OLEH :
Okky Rizka Sesarina
PEMBIMBING :
dr. Susi Handayani, Sp. An, M. Sc
A. Intubasi Orotracheal
1. Indikasi
a. Ancaman/resiko aspirasi
b. Pemberian bantuan napas dengan
menggunakan sungkup sulit dilakukan
c. Ventilasi direncanakan dalam waktu
yang lama
d. Sebagai prosedur tindakan bedah
2. Tekhnik
a. The Macintosh blade is curved
Kelebihan:
Dapat melihat dengan jelas
terbukanya epoglotis, namun di sisi
lain jalur oro-hipofaring lebih sempit.
Sniffing Position
Oksiput diangkat / dielevasi dengan
bantuan bantal / selimut yang dilipat
dan leher dalam posisi ekstensi
memperluas pandangan
laringoskopik.
Sedangkan posisi leher fleksi
mempersulit dalam pasien membuka
mulut.
Komplikasi
Injury:
Lips or tongue
Teeth
Pharynx
Tracheal Mucosa
b. Nasotracheal
Intubation
1. Indikasi
Pada pasien yang akan menjalani
operasi / tindakan intraoral.
Dibandingkan dengan pipa
orotrakeal, diameter biasanya lebih
kecil karena tahanan jalan napas
cenderung meningkat.
Tekhnik
Anestesia topikal dan vasokonstriksi
pada mukosa hidung 3% lidokain
dan 0.25% phenylephrine.
Ukuran ETT
Wanita: 6.0 hingga 6.5 mm
Laki-laki ukuran 7.0 hingga 7.5 mm.
Komplikasi
Epistaksis
Diseksi submukosa.
Bila dibandingkan dengan intubasi
orotrakeal, intubasi nasotrakeal
peningkatan insidensi dari sinusitis
dan bakteremia.
Manajemen
Diciptakan oleh American Society of
Anesthesiologists (ASA) pada tahun
1993 diperbaharui pada tahun
2003
Evaluasi mengarahkan
algoritme ASA pada satu dari
dua poin dasar :
A-awake intubation
B- usaha intubasi setelah induksi
anestesi umum.
TERIMA KASIH