KLASIFIKASI
Peritonitis dibagi menjadi 3 berdasarkan
sumber dan kausa kontamiasi mikroba:
Primer
Sekunder
Tersier
ETIOLOGI
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
yang penting adalah tentang onset
keluhan yang sering berupa nyeri
abdomen akut yang ditandai gejalagejala SIRS, yaitu febris. Diskripsi sifat
nyeri abdomen serta perubahannya
pada perjalanan waktu penting pula
untuk
mendiagnosis
kemungkinan
etiologinya.
PEMERIKSAAN FISIK
untuk menilai tanda vital, adanya dehidrasi,
anemia, kesadaran pasien menilai tandatanda sepsis berat.
Tanda-tanda peritonitis tanda-tanda iritasi
peritoneum:
1. Nyeri tekan
2. Nyeri lepas
3. defence musculair dan muscle guarding.
4. Ditemukan pula tanda-tanda ileus paralitik sperti
distensi abdomen, bising usus yang menurun
sebagai akibat penyebaran pus intraperitoneal.
Radiologi.
Foto abdomen 3 posisi memberikan
gambaran :
1. Tanda-tanda ileus paralitik
2. - Hilangnya bayangan pre peritoneal
fat
- Terdapat udara bebas
3. Pelebaran rongga diantara usus.
PENATALAKSANAAN
Non operatif
Resusitasi cairan :
Oksigenasi dan bantuan ventilasi
Intubasi,
kateterisasi,
dan
pemantauan
hemodinamik : Pemasangan nasogastrik tube
untuk dekompresi, CVP untuk monitor volume
dan hemodinamik pasien.
Obat-obatan
Pengendalian suhu tubuh > 38,50 C perlu
diberikan obat antipiretik untuk mencegah
kesulitan saat anesthesia
Operatif
Tindakan operasi bertujuan untuk mengontrol
sumber primer kontaminasi bakteri, sedangkan
non-operatif terdiri dari terapi suportif,
antibiotika, dan surveillence infeksi residual.
Pengelolaan bedah didasarkan pada 3 prinsip
utama yaitu eliminasi sumber infeksi, reduksi
jumlah bakteri kontaminan di dalam rongga
peritoneum, dan mencegah terjadinya infeksi
yang yang persisten dan rekuren.