Anda di halaman 1dari 13

Profile of Forensic Autopsy

Practices in Small Towns


and
Cities in Rural Areas
Sohyung Park, Byung Ha Choi,Hyejin Park,
Hyoung-Joong Kim,Young-Shik Choi.
Korean J Leg Med 2015;39:55-66

Abstrak
Autopsi di daerah metropolitan di Korea sangat
berkembang.
Namun, di daerah terpencil masih sangat terbatas.
Jurnal ini membahas tentang analisa retrospektif
terhadap profil autopsi di daerah timur korea selama
8 tahun, mulai dari tahun 2005-2013.
Variabel yang dianalisa meliputi : penyebab
kematian, cara kematian, data demografis, hasil
pemeriksaan toksikologi, dan data tambahan lainnya.
Hasil study memaparkan profil autopsi di daerah
terpencil di korea.

PENDAHULUAN
http://dx.doi.org/10.7580/kjlm.2015.39.3.55

Autopsi
sangat
diperlukan
untuk
menunjang
sistem
keadilan.
Sangat
sedikit
laporan
tentang
autopsi di daerah
terpencil di korea.
Diperlukan
pelayanan
autopsi
yang lebih maju dan
optimal.

METODE
Kasus diambil dari hasil
autopsi
di
provinsi
Gangwon-do, Gyeonggi-do
dan Gyeongsangbuk-do.
Bulan desember 2005
November 2013.
Aspek medikolegal : lazim,
kecelakaan, pembunuhan,
bunuh diri atau yang tidak
diketahui.

HASIL

Lanjutan...
METODE

Semua spesimen
pemeriksaan
toksologi di analisa
ulang.
Jumlah
kematian
didapatkan
dari
data
statistik
nasional.

Jumlah kasus yang dilakukan


autopsi : 2. 619 kasus.
Persentase
masing-masing
aspek
medikolegal
:
kecelakaan 31,6%, kematian
lazim
29,6%,
bunuh
diri
17,8%, pembunuhan 14,4%
dan tidak diketahui 6,6%.
Ratio laki-laki : perempuan =
2,26:1. 45,5% korban berumur
40-59 tahun.
61,4%
korban
didapatkan
positif alkohol taupun obatobatan.

Kematian yang Lazim


62,4% merupakan kasus kardiovaskular,
yang terdiri atas :
Ischemic heart disease
Infark miokard
Coronary atherosclerosis
Diseksi aorta
Aneurisma aorta
Emboli paru
Cerebrovascular disease
Varises esofagus

Kecelakaan
Penyebab paling sering
adalah : jatuh dari
ketinggian (23,7%) dan
kecelakaan lalu lintas
(20,6%).

Bunuh Diri
Asfiksia
(30,5%)
dan
keracunan
(27,5%)
merupakan kasus yang paling sering.
Dari 142 kasus bunuh diri, 132 nya merupakan
kasus kematian akibat tergantung (hanging) ,
yang diikuti kematian akibat pembekapan dan
penjeratan.
PEMBUNUHAN
Kekerasan (36,3%) dan perlukaan (34,2%) akibat
benda tajam merupakan penyebab paling sering .
Pisau dapur merupakan benda yang paling sering
digunakan.
Terdapat 15 kasus kombinasi : asfiksia dan trauma
tumpul, asfiksia dan trauma tajam, trauma tajam

Kematian yang tidak diketahui penyebab nya :


173 kasus (6,6%)

Diskusi
Sejak kantor National
Forensic
Service
berdiri tahun 2005,
pelayanannya
telah
mencakup hingga ke
bagian timur korea.
Kami
menyimpulkan
bahwa faktor topografi
berpengaruh terhadap
jumlah autopsi dan
profil demografi.

Sehingga
kami
menganalisa
semua
area yurisdiksi kami :
daerah
terpencil,
termasuk
kota-kota
kecil,
daerah
pegunungan, sungai,
dan danau.
Sangat wajar jika kami
berasumsi
bahwa
ketidakcukupan
di
daerah
terpencil
mempengaruhi
kebutuhan
terhadap
autopsi.

Lanjutan...
Hasil
tes
toksologi
pada semua
medikolegal
menunjukkan
alkohol
dan
obatan.

aspek
positif
obat-

Pada kasus bunuh diri,


seperempat
(26,8%)
korbannya mempunyai
riwayat
depresi,
gangguan
psikologis
lainnya dan chronic
debilitating disease.

Berdasarkan data statistik,


legal autopsi di korea
selatan pada tahun 2012,
menurut
perhitungan
National
Autopsy
Rate
adalah 1,9%.
Ratio laki-laki : perempuan
= 2,7:1.
Analisa yang sama juga
pernah dilakukan untuk
daerah
terpencil
di
Australia dengan periode
waktu 2005-2011.

Lanjutan...
o Analisa terhadap autopsy rate dan
hasil
pemeriksaan
toksologi
dilaporkan
dari
Central
Norway
terhadap daerah-daerah terpencil
walaupun
tidak
memaparkan
karakteristik dari masing- masing
daerah.
o Study ini hanya berdasarkan autopsi
dan daerah-daerah tertentu di Korea.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai