ANAK
DI PUSAT PELAYANAN PRIMER, SEKUNDER, DAN
TERSIER
Nanan Sekarwana
PENGGUNAAN POPOK DENGAN ISK
Kultur E.Coli
120
100
80
Kultur E.Coli
60
40
20
0%
0
<4x 5-6 x >6 x
4
DEFINISI ISK
Pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam
saluran kemih
14
12
Dengan Demam
10 Tanpa Demam
0
Neonatus Bayi Anak Prepubertas
PARUT, KERUSAKAN
BAYI & ANAK KECIL PARENKIM
GEJALA KLINIS GINJAL
TAK KHAS -GG FS GINJAL
-HIPERTENSI
TERLAMBAT -GAGAL GINJAL
GOAL T/ ISK :
-GEJALA (-) T/ DINI MENCEGAH
- MELINDUNGI GINJAL KERUSAKAN
-E/ INFEKSI ? MORBIDITAS GINJAL
- MENCEGAH ANAK
REKURENSI
KLASIFIKASI
simtomat
Atas Penyulit akut
ik
Non
Non Berulang
bawah simtomat
penyulit /kronik
ik
ANGKA KEJADIAN
Rata-rata ISK terjadi pada 1,6 % anak laki laki dan 7,8 %
pada anak perempuan ( penelitian di Swedia )
Angka rekurensi ISK tinggi yaitu 30% pada anak perempuan dalam 1 tahun pertama
dan 50% dalam 5 tahun. Pada anak laki-laki 15 20 %.
ETIOLOGI
Escherichia coli (80%)
Pada bayi baru lahir (0-28 hari) hematogen/ aliran
darah
Setelah usia itu asending/ naiknya bakteri ke
saluran kemih
Staphylococcus saprophyticus
Proteus mirabilis
Mikroorganisme lain
beberapa bakteri yang umumnya menginfeksi
saluran cerna
Candida albicans, jamur yang umumnya menginfeksi
pasien dengan kateter pada saluran kemihnya,
kekebalan tubuh yang rendah, diabetes mellitus,
% of Organisms in UTI
E. COLI
14
FAKTOR RISIKO
Sebagian Kelainan
besar fungsi atau
kelainan anatomi saluran
ISK tidak
dihubungkankemih
denganfaktor
Gangguan pengosongan
risiko tertentu
kandung kemih (incomplete
pada ISKbladder emptying)
berulang, perlu
Konstipasi
dipikirkan
Operasi saluran kemih
kemungkinan
faktor risiko
Kekebalan tubuh yang
sepertirendah
:
P
A
T Mukosa kandung kemih dilapisi oleh
O glycoprotein mucin layer yang berfungsi
sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini
F
dapat menyebabkan bakteri dapat melekat,
I membentuk koloni pada permukaan mukosa,
S masuk menembus epitel dan selanjutnya
terjadi peradangan. Bakteri dari kandung
I kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke
O ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of
L fluid), terutama apabila ada refluks
vesikoureter maupun refluks intrarenal.
O
G
I
P
A
T Bila hanya buli buli yang terinfeksi,
O dapat mengakibatkan iritasi dan
F spasme otot polos vesika urinaria,
I akibatnya rasa ingin miksi terus
S menerus (urgency) atau miksi
I berulang kali (frequency), sakit waktu
O miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria
L menjadi edema, meradang dan
perdarahan (hematuria).
O
G
I
P
A
T
O Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting
F system. Pelvis dan medula ginjal dapat
rusak, baik akibat infeksi maupun oleh
I tekanan urin akibat refluks berupa atrofi
S ginjal.
I Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi
dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak,
O infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan
interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu.
L Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk
O bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh
sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal
G scarring).
I
P Patogenesis infeksi saluran kemih sangat
kompleks, karena tergantung dari banyak faktor
A seperti faktor pejamu (host) dan faktor
organismenya
T
O
F Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal,
pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra
I
S
I Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri
berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar secara
O asending
L
O Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel
uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot
G polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan
peristaltik ureter dan meningkatkan virulensi bakteri
I tersebut
PATOGENESIS BAKTERI
UROPATOGENIK
( e. coli)
ASENDEREN
NEONATUS ABSES
3% INTRAPERITONEAL,
ISK PARAVESIKA
FISTULA GENITO-
HEMATOGEN PERKONTINUITATUM URINARIUS
LIMFOGEN PERTAHANAN
PEJAMU
22
MANIFESTASI KLINIS
Manifetasi
Klinis
Simptomatik Asimptomatik
Bakteriuria
Pielonefritis Sistisis
Asimptomatik
Berdasarkan Umur
Anak
Neonatus Bayi prasekolah,
sekolah
ISK serangan
Anamnesis pertama gejala
lebih jelas
Baku
Emas
Kultur
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Laboratorium
Tekanan Darah
Massa Abdomen Urinalis
Genital Kultur
PEMERIKSAAN PENUNJANG
26
PEMERIKSAAN PENUNJANG Leukositosis
Mikroskopis
CRP
LED
Prokalsitonin
Urinalisis Biakan Kuman
Sitokin Pro Inflamasi
ISK
Biokimia
Urin Darah
Cara Pengumpulan Sampel Urin
28
Pemeriksaan adanya piuria
atau leukosituria
Kultur urin
29
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS KOMPONEN
URINALISIS
Sensitivitas% Spesifisitas%
Test
(rentang) (rentang)
Leukosit esterase 65.4 94
Nitrit 38.9 99.5
Leukosit esterase dan nitrit positif 55.1 100
Bakteriuria (+) 52.6 98.8
Leukosituria > 20 lekosit per L 83.3 76.3
Nitrit dan bakteriuria 43.3 100
Nitrit dan lekosituria 70.7 100
Lekosit esterase dan bakteriuria 62.9 99.8
Lekosit esterase dan lekosituria 76.6 93.5
Bakteriuria dan lekosituria 82.4 98.7
30
ARTI DIAGNOSTIK DARI KULTUR URIN
Cara Pengumpulan Kemungkinan adanya
Jumlah koloni
Urin ISK
Aspirasi supra pubik Bakteri gram negetif
seberapapun
jumlahnya
> 99 %
Bakteri gram positif >
beberapa ribu
Indikasi
3. Sintigrafi Ginjal
33
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi konvensional
Pielografi intravena
Miksisistouretrografi (MSU)
2. Ultrasonografi
Realabilitas tinggi untuk indetifikasi obtruksi
Pemeriksaan non invasif dan anak tidak terkena radiasi
lebih murah jika dibandingkan dengan CT
3. Sintigrafi Ginjal
4. VCUG
VCU
PENGOBATAN INFEKSI
PENGOBATAN INFEKSI
SALURAN KEMIH
SALURAN KEMIH
PENATALAKSANAAN
tindakan bedah
(B) Oral
Amoksisilin 20-40 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
Trimetoprim-Sulfametoksazole 30-60 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefiksim 6-12 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefprozil 8 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefaleksin 30 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis
39
Sumber: Montini dkk dan White
INDIKASI DURASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK
Untuk ISK bawah atau sistitis : 5 7 hari, per oral
Untuk ISK atas atau pielonefritis akut : 7- 10 hari, parenteral. Jika setelah 3-4
hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat
dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai pemberian antibiotik selesai atau
lama pemberian parenteral dan oral :7-10 hari (switch therapy).
Heale
10% dari bayi dan anak menderita kerusakan ginjal dan
hanya 2% yang bilateral kelainan bawaan lahir dan
infeksi yang tidak diketahu
JAMINAN
PKS DENGAN BPJS
KESEHATAN
NASIONAL 49
TATA LAKSANA ISK PADA ANAK DI PEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN I, II, DAN III
PPK I :
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diberikan
dokter umum/ dokter keluarga yang bekerja di
puskesmas atau klinik mandiri yang bekerjasama
dengan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).
PPK II :
pemberi pelayanan kesehatan spesialistik yang meliputi
RS kelas C/D.
PPK III :
pemberi pelayanan kesehatan spesialistik lanjutan yang
meliputi RS kelas A/B. 55
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I
Pemeriksaan Fisik:
demam
Flank pain
nyeri tekan suprapubik,
keterlambatan pertumbuhan
kelainan anatomis saluran kemih
56
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Darah perifer :
leukositosis
hitung jenis leukosit peningkatan nilai absolut neutrofil
Urinalisis:
leukosituria/piuria, leukosit esterase, nitrit, dan bakteri dalam
urin
ureum dan kreatinin
Pemeriksaan Penunjang:
Urine mikroskopis
Kultur urin + jumlah sel dalam urin
Kultur darah, LED, CRP
USG
58
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) III
Pemeriksaan Penunjang:
Renogram
Pemeriksaan radiologi lanjutan:
MSU , PIV, Skintigrafi, DMSA, CT-scan, MRI
pemeriksaan darah spesifik :
procalcitonin, TNF-; IL-6; IL-1, atau uNGAL 59
PROGNOSIS
60
KESIMPULAN
61
KESIMPULAN
9
BETUL BETUL TERIMA KASIH
ISK pertama (biakan
urin) Disangka ISK pertama dan biakan urin
sudah dilakukan
Neonatus/Bayi Anak
normal Abnormal
Sulfonamid
- trimetroprim (TMP) 6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX /kgbb/hari dibagi
sulfametoksazol (SMX) dalam 2 dosis
-Sulfisoksazol 120-150 mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis