Anda di halaman 1dari 46

IMUNISASI

DAFTAR ISI
1. Jadwal Imunisasi
2. Penyimpanan Vaksin
3. Hepatitis B
4. BCG
5. Campak
6. Polio
7. DPT
8. Pentabio
Jadwal Kemenkes (PPI)
Jadwal IDAI
Syarat Penyimpanan Vaksin :
Lemari Es (refrigerator)
Syarat :
1. letak datar
2. hanya boleh untuk menyimpan vaksin
3. Jarak dengan dinding min. 15 cm
4. maksimal dibuka 2 kali per hari
5. Suhu dicatat 2 kali per hari
6. Ada sumber energi yang konstan
Penyimpanan
Vaksin boleh digunakan atau tidak :
Warna dan Kejernihan
Merupakan indikator kestabilan vaksin.
Vaksin polio harus berwarna kuning orange. Bila warnanya
berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti pH nya telah
berubah sehingga tidak stabil dan tidak boleh digunakan.
Vaksin toksoid, rekombinan, dan polisakarida berwarna putih
berkabut. Bila menggumpal atau ada endapan, maka sudah
pernah beku, tidak boleh digunakan.
Uji kocok untuk membuktikan vaksin pernah membeku atau
tidak. Caranya kocok vaksin, diamkan selama 60 menit, bila ada
endapan, jangan digunakan.
VAKSIN
HEPATITIS B
Komposisi: tiap 0,5 ml vaksin mengandung HbsAg 100
mcg.
Vaksin Hepatitis B
Deskripsi: Virus rekombinan diinaktivasikan dari HBsAg.
Bentuk suspensi warna putih.
Kemasan:
Berbentuk cairan, dengan satu dosis per alat suntik.
1 box vaksin PID terdiri dari 100 HB PID.
Dus : 10 pouch @1 Prefilled injection device (Uniject)
@ 1 mL
Dus : 10 pouch @1 Prefilled injection device (Uniject)
@ 0,5 mL
Dus : 1 vial @1 dosis @ 1mL
Dus : 1 vial @ 2,5 mL
Cont
Dosis dan cara pemberian: dosis suntikan 0,5 ml atau 1
buah HB PID secara IM pada anterolateral paha.

Penyimpanan & Kadaluarsa:


Penyimpanan pada suhu +2 s/d +8 C.
Pengangkutan dalam dingin dengan cold pack dan hindari
sinar matahari langsung / tidak langsung.
Rusak pada suhu dibawah 0C.
Kadaluarsa setelah 26 bulan disimpan pada suhu 2s/d 8 C.
Efek samping: reaksi lokal seperti rasa sakit,
kemerahan, dan pembengkakan di sekitar tempat
suntikan.

Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap komponen


vaksin, orang dengan demam berat, infeksi berat
dengan kejang.
Booster and Catch Up Imunization
Booster : Tidak dianjurkan karena menetap seumur hidup setelah
dosis ketiga
Catch up Immunization :

Interval ke-1 dan ke-2 : 4 minggu


Interval ke-2 dan ke-3 : 8 minggu / 16 minggu setelah dosis 1
Catatan :
Apabila anak belum mendapatkan imunisasi hepatitis B semasa bayi,
berikan kapan saja sesegera mungkin, tanpa harus memeriksakan
kadar AntiHBs-nya, kecuali ibu menderita hepatitis B ataupun anak
pernah menderita penyakit kuning kadar HBsAg dan antiHBs
VAKSINASI
BCG
Deskripsi
Vaksin BCG merupakan vaksin beku keringyang mengandung
Mycobacterium bovishidup yang dilemahkan (Bacillus
CalmetteGuerin), strain Paris.

Kemasan :
1. Dus @10 ampul vaksin BCG + Dus @10ampul pelarut (4 mL)
2. Dus @5 ampul vaksin BCG + 5 ampulpelarut (4 mL)

Komposisi : Tiap ampul vaksin mengandung : Bacillus Calmette


Guerinhidup 1,5 mg Pelarut mengandung : Natrium klorida 0,9 %
Dosis dan cara pemberian : intradermal, dengan
dosis 0,1 ml untuk anak, 0,05 ml untuk bayi baru
lahir

Penyimpanan dan kadaluarsa : tidak boleh terkena


sinar matahari, harus disimpan pada suhu 2C s/d 8C.
Vaksin yang telah diencerkan bertahan 8 jam. Pelarut
tidak boleh dibekukan. Vaksin dan pelarut harus
ditransportasikan bersamaan. Kadaluarsa selama 1
tahun penyimpanan.
KIPI : ulkus lokal superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus tertutup
krusta, sembuh 2 3 bln, parut diameter 4-8 mm. Limfadenitis dan BCG-itis
diseminasi.

Kontraindikasi :
- Reaksi uji tuberkulin > 5mm
- Immunocompromise
- Gizi buruk
- Demam tinggi
- Infeksi kulit luas
- Pernah sakit TB
- Kehamilan
Catch Up : Setelah usia > 3 bulan boleh diberikan jika
hasil tuberculin negative

Booster : Imunisasi BCG tidak memerlukan booster.


VAKSINASI
CAMPAK
Tiap dosis vaksin yang sudah dilarutkan mengandung:
Virus campak 1000 CCID50, Kanamycin sulfat 100 mcg,
Erithromycin 30 mcg
Kemasan vaksin campak
1 box vaksin terdiri dari 10 vial
1 vial berisi 10 dosis
1 box pelarut berisi 10 ampul @5ml
Berbentuk beku kering
Dosis dan Cara Pemberian
Sebelum disuntikkan, vaksin campak harus dilarutkan
dengan pelarut steril yang tersedia berisi 5 ml cairan
pelarut aquabidest.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara SUBKUTAN
pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dosis
ulangan pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up
campaign campak pada anak SD kelas 1-6.
Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh
digunakan maksimal 6 jam pada suhu (2-8 derajat celcius)
Penyimpanan & Kadaluwarsa
Penyimpanan pada suhu +2 s/d +8 C. pengangkutan
dingin dengan cold pack dan hindari sinar matahari
langsung/tidak langsung.
Pembekuan tidak merusak vaksin.
Kadaluarsa setelah 2 tahun dalam penyimpanan yang
benar.
Pelarut sebaiknya disimpan pada suhu kamar, meski
tidak rusak dalam kulkas, pelarut tidak boleh beku.
Efek Samping (KIPI)
Sakit ringan dan bengkak pada lokasi suntikan, yang terjadi
24 jam setelah vaksinasi.
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
Pada 2 % terjadi kasus kemerahan (selama 2 hari),
biasanya 7-10 hari setelah vaksinasi.
Kasus ensefalitis pernah dilaporkan terjadi (perbandingan
1/1.000.000 dosis), kejang demam (perbandingan 1/3000
dosis ).
Kontraindikasi
Alergi terhadap dosis vaksin campak sebelumnya,
Wanita hamil karena efek vaksin campak terhadap
janin belum diketahui
Orang yang alergi berat terhadap kanamisin dan
eritromisin
Anak dengan infeksi akut disertai demam
Anak dengan defisiensi sistem kekebalan
Anak dengan pengobatan intensif yang bersifat
imunosupresif
Anak yang mempunyai ke- rentanan tinggi terhadap
protein telur.
Catch Up :
Bila usia 9-12 bulan, berikan kapan pun saat bertemu.
Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah
diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu campak di usia
24 bulan.

Booster :
Cukup diulang 1 kali saat usia 15-24 bulan (melalui
imunisasi MMR), pada prinsipnya imunisasi campak 2 kali
atau MMR 2 kali
VAKSIN
POLIO
Tiap dosis (2 tetes = 0,1 mL) mengandung :
1. Zat berkhasiat :
Virus Polio hidup dilemahkan (strain Sa- bin) tipe
1 106.0 CCID50* tipe 2
105.0 CCID50tipe 3 105.8CCID50

2. Zat tambahan :
Eritromisin tidak lebih dari 2 mcg
Kanamisin tidak lebih dari 10 mcg
Sukrosa 35 % (v/v) (sebagai zat penstabil)
* CCID50 =Cell Culture Infective Dose50
Deskripsi
Vaksin Polio Oral (OPV) adalah vaksin tri- valen merupakan
cairan berwarna kuning kemerahan dikemas dalam vial gelas
yang mengandung suspensi dari tipe 1,2, dan 3 virus Polio
hidup (strain Sabin) yang telah dilemahkan. Vaksin Polio Oral
ini merupakan suspensi dropsuntuk diteteskan melalui
droper (secara oral).

KEMASAN
Dus : 10 vial @ 1 mL (10 dosis)
Dus : 10 vial @ 2 mL (20 dosis)
Dus : 50 vial @ 2 mL (20 dosis)
Cara Pemberian : diberiksan sebanyak 2 tetes melalu oral saat lahir,
usia 2, 4, 6, dan 18 bulan.

Penyimpanan dan Kadaluarsa :


1. Potensi vaksin akan terjaga sampai dengan waktu daluarsa yang
terda- pat pada vial jika disimpan pada suhu tidak lebih dari -20C. Dan
hanya dapat disimpan selama 6 bulan pada suhu antara +2C dan +8C.
2. Masa Kadaluarsa 2 tahun.
3. Vaksin vial ganda dapat disimpan dan digunakan kembali dalam
jangka waktu 4 minggu dengan penyimpanan yang benar (syarat dan
ketetntuan berlaku)
Efek Samping : Polio Paralisis, terutama pada pasien
imunocompromised
Kontra Indikasi : Bayi sedang sakit/demam atau diare, Bayi
dengan kanker (Penderita leukemia dan disgamma-
globulinemia), HIV, terapi imunosupresan atau kortikosteroid,
radiasi
Catch Up : bila terlambat, tidak perlu mengulang, cukup
melanjutkan sesuai jadwal.
Booster : dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (usia
5-6 tahun) dan saat meningggalkan sekolah dasar 812 tahun)
VAKSIN DPT
Vaksin DTP merupakan suspensi koloidalhomogen berwarna
putih susu dalam vialgelas, mengandung toksoid tetanus
murni,toksoid difteri murni, dan bakteri pertusisyang
diinaktivasi, yang teradsorbsi kedalamaluminium fosfat.
Kemasan : Dus : 10 vial @ 5 mL (10 dosis)
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung :
Zat berkhasiat :
Toksoid difteri murni 20 Lf
Toksoid tetanus murni 7,5 Lf
B. pertussis yang diinaktivasi 12 OU
Zat tambahan:
Aluminium fosfat 1,5 mg
Thimerosal 0,05 mg
Cara Pemberian :
Pemberiansebanyak 3 kali @ 0,5 mL secara intramuskular, dengan
masa antara4-6 minggu.

Penyimpanan dan Kadaluarsa :


1. Vaksin DTP harus disimpan pada suhuantara +2 s/d +8C.
2. TIDAK BOLEH DIBEKUKAN.
3. Masa kadaluarsa 2 tahun.Penggunaan vaksin dalam vial
dosisganda yang sudah dibukadapat disimpan dan digunakanuntuk
sesi imunisasi berikutnya, sampaidengan 4 minggu jika semua
kondisi yangdipersyaratkan dipenuhi.
Efek Samping (KIPI) :
1. Pertusis Whole Cell : syok anafilaktik, ensefalopati

2. Neuritis brakial

3. Komplikasi akut yang menimbulkan kecacatan atau kematian

Kontra Indikasi :
4. Riwayat anafilaksis pada pe (+) vaksin sebelumnya
5. Ensefalopati sesudah pe (+) vaksin pertusis sebelumnya
6. Riwayat hiperpireksia
7. Riwayat kejang dlm 3 hari setelah imunisasi DPT
Catch Up : tidak pernah imunisasi dasar (seharusnya 3 kali)
< 8 tahun : 4 dosis, ke 1 ke 3 selang 1-2 bulan, ke 4 6
bulan
> 8 tahun : dT, booster setiap 10 tahun

Booster : 1 kali dengan jarak 1 tahun setelah DPT3 atau


sekitar usia 18 bulan dan pada usia 6 tahun (sebelum
masuk SD) diberikan imunisasi DPT (DPaT/Tdap)

Pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td.


Pada wanita, imunisasi TT 1 kali sebelum menikah dan 1 kali
pada ibu hamil, yang bertujuan untuk mencegah tetanus
pada bayi baru lahir
VAKSIN PENTABIO
Komposisi Pentabio :
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung zat aktif berupa:
Toksoid Difteri murni 20 Lf (k. 30 IU)

Toksoid Tetanus murni 5 Lf 60 IU)

B. pertussis inaktif 12 OU (k 4 IU)

HBsAg 10 mcg

Konjugat Hib 10 mcg

Zat tambahan sebagai aluminium fosfat 0,33 mg

Thimerosal 0,025 mg

Vaksin ini diberikan secara intramuscular pada anterolateral paha


atas
JADWAL IMUNISASI
Pentabio (Vaksin DTP-HB-Hib) TIDAK BOLEH digunakan pada bayi
yang baru lahir.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi bahaya tertentu pada

bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin dengan dosis


pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan
dengan jarak waktu 4 minggu.
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin

BCG, campak, polio (OPV atau IPV)


Jika vaksin ini diberikan bersamaan harus lokasi yang berlainan.

Vaksin ini tidak boleh dicampur dengan vaksin lain.

Anda mungkin juga menyukai