Anda di halaman 1dari 14

PERITONITIS

Riezky Yudha Dewanty 20110310097


Aulia Anggun Dwi Kirana 20110310168
Kania Arfiani 20110310200

Peritonitis adalah keadaan akut


abdomen akibat inflamasi dan infeksi
selaput peritoneum rongga
andomen.
Peritoneum adalah membrana serosa
yang melapisi rongga perut dari
diafragma meluas ke bawah sampai
pelvis

Peritoneum terbagi atas :


Peritoneum viscerale : yang melapisi organorgan dalam perut . Peka terhadap rasa nyeri,
suhu, tekan dan rabaan
Peritoneum parietale : yang melapisi perut dari
dalam. Peka terhadap regangan dan robekan.
Organ yang hampir seluruhnya dilapisi oleh
peritoneum, disebut organ intraperitoneal
Orang yang tidak dilapisi atau hanya dilapisi
kurang sepertiganya disebut organ ekstra /
retroperitoneal

Organ intraperitoneal yaitu : gaster,


jejenum, ileum dan lien
Organ reroperitoneal yaitu : pankreas,
colon ascendent, Colon descendent.

KLASIFIKASI
Peritonitis dibagi menjadi 3 berdasarkan
sumber dan kausa kontamiasi mikroba:
Primer
Sekunder
Tersier

ETIOLOGI

Kelainan didalam abdomen berupa


inflamasi dan penyulitnya. Misalnya :
perforasi appendisitis, perforasi tukak
lambung, perforasi tifus abdominalis.
Bakterial : e.coli, streptococcus,
pneumococcus, kelompok enterobacterklebsiella, mycobacterium tuberculosa.
Kimiawi : getah lambung, pankreas,
empedu, darah, urin, benda asing.

Penyebab paling sering peritonitis


primer adalah spontaneus bacterial
peritonitis (SBP) akibat penyakit
hepar kronis.
Penyebab paling sering perionitis
sekunder adalah perforasi
appendicitis, perforasi, gaster dan
penyakit ulkus duodenale, perforasi
kolon (paling sering kolon sigmoid)
akibat divertikulitis, volvulus, kanker,
serta strangulasi usus halus.

PENEGAKKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
yang penting adalah tentang onset
keluhan yang sering berupa nyeri
abdomen akut yang ditandai gejalagejala SIRS, yaitu febris. Diskripsi sifat
nyeri abdomen serta perubahannya
pada perjalanan waktu penting pula
untuk
mendiagnosis
kemungkinan
etiologinya.

PEMERIKSAAN FISIK
untuk menilai tanda vital, adanya dehidrasi,
anemia, kesadaran pasien menilai tandatanda sepsis berat.
Tanda-tanda peritonitis tanda-tanda iritasi
peritoneum:
1. Nyeri tekan
2. Nyeri lepas
3. defence musculair dan muscle guarding.
4. Ditemukan pula tanda-tanda ileus paralitik sperti
distensi abdomen, bising usus yang menurun
sebagai akibat penyebaran pus intraperitoneal.

Rectal Toucher : menilai luasnya daerah


nyeri, maupun kemungkinan adanya
massa abses di pelvis.
Laboratorium darah : anemia,
lekositosis, atau lekopenia,
lymphopenia dan pergeseran ke kiri.
Kimia Darah : ureum, kreatinin, gula
darah, protein, LFT (Liver Function Test)
dan elektrolit - menilai komplikasi
kegagalan organ ganda.

Radiologi.
Foto abdomen 3 posisi memberikan
gambaran :
1. Tanda-tanda ileus paralitik
2. - Hilangnya bayangan pre peritoneal
fat
- Terdapat udara bebas
3. Pelebaran rongga diantara usus.

PENATALAKSANAAN
Non operatif
Resusitasi cairan :
Oksigenasi dan bantuan ventilasi
Intubasi,
kateterisasi,
dan
pemantauan
hemodinamik : Pemasangan nasogastrik tube
untuk dekompresi, CVP untuk monitor volume
dan hemodinamik pasien.
Obat-obatan
Pengendalian suhu tubuh > 38,50 C perlu
diberikan obat antipiretik untuk mencegah
kesulitan saat anesthesia

Operatif
Tindakan operasi bertujuan untuk mengontrol
sumber primer kontaminasi bakteri, sedangkan
non-operatif terdiri dari terapi suportif,
antibiotika, dan surveillence infeksi residual.
Pengelolaan bedah didasarkan pada 3 prinsip
utama yaitu eliminasi sumber infeksi, reduksi
jumlah bakteri kontaminan di dalam rongga
peritoneum, dan mencegah terjadinya infeksi
yang yang persisten dan rekuren.

Terapi bedah pada peritonitis adalah


sebagai berikut :
Kontrol sumber infeksi
Pencucian rongga peritoneum
Debridement radikal
Irigasi kontinyu post-operatif
Etappen lavase atau Stage Abdominal
Repair(STAR)

Anda mungkin juga menyukai