Anda di halaman 1dari 25

CASE REPORT

ASMA
Disusun Oleh
Gordon
Laporan Kasus
IDENTITAS
◦ Nama : An. M
◦ Umur / Tgl Lahir : 5 tahun
◦ Jenis kelamin : perempuan
◦ No. MR : 09.53.66
◦ Tanggal masuk : 8 Desember 2018
ANAMNESA
◦ (Alloanamnesis dengan ibu penderita, 8 Desember 2018
◦ Keluhan Utama : Sesak nafas sejak kemarin
◦ Keluhan Tambahan : batuk berdahak dan pilek
◦ Riwayat Perjalanan Penyakit
◦ Pasien datang ke UGD RS Amalia dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin
malam. Sesak dirasakan semakin lama semakin memberat. Pasien belum ada
minum obat untuk mengurangi sesaknya. Ibu pasien juga mengeluh anaknya
batuk pilek sejak 4 hari. Demam (-) muntah (-) nafsu makan baik
Riwayat • Pasien terakhir kali
Penyakit merasakan sesak sekitar
Dahulu 2 bulan yang lalu

Riwayat • Riwayat asma pada


Penyakit keluarga yaitu ayah
Keluarga pasien
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
◦ Kesadaran : Composmentis
◦ Frekuensi nadi : 110 x/menit, kuat angkat, isi cukup, teratur
◦ Respiratory Rate : 32x/menit
◦ TD : 80/50mmHg
◦ Suhu : 36.4 °C
◦ BB : 17 kg
Tinjauan Sistem
◦ Kepala
◦ Kepala : Normochepali
◦ Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, air mata -/-
◦ Telinga : Normotia, lapang+/+, serumen -/-, sekret -/-
◦ Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), cavum nasi lapang -/-, epistaksis (-), sekret +/+

◦ Mulut : Sianosis orofasial (-)


◦ Bibir : Mukosa kering (-), sianosis (-)
◦ Lidah : letak di tengah, lidah kotor (-)
◦ Tonsil : sulit dinilai
◦ Faring : faring hiperemis (-)
◦ Leher : Tidak ada pembesaran KGB
◦ Thoraks
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
◦ Palpasi : Vokal fremitus simetris
◦ Perkusi : Sonor/sonor
◦ Auskultasi : Bunyi Nafas Dasar Bronkovesikuler, Rhonki -/-, Wheezing +/+
◦ Jantung:
◦ Inspeksi : Ictus cordis sulit dinilai
◦ Palpasi : Ictus cordis teraba
◦ Perkusi : Batas jantung kanan dan kiri sulit dinilai
◦ Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II teratur, murmur (-), gallop (-)
◦ Abdomen
◦ Inspeksi : Perut tampak datar
◦ Auskultasi : BU + 5 x/menit
◦ Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
◦ Palpasi : Nyeri tekan (-), supel, hepar dan lien tidak teraba membesar
◦ Ekstremitas Kiri Kanan
-Atas : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2”
-Bawah : akral hangat akral hangat
crt < 2” crt < 2”
Diagnosis Kerja

ASMA BRONKIALE
EKSASERBASI RINGAN
PRESISTEN RINGAN
Penatalaksanaan
◦Tatalaksana IGD
Nebulisasi dengan Ventolin 1 ampul
◦Rawat jalan
Tremenza syrup 3 x 1½ cth
Dextamin syrup 3 x 1 cth
PROGNOSIS
◦Ad Vitam : Dubia ad Bonam
◦Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
◦Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
◦ Asma merupakan inflamasi kronik pada saluran respiratori yang dapat mengakibatkan
terjadinya obstruksi aliran udara. Inflamasi yang terjadi akibat dari hiperresponsif
saluran pernapasan yang menyebabkan timbulnya wheezing, dada seperti tertekan, batuk
berulang malam atau pagi hari, dan keluhan dapat menghilang spontan.
Faktor resiko
◦ Jenis kelamin paling sering terjadi pada anak laki-laki dibanding dengan anak perempuan (14:10%)
menurut International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC).

◦ Usia, paling sering usia < 3tahun.

◦ Asap rokok

◦ Outdoor pollution

◦ Infeksi pernapasan
patogenesis
Pencetus serangan Sel inflamasi,
Invasi saluran Hiperresponsif
(allergen, virus, mediator kimia,
pernapasan saluran pernapasan
bakteri, jamur, dll) faktor kemotaktik

Konstriksi saluran Edema, mukus


pernapasan saluran pernapasan
Manifestasi klinis
◦ Batuk dan wheezing (mengi) paling sering ditemukan asma pada anak.

◦ Pada anak lebih besar gejala lain seperti rasa dada tertekan, napas pendek.

◦ Gejala tersebut paling sering terjadi pada malam hari, bila muncul pada siang hari
berhubungan dengan peningkatan aktivitas anak.
Diagnosa
◦ Anamnesis
Riwayat sesak napas, mengi, batuk dan dada rasa tertekan serta adanya riwayat asma atau atopi pada
keluarga.
Biasa terjadi pada malam hari.
Pertanyaan yang dapat membantu :
Apakah anak mengalami mengi berulang, batuk pada malam hari, batuk atau mengi sesudah beraktivitas,
mengi atau batuk seperti tertekan beban?
◦ Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik anak yang mengalami asma dapat ditemukan suara lender atau crackles, wheezing,
sianosis, takikardia.
Pemeriksaan penunjang
◦ Test fungsi paru
◦ Pemeriksaan uji kulit alergi, tes kulit atau IgE spesifik serum.
Penilaian derajat serangan asma

Parameter Ringan Sedang Berat


klinis, fungsi
paru,
Tanpa ancaman Ancaman henti
Laboratorium
henti napas napas

Sesak Berjalan Berbicara Istirahat


(breathless) Bayi : Menangis Bayi : - tangis Bayi : tidak mau
keras pendek dan makan/minum
lemah
- Kesulitan
menyusu dan
makan
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk bertopang
lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata

Kesadaran Mungkin irritable Biasanya irritable Biasanya irritable Kebingungan

Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata


Mengi Sedang, Nyaring, Sangat nyaring, Sulit/tidak
sering hanya sepanjang terdengar tanpa terdengar
pada akhir eskpirasi ± stetoskop
ekspirasi inspirasi sepanjang
ekspirasi dan
inspirasi
Penggunaan Biasanya Biasanya ya Ya Gerakan
otot bantu tidak paradoks torako-
respiratorik abdominal

Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, ditambah Dangkal/ hilang


retrakasi ditambah napas cuping
interkostal retraksi hidung
suprasternal
Frekuensi Takipnea Takipnea Takipnea Bradipndea
napas

Pedoman nilai baku laju napas pada anak sadar


Usia Frekuensi napas normal
< 2 bulan < 60 / menit
2-12 bulan < 50 / menit
1-5 tahun < 40 / menit
6-8 tahun < 30 / menit
Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuensi nadi pada anak
Usia Laju nadi normal
2-12 bulan < 160 / mnt
1-2 tahun < 120 / mnt
3-8 tahun < 110 / mnt
Pulsus paradoksus Tidak ada Ada Ada Tidak ada, tanda
(pemerikasaaanya tidak < 10 mm Hg 10-20 m 20 mmHg kelelahan otot
praktis) Hg napas
PEFR atau FEV1 (% nilai
prediksi / % nilai
terbaik
-Pra- bronkolidator  60% 40-60% < 40%
-Pasca-bronkolidator 60-80% < 60%,
 80%
respons < 2 jam
SaO2 %  95% 91-95% ≤ 90%

PaO2 Normal  60 < 60 mmHg


(biasanya mmH
tidak perlu g
diperiksa)
PaCO2 < 45 mmHg < 45  45 mmHg
mmHg
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru
Intermitten  Bulanan ≤ 2x/bulan APE ≥ 80%
 Gejala < 1x/minggu
VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥ 80% nilai terbaik
 Tanpa gejala diluar serangan
 Serangan singkat Variabilitas APE < 20%

Persisten  Mingguan > 2x/bulan APE > 80%


ringan  Gejala > 1x/minggu tetapi <
VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥ 80% nilai terbaik
1x/hari
 Serangan dpt mengganggu aktivitas Variabilitas APE 20-30%
dan tidur

Persisten  Harian > 1x/minggu APE 60-80%


sedang  Gejala setiap hari
VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik
 Serangan mengganggu aktivitas
dan tidur Variabilitas APE > 30%
 membutuhkan bronkodilator setiap
hari
Persisten  Kontinua Sering APE ≤ 60%
berat  Gejala terus menerus
VEp1 ≤ 60% nilai prediksi ≤ 60% nilai terbaik
 Sering kambuh
 Aktivitas fisik terbatas Variabilitas APE > 30%
Tahapan tatalaksana serangan asma
◦ Asma ringan
Pemberian nebulisasi dengan β2-agonis, dan observasi 1-2 jam. Jika membaik dibekali
obat β2-agonis hirupan atau oral.
◦ Asma sedang
Inhalasi langsung dengan β2-agonis dan antikolinergik, serta diberkan metilprednisolon
0,5-1mg/kg/hari, pasang jalur parenteral, rawat sehari
◦ Asma berat
1. Pemberian oksigen 2-4 L/menit
2. Pasang jalur parenteral
3. Steroid intra vena tiap 6-8 jam, dosis 0,5-1mg/kg/hari
4. Nebulisasi β2-agonis + antikolinergik tiap 1-2 jam
5. Aminofilin intravena dosis awal 6-8 mg/kg kemudian dilanjutkan dengan rumayan
dengan dosis 0,5-1mg/kg/jam
Perbedaan Asma & Bronkiolitis
Asma Bronkiolitis
Penyebab hiperaktivitas bronkus virus
Umur > 2 tahun 6 bulan – 2 tahun
Sesak berulang ya tidak
Onset sesak akut insidous
ISPA +/- selalu +
Atopi Keluarga sering jarang
Alergi lain sering -
Respon bronkodilator cepat lambat
Eosinofil ↑ normal

Anda mungkin juga menyukai