Anda di halaman 1dari 39

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS


UNIVERSITAS PATTIMURA APRIL 2016

SUSPEK TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL + B20 `

Oleh:
GARRYR.RUMASORENG
NIM.2010-83-026

Pembimbing:
Dr.dr.BerthaJ.Que,Sp.S.,M.kes

DIBAWAKANDALAMRANGKATUGASKEPANITERAANKLINIK
BAGIANILMUPENYAKITSARAFRUMAHSAKITUMUMDAERAHDR.M.HAULUSSY
FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITASPATTIMURA
AMBON
BAB I
PENDAHULUAN
Toksoplasmosis serebral penyakit infeksi
opportunistik biasanya menyerang pasien dengan
HIV-AIDS dan merupakan penyebab paling sering
terhadap abses serebral

Penyebab parasit Toxoplasma gondii,


penyakit parasit pada hewan manusia

Infeksi kontak dengan kucing-kucing dan feces


mereka atau daging mentah atau yang kurang
masak.

Toxoplasma gondii radang pada kulit, kelenjar


getah bening, jantung, paru, mata, dan selaput
otak.
Infeksi toksoplasma gondii bersifat laten dan
dormant asimptomatik pada individu

pasien HIV lebih cenderung terkena


toksoplasmosis akut proses reaktivasi
organisme jumlah CD4 T sel mereka kurang di
bawah 100sel/L
BAB 2
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama: Ny. SS
RM : 098900
Tanggal Lahir : 27 Oktober 1991
Umur : 24 Tahun
Alamat :Ahuru
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : -
Suku/ Bangsa : Ambon/ Indonesia
Tanggal Masuk RS : 16 05 2016
Jam MRS: 09.53 WIT
Ruangan: Neurologi
Jam masuk ruangan : 17.30
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama
Sakit kepala

Anamnesis Terpimpin (Autoanamnesis + Alloanamnesis)


Keluhan dirasakan 1 bulan yang lalu. Sakit
kepala dirasakan merata di seluruh kepala.
Pasien mengeluh pusing dan leher terasa
tegang. Pasien batuk berdahak selama 1
bulan yang lalu. Dahak berwarna putih dan
kadang berwarna hijau. Pasien merasa ada
banyak sariawan di mulut dan lidah. Pasien juga
sesak nafas, jantung berdebar, dan nyeri pada
ulu hati. Pasien sempat kejang saat perjalanan
ke rumah sakit, kejang pada tubuh sebelah kiri.
Nafsu makan pasien menurun dan merasa berat
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal pernah menderita penyakit
lain.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien belum mendapatkan obat

Riwayat Pengobatan
Pasien menyangkal ada anggota keluarga
dengan keluhan yang sama
Status Present
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : E4V5M6
Gizi : Kesan cukup
Vital Sign :
TD : 120/60 mmHg
N : 108x/menit, reguler
R : 22x/menit
S : 40.6o C
Status Generalis dan Lokalis

Kepala : Normocephal
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/- .
Telinga : NT-/-, NTA -/-, darah -/- , secret -/-
Hidung : NT-/-, darah -/- secret -/-
Mulut : sianosis -, stomatitis -, candidiasis -
Leher : pembesaran tiroid (-)
pembesaran limfe (+) pada regio submandibular
Thoraks
1. Paru-paru
Inspeksi : normochest, pengembangan dada simetris kiri dan
kanan.
Palpasi: tidak ada pergeseran trakea, nyeri tekan (-).
Perkusi : sonor.
Auskultasi: bunyi pernapasan: vesikuler kiri-kanan, Bunyi
tambahan: ronki +/+, wheezing -/-.
2. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis tidak teraba teraba
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni reguler, murmur (-), gallop
(-)
3. Abdomen
Inspeksi : datar, purpura (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, jaringan parut (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, limpa ti
dak teraba, ballotement ginjal -/-
Perkusi : timpani (+)

Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas : atrofi -/-, oedem -/-, fraktur -/-
Status Neurologis
Kesadaran/GCS : E4 V5 M6
N. I : Normosmia

N. II
Ketajaman penglihatan : >2/60 dalam keadaan berbaring
Lapangan pandang : Sesuai pemeriksa
Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan

N. III, IV, VI
Celah kelopak mata
Ptosis : -/-
Exoftalmus : -/-
Ptosis bola mata : -/-
Status Neurologis
Pupil :
Ukuran/bentuk : 3 mm/3 mm / bulat ki=ka
Isokor/anisokor : isokor
Refleks cahaya langsung/tak langsung : +/+
Refleks akomodasi :+
- Gerakan bola mata
Parese ke arah :-
Nistagmus :-
N. V
NV1 : Normal
NV2 : Normal
NV3 : Normal
Refleks cornea : +/+ mengedip
N. VII
Gerak mimik : simetris
M. Orbicularis oculi : simetris
Pengecapan 2/3 bagian depan : Tidak diperiksa
N. VIII
Pendengaran : Kesan pendengaran normal
Test rinne : +/+
Tes weber : Tidak ada lateralisasi
Tes Swabach : Sesuai pemeriksa
N. IX/X
Posisi arcus pharinks : Simetris
Refleks telan/muntah :+
Pengecap 1/3 lidah bag.blkg : TDP
Takikardia/bradikardia : (-)/(-)
N. XI
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : dpt dilakukan
Angkat bahu : dpt dilakukan
N.XII
Deviasi lidah :-
Fasculasi :-
Atrofi :-
Tremor :-
Ataxia :-
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk :-
Kernig sign : -/-
Brudinski I :-
Brudinski II : -/-
Ekstremitas
Motorik - -
Bentuk otot : atrofi
- -

5 2
Kekuatan :
5 2

Refleks fisiologik
Biceps : ++/++
Triceps : ++/++
KPR : ++/++
APR : ++/++
Klonus
Lutut : -/-
Kaki : -/-
Refleks patologik
Hoffman-trommer : -/-
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Schaefer : - /-
Oppenheim : -/-
Gordon : -/-

Sensibilitas
Ekstroseptif Tangan Kaki
Nyeri : + +
Suhu : TDP TDP
Raba halus : + +
Propioseptif : +
Fungsi kortikal : Normal
Tes koordinasi dan kesimbangan
Tes jari hidung : dapat dilakukan
Tes tumit : dapat dilakukan
Tes pronasi supinasi : dapat dilakukan
Tes telunjuk telunjuk : dapat dilakukan
Tes romberg : tidak dilakukan pemeriksaan
Gait : tidak dilakukan pemeriksaan
Diagnosis kerja
Diagnosis klinis :
Chephalgia, hemiparese sinistra, kejang 1x,
candidiasis oral, batuk berdahak 1 bulan, tes 3 metode
reaktif
Topis :
Intracranial
Etiologi :
T. gondii
Kesimpulan :
Susp Toksoplasmosis + B20
Terapi
IVFD RL 1 kolf/12 jam
Ceftriaxone 2x2gr IV
Citicolin 2x500mg
Dexamethasone 4x1 amp IV
Ranitidin 2x1 amp IV
Sohobion drip 1 amp/24 jam
Novalgin 3x1 amp IV
Kotrimoksasol 2x2 tab
Tgl S O A P
17-05- Batuk GCS : Susp. IVFD RL/12
2016 berlendir E4V5M6 SOL jam
(H-1) berwarma TD : 90/60 B20 Ceftriaxone
06.00 putih, saat mmHg 2x2gr/Hari/ IV
batuk perut N: Ciiticolin
terasa sakit, 84x/menit 2x500mg/
kepala terasa P: Hari/IV
sakit, leher 22x/menit Dexamethaso
terasa tegang, S : 36 C ne 4x1 amp
sulit tidur IV
makan kurang Ranitidin 2x1
minum baik, amp IV
BAB/BAK Sohobion drip
lancar 1 amp/24 jam
Novalgin 3x1
amp IV
Nystatin drop
3x1cc
Kumur/hari
Kotrimoksasol
2x2 tab
Tgl S O A P
18-05- Sakit kepala, GCS E4V5M6 Susp. IVFD RL/12
2016 (H- pusing, agak TD : 100/60 toksoplasm jam
2) sedikit mmHg osis Ceftriaxone
06.00 sesak, batuk N: Anemia 2x2gr/Hari/IV
berdahak, 100x/menit B20 Ciiticolin
nyeri perut P: 2x500mg/Har
saat batuk, 24x/menit i/ IV
makan dan S : 36 C Dexamethaso
minum baik, ne 4x1 amp
BAB dan IV
BAK lancer. Ranitidin 2x1
Sulit tidur amp IV
Sohobion drip
1 amp/24 jam
Novalgin 3x1
amp IV
Nystatin drop
3x1cc
Kumur/hari
Kotrimoksasol
2x2 tab
Tgl S O A P
19-05- Pasien GCS Susp IVFD RL/12
2016 merasa E4V5M6 toksoplasm jam
(H-3) pusing,sakit TD : 120/60 osis Ceftriaxone
06.00 kepala sudah mmHg B20 2x2gr/Hari/ IV
tidak N: Ciiticolin
dirasakan, 108x/menit 2x500mg/
pasien P: Hari/IV
merasa mual 24x/menit Dexamethaso
namun tidak S: 37,2 C ne 4x1 amp
muntah, IV
pasien masih Ranitidin 2x1
batuk amp IV
berdahak, Sohobion drip
tangan dan 1 amp/24 jam
kaki kiri Novalgin 3x1
merasa nyeri amp IV
dan sulit Nystatin drop
digerakan. 3x1cc
Sulit tidur, Kumur/hari
makan dan Kotrimoksasol
minum baik, 2x2 tab
Tgl S O A P
20-05- Badan GCS: Susp IVFD RL/12
2016 kadang E4V5M6 toksoplasm jam
(H-4) terasa sakit, TD: 100/60 osis Ceftriaxone
06.00 nyeri dari mmHg B20 2x2gr/Hari/ IV
belakang N: 95x/m Ciiticolin
menjalar P: 20x/m 2x500mg/
hingga ujung S: 36.5oC Hari/IV
jari kaki kiri, Dexamethaso
batuk ne 4x1 amp
berdahak, IV
sulit tidur, Ranitidin 2x1
makan dan amp IV
minum Sohobion drip
hanya 1 amp/24 jam
sedikit, Novalgin 3x1
belum BAB amp IV
sejak 2 hari Nystatin drop
yang lalu, 3x1cc
BAK lancer Kumur/hari
Kotrimoksasol
2x2 tab
Tgl S O A P
22-05- Nyeri kepala, GCS: Susp IVFD RL/12
2016 pusing, batuk E4V5M6 toksoplasm jam
(H-6) berdahak, TD: 90/50 osis Ceftriaxone
06.00 sakit bagian mmHg B20 2x2gr/Hari/ IV
paha N: Ciiticolin
menjalar ke 95x/menit 2x500mg/
kaki, makan P: 22x/m Hari/IV
sedikit minum S: 36.7oC Dexamethaso
baik, belum ne 4x1 amp
BAK sejak 4 IV
hari yang lalu, Ranitidin 2x1
BAK lancer, amp IV
badan terasa Sohobion drip
lemas. 1 amp/24 jam
Novalgin 3x1
amp IV
Nystatin drop
3x1cc
Kumur/hari
Kotrimoksasol
2x2 tab
Tgl S O A P
23-05- Pasien pulang paksa
2016
(H-7)
06.00
BAB III
LAPORAN KASUS
Toksoplasmosis serebral penyakit infeksi
opportunistik biasanya menyerang pasien
dengan HIV-AIDS dan merupakan
penyebab paling sering terhadap abses
serebral

Penyebab parasit Toxoplasma gondii,


penyakit parasit pada hewan manusia
Penularan pada manusia
tertelannya tissue cyst atau oocyst
terinfeksinya sel epitel usus halus oleh
bradyzoites atau sporozoites
bertransformasi menjadi tachyzoites
menyebar ke seluruh tubuh lewat peredaran
darah atau limfatik
berubah bentuk menjadi tissue cysts di
jaringan perifer
imunitas tubuh yang rendah
reaktivasi dari infeksi laten
infeksi oportunistik
Tissue cyst ruptur
invasive tropozoit (takizoit)
menghancurkan sel dan menyebabkan focus
Gejala yang ditemui pada dewasa maupun anak-
anak umumnya ringan gejala tidak khas
demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, nyeri dan
ada pembesaran kelenjar limfe servikalis
posterior, supraklavikula.
infeksi berat dapat terjadi sefalgia, muntah,
depresi, nyeri otot, pneumonia, hepatitis,
miokarditis, ensefalitis, delirium dan dapat terjadi
kejang.
Demam
sakit kepala hebat yang tidak ada respon terhadap
pengobatan
lemah pada satu sisi tubuh
Kejang
Kelesuan
kebingungan meningkat
masalah penglihatan
Vertigo
Afasia
masalah berjalan
Muntah
perubahan kepribadian.
MANIFESTASI KLI NIS
TEORI KASUS
Demam
sakit kepala
lemah pada satu sisi tubuh
Kejang
Vertigo
kebingungan meningkat
masalah penglihatan
Afasia
masalah berjalan
Muntah
perubahan kepribadian
Diagnosis
Serologi Anti T gondii
ELISA
PCR
Kultur
CT Scan
MRI
TERAPI
Terapi utama Pirimetamin dan sulfadiazine
trimetoprim dengan sulfamethoxazole
klindamisin dengan pirimetamin
claritromisin dengan pirimetamin
Kortikosteroid mengurangi edema
mengurangi sakit kepala
Pasien HIV Antibiotik Infeksi opurtunistik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai