Anda di halaman 1dari 67

TATA LAKSANA INFEKSI SALURAN KEMIH PADA

ANAK
DI PUSAT PELAYANAN PRIMER, SEKUNDER, DAN
TERSIER

Nanan Sekarwana
PENGGUNAAN POPOK DENGAN ISK

Kultur E.Coli
120

100

80

Kultur E.Coli
60

40

20
0%
0
<4x 5-6 x >6 x
4
DEFINISI ISK
Pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam
saluran kemih

Adanya bakteri pada urin yang


disertai dengan gejala infeksi

Gejala infeksi yang disertai


adanya mikroorganisme
patogenik pada urin, uretra,
kandung kemih, atau ginjal
PENDAHULUAN
Perlu mendapat perhatian ??
Komplikasi Serius
Infeksi Parut ginjal Hipertensi CKD
Saluran Penyakit infeksi tersering
Kemih
Perlunya diagnosis dan tatalaksana adekuat
EPIDEMIOLOGI

14

12
Dengan Demam
10 Tanpa Demam

0
Neonatus Bayi Anak Prepubertas

Penggunaan popok meningkatkan insidensi ISK


PENDAHULUAN

PARUT, KERUSAKAN
BAYI & ANAK KECIL PARENKIM
GEJALA KLINIS GINJAL
TAK KHAS -GG FS GINJAL
-HIPERTENSI
TERLAMBAT -GAGAL GINJAL

G/ SERING TAK JELAS



D/ TAK MUDAH
ISK -BERULANG
-AWAL PENY.
GINJAL

GOAL T/ ISK :
-GEJALA (-) T/ DINI MENCEGAH
- MELINDUNGI GINJAL KERUSAKAN
-E/ INFEKSI ? MORBIDITAS GINJAL
- MENCEGAH ANAK
REKURENSI
KLASIFIKASI

Anatomi Kelainan Onset


Gejala
/lokasi struktur klinis

simtomat
Atas Penyulit akut
ik

Non
Non Berulang
bawah simtomat
penyulit /kronik
ik
ANGKA KEJADIAN

Prevalens ISK bervariasi menurut umur.

Bayi laki-laki > perempuan

Anak-anak perempuan > laki-laki

ISK anak laki-laki yang tidak disunat

Rata-rata ISK terjadi pada 1,6 % anak laki laki dan 7,8 %
pada anak perempuan ( penelitian di Swedia )

Angka rekurensi ISK tinggi yaitu 30% pada anak perempuan dalam 1 tahun pertama
dan 50% dalam 5 tahun. Pada anak laki-laki 15 20 %.
ETIOLOGI
Escherichia coli (80%)
Pada bayi baru lahir (0-28 hari) hematogen/ aliran
darah
Setelah usia itu asending/ naiknya bakteri ke
saluran kemih
Staphylococcus saprophyticus

Proteus mirabilis

Mikroorganisme lain
beberapa bakteri yang umumnya menginfeksi
saluran cerna
Candida albicans, jamur yang umumnya menginfeksi
pasien dengan kateter pada saluran kemihnya,
kekebalan tubuh yang rendah, diabetes mellitus,
% of Organisms in UTI
E. COLI

14
FAKTOR RISIKO

Sebagian Kelainan
besar fungsi atau
kelainan anatomi saluran
ISK tidak
dihubungkankemih
denganfaktor
Gangguan pengosongan
risiko tertentu
kandung kemih (incomplete
pada ISKbladder emptying)
berulang, perlu
Konstipasi
dipikirkan
Operasi saluran kemih
kemungkinan
faktor risiko
Kekebalan tubuh yang
sepertirendah
:
P
A
T Mukosa kandung kemih dilapisi oleh
O glycoprotein mucin layer yang berfungsi
sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini
F
dapat menyebabkan bakteri dapat melekat,
I membentuk koloni pada permukaan mukosa,
S masuk menembus epitel dan selanjutnya
terjadi peradangan. Bakteri dari kandung
I kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke
O ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of
L fluid), terutama apabila ada refluks
vesikoureter maupun refluks intrarenal.
O
G
I
P
A
T Bila hanya buli buli yang terinfeksi,
O dapat mengakibatkan iritasi dan
F spasme otot polos vesika urinaria,
I akibatnya rasa ingin miksi terus
S menerus (urgency) atau miksi
I berulang kali (frequency), sakit waktu
O miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria
L menjadi edema, meradang dan
perdarahan (hematuria).
O
G
I
P
A
T
O Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting
F system. Pelvis dan medula ginjal dapat
rusak, baik akibat infeksi maupun oleh
I tekanan urin akibat refluks berupa atrofi
S ginjal.
I Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi
dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak,
O infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan
interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu.
L Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk
O bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh
sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal
G scarring).
I
P Patogenesis infeksi saluran kemih sangat
kompleks, karena tergantung dari banyak faktor
A seperti faktor pejamu (host) dan faktor
organismenya
T
O
F Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal,
pielum, ureter, vesika urinaria atau dari uretra
I
S
I Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri
berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar secara
O asending
L
O Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel
uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot
G polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan
peristaltik ureter dan meningkatkan virulensi bakteri
I tersebut
PATOGENESIS BAKTERI
UROPATOGENIK
( e. coli)
ASENDEREN

NEONATUS ABSES
3% INTRAPERITONEAL,
ISK PARAVESIKA
FISTULA GENITO-
HEMATOGEN PERKONTINUITATUM URINARIUS

LIMFOGEN PERTAHANAN
PEJAMU

SIFAT BAKTERI E.COLI KEL LIMFE REKTUM, MEKANISME :


COLON, PROSTAT,VU, PERTAHANAN VU
FIMBRAE TIPE - I ANTI PERLEKATAN
-P KOLONISASI BAKTERI
-X
1. 1. Sifat
SIFAT Bakteri
BAKTERI

Beratnya ISK berhubungan


dengan kapasitas strain E.coli
untuk melekat pada sel epitel

Adhesi bakteri kemudian akan


menimbulkan reaksi inflamasi,
akibat toksin yang dikeluarkan oleh
bakteri

Kemampuan adhesi ini disebabkan


adanya fimbrie yang melekat pada
reseptor glikokonjugate
- Fimbrie tipe I (manose sensitive fimbrae)
- Fimbrie P 21
2. Pertahanan
Pejamu (Host)
1 a. Mekanisme pertahanan
kandung kemih

b. Mekanisme anti perlekatan bakteri

22
MANIFESTASI KLINIS

Manifetasi
Klinis

Simptomatik Asimptomatik

Bakteriuria
Pielonefritis Sistisis
Asimptomatik

Nyeri abdomen, pinggang, Disuria, urgensi, frekuensi,


demam, malaise, mual, nyeri SP, inkontinesia, bau,. Parut (-)
mundah diare Parut (-), demam (-)
MANIFESTASI KLINIK

Berdasarkan Umur

Anak
Neonatus Bayi prasekolah,
sekolah

tidak spesifik disuria, urgensi, nyeri


demam, iritabel, nyeri perut,
suhu badan tidak pinggang, demam, hematuria,
muntah, berat badan tidak enuresis diurnal maupun
stabil, apatis,
bertambah nokturnal
anoresis, lemah.
failure to thrive
DIAGNOSIS

ISK serangan
Anamnesis pertama gejala
lebih jelas
Baku
Emas
Kultur
Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Laboratorium
Tekanan Darah
Massa Abdomen Urinalis
Genital Kultur
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menemukan penyebab infeksi

Menentukan keadaan ginjal TUJUAN

Menentukan faktor risiko

Merencanakan penatalaksanaan dan


memperkirakan prognosis

26
PEMERIKSAAN PENUNJANG Leukositosis
Mikroskopis
CRP
LED
Prokalsitonin
Urinalisis Biakan Kuman
Sitokin Pro Inflamasi

ISK
Biokimia

Urin Darah
Cara Pengumpulan Sampel Urin

Urin bila memungkinkan ditampung pada pagi


hari/air kemih pertama, karena variasi diurnal
menghasilkan konsentrasi terbanyak pada urin
pagi hari atau pertama

Cara penampungan urin

1. Kantung plastik (urine collector)


2. Aspirasi suprapubik
3. Kateterisasi
4. Pancaran porsi tengah (mid stream clean catch)

28
Pemeriksaan adanya piuria
atau leukosituria

Pemeriksaan adanya kuman pada urin


Pemeriksaan yang yang tidak dipusing, dengan atau tanpa
menyokong pewarnaan, yaitu bila ditemukan 12
kecurigaan adanya ISK kuman/LPB.
Pemeriksaan tes kimiawi (Tes Nitrit,
Tes Reduktase Biru Metilen, Leukosit
esterase)

Kultur urin

29
SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS KOMPONEN
URINALISIS
Sensitivitas% Spesifisitas%
Test
(rentang) (rentang)
Leukosit esterase 65.4 94
Nitrit 38.9 99.5
Leukosit esterase dan nitrit positif 55.1 100
Bakteriuria (+) 52.6 98.8
Leukosituria > 20 lekosit per L 83.3 76.3
Nitrit dan bakteriuria 43.3 100
Nitrit dan lekosituria 70.7 100
Lekosit esterase dan bakteriuria 62.9 99.8
Lekosit esterase dan lekosituria 76.6 93.5
Bakteriuria dan lekosituria 82.4 98.7

30
ARTI DIAGNOSTIK DARI KULTUR URIN
Cara Pengumpulan Kemungkinan adanya
Jumlah koloni
Urin ISK
Aspirasi supra pubik Bakteri gram negetif
seberapapun
jumlahnya
> 99 %
Bakteri gram positif >
beberapa ribu

Kateterisasi > 105 > 95 %


104 - 105 diperkirakan ISK
103 - 104 diragukan ; diulangi
< 103 tidak ada (kontaminasi)
Urin porsi tengah 3 spesimen > 105 95%
2 spesimen >105 90%
1 spesimen > 105 80%
> 104 diperkirakan ISK
Collector
Urine didapatkan<kuman
10 dengan jumlah
4
tidak ada ISK
31
> 100.000 cfu/mL
Pemeriksaan Pencitraan Ginjal dan Saluran
Kemih

Indikasi

Setiap anak dengan keadaan


infeksi simptomatik
teraba massa diatas simfisis setelah kencing
teraba massa di daerah abdomen bagian
kadar urea N atau serum kreatinin atau berkurangnya
kemampuan fungsi konsentrasi ginjal yang menetap
Meningkatnya tekanan darah
ISK yang tidak ada perubahan dengan pemberian
antibiotika yang cukup adekuat

Penderita ISK berulang


32
MACAM-MACAM PENCITRAAN DIAGNOSTIK

1. Radiologi konvensional (Pielografi intravena &


Miksiosistouretrografi (MSU) )
2. Ultrasonografi
Realabilitas tinggi untuk mengindetifikasikan adanya
obtruksi
Pemeriksaan non invasif dan anak tidak terkena
radiasi
lebih murah jika dibandingkan dengan CT

3. Sintigrafi Ginjal

33
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi konvensional
Pielografi intravena
Miksisistouretrografi (MSU)
2. Ultrasonografi
Realabilitas tinggi untuk indetifikasi obtruksi
Pemeriksaan non invasif dan anak tidak terkena radiasi
lebih murah jika dibandingkan dengan CT
3. Sintigrafi Ginjal
4. VCUG
VCU
PENGOBATAN INFEKSI
PENGOBATAN INFEKSI
SALURAN KEMIH
SALURAN KEMIH
PENATALAKSANAAN

Hock Boen prinsip penanggulangan ISK pada


anak

tindakan bedah

Evaluasi saluran kemih


Perlu dilakukan
Eradikasi infeksi pada tindak lanjut.
waktu serangan/relaps Cegah infeksi
berulang

Konfirmasi diagnosis ISK


37
Antibiotika yang dipilih
sebaiknya memenuhi syarat-
syarat

1. Mempunyai aktivitas bakterisidal atau bakteriostatik yang


tinggi
2. Tidak mempunyai efek samping terhadap organ tubuh
3. Segera setelah pemberian, kadar obat di dalam air kemih
meningkat tinggi
4. Mudah diberikan dan cukup murah
5. Kuman tidak mudah resisten
38
Dosis Antibiotika untuk Pengobatan ISK

Obat Dosis mg/kg/hari Frekuensi/ (umur bayi)


(A) Parenteral
Ampisilin 100 tiap 6 jam
Seftriakson 75 sekali sehari
Sefotaksim 150 dibagi setiap 6 jam
Seftazidim 150 dibagi setiap 6 jam
Sefazolin 50 dibagi setiap 8 jam
Gentamisin 7,5 dibagi setiap 6 jam
Amikasin 15 dibagi setiap 12 jam
Tobramisin 5 dibagi setiap 8 jam
Tikarsilin 300 dibagi setiap 6 jam
Ampisilin 100 dibagi setiap 6 jam

(B) Oral
Amoksisilin 20-40 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis
Trimetoprim-Sulfametoksazole 30-60 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefiksim 6-12 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefprozil 8 mg/kg dibagi dalam 2 dosis
Sefaleksin 30 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis

39
Sumber: Montini dkk dan White
INDIKASI DURASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK
Untuk ISK bawah atau sistitis : 5 7 hari, per oral

Untuk ISK atas atau pielonefritis akut : 7- 10 hari, parenteral. Jika setelah 3-4
hari pemberian antibiotik parenteral tampak perbaikan klinis, pengobatan dapat
dilanjutkan dengan antibiotik oral sampai pemberian antibiotik selesai atau
lama pemberian parenteral dan oral :7-10 hari (switch therapy).

Untuk ISK pada neonatus : 10 14 hari, parenteral

Pemberian antibiotik parenteral harus dipertimbangkan pada anak yang toksik,


muntah, dehidrasi, ataupun yang mempunyai kelainan pada sistem saluran
kemih.4
Jika kondisi pasien tidak membaik dalam waktu 48 jam, perlu dilakukan biakan
urin ulangan dan pertimbangkan melakukan pemeriksaan pencitraan segera
untuk mengetahui kelainan urologi.
INFEKSI BERULANG dapat berupa relaps
yaitu kambuhnya ISK dengan kuman yang sama
atau reinfeksi oleh kuman yang baru

Deteksi infeksi berulang dilakukan dengan melakukan


kultur urin berkala :
2-3 hari sesudah pengobatan fase akut dimulai
2-3 hari setelah pengobatan selesai
setelah 2-3 minggu kemudian
setiap 3 bulan dalam satu tahun dan diulang setiap
tahun
41
Refluks Vesiko Ureter (RVU) dan Nefropati
Refluks (NR)

RVU derajat I-III antibiotika profilaktik


bisa sampai 5 tahun

Derajat IV-V perlu tindakan bedah

Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa


tidak ditemukkan perbedaan antara pasien yang
dilakukan pembedahan dan yang hanya
mendapatkan antibiotika profilaksis jangka
panjang pada terjadinya parut ginjal baru
(nefropati refluks
42
ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS

Risiko tinggi ISK : VUR derajat III,IV


Uropati obstruksif
ISK berulang pada bayi dan anak

Tidak rutin ISK pertama


Demam tanpa VUR, atau VUR derajat I-II
ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS
Jenis Antibiotika Dosis Harian
Trimetoprim :1-2 mg/kgbb/hari
Kotrimoksazol : 1-2 mg/kgbb/hari
Trimetoprim : 5-10 mg/kgbb/hari
Sulfametoksazol : 5-10 mg/kgbb/hari
Sulfisoksazol : 10-15 mg/kgbb/hari
Sefaleksin : 1 mg/kgbb/hari
Nitrofurantoin
: 15-20 mg/kgbb/hari
Asam nalidiksat
Sefaklor : 15-17 mg/kgbb/hari
Sefiksim : 1-2 mg/kgbb/hari
Sefadroksil : 3-5 mg/kgbb/hari
Siprofloksasin : 1 mg/kgbb/hari.
Parut Ginjal, Hipertensi dan Penurunan
Fungsi Ginjal

Heale
10% dari bayi dan anak menderita kerusakan ginjal dan
hanya 2% yang bilateral kelainan bawaan lahir dan
infeksi yang tidak diketahu

Kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dicegah dengan


pengobatan

25% gagal ginjal terminal pada anak disebabkan oleh


pielonefritis kronik atrofik (nefropati refluks) akibat ISK
berulang 46
INDIKASI RAWAT

ISK pada neonatus hingga umur 4 bulan


Pielonefritis akut
ISK dengan komplikasi
ISK disertai sepsis atau syok
ISK dengan gejala klinik yang berat seperti rasa sakit yang hebat, toksik, kesulitan asupan
oral, muntah dan dehidrasi
ISK dengan kelainan urologi yang kompleks
ISK dengan organisme resisten terhadap antibiotik oral
masalah psikologis
FASKES DALAM PENYELENGGARAAN JKN
KEMENKES

FASKES TK I FASKES TK LANJUTAN

JAMINAN
PKS DENGAN BPJS
KESEHATAN
NASIONAL 49
TATA LAKSANA ISK PADA ANAK DI PEMBERI PELAYANAN
KESEHATAN I, II, DAN III

PPK I :
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diberikan
dokter umum/ dokter keluarga yang bekerja di
puskesmas atau klinik mandiri yang bekerjasama
dengan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS).

PPK II :
pemberi pelayanan kesehatan spesialistik yang meliputi
RS kelas C/D.

PPK III :
pemberi pelayanan kesehatan spesialistik lanjutan yang
meliputi RS kelas A/B. 55
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I

Kasus ISK yang dapat ditangani di PPK primer


ISK tanpa manifestasi klinis yang berat
ISK Neonatus segera rujuk ke pada PPK II
yang memiliki dokter spesialis anak

Anamnesis: Gejala klinis + faktor resiko

Pemeriksaan Fisik:
demam
Flank pain
nyeri tekan suprapubik,
keterlambatan pertumbuhan
kelainan anatomis saluran kemih
56
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I

PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Darah perifer :
leukositosis
hitung jenis leukosit peningkatan nilai absolut neutrofil

Urinalisis:
leukosituria/piuria, leukosit esterase, nitrit, dan bakteri dalam
urin
ureum dan kreatinin

Bila didapatkan keadaan umum yang berat + terdapat komplikasi +


mengalami ISK yang berulang + terjadi pada usia neonatus
rujukan ke PPK II
57
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) II

Kasus-kasus ISK yang dapat ditangani :


ISK dengan komplikasi
pielonefritis / uretritis
ISK rekuren/ berulang
ISK pada neonatus
ISK dengan gejala klinis berat tanpa melibatkan
kelainan anatomis dan fungsional dari ginjal

Pemeriksaan Penunjang:
Urine mikroskopis
Kultur urin + jumlah sel dalam urin
Kultur darah, LED, CRP
USG
58
Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) III

Kasus-kasus ISK yang dapat ditangani :


Keadaan umum tampak sakit berat
Terdapat tanda komplikasi serius ISK:
gagal ginjal, sepsis, inkotinensia urin,
Terdapat kelainan anatomis /fungsional:
RVU
Membutuhkan pemeriksaan penunjang yang lebih
lanjut

Pemeriksaan Penunjang:
Renogram
Pemeriksaan radiologi lanjutan:
MSU , PIV, Skintigrafi, DMSA, CT-scan, MRI
pemeriksaan darah spesifik :
procalcitonin, TNF-; IL-6; IL-1, atau uNGAL 59
PROGNOSIS

Prognosis ISK tergantung pada ada atau tidaknya kelainan anatomi,


usia anak, kecepatan dan ketepatan pengobatan
Pada ISK tanpa komplikasi akut dengan pengobatan antibiotika segera
dan dosis tepat mempunyai prognosis yang relatif bai
ISK komplikasi meskipun telah diberi terapi profilaksis jangka panjang
dan koreksi sirurgis, prognosisnya kurang baik, karena sekitar 20%
pada masa dewasa dapat timbul hipertensi, komplikasi kehamilan
(hipertensi/toksemia) dan gagal ginjal kronik.

60
KESIMPULAN

Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang


memerlukan perhatian dan tatalaksana yang tepat karena
dapat menyebabkan gagal ginjal yang bersifat
irreversible.

ISK bukanlah penyakit yang tidak dapat diobati.

61
KESIMPULAN

Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama


disertai berbagai pemeriksaan penunjang diharapkan
penanganan anak yang menderita ISK dapat diberikan
dengan lebih baik

Deteksi dan penanganan ISK pada anak dapat dilakukan di


PPK I, II, dan III sesuai standar kompetensi yang telah
ditentukan.

Pemeriksaan dan penanganan ISK pada anak dapat


dilakukan dari berbagai lapisan pusat kesehatan di
Indonesia.
62
TERIMAKASIH

9
BETUL BETUL TERIMA KASIH
ISK pertama (biakan
urin) Disangka ISK pertama dan biakan urin
sudah dilakukan

Neonatus/Bayi Anak

Gejala sistemik Gejala saluran kemih bawah

Rawat inap (antibiotika IV) Rawat jalan (antibiotika oral) oral)

Biasanya sesudah 24-48 jam kebanyakan


# Ampisillin dan Aminoglikosida Biakan urin 48 jam penderita: panas turun dan keadaan
(gentamisin) atau =Ampisillin
dan sefotaksim, selama 5 hari Sesuaikan antibiotika membaik, obat disesuaikan dengan
hasilbiakan dan uji sensitivitas, dipilih yang
kurang toksik. Lama pengobatan 10-
14hari, sesudah 48 jam tidak makan obat
USG + MSU biakan urin diulang untuk melihat hasil
terapi
2-4 minggu sesudah terapi

normal Abnormal

Tindak lanjut untuk mencegah infeksi * Pertimbangkan PIV atau skan **


*banyak minum, jangan tahan ** untuk melihat apakah ada
kencing, kencing habiskan refluks vesikoureter atau 65
sebelum tidur netropati refluks
PILIHAN ANTIMIKROBA ORAL PADA
INFEKSI SALURAN KEMIH

Jenis Antibiotika Dosis per hari


Amoksisilin 20-40 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis

Sulfonamid
- trimetroprim (TMP) 6-12 mg TMP dan 30-60 mg SMX /kgbb/hari dibagi
sulfametoksazol (SMX) dalam 2 dosis
-Sulfisoksazol 120-150 mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 dosis

Sefalosporin: 8 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis


- Sefiksim 10 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
- Sefpodiksim 30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
- Sefprozil 50-100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 4dosis
- Sefaleksin 15-30 mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis
- Lorakarbef
PILIHAN ANTIMIKROBA PARENTERAL
PADA INFEKSI SALURAN KEMIH.
Jenis Antibiotika Dosis per hari
Seftriakson 75 mg/kgbb/hari
Sefotaksim 150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Seftazidim 150 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Sefazolin 50 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Gentamisin 7,5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Amikasin 15 mg/kgbb/hari dibagi setiap 12 jam
Tobramisin 5 mg/kgbb/hari dibagi setiap 8 jam
Tikarsilin 300 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam
Ampisilin 100 mg/kgbb/hari dibagi setiap 6 jam

Anda mungkin juga menyukai