Anda di halaman 1dari 14

TRAUMA GINJAL

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal


yang disebabkan oleh berbagai macam
trauma baik tumpul maupun tajam.
Kurang lebih 10% dari trauma pada
abdomen mencederai ginjal.
Cedera ginjal dapat terjadi secara:
a)
Langsung
akibat
benturan
yang
mengenai daerah pinggang.
b) Tidak langsung, yaitu merupakan cedera
deselerasi akibat pergerakan

Etiologi
3 penyebab utama dari trauma ginjal :
a) Trauma tumpul
Trauma tumpul biasanya terjadi karena kecelakaan
kenderaan bermotor, dan jatuh.
b) Trauma iatrogenik
Trauma iatrogenik dapat hasil dari operasi, retrograde
pyelography,
percutaneous
nephrostomy,
dan
percutaneous lithotripsy.
c) Trauma tajam
Trauma tajam adalah seperti tikaman atau luka
tembak pada daerah abdomen bagian atas ataupun
pinggang

Klasifikasi

Manifestasi Klinis
Hematuria
Nyeri mungkin terlokalisasi pada satu daerah
panggul atau di atas perut.
Syok atau tanda-tanda kehilangan darah.
Ekimosis pada daerah panggul atau kuadran atas
perut.
Sebuah massa teraba mungkin merupakan
retroperitoneal
besar
hematoma
atau
kemungkinan ekstravasasi kemih.
Laserasi (luka) di abdomen lateral dan rongga
panggul

Diagnostik
A. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Kecurigaan adanya cedera ginjal jika terdapat :
Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah
bawah, dan perut bahagian atas dengan disertai nyeri
ataupun didapati adanya jejas pada daerah tersebut.
Hematuria
Fraktur kosta sebelah bawah (T8-T12) atau fraktur
prosesus spinosus vertebra.
Trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang.
Cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari
ketinggian atau kecelakaan lalu lintas

B. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisa, darah rutin dan kreatinin merupakan
pemeriksaan laboratorium yang penting.
Urinalisa merupakan pemeriksaan penting untuk
mengetahui adanya cedera pada ginjal.
Hematuria mikroskopis atau gross, sering terlihat
tetapi tidak cukup sensitif dan spesifik untuk
membedakan apakah suatu trauma minor atau
mayor.
Peningkatan kreatinin dapat dikatakan sebagai
tanda patologis pada ginjal.

C. Pemeriksaan Radiologi
1. Pemeriksaan Intravenous Urografi (IVU)
atau
disebut
sebagai
Intravenous
Pyelografi (IVP).
Adalah foto yang dapat mengambarkan
keadaan sistem urinaria melalui bahan
kontras( dengan menyuntikkan bahan
kontras dosis tinggi 2ml/kgBB) digunakan
untuk menilai tingkat kerusakan ginjal dan
menilai keadaan ginjal kontralateral.

2. Pemeriksaan USG
Ini
dapat
menemukan
adanya
kontusio
parenkim
ginjal
atau
hematoma subkapsuler.
Dengan pemeriksaan ini dapat juga
diperlihatkan ada atau tidak robekan
kapsul ginjal.

3. Computed Tomography (CT) adalah teknik


pencitraan non invasive, yang lebih superior
daripada USG. Pemeriksaan CT scan ini
dilakukan untuk menerangkan kelainan pada
ginjal, arteri dan vena renalis, vena kava, dan
massa di retroperitoneal.
Dapat menunjukkan adanya robekan jaringan
ginjal, ekstravasasi kontras yang luas, dan
adanya nekrosis jaringan ginjal.
Juga dapat mendeteksi adanya trauma pada
organ yang lain.

Penatalaksanaan
Pasien stabil, trauma tumpul, grade1-4, ditangani secara
konservatif; bed rest, antibiotik, dan monitoring vital sign.
Pasienstabil, trauma tajam, grade13, ditangani secara elektif
Indikasioperasi:
Hemodinamik tidak stabil
Ekplorasi trauma penyerta
Hematome yang meluas atau pulsatif yang ditemukan pada saat
eksplorasi
Trauma grade V
Keadaan ginjal pretrauma yang memerlukan tindakan bedah.
Rekonstruksi ginjal perlu dilakukan apabila bertujuan untuk
mengontrol perdarahan dan jumlah parenkim yang viable
mencukupi

Komplikasi
Komplikasi awal setelah cedera :
a) Delayed bleeding.
b) Urinary leakage.
c) Abses perirenal.
Dikemudian hari pasca cedera ginjal dapat menimbulkan
komplikasi lanjutan :
a) Hidronefrosis.
b) Pielonefritis kronis.
c) Hipertensi.
d) Fistula arteriovenosa.
e) Urolithiasis

Anda mungkin juga menyukai