Daftar isi .. 1
Skenario ... 2
Kata Sulit . 3
Pertanyaan .... 4
Brain Stroming . 5
Hipotesa ... 8
Learning Objective ... 9
Daftar Pustaka ... 59
SKENARIO
Demam Sore Hari
Seorang wanita 30 tahun, mengalami demam sejak 1 minggu yang lalu.
Demam dirasakan lebih tinggi pada sore dan malam hari dibandingkan pagi hari.
Pada pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, nadi bradikardia,suhu tubuh
hiperpireksia (pengukuran jam 20.00 WIB), lidah terlihat kotor (coated tongue).
Dokter menyarankan pemeriksaan darah untuk membanatu menegakkan diagnosis
dan cara penanganannya.
Bradikardia
Somnolen
Hiperpireksia
Demam
IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ANALISA MASALAH
untuk
membersihkan
lidah
dari
keratin.
Lidah
di
bawah
batas
normal.
Akibatnya
terjadilah
respon
8. - Antipiretik
- Bila disebabkan bakteri, diberi antibiotic
- Tirah baring
- Pengaturan diet
9. - Vaksin
- Menjaga kebersihan
HIPOTESIS
Salmonella enterica tiphy dan Salmonella enterica parathypi merupakan
penyebab umum demam tyhpoid, ditandai dengan demam yang terjadi pada sore
dan malam hari (demam septik) dapat menginfeksi tubuh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi oleh kuman atau melalui hasil eksresi pasien berupa
tinja dan urin. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis thypoid
diantaranya ialah pemeriksaan widal,uji tubex, uji typidot, uji IgM dipstik, kultur
darah serta pemeriksaan tinja. Maka dari itu, untuk penderita typhoid perlu
diberikan antibiotik berupa kloramfenikol atau siprofloksasin untuk mengatasi
bakteri disertai perlunya menjaga kebersihan.
LEARNING OBJECTIVES
LI.1. Memahami dan Menjelaskan Demam
LO. 1.1. Definisi Demam
LO. 1.2. Pola Demam
LO. 1.3. Etiologi Demam
LO. 1.4. Mekanisme Demam
LI.2. Memahami dan Menjelaskan Salmonella
LO. 2.1. Definisi Salmonella
LO. 2.2. Morfologi Salmonella
LO. 2.3. Klasifikasi Salmonella
8
Jenis thermometer
pengukuran
Demam
normal (oC)
(oC)
Aksila
37,4
Sublingual
37,6
Rektal
36,6 37,9; 37
Telinga
38
37,6
10
Pola Demam
Interpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya
anak telah mendapat antipiretik sehingga mengubah pola, atau
pengukuran suhu secara serial dilakukan di tempat yang berbeda. Akan
tetapi bila pola demam dapat dikenali, walaupun tidak patognomonis
untuk infeksi tertentu, informasi ini dapat menjadi petunjuk diagnosis
yang berguna.
Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik
Pola demam
Penyakit
Kontinyu
Remitten
Intermiten
Quotidian
Double quotidian
Demam rekuren
Demam Septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat
yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di
atas normal pada pagi hari.Bila demam yang tinggi tersebut turun ke
tingkat yang normal dinamakan juga demam heptik.
b. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan normal.Perbedaan suhu yang
mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar
perbedaan suhu yang dicatat pada demam septik.
c. Demam Intermiten
11
FUO Klasik
Penderita telah diperiksa di rumah sakit atau klinik selama 3
hari berturut-turut tanpa dapat ditetapkan penyebab demam.
FUO Nosokomial
Penderita yang pada permulaan dirawat tanpa infeksi di Rumah
Sakit dan kemudian menderita demam > 38,3C dan sudah
12
FUO Neutropenik
Penderita yang memiliki hitung jenis neutrophil < 500 ul
dengan demam > 38,3 C dan sudah diusahakan pemeriksaan
Etiologi
Demam umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada
hipotalamus. Penyebabnya dibagi menjadi 2 yaitu berasal dari infeksi
dan non infeksi :
Etiologi Infeksi
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
o Infeksi bakteri
anak-anak
antara lain pneumonia, bronkitis, osteomyelitis, appendisitis,
tuberculosis, bakteremia, sepsis, bakterial gastroenteritis, meningitis,
ensefalitis, selulitis, otitis
13
vaskulitis, dll)
o Keganasan (Penyakit Hodgkin, Limfoma nonhodgkin, leukemia, dll)
o Pemakaian
obat-obatan
(antibiotik,
difenilhidantoin,
dan
antihistamin)
a
b
c
d
e
f
Neoplasma
Nekrosis Jaringan
Kelainan Kolagen Vaskular
Emboli Paru / Trombosis vena dalam
Obat , metabolism, dll
Keracunan atau over dosis obat
14
obat
yang
dilaporkan.Obat
yang
mengakibatkan
demam
dapatdigolongkan :
1. Obat yang mengakibatkan demam
2. Obat yang kadang kadang mengakibatkan demam
3. Obat yang insidentil sekali dapat mengakibatkan demam
Ciri-ciri demam obat yaitu demam timbul tidak lama setelah
pengobatan.
Maka dari itu, untuk mengetahui penyebab demam secara tepat, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Cara timbul demam
2. Lama demam
3. Sifathariandemam
4. Tinggidemam
5. Keluhan serta gejala lain yang menyertai demam
Demam yang disebabkan oleh infeksi atau peradangan,
mengakibatkan suatu respon yang terjadi di dalam tubuh.Demam yang
terjadi di dalam tubuh bermanfaat dalam mengatasi infeksi, serta
demam juga dapat memperkuat respon peradangan dan mungkin dapat
menghambat perkembangan bakteri.
Mekanisme
15
16
17
peningkatan
sintesis
prostaglandin
E2
yang
menyebabkan pireksia.
Pengaruh pengaturan autonom mengakibatkan vasokonstriksi
perifer sehingga pengeluaran panas menurun dan penderita merasa
demam.Suhu badan dapat bertambah lagi karena meningkatnya
aktivitas metabolisme.
Partikel virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh dan
menyebabkan infeksi, selanjutnya perangkat sistem imun tubuh,
seperti fagosit, leukosit, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh
granular besar, akan aktif untuk merespon adanya bentuk infeksi
tersebut.
Terjadi peningkatan panas akibat produksi sitokin pirogen yang
meningkat pula karena ada aktivitas rangsangan endogen seperti
eksotoksin dan endotoksin yang dikeluarkan virus yang menyebabkan
infeksi.
18
oleh
protein
yang
disebut
MIP-1
(machrophage
inflammatory protein-1).
Gejala khas yang terjadi adalah timbulnya meriang atau menggigil
pada tubuh akibat peningkatan produksi panas, yang kemudian
dikeluarkan melalui kulit. Dengan demikian, pembentukan demam
sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik adalah sesuatu yang
disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme
termoregulasi.
Secara normal, dalam tubuh panas dihasilkan melalui gerakan otot
asimilasi makanan dan aktivitas metabolisme basal. Panas yang
terbentuk kemudian dikeluarkan tubuh melalui radiasi, konduksi
19
20
suhu tubuh (diatas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini
dikarenakan thermostat tubuh (hipotalamus) merasa bahwa suhu tubuh
sekarang di bawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon
dingin/menggigil. Adanya proses menggigil (pergerakan otot rangka)
ini ditujukan untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Dan
terjadilah DEMAM.
(Ref: Fisiologi Sheerwood)
2
adenosin
monofosfat
siklik
(AMP siklik)
dan
Morfologi
Berbentuk batang, tidak berspora, bersifat negatif pada pewarnaan
Gram.
22
(suhu pertumbuhan
K dapat hilang sebagian atau seluruhnya dalam proses transduksi.
23
http://www.kesehatanmasyarakat.info/
Klasifikasi
Kingdom : Bakteria
Phylum
: Proteobakteria
Classis
: Gamma proteobakteria
Ordo
: Enterobakteriales
Familia
: Enterobakteriakceae
Genus
: Salmonella
Species
: Salmonella enterica
Salmonella enterica thypi
Cara Penularan
Infeksi oleh Salmonella dapat terjadi akibat mengkonsumsi makanan
24
25
empedu, limfa, ginjal, dan sumsum tulang dimana bakteri ini kemudian
berkembangbiak dan menyebabkan infeksi organ-organ ini. Melalui organorgan yang telah terinfeksi inilah mereka terus menyerang aliran darah
yang menyebabkan bakteremia sekunder. Bakteremia sekunder ini
bertanggung jawab sebagai penyebab terjadinya demam dan penyakit
klinis.
26
Etiologi
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serovar typhi (S typhi). Bakteri ini akan mati pada
pemanasan 57 oC selama beberapa menit. Menifestasi klinis demam tifoid
tergantung pada virulensi dan daya tahan tubuh. Suatu percobaan pada
manusia dewasa menunjukan bahwa 107 mikroba dapat menyebabkan 50%
sukarelawan menderita sakit, meskipun 1000 mikroba juga dapat
menyebabkan penyakit. Masa inkubasinya adalah 10-20 hari.
Salmonella enterica serovar paratyphi A, B, dan C juga dapat
menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid.Demam tifoid dan
paratifoid termasuk ke dalam demam enterik.Pada daerah endemik, sekitar
90% dari demam enterik adalah demam tifoid.Demam tifoid juga masih
menjadi topik yang sering diperbincangkan.
Kuman ini mempunyai 3 macam antigen, yaitu:
Antigen O (somatik)
Terletak pada lapisan luar, yang mempunyai komponen protein,
lipopolisakarida dan lipid.Sering disebut endotoksin.
27
Antigen H (flagela)
Terdapat pada flagela, fimbriae danpili dari kuman, berstruktur kimia
protein.
Antigen Vi (antigen permukaan)
Pada selaput dinding kuman untuk melindungi fagositosis dan
berstruktur kimia protein
Manusia
adalah
satu-satunya
penjamu
yang
alamiah
dan
Patofisiologi
Demam tifoid merupakan proses yang kompleks yang melalui
Manifestasi klinis
29
Masa inkubasi demam typhoid berlangsung antara 10-14 hari. Gejalagejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan
berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang khas disertai
komplikasi hingga kematian.
Minggu Ke-1
Gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejaa serupa dengan
penyakit infeksi akut lainnya, yaitu:
Demam
Nyeri kepala
Pusing
Nyeri otot
Anoreksia
Mual
Muntah
Obstipasi
Diare
Perasaan tidak enak di perut
Batuk, dan
Epistaksis
Demam
Bradikardia relatif
Lidah berselaput
Hepatomegali
Splenomegali
Meteroismus
Gangguan mental (somnoen, sopor, koma, delirium atau psikosis)
Diagnosis
30
Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi
relatif. 3
d.
terjadi penyulit. 3
Kimia Klinik
Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran
peradangan sampai hepatitis Akut. 3
Imunologi
Widal
Pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya
antibodi (didalam darah) terhadap antigen kuman Samonella
typhi / paratyphi (reagen). Uji ini merupakan test kuno yang masih
amat popular dan paling sering diminta terutama di negara dimana
penyakit ini endemis seperti di Indonesia. Sebagai uji cepat (rapid
test) hasilnya dapat segera diketahui. Hasil positif dinyatakan
dengan adanya aglutinasi. Karena itu antibodi jenis ini dikenal
sebagai Febrile agglutinin.Hasil uji ini dipengaruhi oleh banyak
faktor sehingga dapat memberikan hasil positif palsu atau negatif
palsu. Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh faktor-faktor,
antara lain pernah mendapatkan vaksinasi, reaksi silang dengan
spesies lain (Enterobacteriaceae sp), reaksi anamnestik (pernah
sakit), dan adanya faktor rheumatoid (RF). Hasil negatif palsu
dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah
31
e.
32
Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan yang biasa rutin dilakukan adalah uji widal dan kultur organism.
Saat ini kultur masih menjadi standar buku untuk penegakan diagnostic.
Selain itu ada juga beberapa metode pemeriksaan serologi lain yang dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah serta memiliki sensivitas dan spesifikasi
lebih baik antara lain uji TUBEX, thypidot dan dipstik.
Uji widal
Uji ini dilakukan untuk deteksi antibody terhadap kuman S. typhi. Pada uji
widal terjadi suatu reaksi antiglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan
antibody yang disebut agglutinin. Antigen yang digunakan pada uji widal
adalah suspense Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dilaboratorium.
Uji widal untuk menentukan adanya agglutinin dalam serum penderita demam
tifoid yaitu: Aglutinin O (dari tubuh kuman), Aglutinin H (flagella kuman),
Aglutinin Vi (simpai kuman). Hanya aglutini O dan H yang digunakan untuk
diagnostic demam tifoid.
Uji TUBEX
33
Uji ini merupakan uji semi kuantitatif kolometrik yang cepat dan mudah untuk
dikerjakan.
16
Hasil positif uju TUBEX ini menunjukan terdapat infeksi Salmonella
serogroup D walau tidak secara spesifik menunjukan pada S. typhi. Infeksi
oleh S.paratyhi akan memberikan hasil negative.
Uji Typhidot
Uji ini dapat mendeteksi IgM dan IgG yang terdapat pada rotein membrane
luar Salmonella typhi. Hasil positif didapatkan 2-3 hari setelah infeksi dan
dapat mengidentifikasi secara spesifik antibody IgM dan IgG terhadap antigen
S.typhi seberat 50 kD.
Uji IgM dipstick
Uji ini secara khusus mendeteksi antibody IgM spesifik terdapat S.typhi pada
specimen serum. Uji ini menggunakan strip yang mengandung antibody anti
IgM yang dilekati dengan lateks pewarna, cairan membasahi strip sebelum
diinkubasi dengan reagen dan serum pasien, tabung uji.
Penatalaksanaan
Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah dengan
34
fluoroquinolone ( Ciprofloxacin,
Dokter
Anak
Indonesia
(IDAI)
masih
menggunakan
35
diberikan sebagai alternatif, terutama apabila jumlah leukosit < 2000/l atau
dijumpai resistensi terhadap S. typhi .
Farmakologis
Obat-obat antimikroba yang sering digunakan untuk mengobati demam
tifoid adalah sebagai berikut:
First-line Antibiotics
Obat
Dosis
Rute
Kloramfenikol
500 mg 4x /hari
Oral, IV
Trimetofrim
160/800
mg
2x/hari,
4-20 Oral, IV
Amoxycillin
Second-line
Norfloxacin
Oral
Antibiotics
Ciprofloxacin
Oral , IV
( Fluoroquinolon)
Ofloxacin
Oral
Pefloxacin
Oral, IV
Fleroxacin
Oral
Ceftriaxon
Cephalosporin
1-2
gr/hari,
40-80
mg/hari: IM, IV
Antibiotik lainnya
Aztreonam
IM
Azithromycin
Oral
36
Ceftriaxon
92.6
Kloramfenikol
94.1
Tetrasiklin
100
Trimetoprim- Sulfametoksazol
100
Ciprofloksasin
100
Levofloksasin
100
KLORAMFENIKOL
Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air
Asal dan Kimia
CH 2
OH
Rumus umum molekul
CCl2
OH
Kloramfenikol : R = -
NO2
Tiamfenikol
CH 3 SO 2
:R=-
37
1 Farmakodinamik
Efek anti mikroba
Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein
kuman. Obat ini terikat pada ribosom sub unit 50s dan
menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida
tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.
- Neisseria,
- Bartonella,
- Brucella,
- P. Multocida,
- C.diphteria,
- Chlamidya,
- Mycoplasma,
- Rickettsia,
- Treponema,
(dan kebanyakan kuman anaerob)
Resistensi
Mekanisme resistensi terhadap kloramfenikol terjadi melalui
38
terhadap
Farmakokinetik
1
39
sebagian di reduksi jadi arilamin ( tidak aktif ) 24 jam, 8090% kloramfenikol ( secara oral ) diekskresikan ginjal.
sedangkan
metaboltnya
dengan
sekresi
tubulus.
40
Interaksi
obat
dengan
fenobarbital
dan
rifampisin
Dosis
a
Kloramfenikol
Terbagi dalam bentuk sediaan :
41
Salep mata 1 %
Salep kulit 2 %
42
d Tiamfenikol
Terbagi dalam bentuk sediaan :
Efek samping
Reaksi Hematologik
Terdapat dalam 2 bentuk :
1
Reaksi
toksik
depresi
sumsum
tulang
belakang.
43
kloramfenikol
menunjukkan
adanya
kemungkinan leukopeni.
44
Reaksi Neurologik
Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit
kepala.
5
Kontraindikasi
45
pemakaian
jangka
panjang
perlu
dilakukan
AMOXYCILIN
1
Farmakokinetik
Amoxicillin (alpha-amino-p-hydoxy-benzyl-penicillin) adalah
derivat dari 6 aminopenicillonic acid, merupakan antibiotika
berspektrum
luas
yang
mempunyai
daya
kerja
Streptococcus
faecalis,
Diplococcus
pnemoniae,
46
Haemophillus
influenzae,
Bordetella
Farmakodinamik
Amoxicillin diserap secara baik sekali oleh saluran pencernaan.
Indikasi
Infeksi saluran pernafasan atas: Tonsillitis, pharyngitis (kecuali
furunculosis.
Kontraindikasi
Efek samping
Farmakokinetik
47
organ.
Mekanisme kerja
Fluorokuinolon bekerja dengan mekanisme yang sama dengan
kelompok
kuinolon
terdahulu.
Fluorokuinolon
baru
menghambat
Resistensi
Mekanisme resistensi melalui plasmid tidak dijumpai pada
48
Infeksi tulang dan sendi : Siprofloksasin oral yang diberikan selama 46 minggu efektif untuk mengatasi infeksi pada tulang dan sendi yang
disebabkan oleh kuman yang peka.
49
Efek samping
Beberapa efek samping yang dihubungkan dengan penggunaan
antara lain
(corrected QT interval).
Lain-lain: Golongan kuinolon hingga sekarang tidak
diindikasikan untuk anak (sampai 18 tahun) dan wanita
hamil karena data dari penelitian hewan menunjukkan
50
aktif
terhadap
penisilinase.
Enterobacteriaceae,
Seftazidim
dan
termasuk
sefoperazon
strain
aktif
penghasil
terhadap
P.
Farmakokinetik
Beberapa
sefalosporin
generasi
ketiga
misalnya
sefuroksim,
Efek samping
Reaksi alergi merupakan efek samping yang paling sering terjadi,
gejalanya
mirip
dengan
reaksi
alergi
yang
ditimbulkan
oleh
51
Indikasi
Sefalosporin generasi ketiga tunggal atau dalam kombinasi dengan
Enterobacter,
Proteus,
Provedencia,
Serratia
dan
52
Interaksi obat :
Probenesid.
Efeksamping :
Efek saluran pencernaan, manifestasi kulit & neuropsikiatrik.
Indeks keamanan pada wanita hamil :
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik
atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali
pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat
seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan
terhadap bahaya potensial pada janin.
Kemasan :
Tablet salut selaput 400 mg x 3 x 10 biji.
Dosis:
Infeksi saluran kemih akut tidak berkomplikasi : 2 kali sehari 200 mg.
Infeksi saluran kemih berkomplikasi : 2 kali sehari 400 mg.
Infeksi saluran pencernaan : 2-3 kali sehari 400 mg.
Gonore akut tidak berkomplikasi : 2 kali sehari 600 mg atau 800 mg dalam
dosis tunggal.
Penyajian
Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)
CEFTRIAXONE
53
1.Farmakodinamik
Ceftriaxone adalah golongan cefalosporin dengan spektrum luas,
yang membunuh bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel
bakteri.Ceftriaxone secara relatif mempunyai waktu paruh yang panjang
dan diberikan dengan injeksi dalam bentuk garam sodium.
2.Farmakokinetik
Ceftriaxone secara cepat terdifusi kedalam cairan jaringan,
diekskresikan dalam bentuk aktif yang tidak berubah oleh ginjal (60%)
dan hati (40%).Setelah pemakaian 1 g, konsentrasi aktif secara cepat
terdapat dalam urin dan empedu dan hal ini berlangsung lama, kira-kira
12-24 jam.Rata-rata waktu paruh eliminasi plasma adalah 8 jam. Waktu
paruh pada bayi dan anak-anak adalah 6,5 dan 12,5 jam pada pasien
dengan umur lebih dari 70 tahun. Jika fungsi ginjal terganggu, eliminasi
biliari terhadap Ceftriaxone meningkat.
3.Indikasi
Sepsis
Meningitis
Infeksi abdominal
Infeksi tulang, persendian, jaringan lunak, kulit, dan luka-luka
Pencegah infeksi prabedah
Infeksi dengan pasien gangguan mekanisme daya tahan tubuh
Infeksi ginjal dan saluran kemih
Infeksi saluran pernafasan
Infeksi kelamin termasuk gonorrhea
4..Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap Cefalosporin
Hipersensitif terhadap penisilin/antibiotika -lactam
5.Dosis
54
lainnya
:Chlamydia
pneumoniae,
Chlamydia
55
3.Indikasi
Infeksi saluran napas bawah dan atas, kulit, dan penyakit hubungan
seksual.
4.Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap azitromisin atau makrolida lainnya.
5.Dosis& Cara PemberianDewasa dan lansia : 500 mg per hari selama 3
hari
Anak > 6 bulan : dosis tunggal 10 mg/kg selama 3 hari.
6.Efek samping :
Mual, rasa tidak nyaman di perut, muntah, kembung, diare, gangguan
pendengaran, nefritis interstisial, gangguan ginjal akut, fungsi hati
abnormal, pusing/vertigo, kejang, sakit kepala, dan somnolen.
7.Interaksi
Antasid yang mengandung aluminium dan magnesium mengurangi kadar
puncak plasma (rate of absorption) azitromisin, namun nilai AUC (extent
of absorption) tak berubah.Azitromisin mengurangi klirens triazolam
sehingga meningkatkan efek farmakologinya.
gram/hariselama 3 hari
Non farmako:
1. Perawatan
Pasien dengan demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, abservasi
dan pengobatan. Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas
demam. Mobilisasi pasien harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan
pulihnya kekuatan pasien. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi
tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari
komplikasi pneuomonia hipostatik dan dekubitus.
56
2. Diet
Pasien dengan demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan
akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Karena ada pendapat
bahwa usus perlu diistirahatkan. Beberapa peneliti menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat dini dapat diberikan dengan aman pada pasien demam
tifoid.
7
Pencegahan
Secara umum, untuk memperkecil kemungkinan terkontaminasi S. typhi,
maka setiap individu harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi. S. typhi di dalam air akan mati apabila dipanasi setinggi
57 C untuk beberapa menit atau dengan proses ionidasi/klorinasi. 8
Secara lebih detail, strategi pencegahan demam tifoid mencakup halhal
berikut : 9
a.
b.
c.
d.
e.
Pemberantasan lalat
f.
g.
h.
Imunisasi
57
Berasal dari sel S. typhi utuh yang sudah mati. Setiap cc vaksin
mengandung sekitar 1 miliar kuman. Dosis untuk anak usia 1-4 tahun adalah
0,1 cc, anak usia 6-12 tahun 0,25 cc, dan dewasa 0,5 cc. Dosis diberikan 2
kali dengan interval 4 minggu. Karena efek samping dan tingkat
perlindungannya yang pendek, vaksin jenis ini sudah tidak beredar lagi. 9
b.
Ini adalah vaksin oral yang mengandung S. typhi strain Ty21a hidup.
Vaksin diberikan pada usia minimal 6 tahun dengan dosis 1 kapsul setiap 2
hari selama 1 minggu. Menurut laporan, vaksin oral Ty21a bisa memberikan
perlindungan selama 5 tahun. 9
c.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Recommendations for management of common childhood
conditions. http://www.who.or.id
Behrman, Richard, 2007. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
Declan, T. Wash, 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta : EGC
58
59