Anda di halaman 1dari 26

Clinical Science Session - Maret

2017
Ranty Femilya Utami / G1A215051

Penatalaksanaan Vitiligo Lokal dengan Krim Pimecrolimus


1% Berbanding
Krim Clobetasol Propionate 0.05%
Sebuah Uji Klinis Terapeutik Komparatif Single Blinded

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KULIT KELAMIN


RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
PENDAHULUAN

Vitiligo penyakit inflamasi kulit, banyak faktor yang dicurigai


etiopatogenesisnya
Reaksi autoimun detruksi melanosit sebagian/seluruhnya.
Histopatologi lesi awalreaksi inflamasi, invasi limfosititik
berupa sel-T di epidermis, membentuk mikroabses yang
menyerupai Pautrier.
Perjalanan penyakit ini tidak dapat diprediksi, progresif lambat.
PENDAHULUAN

Aktivitas penyakit berkaitan denganpenatalaksanaan, aktivitas


bisa bersifat regional.

Kortikosteroid topikal kelas 1 (sangat poten) --> terapi lini


pertama untuk vitiligo--> efek samping (atropi, telangiektaksia,
purpura, striae, infeksi, dermatitis kontak alergi, rasa seperti
terbakar, gatal, iritasi, kekeringan, hipopigmentasi, dan
hipertrikosis di wajah)
PENDAHULUAN

Tacrolimus dan pimecrolimus imunomodulatorik topikal


terbarupenatalaksanaan dermatitis atopik, dermatitis
seboroik, lupus eritematosis kutaneus, liken planus oral,
psoriasis, dan vitiligo.

Pimecrolimus derivat makrolaktam ascomisin, terbukti secara


in vitro berikatan dengan makrofilin-12 dan menghambat
kalsineurinmenghambat aktivasi sel T, menghambat sintesis
dan melepaskan sitokin-sitokin dari sel T menghambat
pelepasan sitokin-sitokin inflamasi dan mediator-mediator sel
mast.
PENDAHULUAN

Aktivitas kerja sama dengan tacrolimus namun bersifat lebih


selektiftidak berpengaruh terhadap sel-sel dendritik
Langerhans.

Permeasi lebih rendah dibandingkan steroid topikal atau


tacrolimus topikal, tidak menyebabkan atropi kulit dan
telangiektaksia.
TUJUAN PENELITIAN

Untuk membandingkan efektivitas dan efek samping krim


pimecrolimus 1% yang dibandingkan dengan krim clobetasol
propionat 0.05 sebagai penatalaksanaan vitiligo tipe lokal.
PASIEN DAN METODOLOGI

Uji klinis terapeutik Anamnesis lengkap :


komparatif single blinded usia, jenis kelamin, tempat
Departemen Dermatologi dan onset, durasi penyakit, riwayat
Venereologi Rumah sakit keluarga, riwayat penyakit
pendidikan Baghdad Irak. autoimun (diabetes melitus,
disfungsi tiroid, alopesia
Maret 2013 hingga Maret
areata).
2014.
Pemeriksaan fisikevaluasi
52 pasien dengan vitiligo tempat dan ukuran lesi.
lokal Lampu Woodkonfirmasi
diagnosis.
PASIEN DAN METODOLOGI

Kriteria Eksklusi
Kriteria inklusi
vitiligo aktif
Vitiligo lokal yang menyerang
vitiligo universal
kurang dari 5% area
permukaan tubuh. vitiligo tipe resisten (vitiligo
segmental dan vitiligo
akrofascial)
menjalani pengobatan dalam
2 bulan terakhir
tidak dapat dipercaya.
ALUR PENELITIAN
PENILAIAN RESPON TERHADAP PENATALAKSANAAN

Pasien dinilai sebelum penatalaksanaan, selanjutnya setiap 2


minggu. Foto--> Kamera Digital, pencahayaan baik dan tempat
yang sama.

Area permukaan dihitung kertas grafik. Setiap interval satu bulan :


1. area permukaan patch
2. penghitungan persentase pengurangan area permukaan patch
3. Tipe repigmentasi setiap patch (perifolikuler, marginal, dius)

Efek samping dicatat pada setiap kunjungan (atropi kulit, infeksi,


erupsi akneiformis, striae, eritema, telangiektaksia, purpura, rasa
gatal, skuama, rasa seperti terbakar atau sensasi seperti disengat)
ANALISA STATISTIK

Pengolahan data statistik SPSS-20 (Ilmu Sosial versi


20).
Disajikan dalam frekuensi, persentase, rerata dan
standar deviasi. Perbandingan antar kelompok uji Chi
square
Perbandingan antara kunjungan uji t berpasangan
(nilai p < 0.05)
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi lesi vitiligo : wajah 48 lesi (42.1%), ekstremitas


bawah 35 lesi (30.7%); badan 16 lesi (14%); ekstremitas
atas 14 (12.3%) dan satu lesi (0.9%) di area genitalia.
Respon penatalaksanaan menurut tempat, angka
pengurangan terbaik di wajah (80.51%), tempat lain adalah
68.5% untuk ekstremitas bawah, 60.66% untuk badan,
45.4% untuk ekstremitas atas dan 40.33% untuk genitalia.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Seirafi dkk : 85.7% repigmentasi pada badan, 75% pada


wajah dan 70% pada siku.
Ho dkk : 58% pada lesi di wajah dan 23% untuk tempat-
tempat lainnya bagi mereka yang menggunakan tacrolimus
0.1%.
Dawid dkk : lesi di wajah menunjukkan respon yang lebih
cepat dibandingkan lesi yang tidak berada di wajah.
HASIL
HASIL
HASIL
HASIL DAN PEMBAHASAN

Modalitas penatalaksanaan terkini vitiligo terbatas -->


konsekuensi respon yang berlawanan, tidak sempurna,
tingginya angka kekambuhan.

Kortikosteroid oral dan topikal, fotokemoterapi psoralen,


UVB narrowband dan broadband, khellin, fenilalanin,
kalsipotriol, tar, vitamin, antioksidan, tinktura iodin 5%
topikal, metode kamuflase kosmetik dan pembedahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Repigmentasi rata-rata setelah 6 bulan penatalaksanaan dengan


pimecrolimus 79.67 %, sebanding dengan kepustakaan sebelumnya
dengan hasil yang sedikit lebih baik.
Kose dkk : rata-rata repigmentasi sebesar 42% untuk pimecrolimus
berbanding 65 % untuk mometasone dan menyimpulkan bahwa
pimecrolimus tidak efektif pada tubuh kecuali untuk wajah pada vitiligo
lokal masa kanak.
Boone dkk : 72.9% rata-rata repigmentasi lesi vitiligo dalam periode
waktu 6 bulan.
Mayoral dkk : rata-rata repigmentasi sebesar 72.5%.
Neslihan dkk : repigmentasi rata-rata sebesar 65.5% untuk lesi di wajah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Membandingkan hasil pimecrolimus dengan penelitian


sebelumnya (tacrolimus), hasil serupa. Lepe dkk, Xu dkk,
Hartmann dkk, dan Zeyad dkk rata-rata repigmentasi sebesar
41.3%, 83.3%, 81% dan 70.80 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Krim clobetasol propionat sama efektifnya dengan


pimecrolimus dalam penatalaksanaan vitiligo. Penelitian ini
menunjukkan adanya rata-rata repigmentasi sebesar 82.59%,
sementara Ho dkk menunjukkan repigmentasi sebesar 49.3%,
Lepe dkk 58% dan Giuseppe dkk sebesar >75 %. Ho dkk
menemukan bahwa lesi di wajah menunjukkan respon yang
lebih baik dibandingkan tempat lainnya yang juga dibuktikan
oleh penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Efek samping pimecrolimus, rasa terbakar hilang secara


sementara setelah beberapa minggu penatalaksanaan,
ditemukan pada 16% dari keseluruhan pasien.
Kose dkk : adanya sensasi terbakar pada 10% pasien, dan
10% dari pasien yang diobati dengan clobetasol
propionate mengalami telangiektaksia, 10% mengalami
atropi.
Dalam penelitian ini telangiektaksia 9% pasien dan atropi
pada 7.4% pasien.
KESIMPULAN

Pimecrolimus 1% topikal sama efektifnya dengan clobetasol


propionate 0.05% dalam penatalaksanaan vitiligo lokal.
Pimecrolimus lebih disukai karena efek samping steroid
topikal dapat dihindari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai