Gizi Buruk
Gizi Buruk
Disusun Oleh
Riyang Pradewa A
PENDAHULUAN
Gizi buruk adalah suatu kondisi terdapatnya edema pada kedua kaki atau adanya severe
wasting (Berat Badan/Tinggi Badan <70% atau < -3 SD atau ada gejala klinis gizi buruk
(kwashiorkor, marasmu
Menurut data WHO tahun 2013: 19 juta anak, di wilayah Afrika dan wilayah Asia tenggara
mengalami kasus gizi buruk. Di mana gizi buruk merupakan masalah kesehatan global yang
bertanggungjawab terhadap angka kesakitan anak, angka kematian, gangguan
perkembangan, gangguan bekerja, dan peningkatan resiko infeksi. Dari 7.6 juta kematian
pada anak bawah lima tahun, sebanyak 35% diantaranya karena faktor terkait nutrisi dan 4.4
% dari kematian merupakan kontribusi langsung dari kasus gizi buruk.
80% mildmoderate
20%
severe
DEFINISI
Gizi buruk adalah suatu kondisi terdapatnya
1. edema pada kedua kaki, atau
2. adanya severe wasting (Berat Badan/Tinggi Badan
<70% atau < -3 SD atau
3. ada gejala klinis gizi buruk (kwashiorkor, marasmus
atau marasmik kwashiorkor).1
1. WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi IndonesiaWHO Indonesia. 2009
EPIDEMIOLOGI
19 juta anak
terutama di
afrika dan asia selatan: gizi
buruk
Dari 7.6 jt kematian balita:
35% terkait nutrisi
4.4%
kematian
terkait
langsung gizi buruk.
400.000
anak
meninggal
karena gizi buruk
Pneumonia
dan
diare:
penyebab kematian tersering
WHO. Updates on The Management of Severe Acute Malnutrition in Infants and Children. 2013
EPIDEMIOLOGI..2
Prevalensi anak gizi buruk:
2007:5.4%
2010:4.9%
2013:5.7%
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2014
Bimdal Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar. Profil Gizi Kalimantan Barat. 2016
ETIOLOGI
Penyebab langsung
Penyebab tidak langsung
Penyebab mendasar/akar masalah
ETIOLOGI ...2
UNICEF. The State on the World Children. Oxford Univ. Press. 1998
Angka
Edema
Dermatosis
Hepatomegali
<3,25
1,00-1,49
3,25-3,99
1,50-1,99
4,00-4,74
2,00-2,49
4,75-5,49
2,50-2,99
5,50-6,24
3,00-3,49
6,25-6,99
3,50-3,99
7,00-7,74
>4,00
>7,75
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (Kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak edisi keempat, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, 2005 : 95-137
MANIFESTASI KLINIS
Marasmus
Kwashiorkor
Perubahan mental
Cengeng
Anemia
berkurang
dicabut / rontok
Anak tampak
gemuk(sugar baby)
Perubahan mental
sampai apatis
Pembesaran hati
Perubahan kulit
Atrofi otot
Gangguan sistem
gastrointestinal
sebaya
Iga gambang
tubuh.
Baggy pants
Crazy pavement
dermatosis
Depkes RI. Sistem kewaspadaan Dini KLB-Gizi Buruk. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
2008
DIAGNOSIS
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
KONDISI 1
Pasang O2 1-2L/menit
Pasang infus Ringer Laktat dan Dextrosa / Glukosa
10% dengan perbandingan 1:1 (RLG 5%)
Berikan glukosa 10% intravena (IV) bolus, dosis
5ml/kgBB bersamaan dengan
ReSoMal 5ml/kgBB melalui NGT
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
KONDISI 2
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
KONDISI 3
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
KONDISI 4
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
KONDISI 5
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Buku Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI, 2007.
PENATALAKSANAAN
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
LANGKAH 1: HIPOGLIKEMIA
Bila kadar gula darah dibawah 54 mg/dl, berikan:
Beri F75 secepatnya
50 ml bolus (pemberian sekaligus) glukosa 10% atau larutan sukrosa
10% (1 sdt gula dalam 5 sdm air) secara oral atau pipa naso-gastrik.
Lanjtkan F75 setiap 2-3jam.
Berikan ASI dan antibiotika (lihat langkah 5).
Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam (lihat
langkah 6).
Pemantauan
Pencegahan
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
LANGKAH 2: HIPOTERMIA
Bila suhu dubur <35.5C, axilla <35 C :
Pemantauan
Pencegahan
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
LANGKAH 3: DEHIDRASI
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
FORMULA RESOMAL
No
Bahan
Jumlah
Oralit WHO
1 sachet (200ml)
Gula pasir
10g
8ml
Ditambah air
400ml
Zat Gizi
Kadar
Satuan
o
1
KCl
1,792
Gram
Tripotasium Citrat
0,648
Gram
MgCl2.6H2O
0,608
Gram
Zn Asetat 2H2O
0,0656
Gram
CuSO4.5H2O
0,0112
Gram
Menkes. Permenkes No 03 Tahun 2012 tentang Mineral Mix. Depkes RI. 2012
LANGKAH 4: ELEKTROLIT
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
LANGKAH 5: INFEKSI
Antibiotik spektrum luas
Vaksinasi Campak
jk >6 bulan dan belum pernah
diimunisasi
Catatan:
Metronidazol (7.5 mg/kg terbagi dlm 3 dosis selama
7 hari) sebagai tambahan.
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
PILIHAN ANTIBIOTIK
Tanpa komplikasi:
TMP 5mg/kgbb+25mg SMZ/hari dibagi dalam 2 dosis selama 5
hari
Ada komplikasi :
Ampisilin 50 mg/kgBB terbagi dlm 4 dosis selama 2 hari,
dilanjutkan Amoksisilin PO 15 mg/KgBB terbagi dlm 3 dosis
selama 5 hari.
Gentamicin 7.5 mg /Kg/BB, single dose selama 7 hari.
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
Secara oral/nasogastrik
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
Frekuensi
Volume/kgbb/pemb Volume/kgbb/h
erian
ari
1-2
/2jam
11cc
130cc
3-4
/3jam
16cc
130cc
6dst
/4jam
22cc
130cc
Suplementasi multivitamin
Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama)
Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari
Tembaga (Cu) 0.2 mg/kgBB/hari
Bila BB mulai naik : Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas
ferrosus 10 mg/kgBB/hari
Vitamin A oral pada hari I : umur > 1 tahun : 200.000
SI, 6-12 bulan : 100.000 SI, < 6 bulan : 50.000 SI
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/hari
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dsb).
WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta : Tim Adaptasi Indonesia-WHO Indonesia.
2009
PROGNOSIS