of inhalaMon technique in chronic asthmaMc.

Obat Inhalasi
Jenis

Efe

Penggunaan

Obat

Klinis

Agonis B2

r
Antiinammas

Asma
Pengendali asma,

Antikolinergi

rinitis

Epinefrin
k

Vasokonstrikto

alergi,
rinosinusitis
Sidroma
CROUP

Agonis B2

Bersihan

Mukolitik

Mukosilier

Inhalasi

Steroid
Isotonic saline

Bronkodilato

Serangan

Hipertonic
Clinical pracMce in respiratory care. Philadelphia: Lippinco] Williams & Wilkins;

Pitfalls Dosis Terapi


Inhalasi
Dosis Obat Inhalasi menurut
usia ?

- Obat Inhalasi adalah obat


Penambaha
NaCl 0.9% pada obat
topikal
NaCl
bertujuan
n - Penambahan
inhalasi
ll
apabila telah
0.9%
memenuhi ll
volume
perlu ditambah NaCl
volume ,tidak
memenuhi
,

0.9%

Fill Volume dan Dead


Volume

Pitfalls Jenis & Dosis


Obat Inhalasi
Steroid inhalasi dosis rendah 200- 400 ug
respule) untuk serangan asma sedang(1/2-1
berat
KONTROVERSI
- Berbagai panduan asma lokal (PNAA)
dan
Internasional (GINA, BTS) tidak
merekomendasi
- Bukti yang mendukung manfaatnya
Steroid hirupan dosis tinggi 800-2000 ug (2-4
resp)

TAKE HOME
MESSAGE
Pelaksanaan Terapi
memerluka
pengetahua
tentan
inhalasi
n
n indikasi terapi
g inhalasi

penentuan obat
inhalasi
pemilihan alat
inhalasi dan
tehnik inhalasi.
Pemilihan alat inhalasi

Anda mungkin juga menyukai