Anda di halaman 1dari 124

Kesehatan

Lingkungan
Nendyah Roestijawati

Batasan dan Ruang Lingkup

Lingkungan :
segala sesuatu yang berada di sekitar manusia,
baik berupa benda hidup, benda mati, benda
nyata maupun abstrak, termasuk suasana yang
terbentuk karena interaksi di antara elemenelemen tersebut.

Kesehatan lingkungan : ilmu yang

merupakan bagian dari ilmu kesehatan


masyarakat, yang mempelajari semua
faktor yang terdapat pada lingkungan fisik
manusia, yang berhubungan dengan
perkembangan fisik, kesehatan, maupun
kelangsungan hidupnya sedemikian rupa
sehingga derajat kesehatannya dapat lebih
ditingkatkan.
Tujuan : terciptanya keadaan yang serasi,
sempurna dari semua faktor yang ada di
lingkungan fisik manusia sehingga
perkembangan fisik manusia dapat
diuntungkan, kesehatan serta

Higiene : usaha kesehatan masyarakat yang

mempelajari pengaruh kondisi lingkungan


terhadap kesehatan manusia, serta upaya
mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh
lingkungan dan membuat lingkungan
sedemikian rupa sehingga terjamin upaya
pemeliharaan kesehatan lebih mengarahkan
aktivitasnya pada manusia
Sanitasi : usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia
menitikberatkan pada usaha pencegahan
terhadap faktor-faktor lingkungan hidup
manusia.

Pengaruh lingkungan terhadap timbulnya


penyakit
Faktor penunjang terjadinya penyakit
(predisposing factor)
Penyebab langsung timbulnya penyakit
Media transmisi penyakit
Faktor yang mempengaruhi perjalanan
penyakit

Ruang lingkup :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Air
Barang.benda sisa/bekas
Makanan dan minuman
Perumahan, bangunan dan lingkungan tempat
umum
Pencemaran udara, tanah dan air, termasuk
kebisingan dan radiasi
Pengawasan vektor penyakit

AIR

Macam dan sumber air : Sumur gali,


Sumur pompa tangan (SPT),
Penampungan air hujan (PAH), Pelindung
mata air (PMA), Perpipaan (PP)
Kualitas air minum
Syarat fisik
Syarat kimia
Syarat bakteriologis indikator :
coliform tinja
Syarat radiologis

Ukuran :
air minum : 95% sampel air yang diperiksa
dengan Membrane Filter Technique selama
setahun : 0/100 ml, sisanya yang
mengandung coliform tidak boleh dari 3/100
ml.
air bersih bukan perpipaan : 50/100 ml
air bersih perpipaan : 10/100 ml

Pemeriksaan kualitas air


1. Pengambilan sampel
- sampel sesaat (grab sample)
- Sampel sesaat yang terintegrasi
- Sampel komposit
2. Pemeriksaan mikrobiologik
- the multiple tuber fermentation
technique
- the membrane filter technique
3. Pemeriksaan kimiawi
- Pemeriksaan kadar chlor
- Pemeriksaan keasaman air

Titik sampling ditentukan pada :


reservoir
stasiun pompa
titik yang sebelumnya menunjukkan ada
masalah
titik acak, termasuk titik konsumen
Frekuensi pengambilan sampel :

air bukan perpipaan :


bila pengguna banyak : rutin
kualitas air cukup baik dan fasilitas pemantau

terbatas : tidak rutin

air perpipaan : panjang pipa menentukan

kualitas air, pemeriksaan dianjurkan tiap


minggu

Pengelolaan air minum


1. Pengelolaan secara alamiah
2. Pengelolaan dengan menyaring
- saringan pasir lambat
- saringan pasir cepat
3. Pengelolaan dengan menambahkan zat
kimia
4. Pengelolaan dengan mengalirkan udara
5. Pengelolaan dengan memanaskan
hingga mendidih

Pengaruh air terhadap kesehatan :


Pengaruh tidak langsung : zat kimia organik,
sisa pupuk tanaman yang tidak terpakai
Pengaruh langsung : zat kimia persisten, zat
radioaktif, penyebar mikroba, sarang vektor
penyakit, menjaga higiene perorangan

WATER BORNE DISEASE


Virus :

rotavirus : diare pada anak


virus hepatitis A, E : hepatitis A, E
virus poliomyelitis : poliomyelitis

Bakteri

Vibrio cholera : cholera


Escherichia coli : diare/dysentri
Salmonella typhi/patatyphi : typhus abdominalis
Shigella dysenteriae : dysentriae

protozoa

Entamoeba histolytica : dysentriae amuba


Balantidium coli : balantidiasis
Giardia Lamblia : giardiasis

Metazoa

Ascaris lumbricoides : ascariasis


Clonorchis sinensis : clonorchiasis
Diphyllobothrium latum : diphylobothriasis
Taenia saginata/solium : taeniasis
Schistosoma : schistosomiasis

LIMBAH, SAMPAH DAN


KOTORAN MANUSIA

Sampah/refuse :

sebagian dari benda atau barang yang


berwujud padat, yang dianggap tidak
digunakan, tidak dipakai atau tidak diinginkan
lagi oleh pemakai, yang umumnya adalah hasil
dari kegiatan manusia yang bukan hasil
biologis dan perlu dibuang agar tidak
mengganggu kelangsungan hidupnya.
Benda-benda sisa/bekas/waste :
keseluruhan benda-benda yang tidak
digunakan, tidak dipakai atau tidak diinginkan
lagi dan harus dibuang termsuk didalamnya :
human waste, air limbah/bekas (sewage), sisa
industri

Macam-macam sampah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Garbage
Rubbish
Ashes
Dead animal
Street sweeping
Household refuse
Industrial waste
Abandoned vehicles
Demolution wastes
Construction wastes
Sewage solid
Sampah khusus

Sistem pembuangan
sampah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Hog feeding
Incineration
Sanitary landfill
Composting
Discharge to sewers
Dumping
Dumping in water
Landfill
Individual incineration
Recycling
Reduction
Salvaging

Penyimpanan sampah (refuse storage)


mempunyai konstruksi yang kuat
terbuat dari bahan kedap air
tidak mudah dilubangi tikus
permukaan dalamnya halus
mempunyai tutup
mudah diisi dan dikosongkan
ukuran sampah memadai
berupa bak beton permanen tidak
dianjurkan
tidak boleh 3x24 jam

Pengumpulan sampah (refuse collection)


tidak boleh ada sampah di luar TPS
dibangun di tempat setinggi kendaran
pengangkut
mempunyai 2 pintu
lubang ventilasi bertutup kawat kasa
kran air
tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus
mudah dicapai
pengosongan sampah min 1 kali sehari
Pemisahan sampah : sistem duet dan trio

Pembuangan sampah (refuse disposal)


Pengangkutan sampah
mempunyai wadah yang mudah dibersihkan
bertutup
dalam keadaan bersih setiap keluar dari TPA
Pemusnahan sampah
lokasi tidak merupakan sumber bau, asap,
debu, bising, lalat dan binatang pengerat
tidak menimbulkan pencemaran sumber air
tidak terletak pd daerah banjir/luapan air

Pembuangan akhir sampah


tidak merupakan sumber pencemaran bagi
pemukiman terdekat (min 2 km)
tidak merupakan sumber pencemaran air
(min 200 m)
tidak rawan banjir
tidak pada permukaan air tanah yang
tinggi
tidak merupakan sumber bau dan
memperhatikan prinsip estetika thd jalan
umum
jarak thd bandar udara min 5 km
jarak thd laut min 15 km

Pengaruh sampah dalam


kesehatan :
Dampak negatif :
Kemerosotan mutu lingkungan
Timbulnya penyakit menular
Aspek sosial masyarakat
Dampak positif :
Ekonomis
Makanan ternak
Meratakan tanah
Diolah kembali

Limbah :
Segala sesuatu yang dihasilkan oleh proses
teknologi ataupun kegiatan manusia yang
sudah tidak digunakan lagi, dan
mengandung berbagai zat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia
maupun lingkungannya.

Derajat pengotoran limbah :


Mengukur jumlah E coli
Suspended solid
Zat yang mengendap
Kadar O2 yang larut COD,
BOD,DO

Hal yang diukur

Air limbah

Air minum

E coli (/ml)
Suspended solid (ppm)
Zat mengendap (ppm)
Oksigen larut (ppm)
BOD (ppm)

10-100
300-400
3-12
0-2
300

<2
0-3
0
5-9
0-3

Pengelolaan limbah :
Tanpa diolah :
Sistem riol
Septik tank
Self purification waste stabilization
lagoon
Degradation
Decomposition
Recovery
Cleaner water

Pengolahan limbah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Dilution
Preliminary treatment
Primer : Sedimentation of sewage, filtration
Sekunder : Activated sludge, Stabilization
pond
Tersier : nitrat, fosfat
Desinfection
Sludge disposal
Irrigation

Limbah B3 :
Setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan atauberacun, yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung atau tidak
langsung dapat merusak dan atau
mencemarkan lingkungan hidup dan atau
dapat membahayakan kesehatan manusia

Jenis limbah B3 :
Limbah B3 dari sumber spesifik, berasal

dari
sisa proses industri atau kegiatan
manusia
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik,
berasal dari kegiatan pemeliharaan,
pencucian alat,dll
Limbah B3 dari bahan kimia kadaluwarsa

Karakteristik :

beracun, mudah
meledak, mudah terbakar, infeksius,

Efek akut :

kerusakan susunan saraf,


pencernaan, kardiovaskular, pernafasan,
kulit, kematian

Efek khronis :

karsinogenik,
mutagenik, teratogenik, kerusakan sistem
reproduksi

Pengendalian :
Pengumpulan
Pemasangan label dan tanda
Penyimpanan
Pengangkutan
Pengolahan : incinerator,
stabilisasi dan solidifikasi,
fisika dan kimia, penimbunan

Kotoran manusia :
Segala benda, zat atau sisa metabolisme
yang dihasilkan oleh tubuh dan
dipandang tidak berguna lagi sehingga
harus dikeluarkan atau dibuang dalam
bentuk tinja/faeces dan air seni/urine

Proses penguraian dan stabilisasi


Proses anaerobic

- bau khas kotoran manusia

- berminggu/bln
- terbentuk zat gelap tidak bau humus
Proses aerobic

- terbentuk nitrat dan sulfat

- waktu cepat beberapa jam

Syarat jamban :
Tidak mencemari air
Tidak mencemari tanah pemukiman
Tertutup, berdinding dan berpintu
Tidak menyebarkan bau
Aman digunakan
Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan
gangguan
Tersedia alat pembersih

Macam-macam jamban

Kakus
Kakus
Kakus
Kakus

cubluk (pit privy)


empang (overhung latrine)
kimia (chemical toilet)
leher angsa

Septic tank
Bak penampung
Sumur rembesan

SANITASI MAKANAN

Syarat makanan sehat :


Bahan makanan yang akan diolah harus dalam

keadaan baik dan segar


Bahan sayuran kondisi segar dan tidak rusak
Bahan makanan tidak berubah bentuk, warna dan
rasa
Asal bahan makanan dari daerah yang diawasi

Makanan yang sudah terolah :


Makanan yang dikemas
Makanan yang tidak dikemas

Perjalanan bahan makanan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sumber bahan makanan


Pengangkutan bahan makanan
Penyimpanan bahan makanan
Pemasaran bahan makanan
Pengolahan bahan makanan
Penyajian makanan
Penyimpanan makanan yang telah diolah

Komponen yang harus diperhatikan :


1.
2.
3.

Tempat dimana bahan makanan atau makanan


diletakkan
Orang yang bekerja atau akan mengelola bahan
makanan
Cara mengelola bahan makanan

Persyaratan pengolahan makanan :

Persyaratan
Persyaratan
Persyaratan
Persyaratan

pada tenaga dan karyawan


pada proses pengolahan makanan
cara pengolahan makanan
pada penyimpanan makanan jadi

Metode pengawetan makanan :

Didinginkan : cold storage, freeze, cool storage


Dikeringkan
Diasinkan
Dimaniskan
Ditambahkan beberapa zat kimia
Pasteurisasi : LTH, HTST, UHT
Irradiasi

Sanitasi hasil laut dan kali


1. Berasal dari tempat yang tidak tercemar
Approved area jumlah E coli < 70/100 ml air
lokasi terbaik
Conditionally approved area masih dibenarkan
bila dilakukan pembersihan dan pengolahan yang
baik
Restricted area E coli banyak tp <700/100 ml air
tidak boleh dipasarkan kecuali dilakukan
pengolahan
Prohobited area E coli >700/100 ml air dan zat
yang berbahaya bagi tubuh dilarang
dipasarkan/dimakan
2. Tidak terdapat bibit penyakit atau racun
3. Segi kebersihan saat pengolahan
4. pemasaran

Penggolongan jasa boga :


Jasaboga golongan
Jasaboga golongan
Jasaboga golongan
Jasaboga golongan
Kesehatan
Jasaboga golongan

A1
A2
A3
B

Kepala Dinas Kesehatan


Dati II
Kepala Dinas

Dati I

Apabila jasaboga berlokasi di pelabuhan yang


berwenang memberi ijin adalah Kantor Kesehatan
Pelabuhan

Keracunan makanan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung

benda asing (organik maupun anorganik)


yang bersifat racun, sehingga mengubah sifat
asli makanan tersebut dan mendatangkan
penyakit atau gangguan kesehatan bagi yang
mengkonsumsinya dalam waktu 2-40 jam dan
dapat bertahan hingga lebih dari 7 hari.
Penyebab : tanaman, hewan, mikroorganisme
zat kimia
Dapat berupa racun asli atau kontaminasi

tanaman
Contoh : jamur
Gejala : sakit perut, keringatan, miosis,

bardikardi, diare
Tidak fatal
Inkubasi : 1-3 jam
Tanaman mengandung HCN, asam oksalat,
fluor organik

hewan
Contoh : kerang
Gejala : paraesthesia pada tangan dan mulut,

lutut terasa lemas, seeprti fly, ataksia, sakit


kepala, muntah paralisis pernafan
meninggal
Masa inkubasi : beberapa jam

Kontaminasi rantai
makanan
Residu pestisida pada plankton (0,04 ppm)

tanaman air (0,08 ppm) kerang (0,42 ppm)


bebek (3,5 ppm)
Tingkat
trofis
4

Konsume : : : : : : : :
r3
:
::::::::
:

Konsume
r2

Konsume
r1

:
:

:
:
:
:
:
:

:
:

:
:

:
:

Kontaminan mikroba
Staphylococcus : terdapat pada tangan 50%, mulut, hidung,

kulit, rambut
penyebab : enterotoksin
inkubasi : 1-6 jam menghilang
gejala : sakit perut hebat, muntah, mencret,
jarang menimbulkan kematian
Clostridium perfringens type A : makanan mentah daging, ayam
terkontaminasi tanah atau tinja
penyebab 1/3 kasus di Amerika enterotoksin
inkubasi : 8-24 jam menghilang
gejala : mencret, sedikit sakit perut, mual,
muntah, jarang menimbulkn kematian

Kontaminan mikroba
Clostridium perfringens type C

gejala : lebih berat dari tipe A, perdarahan


usus dan muntah, obstruksi usus operasi
kematian
Clostridium botulinum : anaerobik pada makanan kaleng
gejala : 24-72 jam berupa kelumpuhan
meninggal 3-7 hari
Vibrio para haemolitikus : terdapat pada makanan laut
masa inkubasi : 14-24 jam, sembuh 1-5 hari
gejala : diare hebat, sakit perut hebat, mual
dan muntah, demam, menggigil, pusing

Kontaminan mikroba
Bacillus cerius : fried rice syndrome

masa inkubasi : 12 jam berakhir


gejala : dire, sakit perut, mual
Salmonella : terdapat pada daging, ayam, telur
masa inkubasi : 6-48 jam
gejala : sakit perut mendadak, mual, muntah
Shigella : Salad (kentang, ikan tuna, udang, macaroni, dan
ayam), sayuran mentah, susu dan produk susu, daging unggas.
masa inkubasi : 7-66 jam
gejala : mencret, panas, sering muntah,
sakit perut, tenesmus, tinja berdarah, lendir dan
nanah

Kontaminan logam
Timbal

Bersifat kumulatif
Gangguan potensial pada sistem saraf pusat
Gejala keracunan : gangguan saluran cerna,
rasa
logam di mulut
Pada bayi dan anak-anak dapat mengurangi
kecerdasan serta kelambanan dalam
perkembangannya

Kontaminan logam
Arsen

gejala : 20 menit s/d 48 jam


mual, muntah, diare, sakit perut, terbakar di
tangan
Antimon
idem arsen
+ urtikaria
Thallium
ataksia, muntah, konstipasi delirium
koma

Kontaminan logam
Kadmium

Industri electroplating, pipa plastik PVC


Terabsorbsi sebagian mengumpul di ginjal
dan hati sebagian dibuang melalui
saluran
pencernaan
Gejala akut : gejala saluran pencernaan dan
ginjal mirip glomerulonefritis
Gejala lanjut : pelunakan dan patah tulangtulang punggung (Kasus Toyama)

ITAI-ITAI DISEASE
TOYAMA JEPANG

Kontaminan logam
Merkuri

Pabrik plastik, industri sabun, kosmetika,


penggunaan fungisida dan amalgam
Racun sistemik diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan
tulang dikeluarkan melalui urine, feses, keringat,
air liur dan air susu
Gejala neurologis : sakit kepala, parestesi lidah,
depresi, konvulsi, pikun, apangan pandang
menciut, perubahan kepribadian, kerusakan ginjal,
cacat bawaan (kasus minamata)
Gejala saluran cerna : hipersalivasi, stomatitis, colitis,
gingivitis, garis hitam pada gusi, gigi mudah lepas

KELAINAN
KONGENITAL
MINAMATA DISEASE
karena mengkonsumsi
ikan mengandung
merkuri dari air yang
tercemar
Kandungan merkuri 520 mg Hg/kg ikan
Konsumsi 1,64
mg/hari kematian

Kontaminan pestisida
Sektor pertanian, peternakan, pengawetan

makanan, rumah tangga


Golongan organofosfat, karbamat danorganoklorin
Organoklorin bersifat persisten dan tidak dapat
didegradasi oleh mikroorganisme
Gejala : sakit kepala, mual, tremor, kejang,
kerusakan hati, SSP, ginjal delirium depresi
pernafasan kematian
Efek yang ditimbulkan kanker paru, kanker hati,
bersifat teratogenik dan embriotoksik

Sanitasi Rumah dan Perumahanan

Rumah adalah bangunan yang berfungsi

sebagai tempat tinggal atau hunian dan


sarana pembinaan keluarga
Tempat untuk tumbuh dan berkembang
jasmani, rohani dan sosial (WHO)
Pemukiman adalah kawasan tempat
tinggal/ kelompok rumah yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau
hunian yang dilengkapi sarana, prasarana
lingkungan seperti transportasi, kesehatan,
pendidikan

Persyaratan kesehatan rumah tinggal


Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-

zat yang membahayakan kesehatan dan dapat


menjadi berkembangbiaknya mikroorg. patogen
Lantai kedap air mudah dibersihkan
Dinding km dan tempat cuci kedap air dan mudah
dibersihkan
Dinding rumah dpt mencegah kebisingan
Langit2 mudah dibersihkan tdk rawan
Bubungan rumah>10 m, penangkal petir
R dapur dilengkapi pembuangan asap

Pencahayaan minimal 60 lux tidak menyilaukan


Suhu udara nyaman 18-30 C
Kelembaban udara 40-70%
Konsentrasi gas SO2 <0.10 ppm/24 jam
Pertukaran udara 5 kaki kubik/mnt/orang
Konsentrasi gas CO <100ppm/8 jam
Konsentrasi gas formaldehid <120 mg/m3
Ventilasi alamiah minimal 10% luas lantai
Lubang hawa di bawah langit-langit minimal

0.35% luas ruangan

Tidak ada sarang tikus


Tersedia air bersih 60 l/hari/orng
Kualitas air memenuhi syarat
Limbah cair tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan


tanah
Limbah padat tidak menimbulkan bau dan
pencemaran permukaan tanah dan air tanah
Penataan ruangan
Luas seluruh ruangan 10m2/jiwa
R tidur min. 8m2 untuk 2 orang

Lingkungan perumahan
Tidak terletak di daerah rawan banjir, bencana

alam, bekas TPA atau tambang, daerah rawan


kecelakaan dan kebakaran
Tingkat bising < 45-55 dB
Gas berbau H2S dan NH3 tidak terdeteksi
Partikel debu <10g < 150g/m3
Debu terendap < 350 mm3/m2/hari
Getaran maks 10 mm/detik
Timah hitam maks 300mg/kg
Arsenik total maks 100 mg/kg
Cadmium maks 20 mg/kg
Benzo(a)pyrene maks 1 mg/kg
Memenuhi persyaratan baku air minum

Sarana dan prasarana lingkungan


Memiliki taman bermain yang aman dari

kecelakaan
Sarana drainase yang memenuhi syarat teknis
dan bebas sarang vektor
Jalan lingkungan
Sumber air bersih
Pembuangan kotoran dan limbah
Akses ke sarana pelayanan umum & sosial
Instalasi listrik aman
TPM sesuai peraturan yang berlaku
Indeks lalat
Angka bebas jentik >95% HI < 5%
Pepohonan di lingkungan perumahan merupakan
pelindung, kesejukan dan keindahan

PENCEMARAN

Pencemaran udara :
Terdapatnya segala sesuatu yang sifatnya
membahayakan kelangsungan hidup manusia,
hewan, tumbuhan dan hal lain yang
berhubungan dengan itu pada udara yang
berada di luar rumah sebagai akibat tingkah laku
manusia (kemajuan iptek) atau secara alamiah.

Hal yang menimbulkan pencemaran :


1. Aerosol
2. Gas
3. Interaksi bahan kimia

Pengamatan pencemaran udara :

Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan

pada
pada
pada
pada

simpul
simpul
simpul
simpul

I
II
III
IV

Zat pencemar berbahaya :

Sulfur oksida (SOx)


Karbon monoksida (CO)
Nitrogen oksida (NOx)
Oksidan fotokimia (O3)
Hidrokarbon (HC)
Khlorin
Parikel debu 230 ug/m3
Timah hitam (Pb)

Indoor air quality :

Kurangnya ventilasi udara (52%)


Sumber kontaminasi dalam ruangan (16%)
Kontaminasi dari luar ruangan (10%)
Mikroba (5%)
Bahan material bangunan (4%)
Lain-lain (13%)

Penyakit karena pencemaran udara


:

Bronkhitis kronis
Emphysema pulmonum
Bronchopneumonia
Asthma bronchiale
Cor pulmonale kronikum
Kanker paru
PJK
Kanker lambung, dll

Pengendalian pencemaran udara :


Mengurangi sumber pencemaran
Membersihkan udara tercemar
1. Kamar pengendap
2. Ruangan berhawa lembab
3. Saringan
4. Cyclon
5. Pengendapan dengan mekanis atau aliran listrik
6. Untuk bahan gas : mencuci dan membakar
udara
Perencanaan kota

Pencemaran air :
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

indikator pencemaran air :


Adanya perubahan suhu air
Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion

hidrogen
Adanya perubahan warna, bau dan rasa air
Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut
Adanya mikroorganisme
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan

Water pollutant :

Organic wastes
Living animal
Plant nutrient
Synthetic organic chemical
Inorganic chemical and mineral substances
Sedimen
Bahan radioaktif
Minyak
Suhu

Sumber : kegiatan industri, alat transportasi,


perumahan, pertanian

Cara mengetahui adanya pencemaran tanah


Menemukan telur cacing gelang dan cacing
tambang pada permukaan tanah di sekitar
halaman rumah
Pengambilan sampel tanah di sekitar rumah
Proses pembuatan sediaan
Pemeriksaan di bawah mikroskop

Penyakit akibat pencemaran tanah :


Diare
Kecacingan
typhus

Pengendalian Vektor

Definisi
Arthropoda atau binatang invertebrata yang
menimbulkan penyakit infeksi pada manusia dengan
jalan memindahkan bibit penyakit yang dibawanya
kepada manusia melalui gigitan pada kulit atau
selaput lendir atau meninggalkan bibit penyakit yang
dibawanya pada bahan makanan dan bahan lainnya

Rodentia adalah binatang menyusui yang


mengerat :
Aquatic rodent hidup di air (berang2)
Leaping rodent hidup di padang
pasir/rumput (tikus peloncat)
Tunelling rodent hidup di terowongan,
sekitar tempat tinggal manusia
Tree dwelling rodent hidup di pohon
(tupai)

Penyebaran mekanik = pasif


Yaitu pindahnya bibit penyakit yang dibawa

vektor pada bahan makanan yang digunakan


manusia
Contoh : melalui makanan (penyakit dysentri),
melalui gosokan tangan ke selaput lendir

Penyebaran biologi = aktif


Kuman penyakit hidup dan

berkembangbiak dalam tubuh vektor


Melalui gigitan ditularkan pada manusia

Hal yang perlu diperhatikan dalam


pengawasan
vektor :
1. Siklus kehidupan vektor
2. Ekologi vektor
3. Tingkah laku vektor
4. Cara berpindahnya bibit penyakit
5. Cara transmisi vektor

Pengawasan mekanik/fisik
Pemukulan
Menggunakan kawat kasa, kelambu
Alat pendingin sampai 5C tidak mati tp

tidak memakan sesuatu


Alat pemanas mati di atas suhu 60-65C
padi di gudang
Pelindung listrik

Pengawasan kimia
Menggunakan zat kimia (bersifat racun pd

sal cerna, sal nafas, kontak)


Pestisida mematikan tp banyak
kerugian (resistensi, kelestarian, hama
tanaman)
Altosid insect growth regulator
Chemosterilants membuat steril
binatang
Mengusir
Menimbulkan daya tarik
Syarat : tidak membahayakan kesehatan,
hanya membunuh binatang yang ingin
dibunuh, mempunyai daya bunuh tinggi,
mudah digunakan, murah.

Pengawasan biophysical
Perpaduan cara fisik dan biologi
Menangkap binatang tu jantan
Disterilkan menggunakan sinar gamma
Dikembalikan ke alam populasi terkontrol

Pengawasan biologis
Prinsip : memanfaatkan binatang yang menjadi

musuh
Jika tidak ditemukan binatang yang menjadi
musuh dibawa dari tempat lain
Jika ditemukan binatang yang menjadi musuh
membuat binatang musuh berkembang biak

Pengawasan kultural
Prinsip : menciptakan lingkungan yang tidak

menguntungkan mengubah kebiasaan yang tidak


menguntungkan, mis :
Tidak membiarkan air tergenang
Membersihkan daerah tinggal
Mengganti jenis tanaman dan memilih waktu tanam
yang tepat

Pengawasan terpadu
Menggunakan kombinasi
Key pest yang menjadi penyebab utama

gangguan penyakit
Occasional pest bukan penyebab utama tp ada
di tempat tsb
Potential pest ada di daerah tsb dan potensial
menjadi penyebab penyakit pada suatu saat
Migrant pest berasal dari daerah lain

Pengawasan nyamuk
Serangga yang mengalami metamorfose

1.
2.
3.
4.

sempurna
Meninggalkan telurnya di dalam/dekat air
Sekali bertelur 50 200 buah dan selama hidup
dapat bertelur beberapa kali
Bentuk telur : float, raft
Masa telur : 2-3 hari
Telur larva (4-10 hari) pupa (2 hari)
Sifat nyamuk :
Nyamuk betina membutuhkan darah untuk
pembentukan telur
Dapat terbang dengan jarak tertentu
Memilih waktu tertentu untuk mencari mangsa
Bentuk sayap dan posisi tubuh ketika menggigit

Ditinjau dari tempat hidupnya :


1. Salt marsh type
2. Genangan air sementara :

- temporary pool type


- artificial container type
- treehole type
- rock pool type
Ditinjau dari tempat
persembunyiannya :
1. Natural resting station type
2. Artificial resting station type

Penyakit

Agen

Vektor

Malaria

Plasmodium

Anopheles

DBD

Flavivirus

Aedes aegypti

Chikungunya

Virus
chikungunya

Aedes, culex,
anopheles,
mansonia

Yellow fever

Alfavirus

Aedes aegypti

Zika

Flavivirus

Aedes aegypti

Filariasis

W bancrofti
B malayi
B timori

Culex
Aedes
Anopheles

YELLOW FEVER

Pengawasan :
1.

2.

Pengawasan bentuk muda


nyamuk
- fisik/mekanis genangan air
- kimia menyiram dg minyak
- biologis ikan
- cultural kaleng/ban bekas
Pengawasan nyamuk dewasa
- fisik/mekanis kawat kasa
- kimia insektisida
- biologis cicak
- cultural memotong daun
lebat

Pengendalian lalat
Yang penting : lalat rumah (Musca

1.
2.
3.
4.

domestica), lalat hijau (lucilia seritica),


lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat
latirine (Fannia canicularis).
Menimbulkan penyakit secara mekanis
dan myiasis
Desentri
Diare
Typhoid
Cholera

Mampu menghasilkan telur setelah usia 4-20

hari
Telur dihasilkan sebanyak 75-150 buah
berkelompok menetas dalam waktu 8-16
jam
Diletakkan dari daerah terhindar sinar
matahari dan tersedia cukup makanan
Telur (12 jam) tempayak (4-7 hari)
kepompong (3 hari)
Usia mencapai 2-4 minggu

Makanan lalat
1. Tertarik pada makanan manusia
2. Hanya makan dalam bentuk cairan
3. Paling sedikit 2-3 kali
4. Memerlukan air bila tidak ada air

hanya hidup 48 jam

Tempat perindukan
Kotoran hewan
Sampah dan sisa makanan olahan
Air kotor

Ekologi lalat dewasa :


Aktif siang hari dan berkelompok
Waktu hinggap mengeluarkan
ludah dan tinja yang membentuk
titik hitam
Lalat tidak makan di siang hari,
istirahat di tempat sejuk (35-40C,
90%) berkembangbiak
Tempat hinggap di ketinggian
tidak lebih dari 5 m
Jumlah akan meningkat pada suhu
20-25 C berkurang pada suhu
<10C dan >49C, kelembaban
optimum 90%

Sifat lalat :
1.Suka hidup di tempat kotor
2.Membutuhkan udara panas untuk

berkembang biak
3.Tertarik pada bau busuk
4.Tertarik pada cahaya lampu
(fototropik)
5.Dapat terbang 200-1.000 m
6.Takut dengan warna biru

Lalat rumah (Musca domestica) :

penyebaran mekanik penyakit kolera,


typhus, disentri, paratyphus,
conjunctivitis, trachoma, poliomyelitis
Lalat kandang (stomoxis calcitrans) :
penyebaran aktif menusuk dan mengisap
menularkan penyakit tulameria dan
anthrax pada binatang
Lalat rumah kecil (jenis Fannia) :
sama dengan lalat rumah hanya
ukurannya lebih kecil

Bottle flies dan Blow flies : meletakkan telur

mencakupi : Black blowfly (jenis Phormia), Green dan


bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb), Blue bottle
flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora), jarang
masuk dalam rumah dan restoran
Lalat daging (Genus Sarcophaga) artinya
pemakan daging, besar dan terdapat bintik meraka
pada ujung badan mereka, bisa menyebabkan
myiasis pada manusia

Pengendalian Fisik
Perangkap Lalat (Fly Trap)
Umpan kertas lengket berbentuk

pita/lembaran (Sticky tapes)


Perangkap dan pembunuh elektronik (light
trap with electrocutor)
Pemasangan kasa kawat/plastik
Membuat pintu dua lapis

Pengendalian kimia
1. Umpan (baits),
2. Penyemprotan dengan efek residu (residual

spraying) dan
3. Pengasapan (space spaying).

Pengendalian biologi
Semut kecil berwana hitam

(Phiedoloqelon
affinis ) untuk mengurangi populasi lalat
rumah ditempat tempat sampah (Filipina)

Indeks kepadatan lalat


Diukur dengan fly grill
Kisi P 36 inch L inch T inch dijajar dengan

jarak inch
Dihitung lalat yang hinggap dalam waktu
tertentu kualitatif
Atau dengan fly trap

Pengawasan tikus
Terdiri dari famili muridae dan cricedidae
Yang terpenting : rattus norvegicus,

rattus rattus, mus musculus


Masalah :
1. Kerusakan alat rumah tangga
2. Menimbulkan penyakit
Penyebab penyakit pes, murin typhus,
salmonelosis, leptospirosis
Melalui ludah, urin, feses, gigitan
ektoparasit (kutu, pinjal, caplak, tungau)
3. Masalah ekonomi

Sifat tikus
Senang hidup di tempat makanan
Keluar pada malam hari
Dapat memanjat dan meniti tali
Dapat memanjat bagian dalam dan luar pipa
Dapat meloncat vertikal 90 cm
Dapat melompat 1.2 m dan dapat jatuh 15 m

tanpa mati
Tidak meninggalkan sarang terlalu jauh 7.5m

Tanda keberadaan tikus


Gnawing bekas gigitan pada kayu

untuk mengasah giginya


Burrows terowongan dan lubang
dekat tempat sampah
Droppings kotoran tikus
Runway jalan khas tikus selalu
menempuh jalan yang sama

Footprints and tail marks jejak kaki

dan ekor jika tikus jalan di tempat


berdebu
Rub mark bekas badan tikus yang
tertinggal
Tanda lain bau, suara berisik, sisa
air seni, bangkai

Ektoparasit pada tikus


Pinjal tubuh yang ditumbuhi

rambut
Kutu rambut punggung dan
perut
Caplak
Tungau tubuh atas dan bawah

Penyakit
Pes

Penyebab
Bakteri Yersinia
pestis

Vektor

Penularan

Pinjal

Gigitan pinjal

Murine typhus Rickettsia


mooser

Pinjal

Sisa tubuh
pinjal melalui
luka

Scrub typhus

Rickettsia
tsutsugamushi

Tungau
trombikulid

Gigitan
tungau

Spotted fever
group
rckettsiae

Rickettsia
conorii

Caplak

Gigitan caplak

Leptospirosis

Bakteri
leptospira

Selaput lendir
atau luka
yang terpapar
air tercemar
urin tikus

Penyakit

Penyebab

Vektor

Penularan

Salmonelosis

Salmonella

Gigitan tikus
atau
makanan
tercemar

Demam
gigitan tikus

Bakteri
spirillum atau
streptobacillus

Gigitan tikus

Trichinosis

Cacing
trichinella
spiralis

Tidak
langsung
melalui
hewan
pemakan
tikus

Demam
berdarah
korea

Virus
hantavirus

Udara
tercemar
feses, urin,
ludah tikus

LEPTOSPIROSIS

DEMAM BERDARAH KOREA

MURIN/ENDEMIC TYPHUS

Pemberantasan tikus
Mekanik/fisik
Kimia
Biologis
Cultural

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai