Anda di halaman 1dari 24

SEORANG ISTRI YANG SULIT

HAMIL
KASUS 1
KELOMPOK XII

Anggota Kelompok
1.

03011214

Nia Febrina

2.

03012068

Denise Swita Monahan

3.

03012069

Dethi Yuliani

4.

03012070

Devand Adyllon

5.

03012071

Devi Apriliani

6.

03012072

Dewa Ayu Narha Suari

7.

03012148

Lifftizia Effif

8.

03012149

Limastani Febriana Fitria Putri

9.

03012179

Mutiara Riahna Sitepu

10.

03012255

Sheila Sesarya Junya

KASUS
Seorang isteri yang sulit hamil

Pak Saleh, 42 tahun dan ibu ani, 37 tahun, sudah meikah


selama 15 tahun. Pada tahun pertama pernikahannya, ibu Ani hamil
dan melahirka seorang anak laki-laki, namu aak tersbut menderita
banyak kelainan fisik sejak lahir, shingga meninggal dunia pada umur
satu bulan. Sejak itu, ibu Ani tidak pernah hamil lagi. Dokter
kandungan menemukan adanya endometrosis pada ibu Ani.
Sementara pak Saleh, hasil analisis spermanya dinyatakan baik. Pak
Saleh dan Ibu Ani sangat ingin punya anak. Program Bayi Tabung
pernah dicoba, namun tidak berhasil akibat endometriosis yang
diderita ibu Ani cukup parah.
Pernah terpikir oleh pak saleh untuk menyewa rahim
wanita lain, namun kesulitan menemukan perempuan yang mau
menyewakan rahimnya dan juga ksulitan masalah hukum di
indonesia. Ada teman pak Saleh yang meganjurkan pak Saleh untuk
cari istri kedua yang sehat kandungannya, namun inipun terbentur
dengan keyakinan ak saleh yang tidak memperbolehkan cerai hidup
dan poligami. Ide untuk adopsi anak pernah terpikir pak saleh,
namun ibu ani tidak setuju karena kuatir tidak mampu megurus anak
adopsi dengan sepenuh hati dan juga kuatir kemungkinan muncul
masalah hukum di kemudian hari.

TERMINOLOGI
Endometriosis : suatu keadaan dimana jaringan endometrium
yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri
Analisis sperma : suatu pemeriksaan yang penting untuk menilai
fungsi organ reproduksi pria
Bayi tabung atau in vitro fertilization : proses pembuahan sel
telur dan sperma diluar tubuh ibu
Sewa rahim atau Surragate mother : proses penanaman ovum
seseorang wanita yang subur beserta sperma suaminya yang
sah ke dalam rahim wanita lain
Poligami : sistem perkawinan yang salah 1 pihak memiliki atau
mengawini beberapa lawan jenisnya
Adopsi anak : mengambil atau mengasuh anak ke dalam suatu
keluarga yang usianya dibawah 18 tahun dimana anak tersebut
yang terlantar atau ditelantaran dan membutuhkan perlindungan
khusus

MIND MAP
Analisis
sperma
hasil baik

Suami 43
tahun

Isteri 37
tahun

Endometriosi
s

- 15 tahun menikah
- Belum punya anak
- Tahun pertama nikah
hamil dan melahirkan
Meninggal umur 1 bulan

Penyelesaian
Bayi
Tabung
Gagal
implan
Bayi
kembar
Sisa
embrio

Poligami
Masalah hukum
perkawinan dan
hukum agama

Sewa
Rahim
Legal standing
Ibu sewa dan
anak

Adopsi
anak
Legal
standing
anak
adopsi

Syarat Sah Perkawinan

Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua belah pihak


(Pasal 6 ayat 1 UU perkawinan)

Harus mendapatkan izin dari kedua orangtua, bila masing-masing


belum berusia 21 tahun (Pasal 6 ayat 2 UU Perkawian)

Bagi pria harus berusia 19 tahun dan wanita 16 taun, kecuali ada
dispensasi yang diberikan oleh pengadilan yag ditunjuk oleh
orangtua kedua belah pihak ( Pasal 7 ayat 1 dan 2 UU Perkawinan)

Bahwa kedua belah pihak tidak dalam keadaan kawin, keuali bagi
mereka yang agamanya mengizinkan untuk berpoligami (Pasal 9
Jo. Pasal 3 ayat 2 dan Pasal 4 UU perkawinan )

Bagi seorang wanita yang akan melakukan perkawinan untuk


kedua kali dan seterusnya, UU mensyaratkan setelah lewatnya
masa tunggu, sekurang-kurangnya 90 hari bagi yang putus
perkawinannya karena perceraian, 130 hari bagi yang suaminya
meninggal ( Pasal 10 dan 11 UU perkawinan )

MONOGAMI
DAMPAK POSITIF

Terhindar dari penyakit


menular seksual

Keluarga lebih harmonis

Dapat bersikap adil

Lebih mengenal keluarga

Kasih sayang

DAMPAK NEGATIF

Jika
terdapat
masalah
kesehatan reproduksi sulit
mencari jalan keluar

Perselingkuhan

POLIGAMI
DAMPAK POSITIF

Bagi isteri yang telah lanjut usia dan


mengalami
kesakitan,
ia
akan
menyebabkan
sisuami
hilang
tumpuan dari segi batin, caranya
dengan berpoligami bagi mengelak
diamembuat perkara yang dilarang
di sisi Islam

Menambahkan
hubungan
antara
keluarga dengan ikatan yang dibuat

Kehormatan wanita akan terjaga bila


ia dilindungi oleh kaum Adam yang
inginmengambilnya sebagai isteri

Mengelak
berlakunya
perzinaan
terutamanya kaum lelaki yang akan
menyalurkankeinginan nafsunya ke
tempat yang haram
Mengelakkan
perceraian
bila
terdapat isteri-isteri yang tidak dapat
melahirkan anak
Menambahkan keturunan-keturunan

DAMPAK NEGATIF

Timbulnya
rasa
dengki
dan
permusuhan di antara para istri.
Perasaan ini biasanya timbul karena
suami lebih mencintai satu istri
dbandingkan dengan istri yang lain
atau
karena
kurang
adanya
keadilan. Akan tetapi hal ini jarang
terjadi apabila suami dan istri
mengerti
mengenai
hak
dan
kewajibannya.

Perasaan di atas juga biasanya


terwarisi kepada anak-anak dari
masing-masing istri sehingga tidak
mempunyai rasa persaudaraan.

Dampak kesehatan

Dampak ekonomi

Dampak psikologis istri

Syarat Anak Angkat

Belum berusia 18 tahun

Merupakan
anak
atau ditelantatkan

Berada
dalam
asuhan
keluarga atau dalam lembaga
pengasuhan anak

Memerlukan
khusus

terlantat

perlindungan

Syarat Calon Orang Tua


Angkat

Sehat jasmani rohani

Umur 30-55 tahun

Beragama sama dengan calon


anak angkat

Baik dan tidak pernah dihukum


krn tindakan kejahatan

Status menikah min. 5 thn

Bukan pasangan sejenis

Mampu ekonomi dan sosial

Persetujuan anak
tertulis wali anak

Pengangkatan
anak
kebaikan dari anak

Memperoleh izin menteri atau


kepala instansi sosial

dan

izin
demi

TATA CARA PENGANGKATAN ANAK


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54
TAHUN 2007
BAB IV, Bagian Pertama
Pengangkatan Anak Antar Warga Negara Indonesia
Pasal 19
Pengangkatan anak secara adat kebiasaan dilakukan sesuai
dengan tata cara yang berlaku di dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Pasal 20
(1)Permohonan pengangkatan anak yang telah memenuhi
persyaratan diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan
penetapan pengadilan.

(2) Pengadilan menyampaikan salinan penetapan


pengangkatan anak ke instansi terkait.
Pasal 21
(1) Seseorang dapat mengangkat anak paling banyak 2 (dua)
kali dengan jarak waktu paling singkat 2 (dua) tahun.
(2) Dalam hal calon anak angkat adalah kembar,
pengangkatan anak dapat dilakukan sekaligus dengan saudara
kembarnya oleh calon orang tua angkat.

SEWA RAHIM ( SURRAGATE


MOTHER)

- DARI ASPEK AGAMA


Agama Islam

Sewa rahim di dalam agama islam diharamkan karena di anggap berzina


Kristen Protestan
Sewa rahim didalam agama kristen dilarang
Kristen Katolik
Sewa rahim didalam agama katolik dilarang
Hindu
Sewa rahim didalam agama hindu dilarang
Budha
Sewa rahim di dalam agama budha di perbolehkan asalkam sukarela dan tidak
aturan

melanggar

- DARI ASPEK HUKUM


Di Indonesia kehamilan di luar cara alamiah selain yang
diatur dala pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 tidak dapat
dilakukan,termasuk sewa rahim.
pasal 82 UU : menjelaskan bahwa bagi masyarakat yang
hendak melakukan surrogate mother (sewa rahim) diancam
sangsi pidana.
- DARI ASPEK ETIK
Jika salah satu donor (sel sperma atau sel telur) bukan
berasal dari pasangan suami istri yang sah, di Indonesia hal
itu masih dilarang, secara hukum, juga secara agama.
Secara moral itu disamakan dengan perzinaan, dan anak
yang lahir tidak diakui secara hukum dan agama.

BAYI TABUNG
-

DARI ASPEK AGAMA

Islam
Diperbolehkan jika dari pasang suami istri yang sah

Kristen Protestan
Tidak mengijinkan untuk dilakukannya bayi tabung karena melanggar kewajaran tuhan untuk
menciptakan manusia

Kristen Katolik
Tidak mengijinkan untuk dilakukannya bayi tabung

Hindu
Program yang tidak dianjurkan karena sudah melanggar kewajaran tuhan untuk
menciptakan manusia

Budha
Diperbolehkan bayi tabung dengan sukarela.

- DARI ASPEK HUKUM


Pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 menyatakan:
1.
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan
sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri
mendapatkan keturunan
2.
Hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri
yang sah dengan ketentuan:
a. Hasil pembuahan sperma&ovum dari suami istri yang
bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum
berasal.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu.
c. Pada sarana kesehatan tertentu.

- DARI ASPEK ETIK


Di Indonesia dipandang dari segi etika, pembuatan bayi
tabung tidak melanggar, tapi dengan syarat sperma dan
ovum berasal dari pasangan yang sah. BUKAN sperma yang
berasal dari bank sperma, atau ovum dari pendonor.

POLIGAMI
- DARI ASPEK AGAMA
Islam
Dalam agama islam membolehkan seorang laki-laki untuk
mempunyai istri lebih dari 1 orang. Namun maksimal
adalah 4 orang. Namun jika takut tidak akan dapat
berlaku adil, kawinilah seorang saja. (Surat an-Nisa (4):3)
Kristen Protestan
Menganut azas monogami :
1. Pernikahan untuk 1 suami dan 1 istri
(I Korintus 7:3)
1. Jangan mempunyai banyak istri (Ulangan 17:17)
2. Jangan mengingini istri orang lain (Keluaran 20:17)

Katolik

Berazazkan monogami. Perkawinan dalam katolik merupakan


sakramen, yaitu lambang dari kasih Kristus kepada umatNya, 1
pria dan 1 wanita dipersatukan oleh Tuhan, jadi apa yang
disatukan Tuhan. Jadi apa yang disatukan Tuhan tidak dapat
dipisahkan manusia.

Hindu

Berusaha semaksimal mungkin menghindari poligami


Maksimal 4 istri meniru dewa siwa, ketentuan : tidak ada
keturunan, sakit-sakitan (tidak bisa berperan sebagai istri), bila
diizinkan.

Budha

Buddha tidak melarang adanya poligami dan tidak juga


menganjurkan para umatnya untuk memprotes atau mendukung
adanya poligami. Tidak tercatat dalam sutta manapun.

DARI ASPEK HUKUM

Hukum Peraturan Pemerintah No.10 thn 1984


1. UU No.1 thn 1974 (Perkawinan)

pasal 3:
(1) suatu perkawinan seorang pria hanya boleh punya 1 istri & sebaliknya.
(2) pengadilan dapat beri izin beristrI > 1 jika dikehendaki oleh pihak-pihak berkepentingan.
pasal 4:
(1) wajib mengajukan permohonan pasca pengadilan.
(2) diberi izin jika:
-

Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagi istri

istri dapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan

istri tidak dapat lahirkan keturunan

pasal 5: (1) syarat - ada persetujuan dari istri

- kepastian bahwa suami menjamin keperluan hidup istri


-

jaminan berlaku adil

- DARI ASPEK ETIK

Izin istri pertama

Keadilan tidak/sulit berlaku adil atas istri-istri ataupun anakanak

Problem etis perlakukan terhadap tiap istri, menghargai


perasaan dan kepentingan anak-anak

Masyarakat umumnya menganut perkawinan monogami


poligami dianggap menyimpang dari norma tradisi tidak patut,
tidak pantas dilakukan

Tak terlarang, tapi tak etis!

ADOPSI
-DARI ASPEK AGAMA

Islam

Katolik

-Boleh tp
tidak
mempunyai
hubungan
muhrim dan
tidak boleh
memutuskan
hubungan
dengan orang
tua
kandungnya

- Boleh
Dalam Kitab
Hukum
Kanonik
anak yang
diadopsi
menurut
norma
hukum
sipil,
dianggap
sebagai
anak dari
orang yang
mengadop
sinya
(KHK 1983
Kan 110)

-Seagama

Protestan

Buddha

Hindu

Boleh

Boleh

Boleh

Harus
seagama

Harus
seagama

Harus
seagama

DARI ASPEK HUKUM

menurut pasal 1 butir 2, peraturan pemerintah no.54 tahun


2007:

"pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang


mengalihkan, seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang
tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas
perawatan, pendidikan dan membesarkan anak ke dalam
lingkungan keluarga orang tua angkat
-

DARI ASPEK ETIK

Tidak memutus hubungan anak dengan orangtua kandungnya

Hak waris dari orangtua angkat maupun orangtua kandung

Tergantung kebudayaan setempat

Problem etis kasih sayang dan perhatian orangtua asuh


kepada anak angkat tidak sepenuhnya

Daftar Pustaka:
Peraturan Pemerintah RI. Pelaksanaan Pengangkatan
Anak. 2007[cited 2015 July 29]. Available:
kepri.kemenag.go.id/file/file/perpu/hjig1391671799.pdf
.
Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4thed. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2014.p.314-6.
Mulyatno KC. Analisis Sperma [cited 2015 July 29].
Available:
www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/analisa
%20sperma.pdf.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai