Anda di halaman 1dari 65

Skenario 2:

Kelompok A-6
Kehamilan

Ketua
Sekretaris
Anggota

: Ain Fitrah Aulia Nur


: Indira Catur Paramita
: Chairunnissa
Almarchiano Sandi
Arif Rahman
Dafi Yulinda
Dayu Dwi Deria
Dian Atillah Ikhwani
Fika Rizqiah

(1102014008)
(1102014131)
(1102012045)
(1102014013)
(1102014038)
(1102014064)
(1102014066)
(1102014073)
(1102014099)

Skenario
KEHAMILAN
Seorang pasien 27 tahun, G1P0A0HO datang ke RSUD pada 12 September
2014 dengan keluhan keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak 8 jam
yang lalu tanppa disertai mules. Pasien mengaku HPHT nya 15 Desember
2013. Paiesn belum pernah memeriksakan kehamilannya. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan satus generalis dalam batas normal, hanya konjungtiva yang
ditemukan anemis. Pada palpasi abdomen didapatkan tinggi fundus uteri 32cm,
his masih hilang timbul. Dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan porsio lunak,
medial, pembukaan 1-2 cm, selaput ketuban (-), sisa jernih, kepala H1-2. Pada
pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan Hb 9,2 gr%. Direncanakan
dilakukan induksi persalinan.

Kata Sulit
His
Kontraksi uterus yang teratur dan sempurna secara bertahap yang mendorong janin
untuk keluar dari rahim.
HPHT
Hari Pertama Haid Terakhir.
Status Generalis
Pemeriksaan keadaan umum seperti kesadaran, komunikasi dan tanda vital.
Induksi Persalinan
Proses untuk merangsang kontraksi dengan tujuan mempercepat proses persalinan.
Kepala H1-2
Kepala janin sudah sampai promontorium-batas bawah symphisis pubis.

Hipotesis
Anemia pada kehamilan disebabkan oleh kondisi fisiologis dan
kekurangan gizi (Fe dan Asam folat) saat kehamilan. Hal ini dapat
mengakibatkan komplikasi diantaranya yaitu selaput ketuban yang
pecah dini, dan gangguan pada his yang akan berpengaruh pada janin
(prematur & BBLR) dan ibu (perdarahan postpartum, shock, ketuban
pecah dini). Jika terjadi ketuban pecah dini maka dilakukan induksi
persalinan dengan cara di infus dengan drip oksitosin dan pemberian
prostaglandin untuk stimulasi kontraksi persalinan. Dalam agama
islam, puasa saat kehamilan dapat diperbolehkan bila mampu, jika
tidak maka akan mendapat keringanan dengan membayar fidyah.

Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan dan Persalinan
1.1 Menjelaskan Fertilisasi, Nidasi, Pembentukan Plasenta
1.2 Menjelaskan Fisiologi pada Ibu Hamil
1.3 Menjelaskan Fisiologi pada Janin
1.4 Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal
1.5 Menjelaskan Pimpinan Persalinan Normal
2. Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan
3.1 Menjelaskan Definisi Anemia pada Kehamilan
3.2 Menjelaskan Fisiologi Anemia pada Kehamilan
3.3 Menjelaskan Dampak Anemia pada Kehamilan pada Ibu dan Janin
3.4 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Anemia pada Kehamilan
3.5 Menjelaskan Penatalaksanaan Gangguan pada Menstruasi
3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Puasa saat
Kehamilan

1. Memahami dan Menjelaskan


Fisiologi Kehamilan dan Persalinan
1.1 Menjelaskan Fertilisasi, Nidasi, Pembentukan
Plasenta
1.2 Menjelaskan Fisiologi pada Ibu Hamil
1.3 Menjelaskan Fisiologi pada Janin
1.4 Menjelaskan Mekanisme Persalinan Normal
1.5 Menjelaskan Pimpinan Persalinan Normal

Menjelaskan Fertilisasi, Nidasi,


Pembentukan Plasenta
Fertilisasi

www.bio.davidson.edu

Nidasi

Fisiologi Ibu Hamil


Pada trimester pertama:
Wanita hamil mengalami keluhan mual muntah karena kadar estrogen meningkat, anoreksia
(tidak nafsu makan), sering kencing, obstipasi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid, terjadi salivasi yaitu pengeluaran air liur berlebihan dari biasanya,
sakit kepala dan pusing.
Pada trimester kedua:
Payudara pada ibu hamil akan membesar, lebih tegang disebabkan pengaruh hormon yang
merangsang duktuli dan alveoli dimamma. Biasanya pada kehamilan 12 minggu keatas putting
susu akan mengeluarkan cairan colostrum. Pada usia kehamilan ini terjadi pigmentasi kulit, pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan dikenal dengan
kloasma gravidarum, linea alba digaris tengah abdomen menjadi lebih hitam atau dikenal juga
dengan linea grisea. Gerakan janin juga mulai dirasakan oleh ibu pada akhir trimester kedua.
Pada trimester ketiga:
Wanita hamil mengalami rasa sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar, gerakan janin mulai terasa jelas, keram kaki, varises,
edema, sering buang air kecil, mengalami kesulitan tidur, rahim mulai mengalami kontraksi
ringan disebut Braxton Hicks.

Perubahan pada organ


Ukuran uterus:
Tidak hamil
Kehamilan 8 minggu
Kehamilan 12 minggu
Kehamilan 16 minggu
Kehamilan 20 minggu
Kehamilan 24 minggu
Kehamilan 28 minggu
Kehamilan 32 minggu
Kehamilan 36-42 minggu

: sebesar telur ayam (+ 30 g)


: Sebesar telur bebek
: Sebesar telur angsa
: Pertengahan simfisis pubis
: Pinggir bawah pusat
: Pinggir atas pusat
: Sepertiga pusat-xyphoid
: Pertengahan pusat-xyphoid
: 3-1 jari di bawah xyphoid

Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan (40 pekan).

Bentuk dan Konsistensi


Pada bulan bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada
kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim yang
kira kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan
kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih
panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada
kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim
terasa tipis, karena itu bagian bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan
dinding rahim

Posisi Rahim
Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga
pelvis
Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati.
Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.

Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter
panjang dan anak anak cabangnya. Pembuluh
darah balik (vena) mengembang dan bertambah
Serviks uteri (leher rahim) mengalami hipervaskularisasi
akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron, warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan
memberikan gejala keputihan.

Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen
dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda
Chadwick).

Ovarium (Kantong Telur)

Payudara

Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan
hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat
kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, dan kolostrum.Mammae membesar dan
tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah
areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol.

Sistem respirasi/Pernapasan

Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.Tidak
terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma (otot pernapasan) juga
terdorong ke atas menyebabkan napas cepat dan dangkal (20-24x/menit).Inilah yang
menyebabkan wanita hamil merasa napasnya sesak.

Sistem gastrointestinal

Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi (susah BAB),
lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga terjadi peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai
lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

Sistem sirkulasi / kardiovaskular


Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK calon ibu, meliputi :
retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
anemia relatif
tekanan darah arterial menurun
curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai
akhir kehamilan
volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan, kemudian
bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi
tiroid.Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800
kal/hari (menyusui).Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang
pertumbuhan janin.Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml.
Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan
sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.

Traktus urinarius/saluran kemih


Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat
pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria),
kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun
namun hal ini dianggap normal.

Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan
perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum),
payudara, striae lividae pada perut, dsb.Terdapat linea nigra dibagian
perut.

Peningkatan Berat Badan Selama Hamil


Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan
intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg,
berat uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg,
pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis
dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

Fisiologi Janin
Usia gestasi

Organ

Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk, namun masih tergenggam. Jantung
telah terbentuk penuh

7
8

Mata tampak pada muka. Pembentukan alis dan lidah


Mirip bentuk manusia, melalui pembentukan genital eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk

Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin ; kelopak mata terbentuk namun tak akan membuka sampai
28 minggu
13-16

Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-2. Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh
lanugo(rambut janin). Janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk meconium
(feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-150/menit

17-24

Komponen mata terbentuk penuh,juga sidik jari.seluruh tubuh diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai
reflex

25-28

Saat ini disebut permulaan trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf
mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit bila
lahir

29-32

Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup (50-70%). Tulang telah terbentuk sempurna, gerakan nafas telah
regular,suhu relative stabil

33-36

Berat janin 1500-2500 gram. Bulu kulit janin (lanugo) mulai berkurang.pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin
akan dapat hidup tanpa kesulitan.

38-40

Sejak 38 minggu kehamilan disebut atrem, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang,
tetapi masih dalam batas normal

Mekanisme dan Pimpinan


Persalinan Normal

SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN


Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen
menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser,
menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban,
semakin merangsang terjadinya kontraksi.
Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan
peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas
kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan
untuk proses persalinan.

His dapat terjadi sebagai akibat dari :


Kerja hormon oksitosin
Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa
konsepsi.

His dikatakan baik dan ideal apabila :

Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus


Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara
pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum
pun akan terbuka.

His Sesunggunya
1. Rasa sakit :
teratursemakin
sering,
berlangsung selama 30-70 detik
- Interval makin pendek
- semakin lama semakin kuat
- dirasakan paling sakit di
daerah punggung
- intensitas makin kuat kalau
penderita berjalan.
2. Keluar show
3. Serviks membuka dan
menipis.

His Palsu
1. Rasa sakit :
- tidak teratur dan tidak sering
(kontraksi Braxton Hicks)
- interval panjang
- kekuatan tetap
- dirasakan kuat di daerah
perut
- tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan
2. Tidak keluar show
3.Serviks tertutup dan tak ada
pembukaan.

PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN


Kala 1 : Disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi
pematangan dan pembukaan serviks sampai lengkap.
Kala 2 : Disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran
bayi
Kala 3 : Disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
Kala 4 : Merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus,
terutama untuk observasi.

Kala 1

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa
dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10
cm).

Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical


effacement) pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses
penipisan dan pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti
lingkaran kecil di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum
dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar)
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan
multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada
fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

Sifat His pada Kala 1 :


Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30
detik. Serviks terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo
terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60
mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks
terbuka sampai lengkap (+10cm).

Peristiwa penting Kala 1 :

Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat


mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
servikalis, akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks
menipis dan mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan
menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan
ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Kala 2

Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir


pada saat bayi telah lahir lengkap.
Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama.
Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan
pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses
Kala 2 pada primigravida 1,5 jam, dan multipara 0,5 jam.

Sifat His :

Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks


mengejan terjadi juga akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah
janin (pada persalinan normal yaitu kepala) yang menekan anus
dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu, dengan kontraksi
otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.

Peristiwa penting pada Kala 2 :

Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun


sampai dasar panggul.
Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).

Proses pengeluaran janin pada kala 2


(persalinan letak belakang kepala) :

Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul
(sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior /
posterior).
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke
arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipitofrontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke
arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis
pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh,
bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian
dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya
lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

Kala 3

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus,
serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika
tidak disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan
marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus
adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / di
atas pusat.

Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun. Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat
juga tetap menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).

Kala 4
Dimulai pada saat plasenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1
jam setelahnya.

Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4


persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.

2. Memahami dan Menjelaskan


Anemia pada Kehamilan
2.1 Menjelaskan Definisi Anemia pada Kehamilan
2.2 Menjelaskan Fisiologi Anemia pada Kehamilan
2.3 Menjelaskan Dampak Anemia pada Kehamilan pada Ibu
dan Janin
2.4 Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Anemia
pada Kehamilan
2.5 Menjelaskan Penatalaksanaan Gangguan pada
Menstruasi

Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
(Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%, sedangkan
anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam
kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,
anemia megaloblastik, dll.

Etiologi

Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah


Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
Kurangnya zat besi dalam makanan(diit)
Kebutuhan zat besi meningkat
Gangguan pencernaan dan absorbsi(malabsorbsi)
Status sosial ekonomi keluarga yang minim menyebabkan asupan gizi
kurang
Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi
Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan
Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun
Malabsorpsi
Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

Anemia Defisiensi Besi


Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat
disebabkan karena kurang asupan besi dalam makanan,
gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena
pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya
pada perdarahan. Jika terjadi defisiensi besi, maka suplai
ke sumsum tulang juga berkurang sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan basal produksi Hb. Hal ini
menyebabkan setiap sel darah merah yang terbentuk
mengandung sedikit Hb sehingga menjadi mikrositosis
dan hipokrom. Proliferasi prekursor eritroid juga
terhambat pada saat defisiensi besi.

Anemia Megaloblastik
Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena
defisiensi vitamin B12. Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas
atau promegaloblas dalam darah atau sumsum tulang. Seringkali
anemia bersifat normositer dan normokrom karena defisiensi asam
folat sering berdampingan dengan defisiensi besi dalam kehamilan..
Diagnosis pasti baru dapat dibuat dengan percobaan penyerapan
dan pengeluaran asam folik. Pada pengobatan percobaan asam
folat menunjukkan naiknya jumlah retikulosit dan kadar Hb.

Fisiologi Anemia Kehamilan

Pada kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan


produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma darah dan seritrosit meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
Hb akibat hemodilusi.
Ekspansi volume plasma merupakan penyebab anemia fisiologik pada kehamilan.
Volume plasma yang terekspansi menurunkan Ht, Hb, tetapi tidak menurunkan
jumlah absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Mekanisme perubahan ini belum
jelas. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk
menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi plasental dan
membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin.
Ekspansi volume plasma mulai paada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat hingga
minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume pasma sekitar 40% lebih tinggi pada ibu
hamil dibantingkan perempuan yang tidak hamil. Penurunan Ht dan konsentrasi Hb
biasanya tampak pada minggu ke 16-22 ketika titik keseimbangan tercapai.

Dampak Anemia pada Ibu dan Janin

Komplikasi selama kehamilan


Ancaman timbulnya abortus
Mudah lelah dan turunnya immature dan premature
Ancaman timbulnya persalinan immature dan premature

Komplikasi selama persalinan

Partus lama karena inersia uteri


Pendarahan pasca persalinan
Atonia uteri
Hipoksia yang dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan
Infeksi persalinan dan setelah persalinan

Komplikasi terhadap janin


Kematian prenatal
Prematuritas
Cacat bawaan

Trimester I akan dapat mengakibatkan: Abortus, Missed Abortus


dan kelainan kongenital.
Trimester II dapat menyebabkan: Persalinan prematur,
perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia aintrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan
mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa
mengakibatkan kematian.
Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik
primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan
persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat
lelah.
Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri,
rtensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
puerpuralis dan gangguan involusio uteri.

Diagnosis

ANAMNESIS
Keluhan : lekas lelah, kurang konsentrasi, sulit bernafas, mengantuk
Anamnesis makanan : anemia nutrisional.
Pekerjaan pasien : kontak dengan zat-zat kimia, pekerja tani, penyemprot
hama, daerah malaria, alat-alat keselamatan kerja, lingkungan kerja dsb.
Riwayat ikterus ringan sampai kencing berwarna teh pekat, untuk
mengetahui apakah pasien mengalami anemia hemolitik.
Riwayat memakai obat-obatan tertentu, makan jamu, zat-zat pembersih
rumah tangga.
Riwayat penyakit seperti apakah menderita penyakit kronik seperti penyakit
ginjal, hati, tuberkulosis, diabetes.
Apakah ada penyakit-penyakit tertentu didalam keluarga seperti talasemia
dan penyakit-penyakit genetik lain.
Suku bangsa dan tradisi-tradisi tertentu.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda pucat, memar, bintik-bintik merah/biru dibeberapa bagian
tubuh.
Kuku dapat dijumpai Koilonychia ( sudah jarang )
Perdarahan gusi, perdarahan gastrointestinal, respiratoar, urogenital. Wajah
tampak pucat, konjungtiva pucat.
Pemeriksaan limpa, hati dan ginjal.
Pemeriksaan gastrointestinal, apakah ada teraba massa.
Pemeriksaan thorax.
Apakah ada ulkus-ulkus kronik pada tungkai, tanda adanya penyakit
talasemia, anemia sel sabit dan adanya pembengkakan tanda trombosis
vena dalam.
Keluhan-keluhan seperti kebas-kebas atau tanda-tanda neurologis yang
jelas seperti kelainan refleks yang dapat merupakan tanda kurangnya
vitamin B12.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terdapat 3 tahap diagnosis ADB:
Menentukan adanya anemia dengan mgnukur kadar hemoglobin atau
hematokrit
Memastikan adanya defisiensi besi
Menentukan penyebab dari defisiensi besi yang terjadi
Anemia hipokromik makrositer pada hapusna darah tepi, atau MCV <80 fl
dan MCHC ,31% dengan salah satu dari a,b,c,d:
Dua dari tiga parameter dibawah ini:

Besi serum <50mg/dl


TIBC >350mg/dl
Saturasi transferin <15%
Feritin serum <20mg/l
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prusia (Perls stain) menunjukan
cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif
Pemberian sulfas ferosus 3x200mg/hari selama 4 minggu disertai kenaikan
kadar hemoglobin lebih dari 2gr/dl.

Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia


akan jelas. Nilai ambang batas yang digunakan untuk
menentukan status anemia ibu hamil berdasarkan
kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a. Normal > 11gr%
b. Ringan 8-11gr%
c. Berat <8gr%
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah
keluhan lemah, pucat dan mudah pingsan walaupun
tekanan darah masih dalam batas normal.

Diagnosis Banding

Anemia defisiensi besi


Anemia megaloblastic
Anemia hipoplastik
Anemia hemolitik

Tatalaksana
Anemia Defisiensi Besi (62,3%)
Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak
hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat,
fero glukonat atau Na-fero bisirat
Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena
atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr%.

Anemia Megaloblastik (29%)


Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam
folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya
lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.

Pencegahan

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi


seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat
besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap
seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacangkacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada
daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran
atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan
zat besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau
kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan
dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis.

Peningkatan Kebutuhan Gizi


1.

Kalori (energy)

Peningkatan rata-rata metabolism basal


Pertambahan kebutuhan
Sparing protein

1.

Protein

Bagian pertumbuhan janin, plasenta, cairan amnion, jaringan uterus, mammae,


peningkatan volume darah
Cadangan maternal untuk partus dan laktasi

1.

Mineral kalsium

Pembentukan tulang dan gigi janin serta peningkatan metabolism kalsium ibu

1.

Fosfor

Volume dan sirkulasi darah ibu bertambah


Cadangan besi janin
Cadangan partus dan menyusui

1.

Yodium

1.

Magnesium

Metabolic basal meningkat


Produksi tiroksin meningkat
Koenzim untuk metabolism energy dan protein
Activator enzim
Pertumbuhan jaringan dan metabolism sel
Fungsi otot optimal

1.

Zn (seng)

Mencegah kelainan congenital


Untuk perkembangan otot normal
Mencegah retardasi pertumbuhan janin

1.

Vitamin A

Esensial untuk tumbuh sel dan jaringan


Pertumbuhan tulang dan gigi
Mencegah kelainan bawaan

1.

Vitamin D

1.

Vitamin C

Perbaikan absorpsi kalsium dan fosfor


Proses mineralisasi tulang dan gigi
Perbaikan dan integrias jaringan
Zat semen dalam jaringan ikat dan vaskularisasi
Peningkatan penyerapan besi

1.

Asam folat

Penngkatan kebutuhan metabolic


Mencegah anemia megaloblastik
Produksi heme untuk hemoglobin
Produksi materi sel inti (RNA- DNA)

Beberapa jenis makanan sebaiknya tidak dikonsumsi ibu hamil:


Hati dan produk hati mengandung dosis vitamin A tinggi yang bersifat teratogenik
dapat menyebabkan cacat pada janin.
Makanan mentah atau setengah matang (daging, seafood) kerena risiko
toxoplasma.
Ikan yang mengandung metilmerkuri dalam kadar tinggi sepeti hiu, martin, yang
dapat menggangu sistim syaraf janin.
Kafein yang terkandung dalam kopi, teh dibatasi 200mg/hari. Efek yang terjadi
adalah insomnia, refluks, dan frekuensi berkemih meningkat.
Vitamin A dosis > 20.000 IU-50.000 IU/ hari menyebabkan kelainan bawaan.
Susu atau produk susu yang tidak di pasteurisasikan.
Keju lunak seperti brie, camembert, roquefort, dan feta.

Toxoplasmosis juga dapat melekat pada kotoran kucing, sebaiknya ibu


meminta orang lain untuk membersihkan kotoran kucing selama ibu hamil.
Pastikan ibu memasak matang semua makanan, mencuci sayuran, dan
buah, menghindari kotoran kucing, dan memakai sarunga tangan jika
bekerja dengan tanah.

3. Memahami dan Menjelaskan


Pandangan Islam Terhadap Puasa
saat Kehamilan

Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah berkata,


Status wanita hamil dan menyusui adalah seperti orang yang sakit.
Jika ia sulit jalani puasa, maka ia boleh tidak puasa, namun tetap
dirinya harus meng-qodho puasanya ketika ia mampu nantinya,
statusnya seperti orang sakit.
Sebagian ulama berpendapat cukup bagi wanita hamil dan
menyusui mengganti puasanya dengan menunaikan fidyah, yaitu
memberi makan pada orang miskin bagi hari yang tidak berpuasa.
Namun pendapat ini adalah pendapat yang lemah. Yang tepat, tetap
baginya menunaikan qodho puasa seperti musafir dan orang sakit.

AllahTaala berfirman,


Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
(QS. Al Baqarah: 185)


Sesungguhnya Allah meringankan separuh
shalat dari musafir, juga puasa dari wanita
hamil dan menyusui.

Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan


Dirinya Saja Bila Berpuasa

Bagi ibu, untuk keadaan ini maka wajib untuk mengqadha (tanpa
fidyah) di hari yang lain ketika telah sanggup berpuasa.
Keadaan ini disamakan dengan orang yang sedang sakit dan
mengkhawatirkan keadaan dirinya. Sebagaimana dalam ayat,
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.(Qs. Al Baqarah[2]:184)

Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan Keadaan


Dirinya dan Buah Hati Bila Berpuasa
Sebagaimana keadaan pertama, sang ibu dalam keadaan ini wajib
mengqadha (saja) sebanyak hari-hari puasa yang ditinggalkan ketika sang
ibu telah sanggup melaksanakannya.
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Para sahabat kami (ulama
Syafiiyah) mengatakan, Orang yang hamil dan menyusui, apabila
keduanya khawatir dengan puasanya dapat membahayakan dirinya, maka
dia berbuka dan mengqadha. Tidak ada fidyah karena dia seperti orang
yang sakit dan semua ini tidak ada perselisihan (di antara Syafiiyyah).
Apabila orang yang hamil dan menyusui khawatir dengan puasanya akan
membahayakan dirinya dan anaknya, maka sedemikian pula (hendaklah)
dia berbuka dan mengqadha, tanpa ada perselisihan (di antara
Syafiiyyah). (al-Majmu: 6/177, dinukil dari majalah Al Furqon)

Untuk Ibu Hamil dan Menyusui yang Mengkhawatirkan


Keadaan si Buah Hati saja
Dalam keadaan ini, sebenarnya sang ibu mampu untuk berpuasa.
Oleh karena itulah, kekhawatiran bahwa jika sang ibu berpuasa
akan membahayakan si buah hati bukan berdasarkan perkiraan
yang lemah, namun telah ada dugaan kuat akan membahayakan
atau telah terbukti berdasarkan percobaan bahwa puasa sang ibu
akan membahayakan. Patokan lainnya bisa berdasarkan diagnosa
dokter terpercaya bahwa puasa bisa membahayakan anaknya
seperti kurang akal atau sakit -. (Al Furqon, edisi 1 tahun 8)

Dalil ulama yang mewajibkan sang ibu untuk membayar qadha


saja.

Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana kondisi pertama dan kedua, yakni sang wanita hamil atau
menyusui ini disamakan statusnya sebagaimana orang sakit. Pendapat ini dipilih oleh Syaikh Bin Baz dan
Syaikh As-Sadi rahimahumallah

Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk membayar fidyah


saja.

Dalill yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para ulama yang mewajibkan qadha dan fidyah, yaitu
perkataan Ibnu Abbas radhiallahuanhu, Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-anaknya,
maka mereka berbuka dan memberi makan seorang miskin. ( HR. Abu Dawud)
Dan ayat Al-Quran yang dijadikan dalil bahwa wanita hamil dan menyusui hanyaf membayar fidyah
adalah, Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar diyah
(yaitu) membayar makan satu orang miskin. (Qs. Al-Baqarah [2]: 184)

Dalil ulama yang mewajibkan sang Ibu untuk mengqadha


dengan disertai membayar fidyah

Dalil sang ibu wajib mengqadha adalah sebagaimana dalil pada kondisi pertama dan kedua, yaitu wajibnya
bagi orang yang tidak berpuasa untuk mengqadha di hari lain ketika telah memiliki kemampuan. Para ulama
berpendapat tetap wajibnya mengqadha puasa ini karena tidak ada dalam syariat yang menggugurkan
qadha bagi orang yang mampu mengerjakannya.
Sedangkan dalil pembayaran fidyah adalah para ibu pada kondisi ketiga ini termasuk dalam keumuman ayat
berikut,
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu) memberi makan seorang miskin (Qs. Al-Baqarah [2]:184)

Daftar Pustaka
1. Eroschenko V P. 2014. Atlas histologi diFiore: dengan korelasi
fungsional ed. 11. Jakarta : EGC.
2. Langman (2014). Embriologi Kedokteran ed. 10. Jakarta: EGC
3. Luis, Juncqueira, Jose Carneiro, 2014. Histologi Dasar.
Jakarta:EGC.
4. Muslimah.or.id/fikih/antara-qadha-dan-fidyah-bagi-ibu-hamil-dan-men
yusui.html
5. Prawirohardjo, S. 20014. Ilmu Kebidanan ed. 4. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
6. Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem ed.
8. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
7. Sofwan, A. 2016. Sistem Reproduksi. Jakarta : Bagian Anatomi
FKUY.
8. www.litbang.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai