KWASHIOKOR
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Monalisa< M.Kep
PENGERTIAN MARASMUS
Marasmus berasal dari
PENGERTIAN KWASHIOKOR
Kwarshiorkor adalah sindrom klinis
ETIOLOGI MARASMUS
Secara garis besar sebab-sebab
menyebabkan marasmus.
Kelainan struktur bawaan
masa neonates
ETIOLOGI KWASHIOKOR
Faktor yang dapat menyebabkan inadekuatnya intake protein antara lain
sebagai berikut :
Pola makan
Protein (asam amino) sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan
berkembang. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan
nurisi anak akan berperan penting terhadap terjadinya Kwashiorkor,
terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti ASI.
Faktor social
Negara dengan tingkat penduduk tinggi, keadaan sosial dan politik yang
tidak stabil, atau adanya pantangan untuk makan makanan tertentu
dapat menyebabkan terjadinya Kwashiorkor.
Faktor ekonomi
Penghasilan yang rendah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
berakibat pada keseimbangan nutrisi anak yang tidak terpenuhi.
Faktor infeksi dan penyakit lain
Infeksi dan MEP saling berhubungan. Infeksi dapat memperburuk
keadaan gizi. MEP akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.
Misalnya, gangguan penyerapan protein karena diare.
PATHOFISIOLOGI MARASMUS
Pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi
PATHOFISIOLOGI
KWASHIOKOR
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme
MANIFESTASI MARASMUS
Menurut FKUI (1985 : 361), Ngastiyah (2005 : 259) dan Markum (1991 : 166)
tanda dan gejala dari marasmus adalah :
Anak cengeng, rewel, dan tidak bergairah
Diare
Mata besar dan dalam
Akral dingin dan tampak sianosis
Wajah seperti orang tua.
Pertumbuhan dan perkembangan terganggu.
Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot.
Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit jelek.
Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.
Nadi lambat dan metabolisme basal menurun.
Vena superfisialis tampak lebih jelas.
Ubun-ubun besar cekung.
Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol.
Anoreksia.
Sering bangun malam.
MANIFESTASI KWASHIOKOR
Gejalaklinis Kwashiokor antara lain:
Pertumbuhan terganggu (berat badan dan tinggi badan kurang dari
standar)
Perubahan mental (cengeng atau apatis)
Pada sebagian besar anak ditemukan edema ringan sampai berat)
Gejala gastrointestinal (anoreksia, diare)
Gangguan pertumbuhan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus,
jarang dan mudah dicabut)
Kulit kering, bersisik, hiperpigmentasi dan sering ditemukan gambaran
crazy pavement dermatosis.
Pembesaran hati (kadang sampai batas setinggi pusat, teraba kenyal,
licin dengan batas yang tegas)
Anemia akibat gangguan eritropoesis.
Pada pemeriksaan kimia darah ditemukan hipoalbuminemia dengan kadar
globulin normal, kadar kolesterol serum rendah.
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan, sering disertai tanda fibrosis,
nekrosis dan infiltrasi sel mononukleus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MARASMUS
Menurut Markum (1996:167) pada pemeriksaan
Laboratorium menunjukan
Penurunan badan albumin, kolesterol dan glukosa dalam serum
Kadar globumin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KWASHIOKOR
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada anak dengan Kwashiorkor antara lain sebagai
berikut :
Pemeriksaan laboratorium :
penurunan kadar albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Pada stadium awal
kekurangan makan sering terdapat ketonuria tetapi sering menghilang pada stadium akhir
glukosa dalam darah rendah
ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat turun
asam amino esensial plasma turun terhadap angka asam amino non esensial dan dapat menambah
aminoasiduria
defisiensi kalium dan magnesium
kadar kolesterol serum rendah
angka amilase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase, dan alkalin fosfatase serum turun
penurunan aktivitas enzim pankreas dan sanhin oksidase
pertumbuhan tulang biasanya lambat
sekresi hormon pertumbuhan mungkin bertambah.
Pemeriksaan air kemih menunjukkan peningkatan ekskresi hidroksiprolin dan adanya amino asidulia.
Pada biopsi hati ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis, dan infiltrasi sel
mononuklear. Pada perlemakan berat hampir semua sel hati mengandung vakuol lemak yang besar.
Pemeriksaan autopsi penderita kwashiorkor menunjukkan kelainan pada hampir semua organ tubuh,
seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, atrofi vilus usus, atrofi sistem limfoid, dan atrofi
kelenjar timus.
KOMPLIKASI MARASMUS
Komplikasi yang mungkin terjadi menurut
KOMPLIKASI KWASHIOKOR
Komplikasi jangka pendek yang akan
PENATALAKSANAAN
MARASMUS
Menurut Mansjoer (2000 : 514 517) penatalaksanan marasmus adalah :
Atasi / cegah hipoglikemia
Periksa gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila <>oC, suhu rektal 35,5 oC).
PENATALAKSANAAN KWASHIOKOR
Dalam mengatasi kwashiorkor adalah dengan memberikan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
MARASMUS
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KWASHIOKOR
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan