Anda di halaman 1dari 10

HENTI JANTUNG PASIEN G3P1A1

GRAVID ATERM DENGAN LYMPHOMA


MALIGNA INADEQUATE TREATMENT +
SUSP METASTASIS PARU + IUGR +
GAWAT JANIN + SUSPEK SINDROM
VENA CAVA SUPERIOR

Muhamad Ibnu
(case report 3)
PENDAHULUAN
Sindrom Vena cava superior adalah
sekumpulan gejala akibat pelebaran
pembuluh darah vena yang
membawa darah dari bagian tubuh
atas menuju ke jantung,
Penghambatan aliran darah ini
(oklusis) melewati vena ini dapat
menyebabkan sindrom vena cava
superior (SVCS).
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 24 tahun
Alamat : Sumedang
No. Medrek : 1402xxxx
Tgl.MRS : 23 April 2014
Pasien dikonsulkan dengan diagnose
G3P1A1 gravid aterm denga n gawat
janin
Ananmesis
Pada tanggal 23 April 2014 seorang
perempuan dengan G3P1A1 gravid aterm,
lymphoma maligna dengan susp metastasis
paru post inadequate treatment, IUGR dan
gawat janin dikonsulkan ke bagian Anestesi
dan terapi intensif di Central Operating
Theatre Emergency untuk penanganan
perioperatif untuk dilakukan sectiocaesaria
cito ai gawat janin.
PEMERIKSAAN FISIK
KU : kesadaran kompos mentis,
pasien terlihat sesak dengan posisi
setengah duduk
TD : 115/61mmHg
HR : 101x/mnt
RR : 28x/mnt
T : afebris
PENUNJANG
Hb Ht L Tr Na K Ca Mg Ur Cr

11.2 33 8900 41100 138 3.2 5.2 1.87 8 0.38


0
GDS

99
DURANTE OPERASI
Durante Operasi :
Dilakukan suntikan epidural pada lumbal III-IV
namun tidak dapat masuk. Diulang sekali lagi
namun tetap gagal. Kemudian diganti ke anestesi
umum. Dilakukan induksi dengan propofol 120mg.
Anestesi inhalasi isoflurane dibuka di 2vol%.
Setelah pasien tertidur dan jalan napas dikuasai,
diberikan Rocuronium 50mg. Pasien diintubasi
dengan ETT kinking 6.5 kedalaman 21, auskultasi
paru terdengar lemah kiri = kanan. Ventilasi
dirasakan berat.. Maintenance anestesi dengan
isoflurane 0.8-1.0vol% dan O2:N2O = 50:50.
Saturasi semakin turun ke 90, lalu ke 83,
diikuti hipotensi dan bradikardi hingga PEA.
Dimasukkan sulfas atropine 0.5mg dan
dilakukan resusitasi jantung paru sebanyak 2
siklus dengan adrenaline. Tube endotrakeal
diganti dengan yang baru. Respon ada,
dengan kembalinya sirkulasi spontan. Tanda-
tanda vital saat itu TD 88/51mmHg; N
122x/mnt; RR: 12x/mnt controlled, sat 100%
dengan O2 100%. Operasi dilanjutkan dan
pasien tetap ditidurkan.
Post Operasi :
KU : kesadaran kompos mentis,
pasien terlihat masih sesak dengan
posisi setengah duduk
TD : 93/62
HR : 103x/mnt
RR : 28x/mnt
T : afebris
KESIMPULAN
Evaluasi preoperative merupakan hal yang sangat
penting dan harus dilakukan dengan teliti meskipan
pada kasus-kasus emergensi khususnya pada kasus
gawat janin yang disertai dengan adanya limfoma
maligna kita harus mencurigai adanya sindroma vena
cava superior.
Pasien dengan SVCS yang akan dilakukan operasi
section cesarean sebaiknya dilakuka dalam regional
epidural
Manajemen perioperatif pada pasien hamil dengan
adanya massa pada mediastinum sangat kompleks.
Manajemen terbaik adalah dengan penanganan dari
berbagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai