Anda di halaman 1dari 65

10/16/2017

MODUL 3
PENYAKIT TROPIS AKIBAT VIRUS
1
Kelompok 4
Tutor : dr. Sufri Halwi M.Kes

10/16/2017
Anggota kelompok:
Fathur Rahman
Fajri
Laila syifa rahmi
Putri Sari
Velda
Atika Najla
Sartika dwi ananda
Safira
Arini mahara
2
Reka tamara
MODUL 3
PENYAKIT TROPIS AKIBAT VIRUS
Skenario
Bintik bintik Merah Bikin Pusing
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya ke
RS dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. Demam muncul
mendadak dan terjadi terus menerus sepanjang hari disertai nyeri
kepala, nyeri sendi, nyeri otot disertai dengan bintik merah di
tubuh. Teman sekelas pasien juga ada yang menderita keluhan
serupa tetapi disertai mimisan dan gusi berdarah. Sebelumnya
pasien juga pernah didiagnosis dengan penyakit campak. Di
lingkungan sekitar tempat tinggal pasien juga banyak ditemukan
jentik nyamuk. Karena banyaknya kasus tersebut, pihak puskesmas
akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak dinas terkait unutuk
melakukan fooging dan meminta masyarakat untuk melakukan
PSN.
Bagaimana anda menjelaskan pengelolaan dan program
pengendalian penyakit diatas?
10/16/2017
JUMP 1
4
10/16/2017
1. Mimisan: Suatu kondisi yang ditandai dengan
keluarnya darah melalui lubang hidung.
2. Campak: Merupakan infeksi virus yang
disebabkan oleh virus golongan paramixovirus
yang ditandai dengan munculnya ruam
diseluruh tubuh dan bersifat sangat menular.
3. Fogging: Tindakan penyemprotan pestisida
yang bertujuan untuk membasmi nyamuk
dewasa.
4. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk): Suatu
tindakan untuk menekan pertumbuhan atau
menularan penyakit DBD melalui nyamuk yang
dilakukan oleh masyarakat. 5
JUMP 4: SKEMA

Penyakit Tropis
Akibat Virus

Definisi, Epidemiologi,
Etiologi, Faktor Risiko

Patogenesis,
Patofisiologi,
Manifestasi Klinis

Pemeriksaan
Fisik
&Penunjang

Diagnosa &
Diagnosa
Banding
Upaya Medis
Pencegahan & Penatalaksanaan &Non
Pemberantasan Medis

Prognosis &
Komplikasi
JUMP 5
Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan
Penyakit:
1. DBD
2. Chikungunya
3. Campak
4. Poliomielitis
5. Hepatitis
6. Verisela
10/16/2017
LO 1. DBD

8
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai
dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari
tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri
hulu hati, disertai tanda perdarahan dikulit berupa
petechie, purpura, echymosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, melena,
hepatomegali, trombositopeni, dan kesadaran
menurun atau renjatan.
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue.
Virus ini termasuk dalam grup B Antropod
Borne Virus (Arboviroses) kelompok flavivirus
dari family flaviviridae, yang terdiri dari empat
serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4.
TEMPAT PERKEMBANGBIAKAN
AEDES AEGYPTI
a. Tempat Penampungan Air (TPA), yaitu tempat-
tempat untuk menampung air guna keperluan
sehari-hari, seperti: tempayan, bak mandi, ember, dll.
b. Bukan tempat penampungan air (non TPA), yaitu
tempat-tempat yang biasa menampung air tetapi
bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti : tempat
minum hewan peliharaan (ayam, burung, dan lain-
lain), barang bekas (kaleng,botol, ban,pecahan gelas,
dan lain-lain), vas bunga,perangkap semut,
penampung air dispenser, dll.
c. Tempat penampungan air alami, seperti : Lubang
pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung
kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan
bambu, dll.
Kriteria klinis DBD menurut WHO :
Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari,
kemudian turun secara lisis. Demam disertai
gejala tidak spesifik.
Manifestasi perdarahan.

Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus

Dengan/adanya renjatan

Kenaikan nilai hematokrit.


DERAJAT PENYAKIT DBD
Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat
manifestasi perdarahan (uji tourniquet positif)
Derajat II :
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit
dan perdarahan lain pada hidung (epistaksis)
Derajat III:
Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi
cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (kurang dari
20 mm/Hg) / hipotensi disertai kulit dingin dan
lembab serta gelisah
Derajat IV:
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan
darah yang tidak dapat diukur, akral dingin dan
akan mengalami syok.
DIAGNOSIS
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7
hari, biasanya bersifat bifasik
b. Terdapat minimal satu dari manifestasi
perdarahan seperti uji tourniquet positif, terdapat
petekie, perdarahan mukosa atau perdarahan dari
bagian tubuh lain dan hematemesis atau melena
c. Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari
100.000/ul)
d. Terdapat minimal satu tanda dari kebocoran
plasma seperti peningkatan hematokrit lebih dari
20%, penurunan hematokrit lebih dari 20% setelah
mendapat terapi cairan dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya dan tanda kebocoran
plasma seperti efusi pleura, ascites, atau
hipoproteinemia.
TATALAKSANA
a. DBD tanpa Renjatan
1.Beri minum banyak ( 1 -2 Liter / hari )
2. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas,
dapat juga dilakukan kompres
3. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit
meningkat

b. DBD dengan Renjatan


1. Pasang infus RL
2. Jika dengan infus tidak ada respon maka
berikan plasma expander ( 2030 ml/ kg BB )
3. Tranfusi jika Hb dan Ht turun
PENCEGAHAN
Pemberantasan nyamuk DBD (PSN-DBD).
Bisa melalui penggunaan insektisida untuk
langsung membunuh nyamuk Aedes aegypti
dewasa. Malation adalah insektisida yang lazim
dipakai saat ini. Cara penggunaan malation
adalah dengan pengasapan (thermal fogging),
atau pengabutan (cold fogging). Ada juga
insektisida yang bertujuan membunuh jentik-
jentik nyamuk yakni abate. Cara penggunaan
bubuk abate adalah dengan menaburkan bubuk
abate pada tempat yang menjadi sarang
nyamuk.
Sedangkan PSN-DBD tanpa menggunakan
insektisida adalah 3M, menguras bak mandi,
tempayan minimal seminggu sekali, karena
perkembangan nyamuk memerlukan waktu 7-10
hari. Selanjutnya menutup tempat
penampungan air rapat-rapat dan langkah
terakhir dari 3M adalah membersihkan halaman
rumah dari barang-barang yang memungkinkan
nyamuk tersebut bersarang dan bertelur.
10/16/2017
LO.2 CHIKUNGUNYA

18
Chikungunya adalah penyakit mirip demam
dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya
dan di tularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes africanus
Penularanya
Penularan chikungunya yang cepat hingga
terjadinya KLB dipengaruhi oleh :

1. perubahan iklim dan cuaca yang mempengaruhi


perkembangan populasi nyamuk
2. mobilisasi penduduk dari dan kedaerah yang
terinfeksi
3. prilaku masyarakat
4. sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan
tempat berkembang biaknya nyamuk
Gejala
-demam
-ruam kulit
-limfadenopati
-artralgia
-mialgia

Px lab
Px hematologi
-hb : normal
-trombositopenia
-leukopenia
-leukositosis
LED meningkat
Px serologi ,dilakukan dengan RDT,ELISA,HI,IFA yaitu
untuk mendeteksi antibodi IgG dan IgG
PENGOBATAN
1.Pengobatan suportif
-istirahat tirah baring
-Berikan vitamin
-rehabilitasi

2.Pengobatan analgetik
-obat antipiretik atau analgetik non-aspirin
-anti infalamasi nonsteroid(OAINS)

3.INFUS bila perlu


10/16/2017
LO 3. CAMPAK

23
EPIDEMIOLOGI
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh
dunia, pada tahun 2013 terjadi 145.700 kematian
yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia
pada sebagian besar anak kurang dari 5 tahun.
Berdasarkan laporan DirJen PP&PL DepKes RI
tahun 2014, masih banyak kasus campak di
Indonesia dengan jumlah kasus yang dilaporkan
mencapai 12.222 kasus.
Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak
usia pra-sekolah dan usia SD.

16/10/2017 24
ETIOLOGI
Campak adalah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh RNA virus genus Morbillivirus,
famili Paramyxoviridae.

16/10/2017 25
Hari Patogenesis
0 Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada permukaan
epitel nasofaring ataupun konjungtiva. Infeksi terjadi di sel epitel
dan virus bermultiplikasi.
1-2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional
2-3 Viremia primer
3-5 Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas, virus melekat
pertama kali, juga di sistem retikuloendotelial regional dan
kemudian menyebar.
5-7 Viremia sekunder
7 - 11 Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas
11 - Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit, dan organ-organ
14 tubuh lain.
15 - Viremia berkurang dan menghilang.
17
16/10/2017 26
Gejala klinis klasik campak adalah adanya
stadium prodromal demam disertai coryza,
batuk, konjungtivitis, dan penyebaran ruam
makulopapular.

16/10/2017 27
DIAGNOSIS

Demam, batuk, pilek, mata merah dan ruam yang mulai


timbul dari belakang telinga sampai ke seluruh tubuh
Anamnesis

suhu badan tinggi (>38C)


mata merah
Pemeriksaan
fisik ruam makulopapular

pemeriksaan darah berupa leukopenia dan limfositopenia.


Pemeriksaan imunoglobulin M (IgM) campak sejak hari
Pemeriksaan
penunjang pertama dan ke-2 setelah timbulnya ruam

16/10/2017 28
DIAGNOSIS BANDING
1. Rubella (Campak Jerman) dengan gejala lebih
ringan dan tanpa disertai batuk.
2. Roseola infantum dengan gejala batuk ringan dan
demam yang mereda ketika ruam muncul.
3. Parvovirus (fifth disease) dengan ruam
makulopapular tanpa stadium prodromal.
4. Demam scarlet (scarlet fever) dengan gejala nyeri
tenggorokan dan demam tanpa konjungtivitis
ataupun coryza.
5. Penyakit Kawasaki dengan gejala demam tinggi,
konjungtivitis, dan ruam, tetapi tidak disertai
batuk dan bercak Koplik. Biasanya timbul nyeri
dan pembengkakan sendi yang tidak ada pada
campak.
16/10/2017 29
TATALAKSANA
Pada campak tanpa komplikasi tatalaksana bersifat suportif,
berupa tirah baring, antipiretik (parasetamol 10-15
mg/kgBB/dosis dapat diberikan sampai setiap 4 jam), cairan
yang cukup, suplemen nutrisi, dan vitamin A. Vitamin A
dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan
respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin
A dapat menurunkan angka kejadian komplikasi seperti diare
dan pneumonia. Vitamin A diberikan satu kali per hari
selama 2 hari dengan dosis sebagai berikut:
200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau lebih
100.000 IU pada anak umur 6 - 11 bulan
50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
Pemberian vitamin A tambahan satu kali dosis tunggal
dengan dosis sesuai umur penderita diberikan antara minggu
ke-2 sampai ke-4 pada anak dengan gejala defisiensi vitamin
A.
Pada campak dengan komplikasi otitis media dan/atau
pneumonia bakterial dapat diberi antibiotik. Komplikasi diare
diatasi dehidrasinya sesuai dengan derajat dehidrasinya.
16/10/2017 30
KOMPLIKASI
Umumnya terjadi pada anak risiko tinggi, yaitu:
Usia muda, terutama di bawah 1 tahun
Malnutrisi (marasmus atau kwasiorkor)
Pemukiman padat penduduk yang lingkungannya kotor
Anak dengan gangguan imunitas, contohnya pada anak terinfeksi
HIV, malnutrisi, atau keganasan Anak dengan defisiensi vitamin
Komplikasi dapat terjadi pada berbagai organ tubuh, antara lain:
Saluran pernapasan: bronkopneumonia, laringotrakeobronkitis
(croup)
Saluran pencernaan: diare yang dapat diikuti dengan dehidrasi
Telinga: otitis media
Susunan saraf pusat:
- Ensefalitis akut: timbul pada 0,01 0,1% kasus campak.
- Subacute Sclerosing Panencephalitis (SSPE): suatu proses
degeneratif susunan saraf pusat yang disebabkan infeksi persisten
virus campak, timbul beberapa tahun setelah infeksi

16/10/2017 31
PROGNOSIS
Mortalitas dan morbiditas meningkat pada
penderita dengan faktor risiko yang
mempengaruhi timbulnya komplikasi. Di negara
berkembang, kematian mencapai 1-3%, dapat
meningkat sampai 5-15% saat terjadi KLB
campak.

16/10/2017 32
PENCEGAHAN
Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi campak
ataupun vaksinasi MMR (Measles, Mumps,
Rubella).

16/10/2017 33
10/16/2017
LO 4. POLIOMIELITIS

34
Poliomyelitis atau sering disebut polio, paralisis
infantil adalah penyakit akut yg menyerang
sistem saraf perifer yg disebabkan oleh virus
polio dengan gejala utama nya adalah
kelumpuhan
EPIDEMIOLOGI

Polio tersebar di seluruh dunia


Polio banyak menyerang bayi dan anak-2

Di negara endemis, 70-80% pdrt usia < 3 th, 80-


90% usia < 5 th.
Kelompok rentan; anak-2 yg tdk terdaftar,
menolak immunisasi, minoritas, migran musiman,
nomaden, pengungsi dan masyarakat miskin
perkotaan

36
EPIDEMIOLOGI
Di
Indonesia pernah terjadi polio akibat virus 3 di
Jawa Tengah tahun 1995.

Tahun 2005 tercatat sampai 303 kasus, dan


terjadi pertama kali di Cidahu, Sukabumi.

Menurut penyelidikan WHO dan Depkes RI, virus


polio liar di Indonesia tahun 2005 berasal dari
Sudan atau Nigeria, yang ditularkan oleh jemaah
haji, umroh atau tenaga kerja.

37
ETIOLOGI
Disebabkan oleh virus polio termasuk genus
enterovirus
Tipe 1,2,3

Bertahan 48 jam (kemarau), 2 minggu (hujan)

Tahan terhadap sabun, detergen, alkohol, eter


dan chloroform
Tdk tahan formaldehida 0,3%, klorin, pemanasan
dan ultraviolet

38
INFEKTIVITAS

Masa inkubasi: 7-14 hari (3 35 hr)


Manusia satu-satunya reservoir
Penularan route : oro-fekal, ttp dapat melalui
sekret faring pd sanitasi yg baik
Susu, makanan & bahan tercemar dpt
menularkan, ttp blm ada bukti penularan melalui
serangga
Potensial menular : pada akhir masa inkubasi &
pada awal gejala, terutama penderita yg tanpa
gejala (inapparent)
39
GEJALA & TANDA

Gejala awal : nyeri tenggorok, rasa tdk enak di


perut, demam ringan, lemas, nyeri kepala ringan.
Gejala klinis yg mengarah pada polio : demam,
kelumpuhan akut.
Kelumpuhan umumnya bersifat lumpuh layuh
(flaccid), terjadi pada tungkai bawah, asimetris,
lemas tanpa gangguan saraf perasa, otot dapat
mengecil, refleks negatif
Dapat disertai nyeri kepala, muntah, kekakuan
leher dan punggung

40
Diagnosis pasti pemeriksaan laboratorium
terakreditasi WHO: Lab Biofarma, BBLK
Surabaya atau Lab Puslit Penyakit Jakarta
PENGOBATAN

Tdk spesifik
Simptomatik : meredakan gejala

Suportif : meningkatkan stamina

Fisioterapi : meminimalkan kelumpuhan dan


mengurangi atrofi otot
Ortopedik : utk kelumpuhan yg menetap

42
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN

1. Eradikasi Polio (erapo)


keadaan di mana suatu negara bebas kasus polio
liar selama 3 tahun berturut-turut dan didukung
sistem surveilans yang mantap

Sistem surveilans mantap :


- Zero report ; lap mingguan lengkap & tepat
- AFP rate 1 (100%) ; hrs bs menemukan kasus AFP
dan membuktikan dgn lab penyebabnya bukan polio

43
Strategi erapo :

a. Mempertahankan immunisasi rutin dengan


cakupan yang tinggi
b. Melaksanakan program immunisasi tambahan;
PIN, sub-PIN, mopping up
c. SAFP sesuai standar sertifikasi
d. Pengamanan virus polio di laboratorium

44
2. SAFP (Surveilance Acute Flaccid
Paralysis)

Pengamatan ketat pada semua kasus kelumpuhan


akut yang mirip polio ; akut (< 2 mgg), flaccid, pada
anak < 15 th
Dimaksudkan untuk mengidentifikasi daerah berisiko
tinggi akan transmisi virus polio liar
Memantau perkembangan program erapo

Alat pembuktian Indonesia Bebas Polio

45
Satu kasus AFP =KLB
Tiap menemukan 1 AFP, petugas harus
mendapatkan spesimen tinja penderita dlm 24-48
jam (maks 2 mgg), lalu dikirim ke lab, kmd visitasi
ulang setelah 60 hr.

3. Immunisasi
Mrpk faktor terpenting dalam pemberantasan
polio
Tdp 2 jenis vaksin; OPV (oral polio vaccine) dan
IPV (injection polio vaccine)

46
10/16/2017
LO 5. HEPATITIS

47
HEPATITIS A
Definisi
Infeksi hati akut yang disebabkan oleh virus
hepatitis A atau virus entero72 dari kelas
picornavirus.
Picornavirus dapat ditemukan dalam tinja pasien
Penularan
Hepatitis A ditularkan secara fekal-oral dari orang ke
orang atau makanan dan minuman yang terinfeksi. Dan
dapat juga ditularkan melalui hubungan seksual
Gejala dan tanda
- 1-2 minggu :
ikterik,demam,anorexia,mual,muntah,gejala tidak
khas lainnya.
- 1-5 hari sebelum ikterik : kencing berwarna kuning
kecoklatan,tinja pucat,enzim hati akan meningkat
pada pemeriksaan laboratorium.
Pemberantasan
Untuk mengendalikan morbiditas dan mortalitas
a. Surveilans epidemiologi
Kegiatan pemantauan pada perkembangan kasus
penyakit
b. Penyelidikan epidemiologis
Mengkonfirmasi dan mendapatkan informasi lebih jauh
untuk penyebaran penyakit
a. Penanggulangan
- Menemukan dan mengobati penderita ke rumah sakit
- Mensterilkan sumber air bila diperlukan
- Memberikan penyuluhan tentang penyakit,higiene,
dan sanitasi
HEPATITIS B
Definis
Infeksi hati akut yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang berukuran sekitar 42nm. Virus ini
mempunyai lapisan luar yang berfungsi sebagai
antigen HBsAg
Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui aliran
darah untuk mencapai sel hati. Di dalam sel hati virus
memperbanyak diri melalui proses transkripsi-replikasi
dengan bantuan sel hati. Inti virus mengalami replikasi
dengan bantun sel hati, sedangkan selaput virus
dibantu oleh sitoplasma sel hati.

Penularan
- Suntikan

- Transfusi darah

- Hubungan seksual

- Transmisi vertikal dari ibu ke anak


Gejala dan tanda
1. Fase predormal : keluhan yang tidak khas seperti
mual,anorexia,demam
2. Fase ikterik : air seni berwarna teh, kulit
menguning,keluhan menguat
3. Fase penyembuhan : sudah mulai terbentuk anti-HB

Pencegahan
Imunisasi Hepatitis B yang diberikan saat bayi
10/16/2017
LO 6. VARICELLA

54
Sinonim : cacar air, chicken pox

Varisela adalah :
penyakit infeksi virus akut,
cepat menular,
disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang
polimorf, terutama berlokasi di sentral tubuh,
merupakan infeksi primer pada penderita yang
rentan

Etiologi
Virus varicela zoster
EPIDEMIOLOGI

Tersebar di seluruh dunia


Terutama menyerang anak2, walaupun dapat
juga menyerang orang dewasa
Pada orang dewasa umumnya gejala konstitusi
lebih berat
Transmisi penyakit berlangsung secara erogen

Masa penularan lebih kurang 7 hari dari saat


timbulnya erupsi kulit
GAMBARAN KLINIK
Masa tunas penyakit berkisar antara 8-12 hari
Pada anak2 stadium prodromal jarang dijumpai

Pada anak lebih besar dan orang dewasa munculnya


erupsi kulit didhului gejala prodromal seperti demam,
malaise, sakit kepala, anokreksia, sakit punggung, pada
beberapa individu disertai batuk kering, sore throat
berlangsung singkat 1-3 hari
Masa prodromal disusul stadium erupsi, ditandai
dengan:
- terbentuknya vesikula khas seperti tetesan embun
(ear drops)
- vesikula akan berubah menjadi pustula, kmd pecah
menjadi krusta yang peralihannya hanya memakan
waktu selama 8-12 jam saja
Vesikula baru akan timbul lagi di sekitar vesikula lama
Stadium erupsi disebut stadium erupsi bergelombang

Terjadi berbagai ruam kulit -- polimorfi

Penyebaran lesi terutama di derah badan, kemudian


menyebar secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas
Dinding vesikula bersifat tipis, apabila krusta lepas
tidak menimbulakn bekas
Dekrustasi sempurna biasanya terjadi setelah 1-3
minggu
infeksi virus

Fase multiplikasi traktus respiratorius


pertama bagian atas/ orofaring

Viremia primer multiplikasi virus setempat

Fase multiplikasi kedua pembuluh drh/sal limfe

Viremia sekunder virus dimakan sel2 RE

aliran drh ...> demam


malaise

kulit
membrana mukosa
seluruh tubuh
GAMBARAN KLINIS
VESIKULA PADA KULIT PENDERITA
KOMPLIKASI

Komplikasi pada anak jarang terjadi


Pada orang dewasa dapat terjadi ensefalitis. Pneumonia,
karditis, glomerulonefritis, hepatitis, keratitis,
konjungtivitis, otitis dan artritis
Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat
menimbulkan kelainan kongenital
Infeksi pada beberapa hari menjelang persalinan dapat
menimbulkan varisela kongenital pada neonatus

Diagnosis banding:
- Dengan variola, penyakit lebih berat, penyebaran
sentripetal dari akral tubuh baru ke badan, gambaran
lesi monomorf
PENGOBATAN

Tidak ada terapi spesifik terhadap varisela


Untuk panasnya diberika antipiretika

Bila ada gatal dapat diberikan antihistamin oral

Topikal dibei bedak atau losio kalamin

Bila terjadi infeksi sekunder baru berikan antibiotik

Yang penting pada penyakit virus umumnya adalah


istirahat/tirah baring

Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene,
prognosis penyakit adalah baik
`

10/16/2017
THANKYOU !
65

Anda mungkin juga menyukai