Anda di halaman 1dari 29

KEBUTUHAN ISTIRAHAT

DAN TIDUR

ITA YULIANA, S.Kep,Ns


Istirahat dan tidur merupakan
kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk bisa berfungsi secara
normal maka semua orang
memerlukan iatirahat tidur yang
cukup. Pada kondisi istirahat dan
tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan
stamina tubuh hingga berada
dalm kondisi yang optimal.
ISTIRAHAT

Kata istirahat mempunyai arti


yang sangat luas meliputi
bersantai menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan
aktivitas, serta melepaskan diri
dari apapun yang membosankan,
menyulitkan atau menjengkelkan.
ISTIRAHAT

Seseorang dapat benar-benar istirahat bila


:
Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan
di bawah kontrolnya.
Merasa diterima eksistensinya baik di
tempat tinggal, kantor, atau dimanapun.
Mengetahui apa yang terjadi
Bebas dari gangguan dan
ketidaknyamanan
Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang
dilakukannya
TIDUR

Tidur merupakan suatu keadaan


tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap
lingkungan menurun atau hilang,
dan dapat dibangunkan kembali
dengan indra atau rangsangan
yang cukup. Tidur diperlukan
untuk menjaga keseimbangan
mental emosional, fisiologis dan
kesehatan.
TIDUR
Seseorang dapat dikategorikan
sedang tidur apabila terdapat
tanda-tanda sebagai berikut:
Aktifitas fisik minimal
Tingkat kesadaran yang bervariasi
Terjadi peubahan-perubahan
proses fisiologis tubuh, dan
Penurunan respons terhadap
rangsangan dari luar.
TIDUR
Perubahan Fisiologis antara lain :
a. Perubahan tekanan
darah,denyut nadi.
b. Dilatasi pembuluh darah perifer
c. Kadang-kadang terjadi
peningkatan aktivitas traktus
gastrointestinal.
d. Relaksasi otot-otot rangka
e. Basal metabolism rate ( BMR )
menurun 10-30 %
JENIS JENIS TIDUR

Pada hakikatnya tidur dapat


dikasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu tidur dengan
gerakan bola mata cepat ( Rapit
Eye Movement REM ), dan tidur
dengan gerakan bola mata
lambat ( Non Rapit Eye
Movement NREM ).
JENIS JENIS TIDUR
1.Tidur REM
.Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif
atau tidur paradoksial. Hal tersebut berarti
tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun
fisiknya yaitu gerakan bola matanya bersifat
sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan otot-
otot kendor,tekanan darah bertambah, gerakan
mata cepat, ( mata cenderung bergerak bolak-
balik ), sekresi lambung meningkat, ereksi
penis pada laki-laki, gerakan otot kecepepatan
jantung, dan pernapasan tidak teratur sering
lebih cepat serta suhu dan metabolisme
meningkat.
JENIS JENIS TIDUR
2.Tidur NREM
.Tidur NREM merupakan tidur yang
nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat
dibandingkan pada orang yang sadar
atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur
NREM antara lain mimpi berkurang,
keadaan istirahat, TD turun, kecepatan
pernafasan turun, metaboloisme
turun, dan gerakan bola mata lambat.
Selama tidur malam sekitar 7 8
jam, seseorang mengalami REM
dan NREM bergantian sekitar 4
6 kali.
seseorang kehilangan tidur REM dan NREM, maka
akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut :
a. Kemampuan memberikan keputusan atau
pertimbangan menurun.
b. Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang
perhatian )
c. Terlihat tanda tanda keletihan seperti
penglihatan kabur, mual dan pusing.
d. Sulit melakukan aktifitas sehari hari
e. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi,
dan ilusi penglihatan atau pendengaran.

POLA TIDUR BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN / USIA

1. Neonatus s/d 3 bulan


a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b. Mudah berespon terhadap stimulus
c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
2. Bayi
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari
c. Tahap REM 20-30%
3. Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari
b. 25% tahap REM
4. Prescholler
a. Tidur 11 jam pada malam hari
b. 18,5% tahap REM
5. Usia sekolah
a. Tidur 10 jam pada malam hari
b. 18,5% tahap REM
6. Adolensia
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari
b. 20% tahap REM
7. Dewasa muda
a. Tidur 7-9 jam/hari
b. 20-25% tahap REM
8. Usia dewasa pertengahan
a. 7 jam/hari
b. 20% tahap REM
9. usia tua
a. 6 jam/hari
b. 20-25% tahap REM
c. Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen
d. Sering terbangun pada malam hari
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT DAN
TIDUR

Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun
demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dpt tidur. Mis, pada pasien
dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan
penyakit persarafan.
Lingkungan
Pasien yg biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan terjadi
perubahan suasana seperti gaduhmaka akan menghambat tidurnya
Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun
dan waspada menahan kantuk
Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM
Kecemasan
Pada keadaan cemas sso mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu
tidurnya
Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, sso yg tahan minum alkohol dapat mengakibatkan
insomnia dan lekas marah
Obat-obatan
Bbrp obat yg dpt menimbulkan gangguan tidur a.l :Diuretik (menyebabkan insomnia), Anti
depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan
insomnia),Narkotika (Mensupresi REM)
GANGGUAN GANGGUAN TIDUR DAN
PENANGANANNYA

1. Insomnia
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Umumnya ditemui pada individu dewasa.
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau
karena faktor mental seperti perasaan gundah
dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu
Initial insomnia adalah kesulitan untuk
memulai tidur, Intermitten insomnia adalah
kesulitan untuk tetap tertidur karena
seringnya terjaga, terminal insomnia adalah
bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur
kembali.
Ada beberapa tindakan atau upaya upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu :
1. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti
keju atau susu. Diperkirakan bahwa triptofan, yang
merupakan suatu asam amino dari protein yang dicerna,
dapat membantu agar mudah tidur.
2. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama
3. Hindari tidur pada waktu siang atau sore hari
4. Berusaha untuk tidur hanya apabila benar benar kantuk
dan tidak pada waktu kesadaran penuh.
5. Hindari kegiatan kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur
6. Lakukan latihan latiahn gerak badan setiap hari, tetapi
tidak menjelang tidur.
7. Gunakan teknik teknik pelepasan otot otot serta meditasi
sebelum berusaha untuk tidur
2.Somnambulisme
.Somnambulisme merupakan gangguan tingkah
laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi
motorik,seperti membuka pintu, menutup pintu,
duduk di tempat tidur, menabrak kursi, berjalan
kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku
berjalan dalam beberapa menit dan kembali
tidur ( Japardi 2002 ).
.Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada
anak anak dibandingkan orang dewasa.
Seseorang yang mengalami somnambulisme
mempunyai resiko terjadinya cidera.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi somnambulismae yaitu
denagn membimbing anak anak. Tindakan
ini dilakukan untuk mengantisipasi resiko
terjadinya cidera pada anak. Ketika anak
dalam kondisi somnambulisme, maka anak
harus dibimbing untuk kembali ke tempat
tidur. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi somnambulisme adalah dengan
membuat lingkungan yang nyaman dan
aman, serta dapat pula dengan menggunakan
obat seperti Diazsepam dan Valium.
3. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak
disengaja ( mengompol ).
Terjadi pada anak anak dan remaja,
paling banyak terjadi pada laki laki.
Penyebab secara pasti belum jelas,
tetapi ada beberapa factor yang
dapat menyebabkan enuresis seperti
gangguan pada bledder, stress dan,
toilet training yang kaku.
Upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah enuresis antara
lain: hindari stress, hindari
minum yang banyak sebelum
tidur dan kosongkan kandungan
kemih ( berkemih dulu )
sebelum tidur.
4. Narkolepsi
.Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan
oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur. Dapat
dikatakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan
mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat
tertidur pada setiap saat di manna serangan tidur
(kantuk) tersebut datang.
.Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi
diduga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf
pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan.
Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya
apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan,
pekerja yang bekerja pad alat alat yang berputar
putar, atau berada di tepi jurang.
5.Night terrors
.Night terrors adalah mimpi
buruk. Umumnya terjadi pada
anak usia 6 tahun atau lebih.
Setelah tidur beberapa jam, anak
tersebut langsung terjaga dan
berteriak, pucat dan ketakutan
6. Mendengkur
.Mendengkur disebabkan oleh adanya
rintangan terhadap pengaliran udara di hidung
dan mulut.
.yang membengkak dan adenoid dapat menjadi
factor yang turut menyebabkan mendengkur
.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas
pada lansia. Otot otot bi belakang mulut
mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernafasan.
PENKAJIAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

a. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk


tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan
pola tidur klien.
b. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti
membaca buku, buang air kecil, dan lain lain.
c. Gangguan tidur yang saring dialami klien dan cara
mengatasinya.
d. Kebiasaan tidur siang.
e. Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan
tidur klien?, apakah kondisinya bising, gelap, atau
suhunya dingin?, dan lain lain.
f. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat
mempelajari apakah peristiwa yang dialami klien, yang
menyebabkan klien mengalami gangguan tidur?
g. Status emosi dan mental klien. Status emosi mental
mempengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat
dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional
dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress
emosional atau ansietas? Juga dikaji sumber stress yang
dialami klien.
h. Perilaku deprivasi tidur yaitu manivestasi fisik dan perilaku
yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti :
i. Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar
mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau
mata yang terlihat cekung, dan lain lain.
j. Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat tidur,
misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap,
kurang konsentrasi, atau terlihat bingung, dan lain lain.
k. Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau
lesu dan lain lain.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan pola tidur


.Gangguan pola tidur ini dapat disebabkan karena ansietas yang
dialami klien, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur
( misalnya, lingkungan yang bising ), ketidakmampuan mengatasi
stress yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita klien.
2. Perubahan proses berpikir
.Perubahan proses berpikir ini disebabkan oleh terjadinya
deprivivasi tidur.
3. Gangguan harga diri
.Gangguan harga diri dialami terutama pada klien yang mengalami
enuresis.
4. Resiko cedera
.Resiko cedera terutama pada klien yang menderita
somnambulisme. Pada somnambulisme ini, klien melakukan
aktifitas tanpa disadari sehingga beresiko terjadinya kecelakaan,
bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau terbentur
tembok, dan lain lain.
INTERVENSI PEMUNUHAN
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan
misalnya dengan:
a. Pintu kamar klien ditutup
b. Kurangi stimulus, misalnya percakapan
c. Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain
lain.
2. Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya
dengan mendengarkan music, membaca, dan berdoa.
Pada klien anak anak, dapat dilakukan dengan
membacakan dongeng, memegang boneka atau benda
yang disukainya.
3. Diet
a. Anjurkan klien untuk memakan makanan yang
mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju.
b. Hindari banyak minum sebelum tidur.
4. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
5. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenagkan
sebelum tidur. Maksudnya, usahakan psikologis klien
tenang, tidak cemas ataupun stress sebelum tidur.
6. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan :
a. Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur.
b. Anjurkan klien berkemih sebelum tidur
c. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah
d. Pada klien nyeri,berikan obat analgesic 30 menit
sebelum tidur
7. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur
8. Berdoa sesuai dengan agamanya.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIAN
ANDA

Anda mungkin juga menyukai