Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 7

1. Andina Fuji Astuti (113130029)


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jembatan merupakan suatu bagian dari jalan raya yang berfungsi untuk
menghubungkan jalan yang terputus yang disebabkan adanya rintangan seperti
sungai, danau, lembah, jurang dan lain-lain. Dengan adanya jembatan,
memungkinkan untuk melalui sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api dan
lain-lain.
Tipe struktur prestressed concrete adalah beton yang diberi penekanan
terlebih dahulu melalui proses stressing sebelum dibebani. Kelebihan dari
prestressed concrete adalah dapat digunakan pada bentang panjang sehingga
mengurangi efek lendutan akibat beban yang berada diatasnya. Selain itu, dapat
mengurangi volume beton pada girder sehingga berat profil menjadi lebih ringan
dan beban struktur atas yang dipukulkan ke pondasi menjadi lebih kecil. Flyover
dianalisis pada bentang diatas kereta api yaitu bentang terpanjang 36,6 meter.
1.2. Maksud dan Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk


membandingkan keefektifan perilaku jembatan I
girder dengan u girder akibat pembebanan yang
terjadi pada struktur atas jembatan. Jembatan girder
dengan panjang 36,6 meter dibebani oleh beberapa
pembebanan yaitu berat sendiri, beban mati
tambahan, beban lajur D, beban angin, dan kondisi
setiap girdernya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi dalam
kondisi tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14 persen dari kuat
tekannya, karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka letak lentur
terjadi pada taraf pembebanan yang masih rendah. Untuk mengurangi
atau menjegah berkembangnya retak tersebut, gaya konsentris dan
eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen struktural. Beton
prategang ini telah berhasil diciptakan sebagai suatu jenis struktur baru
sebagai tandingan dari struktur beton bertulang yang mana pada beton
prategang penampang beton tidak pernah tertarik maka seluruh beban
dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan sistem ini dimungkinkan
perancangan struktur-struktur yang langsung dengan bentang-bentang
yang panjang. Perbedaan utama antara beton prategang dengan beton
bertulang adalah penulangan baja pada beton prategang aktif
sedangkan pada beton bertulang penulangannya pasif.
Komponen struktur prategang mempunyai tinggi lebih kecil dibandingkan
beton bertulang untuk kondisi bentang dan beban yang sama. Pada
umunya, tinggi komponen struktur beton prategang berkisar antara 65
sampai 80 persen tinggi komponen struktur beton bertulang. Dengan
demikian, komponen struktur prategang membutuhkan lebih sedikit beton
dan sekitar 20 sampai 25 persen banyaknya tulangan, penghematan pada
berat material ini harus dibayar dengan tingginya harga material bermutu
tinggi yang dibutuhkan dalam pemberian prategang, juga bagimanapun
sistem yang digunakan, operasi pemberian prategang itu sendiri
memberikan tambahan harga. Cetakan untuk beton beton prategang
menjadi lebih kompleks. Karena geometris penampang prategangan
biasanya terdiri dari penampang bersayap dengan beberapa badan yang
tipis.
Bila gaya prategang F bekerja pada penampang
beton dengan eksentrisitas sebesar e,
maka dimungkinkan untuk memecah gaya
prategang menjadi dua komponen yaitu beban
yang konsentris F yang melalui titik berat dan
momen Fe. Dengan teori elasstik tegangan
serat pada setiap titik akibat momen Fe diberikan
persamaan:
2.2. Data Teknis Jembatan
Pada grafik reaksi perletakan Z diatas dapat terlihat kenaikan
beban yang signifikan terjadi antara kondisi awal sampai
dengan kondisi akhir. Reaksi pada kondisi akhir digunakan
untuk perancangan pondasi yaitu terdiri dari berat sendiri,
beban prategang, beban mati tambahan, dan beban hidup.
Reaksi pada jembatan u girder lebih besar dibandingkan
dengan jembatan i girder. Perbedaan ini diakibatkan luas
penampang dan berat jenis dari u girder lebih besar dari i
girder. Berat sendiri elemen struktur lain seperti diafragma
mempunyai nilai yang lebih besar pada u girder dibandingkan
dengan i girder.
Gaya Dalam

Gaya dalam pada grafik ditinjau pada gaya dalam momen. Gaya dalam
momen diata menunjukkan pada jembatan i girder menghasilkan gaya dalam
momen lebih besar dari pada jembatan u girder. Hal ini menunjukkan pada semua
kondisi keefektifan jembatan u girder lebih besar pada segi gaya dalam momen 3.

Lendutan Tengah Bentang

Beban yang terjadi pada jembatan girder lebih banyak terkonsentrasi pada
arah z. Sehingga lendutan arah z akan lebih besar daripada lendutan arah x dan
arah y. Pada kondisi awal telah terjadi lendutan yang cukup tinggi sekitar 10 mm
pada jembatan i girder dan 20 mm pada jembatan u girder. Beban sendiri dan
beban prategang lebih banyak terkonsentrasi pada arah z. Kondisi kosong
menunjukkan kenaikan lendutan yang signifikan dibandingkan dari kondisi awal.
Setelah ditambahkan beban hidup pada jembatan lendutan menjadi bertambah
sekitar 30 40 mm pada kedua jembatan.
Lendutan Pinggir Bentang

Grafik diatas menunjukkan nilai lendutan yang lebih besar pada jembatan i girder
dibandingkan dengan jembatan u girder. Lendutan maksimum terjadi pada kondisi akhir 2
dikarenakan beban lajur D pada kondisi ini mempunyai beban maksimum pada pinggir
bentang. Sedangkan pada kondisi akhir 1 beban maksimum terletak pada tengah bentang.
Keempat grafik diatas pada keempat kondisi dapat terlihat kenaikan beban yang
signifikan.

Tegangan

Pada grafik diatas menyatakan perbandingan tegangan tarik dan tekan pada kedua
jembatan menunjukkan tegangan jembatan i girder lebih besar daripada tegangan u girder.
Hal ini dikarenakan jembatan u girder mempunyai penampang yang lebih besar sehingga
dapat menahan beban yang terjadi diatasnya. Keefektifan jembatan u girder lebih besar
daripada jembatan i girder. Terkecuali tegangan tarik kondisi awal mempunyai nilai
tegangan jembatan u girder lebih besar daripada tegangan i girder dikarenakan kondisi
awal belum terjadi pembebanan pada struktur. Selain itu, berat sendiri dan beban
Prategang pada jembatan u girder lebih besar daripada jembatan i girder.
Loss of prestressed

Berdasakan hasil loss of prestressed jembatan i girder dan u girder dapat


disimpulkan kehilangan prategang lebih banyak terdapat pada jembatan u
girder. Hal ini disebabkan oleh jumlah prategang pada u girder lebih anyak
dikarenakan loss of prestressed berkaitan dengan gaya prategang awal.
Gaya prategang ini berkaitan dengan tahapan pembebanan dari tahap
trasfer gaya prategang ke beton, sampai ke berbagai tahap prategang yang
terjadi pada kondisi beban kerja, hingga mencapai batas ultimit. Momen
yang bekerja pada awal prategang juga mempengaruhi besarnya nilai loss
of prestressed.

Volume Pekerjaan

Hasil yang didapatkan dari perbandingan volume pekerjaan diatas adalah


volume pekerjaan pada jembatan u girder lebih besar dari jembatan i girder.
Terdapat beberapa jumlah volume masing-masing elemen struktur yang
mempengaruhi perbedaan total volume pekerjaan tersebut adalah girder,
deck slab, diafragma, prestressed tendon. Perbandingan selisih volume
pekerjaan adalah 9,86%.
BAB III
KESIMPULAN

Dari semua data-data yang tercantum


diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
balok prategang ternyata akan lebih efektif
dibandingkan dengan balok konvensional
lainnya, disamping penampang beton yang
lebih kecil juga dapat menahan beban yang
lebih besar. Kekakuan struktur berhubungan
dengan massa yang besar dari jembaan
sehingga berpengaruh pada reaksi dan
volume pekerjaan yang besar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai