Anda di halaman 1dari 23

OSTEOARTHRITIS

Ahmad Azhar
111 2015 2289

BAB I
LATAR BELAKANG
Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai arthritis degeneratif atau
penyakit sendi degeneratif adalah sekelompok kelainan mekanik
degradasi

yang

melibatkan

sendi,

termasuk

tulang

rawan

artikular dan tulang sunchondral.


Prevalensi penyakit rematik di Indonesia (2008) mencapai 23.631.3%. Jumlah penderita Osteoarthritis di Indonesia paling
banyak mengenai terutama pada orang-orang diatas 50 tahun.
Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik.
Banyak pasien dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan
gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi sendi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI :
Osteoartritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,
arthro yang berarti sendi, dan itis yang berarti inflamasi
Osteoarthrosis atau osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi
degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI:
Osteoartritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak
mengenai terutama oorang orang diatas 50 tahun :
Di atas 85% berusia 65 tahun menggambarkan OA pada
gambaran x-ray, meskipun 35 50% hanya mengalami gejala
Umur di bawah 45 tahun lebih banyak terjadi pada pria,
sedangkan pada umur 35 tahun pada wanita

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOPATOLOGIS :

OA primer, tidiopatik dan tidak ada hubungannya


dengan penyakit sistemik atau perubahan lokal
pada sendi
Osteoarthritis
OA sekunder, adanya kelainan endokrin,
inflamasi, metabolik serta imobilisasi yang
terlalu lama

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR PREDISPOSISI :
Umur, 60 tahun
Jenis kelamin, usia 55 tahun sering pada wanita, umur 45 tahun pada pria
Suku bangsa, dapat menyerang semua ras
Genetik, adanya mutasi dalam gen dalam unsur unsur tulang rawan sendi
seperti kolagen dan proteglikan
Obesitas, meningkatkan tekanan mekanik pada sendi penahan tubuh
Trauma, pekerjaan dan olahraga, pekerjaan berat atau pemakaian sendi yang
terus menerus
Kelainan pertumbuhan , contohnya pada penyakit Perthex

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIS :
Kekauan dari persendian setelah bangun tidur atau duduk dalam waktu
yang lama
Swelling (bengkak) pada satu atau lebih persendian
Krepitasi pada saat sendi digerakkan
Pengurangan massa otot

Distribusi sendi pada OA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN REUMATOLOGI RINGKAS GALS (GAIT, ARM, LEGS, SPINE)
Nyeri sendi, terlokalisir serta nyeri bertambah hebat jika ada pergerakan dan
berkurang saat istirahat
Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Hambatan pergerakan sendi, bersifat progresif lambat bertambah berat jika
bertambahnya nyeri
Krepitasi
Perubahan bentuk kaki , karena kontraktur sendi yang lama, perubahan
permukaan sendi serta kecacatan gaya berjalan
Perubahan gaya berjalan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
A.

Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
.umur > 50 tahun
.kaku sendi < 30 menit
.krepitus
.nyeri tekan tepi tulang
.pembesaran tulang sendi lutut
.tidak teraba hangat pada sendi

Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
B. Klinis dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini
.umur > 50 tahun
.Kaku sendi <30 menit
.Krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
C.

Klinis dan laboratorius:

Nyeri sendi lutut ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:


.umur > 50 tahun
.kaku sendi < 30 menit
.krepitus
.nyeri tekan tepi tulang
.pembesaran tulang sendi lutut
.tidak teraba hangat pada sendi
.LED <40 mm/jam
.RF <1:40
.Analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis

Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan,
ngilu atau kaku dan disertai 3 atau 4 kriteria berikut:
1. pembengkakan jaringan keras > 2 diantara 10 sendi
tangan
2. pembengkakan jaringan keras > 2 sendi distal
interphalangea (DIP)
3. pembengkakan < 3 sendi metacarpo-phalanea (MCP)
4. deformitas pada 1 diantara 10 sendi tangan
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2
dan 3 dan CMC 1 masing-masing tangan. Sensitivitas 94%
dan spesifisitas 87%.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan radiologi
Penyempitan celah sendi yang
seringkali asimetris (lebih berat pada
daerah yang menanggung beban)
Peningkatan densitas (sclerosis)
tulang subkondral
Kista tulang
Osteofit pada pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak
berguna. Pemeriksaan laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi
penyebab pokok pada OA sekunder. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju
endap darah) dalam batas normal kecuali OA generalisata yang harus
dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor
rhematoid dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan,
mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai
sedang, peningkatan ringan sel peradangan (<8000/m) dan peningkatan
protein

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Marker
Marker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada OA antara
lain: Keratan sulfat, Konsentrasi fragmen agrekan, fragmen COMP (cartilage
alogometric matrix protein), metaloproteinase matriks dan inhibitornya dalam
cairan sendi. Keratan sulfat dalam serum dapat digunakan untuk uji
diagnostik pada OA generalisata. Marker sering pula digunakan untuk
menentukan beratnya penyakit, yaitu dalam menentukan derajat penyakit.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologis
Edukasi : memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak
bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai
Menurunkan berat badan : Berat badan berlebih merupakan faktor resiko dan faktor yang akan
memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan.
Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin
mendekati berat badan ideal.
Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi
Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungu

sendi yang sakit.


Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot, dan menambah luas pergerakan sendi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologis
A. Obat sistemik
Analgesik oral, paracetamol, opioid
NSAIDs, obat pilihan utama acetaminophen 500mg max 4gr/hr
Chondroprotective, asam hialuronat, kondrotin sulfat, glikosaminoglikan,
vitamin C, superoxide dismutase
Tranuzemad (medikamentosa terbaru, masih dalam penelitian)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologis
B. Obat Topikal
. Krim rubefacients dan capsaicin.
Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia dengan cara kerja pada
umumnya bersifat counter irritant.
. Krim NSAIDs
Selain zat berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan
campuran yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. Salah satu yang dapat
digunakan adalah gel piroxicam, dan sodium diclofenac.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN
Pembedahan

Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint


Realignment osteotomi

Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut
dari weightbearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian
besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair.21
Arthroplasty

Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam highdensity polyethylene.

PENCEGAHAN
Mengatur berat badan ideal merupakan faktor utama untuk
mencegah OA pada sendi-sendi yang menahan tubuh.

PROGNOSIS
Prognosis OA umumnya baik. Dengan obat-obat konservatif,
sebagian besar nyeri pasien dapat teratasi. Hanya kasuskasus yang berat memerlukan operasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai