Anda di halaman 1dari 31

UJIAN KASUS

HERPES ZOOSTER

Penguji: dr. Amelia Budi Rahardjo, Sp.KK

M.HELRINO FAJAR G4A015110

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN
RSUD PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO
PENDAHULUAN
Rhabdovirus rabies
Toga virus rubella,
RNA yellow fever
Paramyxo virus
morbili
HIV AIDS
DERMATOVIROLOGI
merupakan penyakit
pada kulit yang Papova virus
disebabkan oleh virus, kondiloma akuminata,
dibagi menjadi 1 : veruka
Pox virus moluskum
kontagiosum, variola
DNA Herpes simpleks virus
herpes labialis, herpes
genitalis,
Varicella zooster virus:
varicella, herpes zoster
DEFINISI

Herpes zooster adalah penyakit yang disebabkan oleh


infeksi virus varisela-zoster yang menyerang kulit
dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer. 2,3,4

EPIDEMIOLOGI

Insidensi meningkat sesuai peningkatan usia,


jarang pada anak-anak
Insidensi pada pria sama dengan wanita
>66% kasus mengenai usia >50 tahun, <10%
mengenai usia <20 tahun dan 5% mengenai usia
<15 tahun. 1, 5
FAKTOR RESIKO 1, 6, 7
Semakin rendah
1
Bertambah usia Semakin lama tingkat imunitas
waktu setelah sel T terhadap
terkena varicela Varicela Zooster
Virus

2 Pasien HIV AIDS


imunokompromise Pengobatan
kortikosteroid lama
Penderita keganasan

Imunitas Rentan infeksi


turun
PATOFISIOLOGI 6, 7 VZVinfeksi primer

Varicella

Virus dari lesi


kulit serabut
saraf sensorik

Ganglion sensorik
dorman (tidak
bermultiplikasi)

Penurunan sistem
imun infeksi sekunder
(Reaktivasi) herpes
zooster
GEJALA KLINIS 4,6
Demam, nyeri
Diawali gelaja Jika letak lesi
kepala, lesu, nyeri
prodormal sendi dan otot di wajah

Muncul lepuh-lepuh Timbul gejala


(vesikel-bula) kelainan nervus
bergerombol diatas kulit kranialis
yang eritem terdistribusi
unilateral dan
dermatomal N. VII
Lepuh-lepuh parese nervus
7
disertai gatal, N. VIII
nyeri dan panas gangguan
pendengaran
KLASIFIKASI 4
1. Herpes zooster oftalmikus 2. Herpes zooster facialis 3. Herpes zooster brachialis

4. Herpes zooster torakalis 5. Herpes zooster lumbalis 6. Herpes zooster sakralis


KOMPLIKASI 1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 42 tahun
Pendidikan Terakhir : SD
Alamat : Kedungbanteng RT 2, RW 1
Agama : Islam
No. CM : 00908654
ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis pada hari Kamis, tanggal 30


Maret 2017, pukul 10.30 WIB di Poliklinik kulit dan kelamin
RSUD Margono.

Keluhan Utama :
gatal dan perih di perut kiri hingga punggung
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Margono
Soekardjo dengan keluhan gatal dan perih di perut kiri hingga
punggung sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan didaerah
yang gatal dan perih terdapat lepuh-lepuh bergerombol.
Awalnya muncul kemerahan diikuti munculnya lepuh-lepuh
bergerombol bagian perut kiri yang terasa nyeri dan gatal.
Lama-kelamaan lepuh-lepuh bergerombol mulai menyebar ke
daerah punggung kiri. Sebelum muncul lepuh bergerombol,
pasien mengaku mengalami demam, nyeri kepala dan badan
terasa pegal. Nyeri dan gatal dirasakan terus menerus dan
sangat hebat sehingga mengganggu aktivitas pasien.
Pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan kulit di bagian lain
dan menyangkal adanya riwayat gigitan binatang pada lesi
atau kontak dengan benda tertentu. Pasien mengaku belum
pernah berobat sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal
Riwayat cacar air diakui pasien
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal dan hati disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluarga dengan keluhan serupa disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal dan hati disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pasien


tinggal dengan suami dan dua orang anaknya.
Suami pasien bekerja sebagai petani, dengan
penghasilan sebulan kurang lebih Rp 1.500.000,00.
Pembiayan kesehatan pasien menggunakan BPJS-
PBI. Kesan sosial ekonomi keluarga pasien:
menengah ke bawah.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign :
TD : 120/80 mmHg
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36.5 0C
Status Gizi : BB : 76 kg
TB :157 cm
Kepala : Mesocephal
Mata : Konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge -/-
Telinga : Discharge -/-
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Thoraks : Simetris, ketinggalan gerak (-)
Cor : S1-2 reguler, Murmur (-) Gallop (-)
Pulmo : SD Ves +/+ Ronki -/- Wheezing -/-
Abdomen : cembung, supel, timpani, BU (+) normal
Ekstremitas : edema -/- sianosis -/-
STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi : lumbalis sinistra

Effloresensi : Vesikel berkelompok di atas kulit yang


eritem, distribusi unilateral dan sesuai dermatom di
regio lumbalis sinistra.
DOKUMENTASI
DIAGNOSA KERJA

Herpes
Zooster
DIAGNOSA BANDING

Varisela

Dermatitis Venenata

Herpes Simpleks
Herpes Zooster Varisela Herpes Simpleks Dermatitis Venenata

Definisi Penyakit yang Infeksi akut primer Penyakit infeksi DKI akut tipe lambat
disebabkan oleh oleh virus varisela virus akut yang yang disebabkan oleh
infeksi virus varisela- zooster yang disebabkan oleh paparan bahan iritan
zoster yang menyerang kulit dan virus herpes dan timbul setelah
menyerang kulit dan mukosa simpleks/virus kontak dengan iritan
mukosa herpes hominis tipe eksternal melalui
1 dan 2 proses toksik

Gejala Didahului Didahului gejala Berlangsung Keluhan gatal, rasa


gejala prodormal: dalam 3 tahap: panas, rasa
klinis demam, nyeri
prodormal: infeksi primer, terbakar dan
kepala, malaise
demam, nyeri fase laten, kemerahan pada
dan pegal
kepala, malaise Erupsi kulit infeksi kulit yang timbul
dan pegal berupa papul rekuren 12-48 jam setelah
lepuh-lepuh eritematos dalam Dapat disertai kulit terpapar
dapat disertai waktu beberapa gejala sistemik bahan iritan
gatal, nyeri dan jam berubah (demam,
panas, tersebar menjadi vesikel malaise,
(tear drop),
sesuai anoreksia, dan
tersebar diskret
dermatom pembesaran
KGB regional)
Herpes Zooster Varisela Herpes Simpleks Dermatitis
Venenata
UKK Vesikel-bula Vesikel Vesikel-bula Papul vesikel
bergerombol diatas berkelompok diatas berkelompok bergeromboldenga
kulit eritem kulit yang eitem diatas kulit yang n konfigurasi linear
terdistribusi tersebar diskret sembab dan disertai zona
unilateral dan eritem pada nekrotik pada
sesuai dermatom daerah perbatasan bagian tengah lesi
kulit dan mukosa
(mukokutan)

Predileksi Predileksi dapat Penyebaran Tipe 1: daerah Terdapat pada


pada oftalmika, terutama di daerah pinggang ke bagian tubuh yang
facialis, brachialis, badan dan atas, terutama tidak tertutupi atau
thorak, lumbal, kemudian daerah mulut yang mudah
dan sakral tersebar menyebar secara dan hidung terpapar bahan
sesuai dermatom sentrifugal ke wajah Tipe 2: daerah iritan misalnya
dan ekstrimitas pinggang ke tangan, kaki, leher
bawah, dan wajah
terutama
daerah genital
PEMBAHASAN
Pasien Ny. Susia 42 tahun datang ke Poliklinik Kulit
dan Kelamin RSMS dengan keluhan utama muncul
lepuh- lepuh berisi cairan di perut kiri hingga
punggung kiri sejak 3 hari yang lalu, lepuh disertai
rasa gatal, nyeri dan gatal.

Pemeriksaan status dermatologis regio torakalis


sinistra tampak vesikel berkelompok di atas kulit
yang eritem, terdistribusi unilateral region lumbal
sinistra
Gambaran lesi pada pasien menyingkirkan
kemungkinan diagnosis herpes simpleks yang
biasanya terletak pada daerah mukokutan dan
varisela yang biasanya terletak di sentral tubuh dan
dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain secara
sentrifugal

Sedangkan dermatitis venenata juga dapat


disingkirkan karena tidak ada riwayat kontak dengan
binatang, benda atau zat sebelumnya.
PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan sitologi Tzanck smear ditemukan


sel datia berinti banyak.
PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Sistemik
Antiviral : Asiklovir tablet 5x800 mg (7 hari)
Analgetik: Gabapentin 2x300mg
Topikal :
Untuk mencegah agar vesikel tidak mudah pecah
diberikan bedak salisil 2% pada vesikel yang masih
utuh.
Untuk vesikel yang sudah pecah, kompres NaCl terlebih
dahulu selama 20 menit kemudian bisa diberikan salep
antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
Non Medikamentosa

Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab, faktor risiko,


gejala, komplikasi dan prognosis penyakit
Istirahat yang cukup makan makanan yang bergizi agar
meningkatkan imunitas.
Mengusahakan supaya vesikel tidak pecah untuk
menghindari infeksi sekunder
Menghindari stress fisik dan psikologis.
Menjaga kebersihan kulit dengan mandi.
Menghindari kontak dengan orang lain, terutama orang
dengan imunitas rendah (mencegah penularan).
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
Quo ad kosmeticum: dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Cohen, J. I. 2013. Herpes Zoster. N Eng J Med. 369: 255-263.
2. Daili SF, B Indriatmi W. 2002. Infeksi Virus Herpes. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Habif P.Thomas. 2010. Warts, Herpes Simplex, and Other Viral
Infection. In : Clinical Dermatology. 5 thed. United States of America :
Elseiver Saunders. 479 490.
4. Handoko RP. 2010. Penyakit Virus. In : Djuanda Adhi, Mochtar H, Siti
A, eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Cetakan V, Jakarta :
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 110-112.
5. Hartadi, Sumaryo S. 2006. Infeksi Virus dalam Ilmu Penyakit Kulit.
Jakarta: Hipokrates; 92-4
6. Johnson RA, Klaus W. 2009. Fitzpatrick In colour atlas and synopsis
of clinical dermatology, 6thed. New York (NY): McGraw-Hill
Companies: 83745.
7. Lubis, R. D. 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Artikel. Departemen
Ilmu esehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. 1 13.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai