Anda di halaman 1dari 39

PENDAHULUAN

Trauma abdomen adalah kerusakan organ abdomen (lambung, usus


halus, pankreas, kolon, hepar, limpa, ginjal) yang disebabkan oleh
trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan; atau trauma
tumpul akibat kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jatuh.

Trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya organorgan yang tidak mempunyai kelenturan (noncompliant organ) seperti
hati, limpa, pankreas, ginjal, atau pembuluh darah dapat menimbulkan
kehilangan darah substansional ke dalam rongga peritoneum.

Kompresi dan perlambatan dari trauma tumpul menyebabkan fraktur


pada kapsula dan parenkim organ padat, sementara organ berongga
dapat kolaps dan menyerap energi benturan.

EPIDEMIOLOGI
Pada intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering
menciderai organ limpa (40-55%), hati (35-45%), dan usus halus (510%). Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang paling sering cedera
adalah ginjal, dan organ yang paling jarang cedera adalah pankreas
dan ureter

Organ pada abdomen yang terkena kerusakan terbagi


atas dua yaitu :
Organ Padat / solid yaitu : hati, limpa dan pancreas
Organ berlubang (hollow) yaitu : lambung, usus dan
kandung kemih

Jenis Trauma Abdomen

Trauma Tumpul

Trauma Penetrans :
Senjata Tajam
Senjata Api

Low Energy
Kinetic Energy

Trauma Penetrans

Cedera organ yang paling sering terkena:


Luka tusuk dan luka tembak

kecepatan rendah / tinggi

Luka tusuk

hati (40%)
usus halus (30%)
diafragma (20%)
usus besar (15%)

Luka tembak

usus halus (50%),


usus besar (40%),
hati (30%),
vaskuler (35%)

REGIO ABDOMEN

Jenis-jenis trauma abdomen


a.

Cedera pada Lambung dan Usus Halus

b. Cedera pada Duodenum dan Pankreas


c.

Cedera pada Kolon

d. Cedera pada Hepar


e.

Cedera pada Limpa

f.

Cedera pada Ginjal

Manifestasi Klinis
a.

Trauma Tumpul Abdomen


nyeri tekan, nyeri ketok, dan nyeri lepas. kekakuan
dinding perut
shifting dullness

b. Trauma Tembus Abdomen


Peritonitis sampai dengan sepsis
Syok dan penurunan kesadaran

MEKANISME TRAUMA
Trauma Tumpul

1. Kompresi, dapat berupa hantaman langsung

atau kompresi eksternal terhadap objek


yang terfiksasi. Misalnya hancur akibat
kecelakaan, atau sabuk pengaman yang
salah (seat belt injury)

efeknya dapat menyebabkan sobek dan hematom


subkapsular pada organ padat visera.
Hantaman juga dapat menyebabkan peningkatan
tekanan intralumen pada organ berongga dan
menyebabkan ruptur

2. Shearing
3. Deselerasi

Ruptur Usus Halus


Sebagian besar, perlukaan yang merobek dinding
usus halus karena trauma tumpul menciderai usus
dua belas jari. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
gejala burning epigastric pain yang diikuti dengan
nyeri tekan dan defense muskuler pada abdomen.

Perdarahan pada usus besar dan usus halus akan


diikuti dengan gejala peritonitis secara umum pada
jam berikutnya. Sedangkan perdarahan pada usus
dua belas jari biasanya bergejala adanya nyeri pada
bagian punggung.

Diagnosis ruptur usus ditegakkan dengan


ditemukannya udara bebas dalam pemeriksaan
Rontgen abdomen. Sedangkan pada pasien dengan
perlukaan pada usus dua belas jari dan colon
sigmoid didapatkan hasil pemeriksaan pada
Rontgen abdomen dengan ditemukannya udara
dalam retroperitoneal

PENILAIAN

Riwayat trauma
Tumpul : kecepatan, jenis benda, posisi korban

pasca trauma dan kerusakan kendaraan akibat


trauma.

Penetrans : jenis senjata dan jarak.

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Rutin

Pemeriksaan rotgen standar ATLS:


- foto servikal lateral
- toraks AP
- pelvis AP
Tambahan

- foto abdomen AP
- kontras

DIAGNOSTIK KHUSUS
Trauma tumpul

DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)


USG
CT scan
Trauma penetrans

Anterior eksplorasi luka


Posterior foto ronsen + kontras.

MODALITAS DIAGNOSTIK

I. FAST
II. DIAGNOSTIC PERITONEAL LAVAGE (DPL)
III. ABDOMINAL CT - SCAN
IV. LAPAROSCOPY

INDIKASI OPERASI
A. Indikasi berdasarkan evaluasi abdomen
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.

Trauma tumpul abdomen dengan DPL +


Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi berulang setelah
resusitasi cairan
Peritonitis difusa
Hipotensi dengan luka tembus
Perdarahan dari gaster, anus, tr.ur inarius akibat luka tembus
Luka tembak melalui rongga peritonium atau retroperitonium
Eviscerasi

A.Indikasi berdasarkan pemeriksaan ronsen


1.

2.

Udara bebas, udara retroperitoneal atau ruptur diafragma


akibat trauma tumpul
CT scan + kontras memperlihatkan perforasi organ
berongga akibat trauma tumpul dan penetrans

DPL VS ULTRASOUND VS CT SCAN PADA


TRAUMA TUMPUL
DPL

USG

CT SCAN

Indikasi

Menentukan adanya
perdarahan bila
BP

Menentukan cairan
bila BP

Menentukan organ
cedera bila BP normal

Keuntunga

Diagnosis cepat dan


sensitif; akurasi 98%

Diagnosis cepat; tidak


invasif dan dapat
diulang; akurasi 86%97%

Paling spesifik untuk


cedera; akurasi 92%98%

Invasif, gagal
mengetahui cedera
diafragma atau
cedera
retroperitoneum

Tergantung operator
distorsi gas usus dan
udara dibawah kulit.
Gagal mengetahui
cedera diafragma usus,
pankreas

Membutuhkan biaya &


waktu yang lebih lama,
tidak mengetahui cedera
diafragma, usus dan
pankreas

Kerugian

Follow up 2/11/16 (PH:1)

s/ Nyeri di bekas operasi di perut, demam, haus


o/
KU : TSS, E4M6V5
TD 149/98, N : 100, RR: 25, S: 37C
mata : pupil bulat,isokor,ukuran 3mm/3mm, bleeding
konjugtiva sinistra (+)
Toraks :dbn
Abdomen:
I : tampak datar
A : BU (-)
P :, nyeri tekan (+)
P : timpani, nyeri ketok (+)
Status lokalis : region abdomen, luka ditutup verban,
rembesan (-)

PRESENTASI KASUS

Tn. Adi Wijaya (34 tahun)


Tanggal masuk

: 02-novemberr-2016

DPJP

: dr Sylvia, Sp.B

Diagnosis bedah

: trauma tumpul abdomen +close


fracture media os. Femur dextra

Anamnesa
Pasien datang ke UGD RS UKI dengan keluhan nyeri
pada kaki kanan. Pasien mengalami kll tunggal karena
pasien berusaha mendahului mobil lain sehingga
menabrak pembatas tol. Saat menabrak pembatas
pasien membanting badan ke arah kiri sehingga paha
kanan membentur stir mobil. Pasien memakai
seatbelt. Pingsan (-), mual (-), muntah (-)

A/ post op end to end anastomi e.c rupture ileum hari ke 1


P/
IVFD

: II D.5%, I RL, I Aminofusin, I Triofusin

Diet : puasa
Mm : meropenem 3x1 gr IV
metronidazole 3x1 500 mg iv
ondancentron 2x1 4 mg iv
OMZ 2x1 40 mg iv
ranitidine 2x1 amp IV

Follow up 3/11/16

s/ Nyeri di bekas operasi di perut,sakit menelan, pusing, haus,


leher terasa pegal
o/
KU : TSS, E4M6V5
TD 153/98, N : 96, RR: 15, S: 36.6C
mata : pupil bulat,isokor,ukuran 3mm, bleeding konjugtiva
sinistra (+)
Toraks
:dbn
Abdomen:
I : tampak datar
A : BU (+) 2x/menit
P : supel, nyeri tekan (+)
P : timpani, nyeri ketok (+)
Status lokalis : region abdomen, luka ditutup verban,
rembesan (-)

A/ post op end to end anastomi e.c rupture ileum hari ke 2


P/
IVFD

: I Triofusin 1000, I aminofusin, II dinolec 20 %

Diet : puasa
Mm : meropenom 3x1 gr iv
metronidazole 3x1 500 mg iv
ranitidine 2x1 amp iv
evaluasi drain, ngt /24 jam

Follow up 4/11/16

s/
sakit menelan, perut sakit, pusing, pinngang dan
punggung terasa pegal, flatus (-)
o/
KU : TSS, E4M6V5
TD 144/94, N : 90, RR: 20, S: 36.5C
mata : pupil bulat,isokor,ukuran 3mm,
Toraks : dbn
Abdomen:
I : tampak datar
A : BU (-)
P : defense muscular, nyeri tekan (+)
P : timpani, nyeri ketok (+)
Status lokalis : region abdomen, luka ditutup verban,
rembesan (-)

A/ post op end to end anastomi e.c rupture ileum hari ke 2


P/
IVFD
RL

: I Triofusin 1000, I aminofusin, II dinolec 20 %, I

Diet : puasa
Mm : meropenom 3x1 gr iv
metronidazole 500 mg iv
Ranitidine ampul 2x1 iv

ORTHOPEDI

Follow up 2/11/16

s/ Nyeri bekas operasi di paha, mual (-), muntah(-)


o/ KU : TSS, E4M6V5
TD 149/80, N : 100, RR: 25, S: 37C

Status lokalis : region femur dextra


LOOK : luka post op terbalut kasa (+), drain (-), swelling
FEEL : nyeri tekan(+)
MOVE : ROM terbatas
a/ post ORIF femur dextra + closed fracture patella dextra
communitf
p/

Follow up 3/11/16

s/ Nyeri bekas operasi di paha ketika di gerakkan, mual


(-), muntah(-)
o/ KU : TSS, E4M6V5
TD 153/98, N : 96, RR: 15, S: 36.6C

Status lokalis : region femur dextra


LOOK : luka post op terbalut kasa (+), drain (-), swelling
FEEL : nyeri tekan(+)
MOVE : ROM terbatas
a/ post ORIF femur dextra + closed fracture patella dextra
communitf
p/ meropenon 3x1 gr

Follow up 4/11/16

s/ Nyeri bekas operasi di paha berkurang, pusing, mual


(-), muntah(-)
o/ KU : TSS, E4M6V5
TD 144/94, N : 90, RR: 20, S: 36.5C

Status lokalis : region femur dextra


LOOK : luka post op terbalut kasa (+), drain (-), swelling
FEEL : nyeri tekan(+)
MOVE : ROM terbatas
a/ post ORIF femur dextra + closed fracture patella dextra
communitf
p/

Anda mungkin juga menyukai